Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Distilasi merupakan suatu proses pemisahan dua atau lebih komponen zat

cair berdasarkan pada titik didih. Secara sederhana destisi dilakukan dengan
memanaskan/menguapkan zat cair lalu uap tersebut didinginkan kembali supaya
jadi cair dengan bantuan kondensor. Distilasi digunakan untuk memurnikan zat
cair, yang didasarkan atas perbedaan titik didih cairan. Pada proses ini cairan
berubah menjadi uap. Uap ini adalah zat murni. Kemudian uap ini didinginkan
pada pendingin ini, uap mengembun manjadi

cairan

murni

yang disebut

destilat. Destilat dapat digunakan untuk memperoleh pelarut murni dari larutan
yang mengandung zat terlarut misalnya distilasi air laut menjadi air murni .
Distilasi adalah suatu

proses pemurnian

yang didahului dengan

penguapan senyawa cair dengan cara memanaskannya, kemudian mengembunkan


uap yang terbentuk. Prinsip dasar dari distilasi adalah perbedaan titik didih
dari zat-zat cair dalam campuran zat cair tersebut sehingga zat (senyawa) yang
memiliki titik didih terendah akan menguap lebih dahulu, kemudian apabila
didinginkan akan mengembun dan menetes sebagai zat murni (destilat). Distilasi
digunakan untuk memurnikan zat cair, yang didasarkan atas perbedaan titik didih
cairan. Pada proses ini cairan berubah menjadi uap. Uap ini adalah zat murni.
Kemudian uap ini didinginkan pada pendinginan ini, uap mengembun manjadi
cairan murni yang disebut destilat.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Distilasi ?
2. Bagaimana contoh pengolahan minyak dengan distilasi bertingkat ?
1.3.

Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :


1. Mengetahui definisi dari distilasi
2. Mengetahui produk yang dihasilkan serta alat yang digunakan dalam
distilasi biasa
3. Memahami proses distilasi bertingkat d

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah Distilasi


Distilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan Yunani sekitar abad
pertama masehi yang akhirnya perkembangannya dipicu terutama oleh tingginya
permintaan akan

spritus.

Hypathia

dari

Alexandria

dipercaya

telah

menemukan rangkaian alat untuk distilasi dan Zosimus dari Alexandria-lah yang
telah berhasil menggambarkan secara akurat tentang proses distilasi pada sekitar
abad ke-4 Bentuk modern distilasi pertama kali ditemukan oleh ahli-ahli kimia
Islam pada masa kekhalifahanAbbasiah, terutama oleh Al-Razi pada pemisahan
alkohol menjadi senyawa yang relatif murni melalui
desain

ini

menjadi

semacam

inspirasi

alat

alembik,

bahkan

yang memungkinkan rancangan

distilasi skala mikro, The Hickman Stillhead dapat terwujud. Tulisan oleh
Jabir Ibnu Hayyan (721-815) yang lebih dikenal dengan Ibnu Jabir menyebutkan
tentang uap anggur yang dapat terbakar, ia juga telah menemukan banyak
peralatan dan proses kimia yang bahkan masih banyak dipakai sampai saat
kini. Kemudian teknik penyulingan diuraikan dengan jelas oleh Al-Kindi (801873).
2.2. Definisi Distilasi
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahanbahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan
atau didefinisikan juga teknik pemisahan kimia yang berdasarkan perbedaan titik
didih. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan
uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang
memiliki

titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini

merupakan termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan


proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing
komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan
pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.
Distilasi adalah suatu teknik yang digunakan untuk memisahkan dan
memurnikan cairan. Distilasi terdiri dari pemanasan cairan sampai pada titik
didihnya, penghantaran uap pada alat pendingin dimana terjadi kondensasi dan
mengambil zat yang telah terkondensasi.

Distilasi juga merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap
tersebut didinginkan kembali menjadi cairan. Unit operasi distilasi merupakan
metode yang digunakan untuk memisahkan komponen-komponennya yang
terdapat dalam salah satu larutan atau campuran dan bergantung pada distribusi
komponen-komponen tersebu antara fasa uap dan fasa air. Syarat utama dalam
operasi pemisahan komponen- komponen dengan cara distilasi adalah komposisi
uap harus berbeda dengan komposisi cairan dengan terjadi keseimbangan larutanlarutan, dengan komponen-komponennya cukup dapat menguap.
Bila zat non volatil dilarutkan ke dalam suatu zat cair tersebut akan
turun. Hukum raoult menyataka bahwa tekanan masing-masing komponen
berbanding langsung dengan fraksi molnya.
Apabila yang didinginkan adalah bagian campuran yang tidak teruapkan
dan bukan destilatnya, maka proses tersebut biasanya dinamakan pengentalan
dengan evaporasi. Dalam

hal

ini

sering kali

bukan pemisahan

yang

sempurna yang dikehendaki, melainkan peningkatan konsentrasi bahan-bahan


yang terlarut dengan cara menguapkan sebagian dari pelarut. Sering kali
distilasi digunakan semata-mata sebagai tahap awal dari suatu proses rektifikasi.
Dalam hal ini campuran dipisahkan menjadi dua, yaitu bagian yang mudah
menguap dan bagian yang sukar menguap. Kemudian masing-masing bagian
diolah lebih lanjut dengan cara rektifikasi. Uap yang dikeluarkan dari campuran
disebut sebagai uap bebas, kondensat yang jatuh sebagai destilat dari bagian
cairan yang tidak menguap sebagai residu. Biasanya destilat digunakan untuk
menarik senyawa organic yang titik didihnya dibawah 250 0C, pendistilasian
senyawa-senyawa yang titik didihnya tinggi dikuatirkan akan rusak oleh
pemanasan sehingga tidak cocok untuk ditarik dengan teknik distilasi.
Distilasi merupakan cara yang penting untuk melakukan pemisahan
campuran atau senyawa dalam skala besar. Dari pencampuran air dan penerimaan
uap dalam sebuah pemisahan campuran, molekul dalam gerakan tetap dan
cenderung lepas dari permukaan fase uap. Dalam temperatur yang tepat, pelarian
fenomena akan dilanjutkan ke kotak campuran yang dibatasi dengan uap basah.
Distilasi ini dikatakan normal karena tekanan campuran yang telah dipisahkan,
tekanannya sama dengan tekanan udara luar yang besarnya adalah satu atm.

Distilasi normal digunakan untuk memisahkan campuran volatil dari bahan yang
tidak volatil. Itu dibuat dari cairan yang mendidih dan uap yang disimpan di
dalam sebuah penerima hasil distilasi yang telah siap dilanjutkan dalam kotak
pemisah.
Pengaruh dari penambahan kolom fraksinasi akan mempersingkat beberapa
pekerjaan pemisah dari distilasi biasa hanya menjadi satu pekerjaan. Proses
distilasi berlangsung dimana uap cairan akan menjadi cairan di dalam kondensor
pendingin. Cairan yang menjadi uap merupakan senyawa murni yang terpisah dari
campurannya dan dari zat pengkotamin atau penyetor. Jika semua cairan
sudah terpisah maka terdapat residu yang bersifat padatan. Hasil distilasi disebut
distilat.
Distilasi tergantung pada temperatur zatnya, beberapa molekul zat cair
memiliki energi yang cukup untuk diubah dan membuat suatu tekanan uap.
Kecendrungan untuk penguapan menjadi lebih besar karena energi kinetik yang
ditambah dari kenaikan temperatur. Ketika suatu cairan dipanaskan sampai
tekanan uapnya sama dengan atmosfer lingkungan cairan yang mendidih, maka
hal ini disebut titik didih. Besarnya perbedaan titik didih beberapa senyawa
berbanding lurus dengan tingkat kemudahan pemisahannya. Semakin besar
perbedaan titik didih akan semakin mudah pula pemisahan senyawa tersebut. Dan
sebaliknya, apabila perbedaan titik didih kecil maka akan semakin sulit pula
pemisahan senyawa tersebut.
Proses distilasi bisa dikerjakan dalam satu langkah menggunakan sebuah
kolom fractionating antara botol distilasi dan alat kondensor. Salah satu tipe
dari kolom adalah pipa vertilkal panjang yang sederhana dengan gelas
embun

atau

material lembam lainnya. Sebuah tipe fractionating setelah

mendistilasi sebuah cairan bisa dilanjutkan. Kondensasi dan penguapan diulangi


beberapa kali sebelum air bereaksi di kkondensor atau alat pendingin, akibatnya
komponen terpisah dalam jumlah yang besar dari larutannya. Proses ini disebut
distilasi fraksinasi.
Untuk menggambarkan perbedaan ciri khas di antara sebuah zat dan sebuah
larutan dilakukan dengan menguji dua cairan homogen sehingga berubah

sifatnya menjadi gas oleh pemanasan dan kemudian didinginkan. Proses inilah
yang disebut distilasi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada waktu proses distilasi :
1. Termometer,

Termometer

tidak

boleh

dimasukan

sampai

mendekati/mengenai larutan, tetapi hanya diatas permukaan.


2. Disetiap terjadinya kenaikan suhu uap, lakukan penggantian wadah
penampung distilat.
2.3. Pembagian Distilasi
1. Distilasi berdasarkan prosesnya terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Distilasi kontinyu
b. Distilasi batch
2. Berdasarkan basis tekanan operasinya terbagi menjadi tiga, yaitu :
a. Distilasi atmosferis
b. Distilasi vakum
c. Distilasi tekanan
3. Berdasarkan komponen penyusunnya terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Distilasi system biner
b. Distilasi system multi komponen
4. Berdasarkan system operasinya terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Single-stage Distillation
b. Multi stage Distillation
2.4. Macam-macam Distilasi
1. Distilasi sederhana
2. Distilasi bertingkat ( fraksional )
3. Distilasi azeotrop
4. Distilasi vakum
5. Distilasi uap
6. Distilasi kering.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Distilasi Bertingkat
Distilasi bertingkat adalah proses pemisahan distilasi ke dalam bagianbagian dengan titik didih makin lama makin tinggi yang selanjutnya pemisahan

bagian-bagian ini dimaksudkan untuk distilasi ulang. Distilasi bertingkat merupakan


proses pemurnian zat/senyawa cair dimana zat pencampurnya berupa senyawa cair
yang titik didihnya rendah dan tidak berbeda jauh dengan titik didih senyawa yang
akan dimurnikan. Distilasi ini bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa dari
suatu campuran yang komponen-komponennya memiliki perbedaan titik didih
relatif kecil.
Distilasi ini digunakan untuk memisahkan campuran aseton-metanol, karbon
tetra klorida-toluen, dll. Pada proses distilasi bertingkat digunakan kolom fraksinasi
yang dipasang pada labu distilasi. Tujuan dari penggunaan kolom ini adalah untuk
memisahkan uap campuran senyawa cair yang titik didihnya hampir sama/tidak
begitu berbeda. Sebab dengan adanya penghalang dalam kolom fraksinasi
menyebabkan uap yang titik didihnya sama akan sama-sama menguap atau senyawa
yang titik didihnya rendah akan naik terus hingga akhirnya mengembun dan turun
sebagai destilat, sedangkan senyawa yang titik didihnya lebih tinggi, jika belum
mencapai harga titik didihnya maka senyawa tersebut akan menetes kembali ke
dalam labu distilasi, yang akhirnya jika pemanasan dilanjutkan terus akan mencapai
harga titik didihnya. Senyawa tersebut akan menguap, mengembun dan
turun/menetes sebagai destilat.
Proses ini digunakan untuk komponen yang memiliki titik didih yang
berdekatan. Pada dasarnya sama dengan distilasi sederhana, hanya saja memiliki
kondensor yang lebih banya sehingga mampu memisahkan dua komponen yang
memliki perbedaan titik didih yang bertekanan. Pada proses ini akan didapatkan
substan kimia yang lebih murni, kerena melewati kondensor yang banyak.
Pemisahan campuran cairan menjadi komponen dicapai dengan distilasi
fraksional. Prinsip distilasi fraksional dapat dijelaskan dengan menggunakan
diagram titik didih-komposisi gambar 1.1.

Gambar 1.1. kurva komposisi uap


(Sumber : http://queen-tri.blogspot.com/2012/06/distilasi-bertingkat.html )
Dalam gambar ini, kurva atas menggambarkan komposisi uap pada berbagai
titik didih yang dinyatakan di ordinat, kurva bawahnya menyatakan komposisi
cairan. Bila cairan dengan komposisi l2 dipanaskan, cairan akan mendidih pada b1.
Komposisi uap yang ada dalam kesetimbangan dengan cairan pada suhu b 1 adalah
v1. Uap ini akan mengembun bila didinginkan pada bagian lebih atas di kolom
distilasi (Gambar 1.1), dan embunnya mengalir ke bawah kolom ke bagian yang
lebih panas. Bagian ini akan mendidih lagi pada suhu b2 menghasilkan uap dengan
komposisi v2. Uap ini akan mengembun menghasilkan cairan dengan komposisi l3.
Jadi, dengan mengulang-ulang proses penguapan-pengembunan, komposisi uap
betrubah dari v1 ke v2 dan akhirnya ke v3 untuk mendapatkan konsentrasi komponen
A yang lebih mudah menguap dengan konsentrasi yang tinggi.

Gambar 1.2. Diagram titik didih


(Sumber : http://queen-tri.blogspot.com/2012/06/distilasi-bertingkat.html )
Komposisi larutan ideal campuran cauran A dan B. Komposisi cairan berubah
dari l1 menjadi l2 dan akhirnya l3. Pada setiap tahap konsentrasi komponen B yang
kurang mudah menguap lebih tinggi daripada di fasa uapnya
Bila dibandingkan dengan komposisi cairan, konsentrasi toluen di fasa uap
lebih besar menunjukkan bahwa adanya pengaruh distilasi fraksional.
Kolom distilasi yang panjang dari alat distilasi digunakan di laboratorium
memberikan luas permukaan yang besar agar uap yang berjalan naik dan cairan
yang turun dapat bersentuhan. Di puncak kolom, termometer digunakan untuk
mengukur suhu fraksi pertama yang kaya dengan komponen yang lebih mudah
menguap

A.

Dengan

berjalannya

distilasi,

skala

termometer

meningkat

menunjukkan bahwa komponen B yang kurang mudah menguap juga ikut terbawa.
Wadah penerima harus diubah pada selang waktu tertentu.
.Contoh soal Distilasi fraksional Tekanan uap benzen dan toluen berturut-turut
adalah 10,0 x 104 N m-2 dan 4,0 x 104 N m-2, pada80C.
a. Hitung fraksi mol toluen dalam uap yang berada dalam kesetimbangan dengan
cairan yang terdiri atas 0,6 mol toluen dan 0,4 molar benzen.

b. Hitung fraksi mol toluen x dalam fas uap.


Jawab
Dengan bantuan hukum Raoult komposisi uapnya dapat dihitung sebagai berikut.
Jumlah mol toluen di uap /jumlah mol benzen di uap

[ 0,60 ( 4,0 104 ) ]


[ 0,40(10,0 10 4) ]

=0,60 Fraksi mol toluen di uap x adalah:

x
=0,60
( 1x )
x=

0,60
=0,375
1,0+ 0,60
Bila perbedaan titik didih A dan B kecil, distilasi fraksional harus diulang-

ulang untuk mendapatkan pemisahan yang lebih baik. Produksi minyak bumi tidak
lain adalah distilasi fraksional yang berlangsung dalam skala sangat besar.
Pemisahan campuran dengan distilasi didasarkan pada perbedaan titik didih.
Cara ini dapat digunakan untuk memisahkan campuran yang mempunyai titik didih
berbeda.
Campuran antara air dan bensin pun dapat dipisahkan dengan cara distilasi.
Semakin jauh perbedaan titik didih, semakin mudah campuran tersebut dipisahkan.
3.2.

Dasar Pemisahan dengan Distilasi Bertingkat


Prinsip dasar pemisahan distilasi bertingkat adalah perbedaan titik didih di
antara fraksi-fraksi minyak mentah. Jika selisih titik didih tidak berbeda jauh maka
penyulingan tidak dapat diterapkan Hidrokarbon yang memiliki titik didih paling
rendah akan terpisah lebih dulu, disusul dengan hidrokarbon yang memiliki titik
didih lebih tinggi.

3.2.1. Proses Distilasi Bertingkat


Distilasi bertingkat merupakan proses pemurnian zat/senyawa cair
dimana zat pencampurnya berupa senyawa cair yang titik didihnya rendah dan
tidak berbeda jauh dengan titik didih senyawa yang akan dimurnikan. Dengan
perkataan lain, distilasi ini bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa dari
suatu campuran yang komponen-komponennya memiliki perbedaan titik didih

10

relatif kecil. Distilasi ini digunakan untuk memisahkan campuran asetonmetanol, karbon tetra klorida-toluen, dan lain-lain.
Pada proses distilasi bertingkat digunakan kolom fraksinasi yang
dipasang pada labu distilasi. Tujuan dari penggunaan kolom ini adalah untuk
memisahkan uap campuran senyawa cair yang titik didihnya hampir sama/tidak
begitu berbeda.
Sebab dengan adanya penghalang dalam kolom fraksinasi menyebabkan
uap yang titik didihnya sama akan sama-sama menguap atau senyawa yang titik
didihnya rendah akan naik terus hingga akhirnya mengembun dan turun sebagai
destilat, sedangkan senyawa yang titik didihnya lebih tinggi, jika belum
mencapai harga titik didihnya maka senyawa tersebut akan menetes kembali ke
dalam labu distilasi, yang akhirnya jika pemanasan dilanjutkan terus akan
mencapai harga titik didihnya. Senyawa tersebut akan menguap, mengembun
dan turun/menetes sebagai destilat.
Cara melakukan distilasi bertingkat yaitu :
1. Susun/set alat distilasi bertingkat.
2. Masukan zat sampel dan batu didih ke dalam labu dasar bulat, panaskan
labu dengan melalui penangas sampai campuran mendidih.
3. Atur pemanasan sehingga destilat yang keluar mendekati 2 mL (60 tetes)
per menit.
4. Pasang pada labu dasar bulat 250 mL kolom fraksinasi Vigreux atau
kolom lain yang sesuai.
5. Tutup ujung atas kolom dengan termometer sedemikian rupa sehingga
ujung termometer berada 5-10 mm di bawah pipa pengalir pada kolom
fraksinasi.
6. Hubungkan pipa pengalir pada kolom dengan pendingin (panjangnya 6070 cm) dan pasang seperti untuk melakukan distilasi sederhana. Siapkan 5
3.2.2.

labu erlenmeyer yang bersih dan kering untuk menampung destilat.


Perbedaan Distilasi dan Distilasi Bertingkat
Perbedaan distilasi fraksinasi dan distilasi sederhana adalah adanya
kolom fraksionasi. Di kolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan
suhu yang berbeda-beda pada setiap platnya. Pemanasan yang berbeda-beda
ini bertujuan untuk pemurnian distilat yang lebih dari plat-plat di bawahnya.

Semakin ke atas, semakin tidak volatil cairannya.


3.2.3. Syarat Terjadinya Distilasi
Syarat distilasi bertingkat agar distilasi berjalan dengan sempurna adalah:

11

1. Syarat utama agar terjadinya proses distilasi adalah adanya perbedaan


komposisi antara fase cair dan fase uap.
2. Distilasi dilakukan secara pengolahan secara fisika yang primer
3. Harus homogen
4. Zat yang di campurkan atau bercampur tidak boleh menghasilkan panas,
warna, ataupun tanda-tanda reaksi kimia lainnya, karena distilasi ini
merupakan pengolahan/pemisahan secara proses fisika bukan secara proses
kimia
5. Distilasi dilakukan dengan paling banyak sebagai pelarutnya
6. Zat yang titik didihnya rendah akan memiliki fraksi pada fase uap yang
lebih banyak/baik dari pada fraksi pada fase cair, ataupun sebaliknya.
3.3.

Pengolahan Minyak Bumi Dengan Distilasi Bertingkat


Minyak bumi ditemukan bersama-sama dengan gas alam. Minyak bumi yang

telah dipisahkan dari gas alam disebut juga minyak mentah (crude oil). Minyak mentah
dapat dibedakan menjadi:

Minyak mentah ringan (light crude oil) yang mengandung kadar logam dan
belerang rendah, berwarna terang dan bersifat encer (viskositas rendah).

Minyak mentah berat (heavy crude oil) yang mengandung kadar logam dan
belerang tinggi, memiliki viskositas tinggi sehingga harus dipanaskan agar
meleleh.

Minyak mentah merupakan campuran yang kompleks dengan komponen utama


alkana dan sebagian kecil alkena, alkuna, siklo-alkana, aromatik, dan senyawa
anorganik. Meskipun kompleks, untungnya terdapat cara mudah untuk memisahkan
komponen-komponennya, yakni berdasarkan perbedaan nilai titik didihnya. Proses ini
disebut distilasi bertingkat. Untuk mendapatkan produk akhir sesuai dengan yang
diinginkan, maka sebagian hasil dari distilasi bertingkat perlu diolah lebih lanjut melalui
proses konversi, pemisahan pengotor dalam fraksi, dan pencampuran fraksi.
Distilasi bertingkat
Dalam proses distilasi bertingkat, minyak mentah tidak dipisahkan menjadi
komponen-komponen murni, melainkan ke dalam fraksi-fraksi, yakni kelompokkelompok yang mempunyai kisaran titik didih tertentu. Hal ini dikarenakan jenis
komponen hidrokarbon begitu banyak dan isomer-isomer hidrokarbon mempunyai titik
didih yang berdekatan. Proses distilasi bertingkat ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

12

Minyak mentah dipanaskan dalam boiler menggunakan uap air bertekanan


tinggi sampai suhu ~600oC. Uap minyak mentah yang dihasilkan kemudian
dialirkan ke bagian bawah menara/tanur distilasi.

Dalam menara distilasi, uap minyak mentah bergerak ke atas melewati pelatpelat (tray). Setiap pelat memiliki banyak lubang yang dilengkapi dengan tutup
gelembung (bubble cap) yang memungkinkan uap lewat.

Dalam pergerakannya, uap minyak mentah akan menjadi dingin. Sebagian uap
akan mencapai ketinggian di mana uap tersebut akan terkondensasi membentuk
zat cair. Zat cair yang diperoleh dalam suatu kisaran suhu tertentu ini disebut
fraksi.

Fraksi yang mengandung senyawa-senyawa dengan titik didih tinggi akan


terkondensasi di bagian bawah menara distilasi. Sedangkan fraksi senyawasenyawa dengan titik didih rendah akan terkondensasi di bagian atas menara.

Sebagian fraksi dari menara distilasi selanjutnya dialirkan ke bagian kilang minyak
lainnya untuk proses konversi.

Gambar 1.3. Distilasi Bertingkat Pengolahan Minyak Bumi


(Sumber : http://queen-tri.blogspot.com/2012/06/distilasi-bertingkat.html )

13

BAB IV
PENUTUP
4.1.

Kesimpulan
1. Distilasi atau penyulingan adalah

suatu

metode pemisahan bahan

kimia

berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan


atau didefinisikan juga teknik pemisahan kimia yang berdasarkan perbedaan titik
didih.
2. Distilasi dibagi berdasarkan prosesnya (Kontinyu dan Batch), berdasarkan
tekanan operasinya (atmosferis, vakum, dan distilasi tekanan), berdasarkan
komponen penyusunnya (biner dan multi momponen), berdasarkan system
operasinya (single-stage operation dan multi stage operation).
3. Salah satu penerapan terpenting dari metode distilasi adalah pemisahan minyak
mentah menjadi bagian-bagian untuk penggunaan khusus seperti untuk
transportasi, pembangkit listrik, pemanas, dll.
4. Dasar utama pemisahan dengan cara distilasi adalah perbedaan titik didih cairan
pada tekanan tertentu.

14

5. Distilasi bertingkat adalah proses pemisahan dua bahan yang mempunyai titik
didih yang tidak berbeda jauh.
6. Prinsip dasar pemisahan distilasi bertingkat adalah perbedaan titik didih di
antara fraksi-fraksi minyak mentah.

15

Anda mungkin juga menyukai