Anda di halaman 1dari 6

Bagus : Halo, selamat malam Bli Reno?

Reno : Iya, malam dek.


Bagus : Apa kabar nih sebelumnya bli?
Reno : Baik, tadi agak kurang sehat.
Bagus : Sebenarnya wawancara ini untuk tugas salah satu mata kuliah sejarah, yaitu mengenai
akulturasi dan toleransi antar umat beragama. Nah, sebelum saya mulai, sejauh mana nih
bli tau tentang akulturasi dan toleransi?
Reno : Dari pengertiannya akulturasi itu kan pembauran 2 budaya yang berbeda, yang akhirnya
membentuk budaya baru, kalau toleransi itu rasa saling menghargai.
Bagus : Bli reno ini sekarang tinggal di lingkungan banjar kangin yah?
Reno : iya, banjar kangin, panjer.
Bagus : Kira-kira sudah berapa lama?
Reno : Kira-kira 4 tahunan lebih.
Bagus : sebelumnya tinggal dimana bli? Mungkin asalnya.
Reno : Saya pindah-pindah sih, nomaden. Pernah tinggal di Jimbaran, Tabanan. Tapi asalnya
dari Negara, Jembrana.
Bagus : Oke pertanyaan pertama ini bli. Bali ini kan sekarang dihuni dengan berbagai macam
etnis yang sudah pasti membawa budaya dan agamnya, salah satunya adalah etnis-etnis
yang beragama muslim, yang jumlahnya bisa dibilang banyak. Nah, bagaimana sih
pandangan kamu mengenai ini?
Reno : Ya, saya memangdangnya biasa aja sih, karena mereka kesini dengan tujuan untuk
mencari kerja. Kita tidak bisa pungkiri tujuan mereka kesini untuk mencari makan.
Mungkin di tanah Jawa lapangan kerja sudah sedikit, dan karena disini mungkin tempat
pariwisata, jadi mereka tertarik kesini.
Bagus : Jadi bli ngga keberatan yah?
Reno : engga keberatan. asal baik-baik saja berperilak, ya saling bertoleransilah.
Bagus : Tapi,kalau dilihat sekarang jumlah imigran sangat banyak, terutama orang Jawa tidak
kalah dengan orang Bali, bagaimana pendapat kamu nih sebagai orang Bali?
Reno : Saya cukup prihatin yah. Karena takutnya lama-lama ini seperti terjadi kolonialisme.
Karena mereka datang dengan semakin banyak. Kalau semakin banyak kan etnis local
bisa tersisihkan. Seperti etnis Indian yang tersisihkan di Amerika. Ya jangan sampai
kayak gitu lah.
BAGUS

: Jadi ada rasa kawatir gitu yah?

Reno : iya ada.


BAGUS
: Nah sebagai orang Bali, kira-kira kiat-kiat apa sih yang harus dilakukan agar
tidak tersisihkan dari para pendatang.
Reno : syaratnya ya harus mau bersaing dan harus mempertahankan budaya dan bahasa kita.
BAGUS
: Jadi kalau boleh saya tegaskan boleh dapat pengaruh, tapi jangan sampek
hilang?
Reno : Iya bener.
BAGUS
:Tapi apa bisa dikatakan ini merupakan resiko dari Bali sendiri,jadi yam au tidak
mau orang Bali harus menerima?
Reno : Iya, ini resiko dari pulau ini. Bahkan tidak hanya orang Jawa, orang Batak, Timor juga
ada, mungkin seindonesia ada disini.
Bagus : Nah, sekarang ini kan tidak sedikit muncul warung-warung yang berlabel "muslim" atau
100% hallal. Bagaimana nih pendapatmu soal warung-warung 100% ini?
BAGUS
: Iya ini. Disinikan mayoritas adalah etnis bali yang beragama Hindu. Dan mereka
memakan yang namanya daging babi, yang diharamkan oleh umat muslim. Nah,
mungkin adanya warung hallal ini menunjukkan bahwa yang menjual disini bukan orang
Bali atau daging babi, dan alat-alatnya bersih. Tapi saya melihatnya ini semacam
diskriminasi.
Reno : Kalau boleh saya tau diskriminasi seperti apa nih?
BAGUS

:Diskriminasi agama kali yah. Karena mereka lebih mengkhusus, warung muslim.

BAGUS
: Tapi memang orang muslim kan tidak bisa makan seperti itu dan mereka harus
makan dengan cara dan ajaran agama Islam. Jadi ya bisa dibilang orang Bali mau tidak
mau harus menerima, gitu?
Reno : Iya-iya. Toleransi-toleransi itu.
BAGUS
: Pernah ngga bli, muncul kekhawatiran karena bisa dikatakan ini kan suatu
bentuk pembatasan diri dari orang muslim?
Reno : Engga ko. Karena saya juga punya banyak teman muslim dan saya tau mereka tidak
bisa makan sembarangan, daging dan cara memotongnya. Ini kan akaran agama yang
harus dijalankan. Jadi ini bukan tentang penutupan diri, tapi lebih ke ajaran agama.
Kalo ngga dilakukan ya melanggar dong.
Bagus : Apa kamu pernah merasa bahwa orang-orang muslim yang disini milih-milih atau bisa
dibilang kurang begitu tolerir terhadap,ya apa-apa aja yang ada di Bali?
Reno : Iya, saya merasa ko. Karena kalau di pasar mereka milih-milih,ya takut kalo salah beli
makanan.

Bagus : Oh iya, apa bli sering atau mungkin setidaknya pernahlah makan diwarung-warung
"muslim" ini?
Reno : Oh sering, eh seenggaknya pernah lah makan di warung muslim, karena teman-teman
saya kan banyak yang muslim.jadi ya sering ikut-ikut gitu.
Bagus : Biasanya kalau di warung muslim makan apa dong?
Reno : Ya, opor ayam, sate dan gule kambing, tahu tempe dan ya banyak lagi deh.
Bagus : Mungkin bli sudah tau bahwa seorang Muslim harus melakukan sholat 5 kali dalam
sehari, dan setiap waktu sholat ditandai dengan kumandang Adzan. Nah apa pendapat bli
soal ini?
Reno : Saya rasa itu sudah ajarannya, ya kayak mengingatkanlah, supaya umat-umatnya ingat
waktu sembahyang . Saya menganggap ini sebagai kewajiban mereka untuk
memberikan petunjuk dan mengingatkna teman-teman muslim untuk sholat. Dan
memang saya sendiri tidak merasa terganggu dengan ini, jadi ya silahkan. Selama dalam
batas wajar. Oh ya, satu lagi. Kalo hari Nyepi itu, jangan sampek ada kumandang adzan.
Ya toleransi lah.
Bagus : kalau boleh tau batas wajar itu yang seperti apa sih?
Reno : eh, batas wajar itu kan gimana nyamannya di telinga orang. Ya jangan sampek lah
volumenya kayak konser-konser gitu.
Bagus : hahahaha.. Okeh oke! Nah sekarang nih, apa sih yang biasanya terbersit di pikiranmu
ketika melihat seorang muslim, yang dalam hal ini memakai pakaian identitas
"muslim"?
Reno : Ya, awalnya sih agak aneh. Kenapa sih harus ditutupin seperti itu. Ya sebelum paham
dengan soal itu. Tapi akhirnya saya tau, bahwa mereka seperti ini karena anjuran agama,
ya mulai menerima lah.
BAGUS

: Tapi selama hidup disini, bagaimana pandangan bli melihat orang muslim.

Reno : Biasa aja sih, sama-sama manusia.


Bagus : kalau melihat seorang muslim yang pakai sorban, dengan jenggot yang gondrong, dan
berpakaian gamis (jubah)?
Reno : Nah kalau itu saya memandangnya agak serem juga yah. Ya saya rasa terlalu berlebihan
lah, terlalu fanatik mungkin yah..
Bagus : jadi ketika melihat hal ini adalah anggapan yang macam-macam?
Reno : iya, pasti ada.

Bagus : Nah, kalo hidup dengan banyak etnis dan budaya seperti ini kan, harus saling toleransi,
dan sejauh yang saya tau orang Bali sudah cukup bertoleransi, menurutmu kenapa sih
orang Bali harus bertoleransi ini dengan etnis lain?
Reno : Sebagai individu yang hidup dalam kelompok masyarakat dengan etnis seperti inikan
sudah selayaknya pandai-pandai menjaga tingkah laku dan menjaga perasaan sesama.
Masyarakat yang sangat majemuk ini sungguh sangat sensitif sekali, bila kita tidak
pandai-pandai menjaga perasaan, maka yang ada hanyalah percekcokan dimana-mana.
Salah satu cara untuk menjaga perasaan ini yah bertoleransi dengan sesama, lebih-lebih
toleransi terhadap etnis lain, karena saya yakin semua manusia haruslah dihargai.
BAGUS
: Nah, kalo seumpama ada orang Bali yang tidak toleransi, kira-kira seperti apa
sih pendapat bli?
Reno : Saya rasa ini wajar yah, karena mungkin ini usaha untuk melindungi diri dan
mempertahankan diri. Karena kawatir lah.
BAGUS

: Nah, kalo sebaliknya nih. Orang Jawa yang takut begitu toleransi, gimana?

Reno : Ya, sama kayak tadi. Mereka tidak mau terpengaruh.


Bagus : sekarang kita beralih ke soal Kipem ini wa. Mungkin karena bli orang Bali, bli setuju
ya dengan ini?
Reno : ya, karena ini kan sudah aturan dari peraturan daerah, dan mereka membuat ini juga
mikir-mikir dan punya alasan.
BAGUS

: tapi kalau menurut bli fungsi Kipemitu apa sih? Apa harus?

Reno : fungsi Kipemitu kan untuk pendataan, agar masih di bawah pengawasan Banjar. Ya
kalau ada apa-apa masih dibawah pengawasan. Nah jadi menurut saya sih itu harus
dilakukan.
Bagus : Tapi kalau dilihat kenyataanya Kipem ini terasa memberatkan wa, biaya
administrasinyya tidak murah, terlebih untuk teman-teman yang yang masih kuliah.
Bagaimana nih pendapat bli?
Reno : Nah, yang saya tau teman-teman mahasiswa itu harus membayar uang Jagabaya.
BAGUS
: Tapi kalo dilihat, banyak ko teman-teman mahasiswa yang diharuskan
membayar Kipem.
Reno : Sebenarnya saya tidak setuju dengan ini. Karena harusnya mahasiswa itu kan masih
menuntut ilmu, beda dengan orang kerja, ya tidak adil.
Bagus : jadi intinya wajib ada Kipem asal tidak memberatkan yah?
Reno : Iya, benar sekali.

Bagus : Nah, oke oke! Yang terakhir ini wa. Kalau dilihat tadi, makanan dan warung
muslim,serta fenomena adzan setiap hari. Apa sih pendapatmu mengenai orang-orang
Muslim yang ada di sini?
Reno : Hahahaha Pertanyaan rumit ini.. hahahaha.. ya aku merasa mereka itu adalah orangorang yang taat, semoga seperti itu selamanya. Mereka punya kebiasaan atau budayanya
sendiri. Dengan adanya mereka sendiri, kita semakin banyak mengenal dan melihat
kebiasaan-kebiasaan baru yang berbeda dengan disini. Dan akhirnya kita pun ikut
merasakan kebiasaan itu.
Bagus : hahahaha.. saya juga berharap seperti itu, tetap taat dan saling menghargai satu sama
lain. Oke deh, karena itu yang terakhir, aku tutup aja sampai disini. Terima kasih banyak
wa sudah mau meluangkan waktunya dan sudah mau duduk manis menjawab
pertanyaan-pertanyaan saya. hahahaha.. Sekali lagi terima kasih banyak!
Reno : hahahahaha iya, sama-sama.

Tanggal 7 Desember 2012/ 19.00 Wita


Narasumber: : Reno
: laki-laki (20 tahun)
: Mahasiswa

BANJAR KANGIN

Anda mungkin juga menyukai