KAK - RP4D - Multy Years
KAK - RP4D - Multy Years
2012
A. LATAR BELAKANG
Perumahan dan Permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar
manusia dalam rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat.
Permasalahan yang dihadapi sesungguhnya tidak terlepas dari aspek yang
berkembang dalam dinamika kehidupan masyarakat maupun kebijakan
pemerintah dalam mengelola persoalan yang ada. Dalam mengatasi
permasalahan perumahan dan permukiman, setiap prosesnya dilaksanakan
secara bertahap yakni melalui tahap persiapan, perencanaan, pelaksanaan,
pengelolaan, pemeliharaan, dan pengembangan.
Pembangunan perumahan dan permukiman merupakan kegiatan yang
bersifat multi sektor, Hasilnya langsung menyentuh salah satu kebutuhan
dasar masyarakat , juga pendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi. Sejak
awal, pembangunan perumahan dan permukiman di Indonesia telah
diselenggarakan berdasarkan prinsip :
a. Pemenuhan kebutuhan akan rumah layak merupakan tugas dan
tanggung jawab masyarakat sendiri.
b. Pemerintah mendukung melalui penciptaan iklim yang memungkinkan
masyarakat mandiri dalam mencukupi kebutuhannya akan rumah layak.
Dukungan diberikan melalui penyediaan prasarana dan sarana, perbaikan
lingkungan permukiman, peraturan, perundangan yang bersifat
memayungi, layanan kemudahan dalam perijinan bagi kelompok
masyarakat berpenghasilan rendah dll.
Agar penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman berjalan
optimal, tertib dan terorganisasi dengan baik, diperlukan suatu skenario
umum, yang dapat mengakomodasikan berbagai kepentingan, rencana
sektor terkait, peraturan serta berbagai hal yang perlu diketahui, dipedomani,
dan disepakati bersama. Skenario umum terutama diperlukan untuk
mengantisipasi persoalan-persoalan pokok yang saat ini berkembang di
kawasan permukiman perkotaan, bahkan yang diprediksi balak terjadi pada
periode tertentu.
Jika mengatasi permasalahan perumahan dan permukiman merupakan suatu
proses, maka RP4D (Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Permukiman di Daerah) atau RP3KP (Rencana
Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman
adalah satu dasar pengatasan yang bisa diandalkan. Untuk itu pemerintah
kabupaten sudah harus meletakkannya pada prioritas yang tinggi.
Diharapkan dengan dorongan pemerintahan pusat yang diwujudkan dalam
2012
2012
Rincian program, target dan sasaran kegiatan dan lokasi dari setiap
sektor terkait;
2012
peran RP4D (RP3KP) dapat direalisasikan dan diwujudkan dengan memPERDA-kan dokumen RP4D (RP3KP) tersebut.
Di masa mendatang, peranan RP4D (RP3KP) dalam pembangunan daerah
perlu untuk terus dipacu dan diperkuat. Permasalahan utama yang dirasakan
yaitu:
(1) Kurangnya pengertian dan pemahaman akan manfaat RP4D (RP3KP);
(2) Lemahnya komitmen untuk menyelenggarakan pembangunan perumahan
dan permukiman;
(3) Rendahnya kemampuan mengelola pengembangan atau pembangunan
suatu kawasan perumahan dan permukiman.
Oleh karena itu, maka perlu dilaksanakan kegiatan Penyusunan RP4D
(RP3KP) sebagai salah satu langkah untuk menyamakan persepsi dan
meningkatkan peran pelaku pembangunan di daerah, khususnya aparat
pemerintah dalam rangka penyusunan skenario pembangunan perumahan
dan permukiman di daerah.
Di samping itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat memacu terwujudnya
keterpaduan prasarana dan sarana kawasan perumahan dan permukiman
sehingga dapat menciptakan permukiman yang responsif yang mendukung
kehidupan dan penghidupan bagi penghuninya.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dilaksanakannya kegiatan ini adalah :
a. Menyusun RP4D atau RP3KP sebagai pedoman dan skenario
pemerintah daerah dalam menyelenggarakan kegiatan di bidang
perumahan dan permukiman.
b. RP4D atau RP3KP sebagai suatu alat untuk mewujudkan keterpaduan
prasarana dan sarana untuk mendukung kebijakan pengembangan
kawasan perumahan dan permukiman.
Sedangkan tujuan yang ingin dicapai melalui pelaksanaan kegiatan ini yaitu
untuk melakukan proses penyusunan RP4D (RP3KP), substansi serta
penggunaan RP4D atau RP3KP termasuk identifikasi penataan keterpaduan
prasarana dan sarana di bidang perumahan dan permukiman sebagai suatu
dokumen yang mengikat pihak-pihak terkait.
C. SASARAN
Sasaran yang ingin dicapai dengan Penyusunan RP4D (RP3KP) Kabupaten
Banjar ini adalah:
1. terdokumentasikannya data dan informasi kinerja pihak-pihak terkait
dalam proses penyusunan, penggunaan serta pemantauan RP4D atau
RP3KP, serta persoalan-persoalan yang menyangkut pelaksanaan teknis
penyusunan RP4D atau RP3KP dan keterpaduan prasarana kawasan di
bidang perumahan dan permukiman di daerah.
2012
2012
G
a
m
ba
r1
P
E
T
A
WI
LA
Y
A
H
S
T
2012
E. SUMBER PENDANAAN
Biaya untuk Penyusunan Rencana Pembangunan Dan Pengembangan
Perumahan Dan Permukiman Daerah (RP4D)/ Rencana Pembangunan Dan
Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kabupaten
Banjar adalah sebesar Rp.750.000.000,00 (Tujuh ratus lima puluh juta
rupiah) yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) Kabupaten Banjar Tahun Anggaran 2012 dan Tahun Anggaran 2013
melalui Kegiatan Penyusunan Perencanaan Pengembangan Wilayah
Strategis Dan Cepat Tumbuh pada Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Banjar. Alokasi pembiayaan pada Tahun
Anggaran 2012 adalah sebesar Rp.225.000.000,00 (Dua Ratus Dua Puluh
Lima Juta Rupiah) dan pada Tahun Anggaran 2013 adalah sebesar
Rp.525.000.000,00 (Lima Ratus Dua Puluh Lima Juta Rupiah).
F. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
Pejabat Pembuat Komitmen adalah Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan
Penyusunan Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis Dan Cepat
Tumbuh Di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banjar
Tahun Anggaran 2012 dan Tahun Anggaran 2013.
G. DASAR/ PERATURAN/ STANDAR/ACUAN/PEDOMAN
Peraturan/ Acuan/ Pedoman dalam Penyusunan Rencana Pembangunan
Dan Pengembangan Perumahan Dan Permukiman Daerah (RP4D)/ Rencana
Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman
(RP3KP) ini adalah :
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Ketentuan Pokok-Pokok
Agraria;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya;
3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan
Permukiman;
4. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;
5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
6. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
8. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
9. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN);
10. Undang- Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
11. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
12. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
13. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
2012
2012
2012
Substansi Teknis
a) Pengertian
10
2012
11
2012
12
2012
13
2012
(a) Sarana
pemeliharan
dan
pengendali
keterpaduan
pemanfaatan ruang kawasan, terutama bagi kawasan
perumahan dan permukiman yang berfungsi strategis dan halhal yang menyangkut pengaturan penataan kabupaten atau
kota yang berbatasan.
(b) Alat untuk membina dan penyuluhan serta media fasilitasi
pembangunan perumahan dan permukiman lintas kabupaten
atau kota. Untuk itu RP4D propinsi memerlukan pengaturan
tersendiri baik kedalam maupun keluar muatan intinya.
e) Kerangka RP4D Kabupaten/ Kota
14
Muatan Pokok
Muatan pokok yang akan tertuang dalam rencana 5 (lima) tahunan
tersebut antara lain adalah sebagai berikut ini :
(1) Jabaran kebijaksanaan pembangunan perumahan dan
permukiman kabupaten atau kota yang bersangkutan untuk 5
(lima) tahun mendatang.
(2) Rincian program, lokasi, target dan sasaran yang akan dicapai
oleh masing-masing sektor terkait.
(3) Rincian rencana pembiayaan dan sumber pendanaannya.
(4) Lokasi dan kegiatan masing-masing sektor terkait yang
mengacu kepada RTRW kabupaten atau kota yang
bersangkutan.
(5) Kelembagaan yang mengatur pelaksanaan sampai denngan
tingkat kecamatan, atau kelurahan/ desa, sangat disarankan
untuk mempertimbangkan menggunakan kelembagaan
pembangunan perumahan dan permukiman yang berada
dalam masyarakat.
(6) Rincian rencana yang disusun dan dipersiapkan serta akan
dilaksanakan oleh masyarakat secara perorangan atau
kelompok, serta badan usaha perumahan dan permukiman
lain dalam kurun waktu yang bersamaan.
(7) Mekanisme keterpaduan pelaksanaan di setiap tingkatan
wilayah.
(8) Pembentukan POKJANIS untuk penanganan masalah spesifik
yang dihadapi oleh kabupaten atau kota yang bersangkutan.
Pembentukan POKJANIS ini disesuaikan dengan kebutuhan
daerah. Semakin solid Forum Koordinasi yang dimiliki,
semakin intensif pertemuan koordinasi dan keterpaduan
dijalankan, semakin kecil kebutuhan akan POKJANIS ini.
(9) Penetapan semacam forum pada tingkatan desa/ kelurahan
serta di tingkat kabupaten atau kota, untuk dapat secara rutin
menyelenggarakan
pertemuan
guna
memecahkan
2012
15
16
2012
17
2012
2012
B. Kriteria Lokasi
Kriteria yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan dalam
menetapkan kawasan yang akan dikembangkan sebagai kawasan
hunian yang produkti dan prospektif.
18
Kriteria Umum
Dalam RTRW, kawasan tersebut ditetapkan sebagai daerah
dengan peruntukan perumahan dan permukiman, dengan
prioritas penanganan bagi :
1. Kawasan perumahan dan permukiman kumuh dan
nelayan, kawasan yang akan dikembangkan sebagai
kawasan permukiman baru.
2. Kawasan yang lokasi mudah diakses, karena harus terkait
dengan jariangan primer sistem/ rencanma investasi
prasarana, sarana dan utilitas berskala regional.
3. Kawasan perumahan dan permukiman yang apabila
dikembangkan memberikan manfaat bagi Pemerintah
Kabupaten/ Kota, dalam bentuk :
a. Peningkatan ketersediaan permukiman yang layak dan
terjangkau.
b. Dukungan bagi pembangunan dan pengembangan
kawasan fungsional yang memerlukan perumahan dan
permukiman.
c. Kawasan yang luasan rencananya mendukung
terlaksananya pola hunian berimbang.
d. Tidak mengganggu keseimbangan dan fungsi
lingkungan serta upaya pelestarian sumberdaya alam
lainnya.
e. Skala kegiatan memberikan kesempatan kerja baru.
Kriteria Khusus
Pengembangan perumahan dan permukiman melalui program
dan kegiatan khusus sebaiknya diprioritaskan bagi kabupaten
dan kota yang telah memperlihatkan :
1. Indikasi banyaknya permasalahan perumahan dan
permukiman yang mendesak untuk ditanggulangi (banjir,
padat, kumuh, rawan, ekapansi ke daerah pertanian
produktif, perubahan fungsi lahan perkotaan, dll).
2. Tingkat
kepadatan
yang
relatif
tinggi,
dengan
mengutamakan penanganan pada kawasan perumahan
dan permukiman padat penduduk (net density > 150 jiwa/
ha), dan yang secara khusus telah berkembang atau akan
dikembangkan menjadi pusat kegiatan suatu kawasan
fungsional atau wilayah.
3. Bagi kawasan perumahan dan permukiman baru (baru
akan dibangun atau dikembangkan), mensyaratkan antara
lain :
a. Tidak berada pada lokasi rawan bencana, baik yang
rutin maupun yang diperkirakan dapat terjadi (potensiil
b.
c.
d.
e.
19
2012
Penanganan
kawasan
permukiman
kumuh
perkotaan yang padat penduduk pada tanah milik
atau tanah negara, yang telah menjadi
permasalahan di daerah perkotaan.
f.
2012
Pengembangan
kawasan
perumahan
dan
permukiman yang berfungsi sebagai pusat
pelayanan primer daerah perdesaan yang
mempunyai potensi unggulan atau fungsi khusus
dalam skala pembangunan kota/ kabupatennya.
Pembentukan
kawasan
perumahan
dan
permukiman yang mendukung pengembangan
sentra kegiatan usaha ekonomi perdesaan.
Mendukung
terbentuknya
kehidupan
dan
penghidupan yang mampu memberikan citra
layanan yang memadai kepada masyarakat dalam
hal administrasi pemerintahan dan pembangunan,
pada daerah perdesaan diperbatasan antar negara.
20
2012
Metodologi
Secara garis besar, RP4D terdiri dari beberapa tahapan, yakni:
A. TAHAP I - Sosialisasi Awal dan Pendataan
Tahapan ini terdiri dari rangkaian kegiatan berikut:
1. Persiapan
2. Pengumpulan Data Dan Informasi
3. Analisa
4. Perumusan Pilihan Strategi
B. TAHAP II - Penyusunan dan Pemantapan Naskah RP4D
Dalam tahap ini, hasil penyusunan RP4D pada tahap sebelumnya
diperinci dan dimantapkan secara substansial. Tahapan ini juga
merupakan proses sosialisasi dan uji terap terhadap naskah RP4D,
dan terdiri dari kegiatan-kegiatan berikut:
1. Pendetilan Rancangan
2. Penyiapan Perangkat Pelaksanaan
3. Penyepakatan
C. TAHAP III - Legalisasi
Naskah RP4D yang telah dimantapkan kemudian diterapkan di
daerah tujuan rencana dengan landasan hukum yang jelas. Adapun
kegiatan dalam tahapan ini adalah:
1. Sosialisasi Keseluruhan Substansi RP4D
2. Penyampaian Naskah RP4D pada Lembaga Legislatif
3. Pemantapan Hukum / Legalisasi
21
2012
Metode Analisis
Metode analisis yang minimal harus dipergunakan oleh Konsultan
Perencana adalah:
1. Analisa Daya Tampung (Carrying Capacity).
2. Analisa Kebutuhan Pengembangan Permukiman.
3. Analisa Kebutuhan Pengembangan Infrastruktur Permukiman.
4. Analisa Kelembagaan.
5. Analisa SWOT dalam pemilihan konsep dan strategi pengembangan
perumahan dan permukiman
I.
KELUARAN (OUTPUT)
Keluaran utama (output) yang dihasilkan dari pekerjaan Rencana
Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Permukiman Daerah
(RP4D)/ Rencana Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan
Kawasan Permukiman (RP3KP) Kabupaten Banjar ini adalah berupa Naskah
Akademis RP4D (RP3KP) yang siap digunakan sebagai dasar acuan dalam
penyelenggaraan pembangunan dan pengembangan perumahan dan
permukiman di daerah, yang secara umum berupa laporan-laporan sebagai
berikut :
1. Laporan Pendahuluan
2. Laporan Antara
22
2012
23
2012
Semula :
NoteBook/ Laptop (10 - 12 inch) , Processor : Intel Dual Core i5
1.7GHz 1.8GHz; Memory/RAM : 4 GB DDR3; Layar : 10.1 XVGA
atau 11.6-13.3 LED; Operation System : Win 7 atau Mac OS X 10.7
Lion
Berubah Menjadi :
NoteBook/ Laptop (13 - 14 inch) , Processor : Intel Dual Core i7
2.9GHz; Memory/RAM : 8GB Kit (2x4 GB) DDR3; Layar : 13.3 LED;
Operation System : Mac OS X 10.7 Lion
24
2012
25
4)
5)
6)
7)
8)
9)
26
2012
2012
27
2012
28
2012
29
(sepuluh)
buah
untuk
masing-masing
terpisah dari Laporan Rencana.
2012
rencana
dan
Format Laporan
Format Produk Laporan yang dihasilkan oleh konsultan dibuat dalam
bentuk tulisan yang dilengkapi dengan gambar, peta, foto, dan tabel,
dengan format, sebagai berikut:
1. Kertas:
Ukuran kertas
Jenis kertas
Pembatas
2. Tulisan:
Jenis huruf
Bentuk huruf
Spasi
Warna
3. Sampul/Cover:
Bahan sampul
Warna sampul
Jilid
Format sampul
Tegak, standar.
Jelas, huruf cetak.
1,5 spasi.
Tulisan, peta, gambar, dan foto yang penting
berwarna sesuai kebutuhan.
30
: A3
: kreatifitas konsultan, lebih mudah dibaca dan
dimengerti.
2012
O. HAL-HAL LAIN
1. Produksi dalam Negeri
Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di
dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam
angka 4 KAK dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam
negeri.
2. Persyaratan Kerjasama
Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk
pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan berikut harus
dipatuhi:
__________________________________________________________
3. Pedoman Pengumpulan Data Lapangan
Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan dalam kaidah-kaidah penelitian.
4. Alih Pengetahuan
Apabila dipandang perlu oleh Pejabat Pembuat Komitmen, maka
penyedia jasa harus mengadakan pelatihan,kursus singkat, diskusi dan
seminar terkait dengan substansi pelaksanaan pekerjaan dalam rangka
alih pengetahuan kepala staf proyek satuan kerja Pejabat Pembuat
Komitmen, khususnya mengenai: _______________________________.
Martapura, September 2012
Disusun oleh :
PPK Kegiatan Penyusunan
Perencanaan Pengembangan Wilayah
Strategis Dan Cepat Tumbuh,
31