Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum yang berlaku di Indonesia,

memiliki nilai-nilai yang terkandung di dalamnya yang telah dijelaskan dalam


Pembukaan UUD 1945 sebagai sumber dari keseluruhan politik hukum nasional
Indonesia. Berbagai kebijakan hukum di era reformasi pasca amandemen UUD 1945
belum mampu mengimplementasikan nilai-nilai fundamental dari Pancasila dan UUD
1945 yang menumbuhkan rasa kepercayaan yang tinggi terhadap hukum sebagai
pencerminan adanya kesetaraan dan pelindungan hukum terhadap berbagai perbedaan
pandangan, suku, agama, keyakinan, ras dan budaya yang disertai kualitas kejujuran
yang tinggi, saling menghargai, saling menghormati, non diskriminatif dan persamaan di
hadapan hukum.
Dewasa ini pancasila masih menjadi landasan dan pondasi yang di sebut-sebut
sebagai alat pemersatu bangsa, di sisi lain masih banyak orang mengabaikan
perananannya. Namun akhir-akhir ini muncul kesadaran baru tentang pancasila di
gelorakan lagi,yang sudah beberapa lama seperti di lupakan. Pancasila merupakan
simbol dan dasar negara republik indonesia yang tidak di miliki oleh negara lain, sudah
sejak 7 abad lamanya nenek moyang kita berpancasila tanpa nama yaitu bhineka tunggal
ika yang artinya walau berbeda-beda namun tetap satu jua.
Hal ini pula yang menjadikan bangsa kita mempunyai tujuan yang sama walau
berbeda suku,adat,agama. Tetap menjujung tinggi kedaulatan bangsa sebagai warga
negara yaitu indonesia. Tanpa Pancasila, masyarakat nasional kita tidak akan pernah
mencapai kekukuhan seperti yang kita miliki sekarang ini. Hal ini akan lebih kita sadari
jika kita mengadakan perbandingan dengan keadaan masyarakat nasional di banyak
negara, yang mencapai kemerdekaannya hampir bersamaan waktu dengan kita.
Tampaknya, Pancasila masih kurang dipahami benar oleh sebagian bangsa
Indonesia. Padahal, maraknya korupsi, suap, main hakim sendiri, anarkis, sering

terjadinya konflik dan perpecahan, dan adanya kesenjangan sosial saat ini, kalau diruntut
lebih disebabkan belum dipahaminya, dihayati, dan diamalkannya Pancasila. Di dalam
karya ilmiah ini penulis mencoba memaparkan tentang pancasila yang berjudul
pancasila sebagai alat pemersatu bangsa. Demi kesempurnaan karya ilmiah ini di
harapkan partisipasi dari pembaca yaitu berupa kritik dan saran guna di jadikan rujukan
penyempurnaan di kemudian hari.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Melengkapi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
2. Sebagai bahan reverensi mata kuliah Pancasila.
3. upaya untuk mengenalkan pemahaman tentang Pancasila itu sendiri.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pancasila


Pancasila telah menjadi istilah resmi sebagai dasar falsafah negara Republik Indonesia,
baik ditinjau dari sudut bahasa maupun sudut sejarah.
a. Ir. Soekarno, Pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia yang turun-temurun sekian
abad lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan Barat. Dengan demikian, Pancasila
tidak saja falsafah negara, tetapi lebih luas lagi, yakni falsafah bangsa Indonesia
b. Panitia Lima Pancasila adala lima asas yang merupakan ideologi negara. Kelima
sila itu merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Hubungan antara lima asa erat sekali, berangkaian, dan tidak berdiri sendiri.
2.2 Fungsi Pokok Pancasila
Fungsi pokok pancasila telah ditetapkan oleh para pejuang dan pendiri bangsa ini seiring
dengan kemerdekaan Indonesia. Secara garis besar fungsi pancasila adalah sebagai dasar
negara dan kehidupan berbangsa dan menjadi pedoman umum dalam kehidupan serta
kegiatan sosial budaya masyarakat Indonesia. Pentingnya fungsi pokok pancasila ini
adalah untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa yang tidak boleh terpecah dari
pengaruh kelompok golongan atau dari pengaruh asing.
2.3 Pengaruh Pancasila sebagai Alat Pemersatu Bangsa
Dengan melihat perkembangan kehidupan berbangsa dan bertanah air di Negara kita
yang sering terjadi konflik maka menjadi suatu tantangan buat kita untuk bisa menjawab
bagaimana penanganan atau pemecahan masalah konflik tersebut dan dalam penanganan
konflik tersebut berpedoman kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta
langkah-langkah apa yang harus dilaksanakan.
Telah kita ketahui bersama bahwa negara indonesia terdiri dari berbagai macam
suku,bahasa,agama,adat,istiadat,dan banyak lagi, hal itu akan bisa berdampak pada
konflik apabila kita tidak memiliki jiwa kesatuan dan persatuan . untuk itu di dalam

menumbuhkan nilai persatuan dan kesatuan maka salah satu langkah pemecahan adalah
perlu dihidupkan kembali penataran pedoman penghayatan pengamalan pancasila (P4)
kepada setiap lapisan masyarakat. Karena dengan penataran tersebut secara tidak
langsung masyarakat akan memahami tentang dasar falsafah kita dan bagaimana
pengaplikasiannya sehingga akan mengurangi konflik-konflik yang terjadi di Negara
kita, seperti halnya kalau kita simak Sila-Sila yang ada pada pancasila yaitu :
1. Sila pertama Pancasila (Ketuhanan Yang Maha Esa) yang mengandung nilai saling

2.

3.

4.

5.

menghormati antar sesama penganut agama dan tidak memperuncing perbedaan


cara-cara pendekatan diri kepada Tuhan.
Sila kedua Pancasila (Kemanusiaan yang adil dan beradab) terkandung nilai-nilai
kemanusiaan antara lain : Pengakuan terhadap adanya martabat manusia; Perlakuan
yang adil terhadap martabat manusia; Pengertian manusia yang beradab memiliki
daya cipta, rasa, karsa dan keyakinan sehingga jelas adanya perbedaan antara
manusia dan hewan. Sehingga tumbuh nilai saling menyayangi dan mengasihi antar
sesama serta menghormati nilai-nilai hidup setiap orang. Dengan memahami nilainilai ini maka tidak akan terjadi pelanggaran terhadap hak-hak manusia seperti
pembunuhan, pemerkosaan, penganiayaan dan lain-lain.
Pada Sila ketiga (Persatuan Indonesia) terkandung nilai-nilai sebagai berikut:
Persatuan bangsa Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah
Indonesia; Bangsa Indonesia adalah persatuan suku-suku bangsa yang mendiami
wilayah Indonesia dan memiliki satu tekad yang sama dalam pencapaian cita-cita;
Pengakuan terhadap Ke-Bhineka Tunggal Ika-an suku Bangsa (etis) dan
kebudayaan Bangsa (Berbeda-beda namun satu jiwa) yang memberikan arah dalam
pembinaan kesatuan Bangsa.
Sila keempat (Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan) terkandung nilai-nilai: Kedaulatan negara adalah
ditangan rakyat; Pimpinan kerakyatan adalah hikmat kebijaksanaan yang ditempuh
melalui jalan musyawarah dengan dilandasi akal sehat; Manusia Indonesia sebagai
warga negara dan warga masyarakat Indonesia mempnyai kedudukan hak dan
kewajiban yang sama; Musyawarah untuk mufakat dicapai dalam permusyawaratan
wakil-wakil rakyat.
Pada Sila kelima (Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia) terkandung nilainilai: Perwujudan keadilan sosial dalam kehidupan sosial atau kemasyarakan

meliputi seluruh rakyat Indonesia dengan tidak memandang Suku, Agama, Ras dan
golongan; Keadilan dalam kehidupan sosial terutama meliputi bidang-bidang
Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Kebudayaan dan Pertahanan/keamanan nasional;
Cita-cita masyarakat adil dan makmur material dan spiritual yang merata bagi
seluruh rakyat Indonesia; Keseimbangan antara hak dan kewajiban menghormati hak
orang lain.
Dengan memahami bagaimana pengaplikasian dari butir-butir Pancasila yang
merupakan sebagai pandangan hidup seperti tersebut di atas, maka bangsa Indonesia
akan dapat memandang suatu persoalan yang dihadapinya dan menetukan arah serta
dapat memecahkan persoalannya dengan tepat. Tanpa memiliki suatu pandangan hidup,
bangsa Indonesia akan merasa terombang ambing dalam mengahadapi suatu persoalan
masyarakat itu sendiri maupun persoalan besar umat manusia dalam pergaulan
masyarakat bangsa-bangsa di dunia.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa memperoleh dukungan dari rakyat
Indonesia karena sila-sila serta nilai-nilai yang secara keseluruhan merupakan intisari
dari nilai-nilai budaya masyarakat yang majemuk. Pancasila memberikan corak yang
khas dalam kebudayaan masyarakat, oleh karena itu,tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan masyarakat Indonesia dan merupakan ciri khas yang membedakan bangsa
Indonesia dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Realisasi pelaksanaan Pancasila sebagai dasar falsafah negara, sehingga tertanam
nilai-nilai Pancasila dalam rangka mencegah terjadinya konflik antar suku, agama, dan
daerah serta menghindari adanya keinginan pemisahan dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia maka perlu dilakukan secara berangsur-angsur kepada lapisan masyarakat
tentang pemahaman lebih mendalam mengenai Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 , sehingga timbul jiwa persatuan dan kesatuan.
BAB III
PENUTUP

3. 1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah


1. Sebagai pemersatu bangsa, Pancasila mutlak diperlukan oleh seluruh generasi

bangsa. Sekalipun bangsa Indonesia yang sekarang sudah bersatu, tidak berarti
Pancasila tidak diperlukan lagi. Karena yang disebut bangsa Indonesia bukan
hanya yang sekarang ini ada, tetapi juga yang nanti akan ada. Selama masih
terjadi proses re-generasi, selama itu pula Pancasila sebagai pemersatu Bangsa
masih tetap kita perlukan. Itu berarti, selama masih ada bangsa Indonesia, selama
itu pula masih kita perlukan alat pemersatu bangsa. Ini berarti, bahwa selama
masih ada bangsa Indonesia, maka Pancasila sebagai dasar negara.
2. Pancasila merupakan hasil kesepakatan warga negara Indonesia bukan paksaan
atau tekanan pihak lain. Nilai- nilai pancasila yang sifatnya abstrak, mendasar,
garis besar yang isinya tidak langsung bersifat operasional. Nilai- nilai dasar itu
membutuhkan penjabaran lanjut dalm praktik penyelenggaraan negara. Oleh
karena itu kita sebagai warga negara yang baik hendaknya selalu mengamalkan
hanya bukan sebagai hanya sekedar di hafalkan.
3.2 Saran
Jadilah anak Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai perastuan dan kesatuan demi
terciptanya kebahagiaan.

DAFTAR PUSTAKA

Marsudi S.H. 2003. Pancasila dan UUD45 dalam Paradigma Reformasi. Jakarta :
Rajawali Pers.
Poespowardoyo, Soeryanto, 1989, Filsafat Pancasila, Giamedia, Jakarta.
Suhadi, 1995, Pendidikan Pancasila, Diktat Kuliah Fakultas Filasafat, UGM. Jogjakarta.

Suwarno, P.J., 1993,Pancasila Budaya Bangsa Indonesia, Yogyakarta: Kanisius


Winarno, D. 2006. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Bumi Aksar.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai