Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. Pengertian Kapasitor
Kondensator/Capasitor adalah komponen pasif yang berfungsi untuk menyimpan energi listrik
dalam bentuk muatan listrik.
Banyaknya muatan listrik per detik dalam satuan Qoulomb (Q).
Notasi Kondensator dituliskan dengan huruf C.
Kemampuan Kondensator/Capasitor dalam menyimpan muatan disebut kapasitansi yang
satuannya adalah Farad (F).
1 Farad = 1.000.000 F baca (mikro farad),
1 F = 1.000 nF baca (nano Farad), dan
1 nF = 1.000 pF baca (piko Farad).
Kapasitansi didefinisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat menampung
muatan elektron. Coulumbs pada abad ke-18 menghitung bahwa 1 coulumb = 6,25 x 1018 elektron.
Kemudian Michael Faraday membuat postulat bahwa sebuah kapasitor akan memiliki kapasitansi
sebesar 1 farad jika dengan tegangan 1 volt dapat memuat elektron sebanyak 1 coulombs. Dengan
rumus dapat di tulis:
dimana: Q = muatan elektron dalam C (coulombs)
Q=CV
C = nilai kapasitansi dalam F (farad)
V = besar tegangan dalam V (volt)
Dalam praktik pembuatan kapasitor, kapasitansi dihitung dengan mengetahui luas area plat metal
(A), jarak (t) antara kedua plat metal (tebal dielektrik) dan konstanta (k) bahan dielektrik. Dengan
rumus dapat ditulis sebagai berikut:
C = (8,85 x 1012) (k A / t)
Berikut ini tabel contoh konstanta (k) dari beberapa bahan dielektrik yang disederhanakan.
Tabel 1. Konstanta Bahan (k)
Udara Vakum
k=1
Aluminium Oksida
k=8
Keramik
k = 100 1000
Gelas
k=8
Polyethylene
k=3
1
Bocoran DC: menyatakan arus searah kecil yang mengalir dalam kondensator jika sedang
dikenai tegangan seharga tertentu. Kondensator yang bermuatan tidak akan menyimpan
muatan untuk selama-lamanya, sebab muatan membocor lewat dielektrikumnya.
Perlawanan Sekatan (resistansi isolasi): merupakan resistansi dielektrikum, dimana kian besar
resistansi maka akan kian kecil arus bocorannya. Resistansi isolasi akan mengecil jika suhu
naik.
Faktor Daya (power factor, PF): perbandingan antara tenaga yang terbuang dengan tenaga
yang disimpan dalam kondensator.
Contoh: Kondensator memiliki PF = 2%.
Hal ini berarti 98% dari tenaga yang dikenakan dapat dimanfaatkan sedangkan 2% akan
terbuang sebagai bahang (panas).
Power Factor bergantung pada suhu dan harganya akan naik bersama kenaikan frekuensi.
D. Sifat-sifat Kapasitor
Sifat-sifat kapasitor, sebagai berikut:
Memblok arus DC
Meneruskan arus AC, dengan reaktansi kapasitif sebesar XC = 1/2..f.C
dimana, XC = reaktansi kapasitif ()
= 3,14
f = frekuensi (Hz)
C = kapasitansi (F)
E. Simbol Kapasitor
Tabel 2. Simbol Kapasitor
NO.
Kapasitor
1.
Kapasitor Non Polar
2.
Kapasitor Variabel
(VARCO: variable condensator)
3.
Kapasitor Trimmer
(Trimmer Condensator)
4.
Kapasitor Polar
(ELCO: Electrolit Condensator)
Simbol
F. Mengidentifikasi Kapasitor
1. Kapasitor Non Polar
Kapasitor non polar adalah Capasitor yang elektrodanya tanpa memiliki kutub positif (+)
maupun kutub negatif (-) artinya jika pemasangannya terbalik maka Capasitor tetap bekerja.
Contoh Kondensator/Capasitor nonpolar yaitu: Kondensator/Capasitor variable (Varco);
Kertas, Mylar, Polyester, Keramik dsb.
Membaca nilai kapasitansi Kapasitor non polar, ada 3 cara, yaitu:
a. Nilai kapasitansi dituliskan secara langsung pada badan kapasitor.
b. Menggunakan kode angka
c. Menggunakan kode warna
Penjelasan cara membaca nila kapasitor non polar dijelaskan sebagai berikut.
a. Kapasitor Non Polar dengan Nilai Kapasitansi Dituliskan secara Langsung pada Badan
Kapasitor
Contoh kondensator non polar yang nilai kapasitansinya ditulis secara langsung pada
badannya, yaitu: kapasitor polystyrene dan MKM berikut:
Tabel 3. Contoh Kapasitor Non Polar dengan Nilai Kapasitansi Ditulis Langsung
Bentuk Fisik
Nilai Kapasitansi
C = 4700 pF
= 4,7 nF (4n7)
= 0,0047 UF
Nilai kapasitansi dibaca secara langsung
dalam satuan pF
100n
C = 100 nF
= 0,1 UF
Nilai kapasitansi dibaca secara langsung
dalam satuan nF karena pada Kapasitor
MKM tertulis huruf n dibelakang angka
yang berarti nano Farad.
Contoh:
223 J
100V
2A
104J
3) Kapasitor Keramik
Kondensator non polar C keramik yang dijual di pasaran, menggunakan kode angka
untuk menentukan nilai kapasitansinya sama seperti Cmika.
Contoh:
C
= 1000 pF
= 1 nF
= 0,001 UF
Pada praktiknya ditemukan nilai kapasitansi C keramik yang kecil dituliskan secara
langsung di badan tidak dalam bentuk 3 angka seperti di atas.
Misal C keramik dengan nilai 22 = nilai kapasitansi C ini adalah 22 pF.
c. Kapasitor Non Polar dengan Menggunakan Kode Warna
Kondensator non polar C polyester menggunakan kode warna untuk menentukan nilai
kapasitansi beserta toleransi juga batas tegangan kerja maksimum (maksimum working
Voltage).
Cara menentukan nilai kapasitansi:
Warna 1
angka ke-1
Warna 2
angka ke-2
Warna 3 faktor pengali (banyaknya nol) dalam pF
Warna 4 toleransi
Warna 5 tegangan kerja maksimum
C dengan kode warna dalam praktiknya jarang ditemukan.
5
Warna IV
20 %
--------5%
------10 %
Warna V
--100 V
250 V
--400 V
-----------
Contoh:
C polyester dengan kode warna berturut-turut : Coklat, Hitam, Orange, Hitam, Merah.
Maka nilai kapasitansi:
Warna I
= coklat
=1
Warna II
= hitam
=0
Warna III
= oranye
= 000 pF (x 103 pF)
Warna IV
= hitam
= 20%
Warna V
= merah
= 250 V
Jadi nilai kapasitansi
= 10.000 pF 20%, 250 V
= 10 nF 20%, 250 V
= 0,01 UF 20%, 250 V
C polyester dengan kode warna berturut-turut : Merah, Merah, Kuning, Hitam, Merah .
C
= 220.000 pF 20%, 250 V
= 220 nF 20%, 250 V
= 0,22 UF 20%, 250 V
2. Kapasitor Polar
Kondensator/Capasitor Polar elektrodanya mempunyai dua kutup, yakni kutub positif (+) dan
kutub negatif (-). Apabila Capasitor ini dipasang pada rangkaian elektronika, maka
pemasangannya tidak boleh terbalik.
Salah satu contohnya adalah Capasitor elektrolit atau elko, Tantalum. Nilai kapasitas
maksimum dan kutub-kutubnya sudah tertera pada bodi komponen tersebut.
Contoh:
Elektrolit Kondensator (Elko) pada badannya dituliskan :
10 F/ 16 Volt
Kapasitasnya
= 10 F , 16 V
= 10.000 nF , 16 V
= 10.000.000 pF, 16 V
Tegangan kerja maksimum DC = 16 Volt.
Kegunaan
Penyaring (Filter)
Penghubung
antar
tingkat
rangkaian
(coupling)
Polar (Elco)
Filter
Bank Capasitor
Bank Power
Trimmer Kapasitor
Fine Tuning
Oscillator
Varco
Tuning
Oscillator
H. Rangkaian Kapasitor
1. Rangkaian Kapasitor Seri
Kondensator/Capasitor bila dirangkai seri maka nilai kapasitasnya berbanding terbalik dengan
nilai masing-masing, semakin banyak rangkaiannya semakin kecil nilai kapasitanya, tetapi
tegangan kerjanya bertambah besar.
Besarnya kapasitansi 2 buah C yang diseri :
1 2
=
1 + 2
Jika C yang diseri lebih dari 2 maka besarnya kapasitansi seri:
1
= 1 + 2 + 3 + +
Soal:
a. Dua buah kapasitor C yang sama dengan tulisan 102J dirangkai seri. Tentukan besar nilai
kapasitansi CS.
b. Tiga buah kapasitor, yaitu: C1 = 100 nF, C2 = 50 nF, dan C3 = 20 nF dirangkai seri.
Berapakah besar nilai kapasitansi seri CS ?
c. C1 = 10 nF, C2 = 0,01 UF, C3 = 100 nF, C4 = 0,1 UF dirangkai seri. Tentukan nilai CS !
2. Rangkaian Kapasitor Paralel
Kondensator/Capasitor yang dirangkai paralel nilai kapasitasnya akan bertambah besar dan
merupakan jumlah dari nilai masing-masing, akan tetapi tegangan kerjanya tidak berubah.
Besar nilai kapasitansi paralel adalah jumlah dari nilai kapasitansi masing-masing C yang
diparalelkan, yaitu: CP = C1 + C2 + C3 + ... + CN
Soal:
a. Perhatikan gambar berikut.
b. Empat buah kapasitor dengan nilai C = 0,01 UF, C2 = 0,1 UF, C3 = 47 nF, dan C4 = 220 pF
dirangkai paralel. Berapakah nilai kapasitansi paralel CP ?
I.
Energi yang dibutuhkan untuk memindahkan muatan 1 coulomb pada tegangan 1 volt adalah
sebesar 1 joule.
W=Q.V
Sewaktu mengisi dan membuang muatan Capasitor, ternyata tegangan pada Capasitor itu
akan berubah-ubah seperti pada tabel dan gambar di bawah ini.
Hubungan antara Q dan V merupakan garis lurus (linear), maka energi yang tersimpan dalam
Capasitor merupakan luas daerah grafik sebelah bawah.
.
2
maka diperoleh = . . 2
1 2
atau = 2
V=
10
volt
VC
Pada saat terjadi proses pengosongan Capasitor, tegangan Capasitor akan menurun
sehingga arus yang melalui tahanan R akan menurun. Pada saat Capasitor sudah
membuang seluruh muatannya (Vc = 0) maka aliran arus pun berhenti (I = 0).
10
11