Anda di halaman 1dari 15

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1

Desain Penelitian
Desain penelitian adalah suatu strategi penelitian dalam mengidentifikasi

permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan data dan digunakan untuk


mendefinisikan struktur penelitian yang akan dilaksanakan (Nursalam, 2013:
157).
Metode penelitian yang digunakan pada peneitian ini adalah penelitian
korelasi yang bertujuan mencari hubungan antara dua variabel (Nursalam, 2011:
80). Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan desain atau
Populasi
Cross Sectional. Metode ini digunakan
peneliti untuk mengetahui tentang
Semua pasien tuberkulosis paru di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kesediaan Menjalani Tes HIV pada

Pasien Tuberkulosis Paru di RuangSampel


Gardenia dan Klinik Paru RSUD dr. Doris
melakukan kunjungan di Klinik Paru dan yang dirawat inap di Ruang Gardenia di RSUD dr. Doris Sylv
Sylvanus Palangka Raya.
(32 orang)
3.2

Kerangka Kerja

Kerangka kerja merupakan


langkah
yang akan dilakukan dalam penelitian
Teknik
Sampling
Purposive Sampling
yang berbentuk kerangka atau alur penelitian. Penulisan disajikan dalam bentuk

alurdigunakan
penelitian mulai
dari desain
hingga
analisis data
(Hidayat, 2011:
187). pendekatan Cross S
tode penelitian yang
adalah
metode
penelitian
Korelasional
dengan

Informed Consent
Pengumpulan Data
Kuesioner dan lembar persetujuan
Pengolahan Data
Editing, coding, scoring, tabulating
Uji Statistik
Chi Square
Penyajian
37 data
Bentuk tabel dan presentase
Kesimpulan dan saran

Gambar 3.2

3.3

Kerangka Kerja Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kesediaan Menjalani Tes


HIV pada Pasien Tuberkulosis Paru di Ruang Gardenia dan Klinik Paru RSUD dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya.

Identifikasi Variabel

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu seperti
benda, manusia, dan lain-lain. Dalam penelitian, variabel dikarakteristikkan sebagai derajat, jumlah dan
perbedaan. Variabel juga merupakan konsep dari berbagai level abstrak yang didefinisikan sebagai
suatu fasilitas untuk pengukuran atau manipulasi suatu penelitian Nursalam (2013: 177).
3.3.1 Variabel Independen
Variabel independen (bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi atau nilainya menentukan
variabel lain. Variabel bebas biasanya dimanipulasi, diamati dan diukur untuk diketahui hubungannya
atau pengaruhnya terhadap variabel lain (Nursalam, 2013: 177). Variabel bebas dari penelitian ini yaitu
tingkat pengetahuan.
3.3.2 Variabel Dependen
Variabel dependen (terikat) dipengaruhi oleh nilai variabel lain, akan muncul sebagai akibat dari
manipulasi variabel-variabel lain. Dalam ilmu perilaku, variabel terikat adalah aspek tingkah laku yang
diamati dari suatu organisasi yang dikenal stimulus (Nursalam, 2013: 177). Variabel terikat dari
penelitian ini yaitu kesediaan menjalani tes HIV pada pasien tuberkulosis paru di ruang Gardenia dan
Klinik Paru RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.

3.4 Definisi Operasioal


Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati dari sesuatu yang
didefinisikan tersebut. Karakteristik yang dapat diamati (diukur) itulah yang merupakan kunci definisi
operasional. Hal ini memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat
terhadap suatu objek atau fenomena yang kemudian dapat diulang lagi oleh orang lain (Nursalam,
2013: 181).

Tabel 3.1 Definisi Operasional Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kesediaan Menjalani Tes HIV pada Pasien
Tuberkulosis Paru di Ruang Gardenia dan Klinik Paru RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
No
Variabel
Definisi Operasional
Parameter
Alat Ukur/Instrument
Skala
Skor
1. Independen:
Pengetahuan adalah
Pengetahuan
Kuesioner
Ordinal a) Nilai
Benar=1
Tingkat
merupakan hasil
pasien TB
Salah=0
pengetahuan
pengindraan manusia
mengenai:
b)
Rumus
1. Pengertian
atau hasil dari tahu
Sp
HIV/AIDS

x 100
seseorang terhadap
N Sm
2. Penyebab
objek
HIV/AIDS
Keterangan :
3. Tanda dan
N= Nilai
Gejala
pengetahuan
HIV/AIDS
Sp=skor yang
4. Penularan
didapat
HIV/AIDS
Sm=skor tertinggi
5. Pencegahan
c) Kategori
HIV/AIDS
Baik: 766. Pengobatan
100%
Cukup :
56-75%
Kurang :
56%

No
Variabel
2. Dependen:
Kesediaan
pasien
tuberkulosis
paru menjalani
Tes HIV

Definisi Operasional
Kesediaan adalah
kesanggupan
(kerelaan) untuk
berbuat sesuatu
berdasarkan
pengambilan
keputusan individu

Parameter
Informed
Consent

Alat Ukur/Instrument
Lembar Persetujuan

Skala
Skor
Nominal a) Nilai
Bersedia : 1
Tidak bersedia : 0
b) Rumus
Sp

x 100
N Sm
Keterangan :
N= Nilai kesediaan
Sp=skor yang
didapat
Sm=skor tertinggi
c) Kategori
Bersedia
Tidak bersedia

3.5 Populasi, Sample, Sampling


3.5.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudia ditarik kesimpulannya. (Hidayat, 2009: 60).
Populasi pada penelitian ini adalah semua pasien tuberkulosis paru di RSUD dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya.
3.5.1.1 Populasi Terjangkau
Populasi yang memenuhi kriteria penelitian biasanya dapat di jangkau oleh
peneliti dari kelompoknya. Populasi target pada penelitian ini adalah semua pasien
tuberkulosis paru di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
3.5.1.2 Populasi Target
Populasi target adalah populasi yang memenuhi kriteria sampling dan
menjadi sasaran akhir penelitian. Populasi target pada penelitian ini adalah pasien
tuberkulosis paru yang melakukan kunjungan di Klinik Paru dan yang dirawat
inap di Ruang Gardenia RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
3.5.2

Sampel Penelitian
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah

dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 200: 60).


Sampel pada penelitian ini adalah pasien tuberkulosis paru yang ada di
Klinik Paru dan Ruang Gardenia RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.

3.5.3 Kriteria Sampel


1)
Kriteria Inklusi
Kriteriainklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian mewakili
sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel (Hidayat, 2009:60)
(1) Pasien tuberkulosis paru yang melakukan kunjungan ke Klinik Paru RSUD
dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
(2) Pasien tuberkulosis paru yang dirawat inap di ruang Gardenia RSUD dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya

2)

Kriteria Ekslusi
Kriteria ekslusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat

mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian yang
penyebabnya
(1) Bukan pasien tuberkulosis paru yang melakukan kunjungan di Klinik Paru
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
(2) Bukan pasien tuberkulosis paru yang dirawat inap di ruang Gardenia
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
3.5.4 Sampling Penelitian
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat
mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara yang ditempuh dalam
pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang sesuai dengan keseluruhan
subjek penelitian (Nursalam, 2013:173). Sampling yang digunakan pada saat
penelitian adalah Purposive Sampling yaitu penetapan sample dengan cara
memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehehendaki peneliti
(Nursalam, 2013:174).
3.6 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai bulan 25 Mei sampai dengan 06 Juni 2015
yang diawali dengan survey pendahuluan, penyusunan proposal.
Penelitian

hubungan

tingkat

pengetahuan

dengan

kesediaan

menjalani tes HIV pada pasien tuberkulosis paru ruang gardenia dan klinik
paru akan dilaksanakan di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
3.7 Validitas dan Reabilitas
3.8.1 Uji validitas
Menurut Nursalam (2011) Uji validitas adalah pengukuran dan pengamatan
yang berarti prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen
harus dapat mengukur apa yang seharusnya dapat diukur. Validitas disini pertamatama lebih menekankan pada alat pengukur atau pengamatan,

Dalam penelitian ini uji valid dilakukan pada tanggal 11-14 Mei 2015 di
Klinik Paru dan Ruang Gardenia RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
Kuisioner diberikan kepada 20 responden bayangan yang diuji valid sebanyak 30
pernyataan tentang pengetahuan HIV/AIDS.
Dari 30 pernyataan mengenai HIV/AIDS, terdapat 24 pernyataan yang
memiliki nilai di atas r tabel (0,31) yaitu P1 (,366), P2 (,436), P3 (,333), P4 (,808),
P5 (,383), P6 (,912), P7 (,852), P8 (,863), P9 (,572), P11 (,661) ,P12 (,536), P13
(,863), P14 (,808), P15 (,912) ,P16 (,572), P17 (,852), P18 (,536), P20 (,399), P21
(,852), P22 (,863), P24 (,673), P26 (,500), P28 (,474), P29 (,366). 6 pernyataan
lainnya berada di bawah r tabel (0,31) P10 (,078), P19 (-,057), P23 (,078),P25
(-,022), P27 (-,214), P30 (,053). Berdasarkan hasil uji tersebut peneliti
memutuskan untuk membuang 6 pernyataan yang nilainya di bawah nilai r tabel
(,031) sehingga akhirnya di dapatkan 24 pernyataan mengenai pengetahuan HIV.
3.8.2 Uji reliabilitas
Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu
alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoadmojo, 2010).
Perlu diperhatikan bahwa reliabel belum tentu akurat (Nursalam, 2007).
Uji reliabilitas yang sering digunakan adalah uji reliabilitas Alpha
Chronbach, namun dalam penelitian ini tidak dilakukan uji reliabilitas
secara statistik karena hanya dilakukan uji reliabilitas konten untuk
kuesioner yang digunakan.
Standar yang digunakan dalam menentukan reliabel atau tidaknya
suatu instrumen penelitian umumnya adalah perbandingan adalah nilai r
hitung diwakili dengan nilai Alpha dengan r tabel pada taraf kepercayaan
95% atau tingkat signifikant 5%. Uji reliabilitas tidak dilakukan secara
manual tetapi menggunakan alat bantu program komputer.

Tingkat

reliabilitas

dengan

metode

Alpha-cronbach

diukur

berdasarkan skala Alpha 0 sampai dengan 1. Apabila skala Alpha tersebut


dikelompokkan ke dalam 5 kelas dengan range yang sama, maka ukuran
kemantapan Alpha dapat dipresentasikan seperti tabel berikut:
Tabel 3.2 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha () (Budi, 2006)
Alpha
0,00 s.d 0,20
> 0,20 s.d 0,40
> 0,40 s.d 0,60
>0,60 s.d 0,80
>0,80 s.d 1,00

Tingkat Reliabilitas
Kurang Reliabel
Agak Reliabel
Reliabel
Cukup Reliabel
Sangat Reliabel

Dari hasil uji reliabilitas, nilai r alpha untuk instrument pengetahuan


adalah 0,921 pada 30 pernyataan sehingga bisa dikatakan sangat reliabel.
3.8 Pengumpulan Data, Pengolahan Data dan Analisa Data
3.8.1 Pengumpulan data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses
pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian.
Langkah dalam pengumpulan data tergantung pada rancangan penelitian dan
teknik instrument yang digunakan. Selama proses pengumpulan data, peneliti
memfokuskan pada penyediaan subjek, melatih tenaga pengumpul data (jika
diperlukan), memperhatikan prinsip validitas dan reabilitas serta menyeslesaikan
masalh yang terjadi agar data dapat terkumpul sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan (Nursalam, 2013: 191)
Langkah-langkah dalam pengumpulan data
1) Peneliti mengajukan judul proposal ke pihak institusi untuk dikeluarkan surat
ijin untuk melakukan penelitian di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
2) Peneliti mengajukan surat ijin meneliti ke pihak institusi untuk mendapatkan
surat ijin meneliti.
3) Peneliti menerima surat ijin meneliti dari RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya
4) Peneliti melakukan survey penelitian di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya pada tanggal 28 Maret 2015.

10

5) Peneliti

menjelaskan

maksud

dan

tujuan

kepada

responden

serta

menyampaikan tentang kerahasiaan atas jawaban yang diberikan dalam


kuesioner dan tidak berdampak negatif bagi responden.
6) Peneliti meminta persetujuan untuk menjadi responden dengan memberikan
lembar persetujuan sebagai bukti kesediaan

sebagai responden dalam

penelitian, jika responden bersedia maka responden menandatangani lembar


persetujuan.
7) Setelah peneliti memberikan penjelasan mengenai cara-cara pengisian
kuesioner diberikan kepada responden untuk diisi.
8) Responden diberikan waktu untuk mengisi data sesuai yang tercantum dalam
kuesioner.
9) Jika ada pertanyaan yang tidak jelas responden bertanya kepada peneliti,
kuesioner diisi langsung oleh responden sehingga data yang diperoleh adalah
data primer
10) Semua data yang ada dikumpulkan, diperiksa kelengkapannya untuk
kemudian di analisa oleh peneliti
3.8.2 Instrument Penelitian
Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua
instrument yaitu kuesioner dan lembar persetujuan. Pengukuran pengetahuan
pasien tuberkulosis paru menggunakan kuesioner berbentuk pernyataan benar
salah tentang pengetahuan mengenai HIV/AIDS, dengan skor 1 untuk benar dan
skor 0 untuk salah. Mengetahui kesediaan melakukan tes HIV, instrument yang
digunakan adalah lembar persetujuan dengan interprestasi penilaiaan adalah
bersedia diberi skor 1 dan tidak bersedia diberi 0.
3.8.2.1 Variabel Independen
Data diperoleh melalui kuesioner yang digunakan dalam penelitian, meliputi
pengertian HIV, penularan HIV, pencegahan HIV. Bentuk kuesioner berupa

11

pernyataan dengan dua (2) pilihan jawaban yaitu benar dan salah, sebanyak 24
pertanyaan.
3.8.2.2 Variabel Dependen
Data diperoleh melalui lembar persetujuan, meliputi bersedia atau tidak
bersedia menjalani tes HIV. Lembar persetujuan yang diberikan peneliti pada
responden adalah berupa pertanyaan yang jelas apakah bersedia/tidak bersedia
dengan pilihan jawaban dua (2) yaitu bersedia apa tidak bersedia.
3.8.3 Analisa Data
Analisa data merupakan suatu proses atau analisa yang dilakukan secara
sitematis terhadap data yang telah dikumpulkan dengan tujuan supaya trend dan
relationship bisa dideteksi (Nursalam, 2009). Peneliti melakukan analisa data
dengan editing, coding, skoring, tabulating dan uji statistik menggunakan
3.8.3.1 Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan
data atau terkumpul (Hidayat, 2007). Editing dilakukan peneliti setelah semua
data terkumpul oleh responden.
3.8.3.2 Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data
yang terdiri atas beberapa kategori (Hidayat, 2009:108). Penelitian ini
menggunakan coding pada kuesioner untuk mempermudah peneliti dalam
melakukan pengolahan data. Kode yang digunakan berupa angka yang selanjutnya
akan diproses dengan komputer.

1) Responden
Kode : 1, 2, 3, . dan seterusnya.
2) Berdasarkan Usia
Kode : 1 = 18-30 tahun
2 = 31-40 tahun
3 = 41-59 tahun
4 = > 60 tahun
3) Berdasarkan Pendidikan

12

Kode : 1 = Tidak sekolah


2 = SD
3 = SMP
4 = SMA
5 = Perguruan Tinggi (sarjana, diploma)
4) Berdasarkan Pekerjaan
Kode : 1 = Tidak Bekerja
2 = PNS
3 = Swasta
4 = IRT
5 = Lainnya
5) Berdasarkan Jenis Kelamin
Kode : 1 =Laki-laki
2 = Perempuan

6) Tingkat Pengetahuan
Kode : 1 = Baik
2 = Cukup
3 = Kurang
7) Tingkat Kesediaan
Kode : 1 = Bersedia
2 = Tidak Bersedia
3.8.3.3 Scoring
Scoring adalah memberikan skor terhadap semua item yang perlu di beri
skor (Arikunto, 2010). Setelah mendapatkan jawaban dari lembar kuisioner oleh
responden, maka dilakukan penilaian dengan menjumlahkan jawaban yang benar
dan di bandingkan dengan jumlah jawaban yang diharapkan kemudian dikalikan
100%, dengan menggunakan rumus:
F
X 100
P= N
.
Keterangan:
P= Nilai yang di dapatkan
F= Skor yang di dapatkan
N= Skor maksimum

13

Hasil variabel independen diinterprestasikan dengan menggunakan skala


ordinal dan hasil variabel dependen diinterprestasikan menggunakan skala
nominal, pada setiap variabel menggunakan scoring, dengan nilai:
1) Cara penilaian tingkat pengetahuan
Skor 0 : Salah
Skor 1 : Benar
Penilaian hasil yaitu:
Baik, jika nilai 76-100%
Cukup, jika nilai 56-75%
Kurang, jika nilai 56%
2) Cara lembar persetujuan kesediaan menjalani tes HIV
Skor 0 : Tidak bersedia
Skor 1 : Bersedia
Penilaian hasil yaitu :
Tidak Bersedia = 0
Bersedia = 1
3.8.3.4 Tabulating
Tabulating adalah proses penyusunan data ke dalam bentuk tabel pada
tahap ini data dianggap telah selesai diprsoses sehingga harus segera disusun ke
dalam suatu format yang telah dirancang (Nursalam, 2013).
3.9 Keterbatasan
Bagian ini menjelaskan keterbatasan penelitian seperti pengambilan sampel,
jumlah sampel yang diteliti, intrument pengumpulan data.
3.9.1 Keterbatasan pengambilan sampel
Penelitian ini mungkin akan mendapat hambatan dalam pengambilan
sampel dikarenakan jumlah populasi yang ada tidak mencapai target
sehingga peneliti tidak dapat mencapai sampel yang diinginkan.
3.9.1

Jumlah sampel yang diteliti


Peneliti mungkin menemui hambatan karena hanya sedikit jumlah sampel

yang tersedia atau sampel yang ada menolak untuk menjadi responden. Kesalahan
akan terjadi jika peneliti kurang memprediksi jumlah sampel yang tersedia.
3.9.2 Instrument pengambilan data

14

Instrument pengambilan data berupa kuesioner mungkin tidak


dijawab oleh responden atau responden tidak menjawab dengan benar
dalam mengisi kuesioner sehingga sampel yang mungkin tidak mencapai
target sesuai dengan keinginan peneliti. Peneliti akan mengalami
kesusahan dalam pengambilan data observasi jika responden tidak
bersedia mengisi kuesioner.
3.10 Etika Penulisan
Dalam melakukan peneltian, peneliti perlu membawa rekomendasi dari
institusi untuk pihak lain dengan cara mengajukan permohonan izin kepada
institusi atau lembaga tempat penelitian yang dituju oleh peneliti. Setelah
mendapat persetujuan, barulah peneliti dengan menekankan masalah etika yang
meliputi:
3.10.1 Lembar persetujuan (Informed Consent)
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Tujuan informed
consent tersebut diberikan sebelum peneliti dilakukan dengan memberi lembar
persetujuan untuk menjadi responden (Hidayat, 2009:83).
3.10.2 Tanpa nama (Anonimity)
Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan
jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak
memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur
dan hanya menulis kode pada lembar pengumpulan data atau hasil
penelitian yang akan disajikan (Hidayat, 2009:83).
3.10.3 Kerahasiaan (Confidentiality)

15

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan


kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah
lainya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh
peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil
riset (Hidayat, 2009:83).

Anda mungkin juga menyukai