Anda di halaman 1dari 3

#Pilihan

berbicara masalah pilihan, sudah sejak lama dipahami bahwa dalam hidup yang sing
kat ini kita dihadapkan dengan berbagai hal yang dalam pemenuhannya perlu kita m
emilihnya
ada saat dimana pilihan hanya menjadi keputusan sementara, ada pula saat dimana
pilihan itu sangat berpengaruh bagi hal yang kita akan lalui kedepannya
pilihan ini saya namai dengan pilihan hidup, yang dalam pemenuhannya diperlukan
pertimbangan berdasarkan dalil yang jelas, akal yang jernih, analisa yang mendal
am, serta prospek yang cerah
memilih pilihan hidup ini harus extra hati-hati, mungkin bila diperlukan pertimb
angan dari orang yang kita percaya, dapat membantu dalam proses pemilihan itu se
ndiri
begitu pentingnya pilihan hidup ini, sampai Allah pun menfasilitasi kita dengan
cara bercerita dan memohon pada-Nya agar ditunjuki jalan yang benar-benar lurus
dalam menentukan yang terbaik bagi umatnya
dalam pilihan masalah jalan cinta para pejuang, hendaklah kita sebagai hamba yan
g beriman memilih bukan hanya berdasarkan fisik dan sikap, tapi juga wawasan, ke
wibawaan, keseriusan, kesiapan,kepantasan, dan juga prospek kedepan
-------------#area spesifik
dalam hal ini bila saya urai ada beberapa pemeran utama yakni si pria sholih, an
ak ingusan, dan wanita sholihah
ya, si anak ingusan ternyata baru sadar bahwa dia ada di tengah-tengah konfik li
ka liku remaja yang tak pernah di bayangkan sebelumnya
dalam kasus yang terjadi pada beberapa pejuang islam akhir-akhir ini, yang juga
secara kebetulan melibatkan anak ingusan, dia ingin menyampaikan bahwa
pertama, kalau memang si wanita mengagumi si anak ingusan karena fisik atau sika
p maka coba pertimbangkan ulang lah lagi, karena fisik dan sikap bisa saja berub
ah secepat kilat pagi yang menyambar ke bumi
lambat tersadar, hadirlah si pria sholih nan anggun yang mendekati si wanita sho
lihah, beliau mencoba membuka hati si wanita dengan tujuan menjaga kehormatan da
n menyempurnakan separuh dari agamanya
si wanita sholihah di khabarkan masih tetap pada pendirian lama nya, yakni mengh
arapkan si anak ingusan bisa berubah menjadi kesatria pemberani, dan membina hid
up yang dicitakan suatu saat nanti
namun setelah si anak ingusan mengetahui tentang keberadaan si pria sholih, tiba
-tiba kepalanya menjadi sangat berat, pundaknya tak mau terangkat, dadanya sesak
, dan harinya menjadi abstrak
kegalauan itu tidak seharusnya di rasakan, dia harusnya berfikir, justru pria sh
olih ini lah yang harusnya berada di posisinya sejak dulu kala, dan yang diharap
kan menjadi pangeran dalam negeri mereka
namun entah karena bisikan nafsu sesaat atau karena atas nama rasa kagum yang ke
terlanjuran si anak ingusan masih enggan mengikhlaskan

pernah terlintas dalam kepala kecil si anak ingusan, seandainya dia punya kekuat
an untuk mengikat si wanita dalam ketaatan saat itu juga, pasti sudah dia lakuka
n
namun faktanya, itu hanya angan yang berkepanjangan, dia sangat amat belum siap,
dirinya begitu bergelimang dosa dan maksiat, bahkan dia pun tak bisa membedakan
antara yang bathil dan yg haq
hal itu berbanding terbalik dengan fakta si pria sholih yang akidahnya begitu ku
at, akhlak nya begitu mantap, keinginanya begitu tertata, mentalnya begitu siap,
pun fisik dan sikap nya begitu menawan setiap mata yang menatap
namun entah hal apa yg difikirkan si wanita sholihah ini dia masih menitik berat
kan perasaan nya pada si anak ingusan, apa yang dia fikirkan sebenarnya
mata ini begitu lelah meneteskan air yang sia-sia setiap malam, hati ini begitu
lelah menahan luapan angan-angan yang begitu tertahan, dirinya amat lelah menaha
n beban berat yang selama ini terhinakan, dadanya begitu sesak setiap kali terfi
kir sang pemeran, kaki nya amat lelah mencari orang yang bisa memberi masukan at
aupun bantuan
wahai wanita sholihah apa yang membuatmu seolah begitu menyiksa si anak ingusan
ini,
jika sampai detik ini perasaanmu masih tetap sama terhadap anak ingusan ini, mak
a dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang dan dengan ri
ngan dan lapang hati harus disampaikan beribu maaf, hilangkanlah perasaan mu pad
a anak ingusan ini.
si anak ingusan pun akan dengan senang hati membunuh habis perasaan tak berarti
nya dengan tujuan meninggikan kedudukan si wanita agar menjadi mulia di mata man
usia dan di mata sang pencipta
ini sudah menjadi pilihan hidup si anak ingusan, berharap tidak ada yang menjadi
korban, semuanya menjadi pemenang, dimana pria sholih memenangkan wanita sholih
ahnya dengan terjaganya kehormatan dan tersempurnakannya agamanya, juga meninggi
nya harkat dan kedudukan si wanita sholihah, terjaganya dari segala fitnah, dan
merubah segala aktifitas nya menjadi pahala yang berlimpah
wahai wanita sholihah, terserah kau ingin menyebut si anak ingusan ini pecundang
, tak punya keinginan, lemah iman, tak berperasaan atau apapun itu yang kau suka
menurut pandangannya dia telah menjadi pemenang yang sebenarnya, dia bisa mengik
hlaskan sesuatu yang dicintai nya, sama seperti Abu Bakar As Sidiq yang rela men
gikhlaskan seluruh harta nya, juga seperti Umar bin khothob yang mencintai Rosul
ullah melebihi dirinya sendiri
hal ini minimal membuktikan ke anak ingusan bahwa dia telah belajar menjadi satu
langkah lebih dewasa, menjadi pribadi yang satu langkah lebih bisa menerima, da
n menjadi satu langkah lebih layak bagi calon istrinya kelak
dan hal ini juga membuktikan bahwa dia peduli terhadap saudaranya, bukan menjadi
kan ego sebagai ujung anak panah dalam mewujudkan ambisi nya
terus berfikir tentang usaha si pria sholih dan pendirian si wanita sholihah di
masa lalu hanya akan menambah luka, mengikis semangat dakwah, dan juga menghamba
t proses pendewasaan si anak ingusan ini
maka sebagai penutup saya haturkan beribu maaf, ini adalah pilihan hidup si anak
ingusan tersebut, saya harap si pria sholih dapat benar-benar mewujudkan apa y

ang di tuturkan kala itu


karena dia lebih layak, lebih pantas, dan lebih dari si anak ingusan
saya hanya berharap atmosfir kebahagian yang akan kalian bina bisa terus terasa
dan memancar hingga nafas terakhir kalian
aamiin
9 januari 2015 . 9.10 pm

Anda mungkin juga menyukai