Anda di halaman 1dari 4

Cara Kerja Pendeteksi Asap

Posted By Aulia Kiki 17.51 0

Sebuah detektor asap adalah perangkat yang merasakan adanya asap di gedung dan
memperingatkan penghuni, yang memungkinkan mereka untuk melarikan diri api sebelum
menyerah merokok inhalasi atau luka bakar. Melengkapi rumah dengan setidaknya satu
detektor asap memotong setengah kemungkinan bahwa penduduk akan mati dalam api. Pada
tahun 1992 para pembaca R & D Magazine dipilih alarm rumah asap sebagai salah satu dari
"30 Produk yang Berubah Our Lives." Detektor asap menjadi banyak tersedia dan terjangkau
pada awal tahun 1970. Sebelum tanggal tersebut, korban jiwa dari kebakaran di rumah ratarata 10.000 per tahun, tetapi dengan awal 1990-an angkanya menurun menjadi kurang dari
6.000 per tahun.
Dua tipe dasar dari detektor asap yang saat ini diproduksi untuk digunakan di rumah.
Detektor asap fotolistrik menggunakan balok optik untuk mencari asap. Ketika partikel asap
balok, sebuah indera sel fotolistrik penurunan intensitas cahaya dan memicu alarm. Jenis
detektor bereaksi paling cepat untuk membara kebakaran yang melepaskan jumlah yang
relatif besar asap.
Tipe kedua detektor asap, yang dikenal sebagai detektor ionisasi ruang asap (ICSD), lebih
cepat pada penginderaan kebakaran menyala yang menghasilkan sedikit asap. Ini
mempekerjakan bahan radioaktif untuk mengionisasi udara dalam ruang penginderaan,
kehadiran asap mempengaruhi aliran ion antara sepasang elektroda, yang memicu alarm.
Antara 80 dan 90% dari detektor asap di rumah-rumah Amerika adalah dari jenis ini.
Meskipun model-model perumahan kebanyakan mandiri unit yang beroperasi pada baterai 9volt, konstruksi kode di beberapa bagian negara sekarang memerlukan instalasi di rumahrumah baru yang akan terhubung ke kabel rumah, dengan baterai cadangan jika terjadi
kegagalan daya.
Sumber radiasi umum ICSD memancarkan partikel alpha yang strip elektron dari molekul
udara, menciptakan oksigen positif dan ion nitrogen. Dalam prosesnya, elektron menempel
pada molekul udara lainnya, membentuk oksigen negatif dan ion nitrogen. Dua elektroda
malah dibebankan dalam ruang penginderaan menarik ion positif dan negatif, mendirikan
aliran kecil arus di ruang udara antara elektroda. Ketika merokok partikel memasuki ruangan,
mereka menarik beberapa ion, mengganggu aliran arus. Sebuah ruang referensi serupa
dibangun sehingga tidak ada partikel asap bisa masuk. Detektor asap terus membandingkan
aliran arus dalam ruang penginderaan terhadap aliran dalam ruang referensi, jika perbedaan
yang signifikan berkembang, alarm terpicu.

Heat Detector

Heat detector berfungsi sebagai alat pendeteksi kenaikan suhu panas, jenis ROR ( Rate of
Rise ) merupakan jenis detektor yang paling banyak digunakan pada saat ini, kenapa ? karena
selain pertimbangan harganya yang paling ekonomis ROR memiliki kemampuan aplikasi
yang lebih luas. Area deteksi sensor detektor ini mampu mencapai 50 m2 pada ketinggian
plafon 4 meter, sedangkan untuk penempatan yang lebih tinggi area deteksinya berkurang
menjadi hanya berkisar 30 m2, disaran pemasangan ROR tidak melebihi ketinggian 8m.
Heat Detector banyak digunakan karena detektor ini bekerja berdasarkan kenaikan
temperatur secara lebih cepat dalam suatu ruangan biarpun masih berupa hembusan panas.
Umumnya pada suhu 550C hingga 63oC sensor deteksi panas sudah dapat bekerja dan
mengaktifkan alarm bel, sehingga diharapkan bahaya kebakaran tidak sampai meluas ke
tempat yang lain.
Heat Detector sangat cocok digunakan pada ruang kantor, perhotelan, rumah sakit, ruang
server, ruang arsip, gudang, ataupun kegiatan industri lainya.
Prinsip kerja Heat Detector sebenarnya hanya saklar bi-metal biasa. Saklar akan terhubung
saat terdeteksi panas. Karena tidak memerlukan tegangan (supply), maka bisa dipasang
langsung pada panel alarm rumah. Dua kabelnya dimasukkan ke terminal Zone-Com pada
panel alarm. Jika dipasang pada panel Fire Alarm, maka terminalnya adalah L dan LC. Kedua
kabelnya boleh terpasang terbalik, sebab tidak memiliki plus-minus. Sedangkan sifat
kontaknya adalah NO (Normally Open).

a. Detektor asap (smoke detector)


Detektor asap adalah sistem deteksi kebakaran yang mendeteksi adanya asap. Menurut sifat
fisiknya , asap merupakan partikel-partikel karbon hasil pembakaran yang tidak sempurna.
Keberadaan ini digunakan untuk membuat suatu alat deteksi asap.
Berdasarkan cara kerja detektor asap dikelompokkan atas 2 jenis yaitu :
Jenis ionisasi yaitu dengan menggunakan bahan radio aktif yang akan mengionisasi udara di
suatu ruangan dalam komponen detektor.
Jenis photoelectric yaitu listrik dalam ruang dihantar melalui udara di antara dua batang
elektroda. Apabila partikel asap masuk kedalam ruang detektor , maka akan menyebabkan
penurunan daya hantar listrik. Detektor ini mendeteksi adanya asap dengan melihat adanya
penurunan daya hantar listrik. Selanjutnya detektor akan memberikan sinyal ke sistem alarm.
Sesuai dengan alat tersebut , maka detektor asap sangat tepat digunakan di dalam bangunan
dimana banyak terdapat kebakaran kelas A yang banyak menghasilkan asap. Namun kurang
tepat digunakan untuk kebakaran hidrokarbon atau gas.

b. Detektor panas
Api akan mengeluarkan energi panas yang besarnya tergantung intensitas api dan daya
reaksinya. Adanya panas ini dapat dideteksi dengan menggunakan detektor panas.
Detektor panas adalah peralatan dari detektor kebakaran yang dilengkapi dengan suatu
rangkaian listrik atau pneumatic yang secara otomatis akan mendeteksi kebakaran melalui
panas yang diterimanya.
Sistem detektor panas (heat detector) terbagi beberapa jenis sesuai prinsip kerjanya yaitu :
Detektor suhu tetap (Fixed Temperature Detector)
Detektor ini mendeteksi panas dari api pada suhu tertentu sesuai dengan rancangannya dan
kemudian aka memberikan sinyal ke system alarm. Detektor ini sangat populer dan banyak
dipasang di bangunan .
Salah satu jenis detektor panas ini berupa tabung gelas yang akan
meleleh pada suhu tertentu , misalnya pada suhu 68C. Jika panas ruangan akibat adanya api
meningkat dan mencapai batas suhu tersebut , kaca atau tabung akan pecah dan memberikan
sinyal ke sistem alarm atau menyemburkan air.
Detektor jenis peningkatan suhu
Deteksi kebakaran juga dapat dilakukan dengan mendeteksi adanya kenaikan atau tingkat
kenaikan suhu dalam suatu ruangan. Detektor jenis ini disebut rate of rise detector. Detektor
ini terdiri dari tabung detektor (detector housing) yang memiliki beberapa lobang kecil
dengan sebuah diaphragm. Adanya kenaikan suhu ruangan akan masuk ke dalam badan
detektor mengakibatkan terjadinya pemuaian udara di dalamnya. Pemuaian ini akan
mengakibatkan timbulnya tekanan pada diaphragm sehingga terjadi kontak listrik. Detektor
jenis pneumatic terdiri dari tabung metalik dalam bentuk gulungan panjang yang dapat
dihubungkan dengan detektor. Panas akibat kebakaran akan mengakibatkan udara memuai
dan menekan diaphragm yang selanjutnya mengaktifkan detektor.

c. Detektor nyala (flame detector)


Api juga mengeluarkan nyala (flame) yang akan menyebar ke sekitarnya. Api mengeluarkan
radiasi sinar infra merah dan ultra violet. Keberadaan sinar ini dapat dideteksi oleh sensor
yang terpasang dalam detektor . Sesuai dengan fungsinya , detektor ini ada beberapa jenis
yaitu :

Detektor infra merah (infrared detector);


Detektor UV (ultra violet detector);

Detektor foto elektrik (photo electric detector);

Anda mungkin juga menyukai