Anda di halaman 1dari 4

1f. Bagaimana sistem pembayaran berdasarkan kapitasi ?

Jawab :
Kapitasi berasal dari kata kapita yang berarti kepala. Secara harfiah maka sistem
kapitasi berarti cara perhitungan berdasarkan jumlah kepala yang terikat dalam kelompok
tertentu. Kepala dalam hal ini berarti orang atau peserta atau anggota. Definisi sistem kapitasi
itu sendiri adalah metode pembayaran untuk jasa pelayanan kesehatan dimana pemberi
pelayanan kesehatan (dokter atau rumah sakit) menerima sejumlah tetap penghasilan per
perserta, per periode waktu (biasanya bulan), untuk pelayanan yang telah ditentukan per
periode waktu.
Pembayaran bagi Pemberi pelayanan Kesehatan (PPK) dengan sistem kapitasi adalah
pembayaran yang dilakukan oleh suatu lembaga kepada PPK atas jasa pelayanan kesehatan
yang diberikan kepada anggota lembaga tersebut, yaitu dengan membayar di muka sebesar
perkalian anggota dengan satuan biaya (unit cost) tertentu. Didasari atas jumlah tertanggung
(orang yang dijamin atau anggota) baik angota itu dalam keadaan sakit atau dalam keadaan
sehat yang besarnya ditetapkan dan umumnya dibayarkan dimuka tanpa memperhitungkan
jumlah konsultasi atau pemakaian pelayanan di PPK tersebut.
Pembiayaan kesehatan dengan sistem kapitasi dinilai lebih efektif dan efisien
menurunkan angka kesakitan dibandingkan sistem pembayaran berdasarkan layanan (fee for
service). Tetapi sistem kapitasi bisa diterapkan jika pemerintah memberikan asuransi
kesehatan bagi seluruh rakyat seperti disebutkan dalam UU No 40 tahun 2004 tentang Sistem
jaminan Sosial Nasional (SJSN).
Sumber
:
aduh
ini
di
blog
T_T
alamatnya
ini
:
http://rhainakhairani.wordpress.com/2011/02/17/mari-mengenal-sistem-kapitasi-lebih-dekat/
Terus juga dari slide dosen di FKUSU tapi tidak cantumin sumber.....

Sistem kapitasi adalah suatu sistem pembayaran pada Pemberi Pelayanan Kesehatan
(RS/Apotek/dokter) berdasar jumlah kapita atau jiwa yang harus dilayani baik sakit/tidak
sakit. Dalam sistem kapitasi, pembayaran diberikan di depan sebelum pelayanan diberikan
(pre paid). Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) akan memperoleh insentif (financial
incentive), apabila jumlah biaya yang ditetapkan tidak terpakai. Dengan demikian, PPK
diwajibkan merencanakan pelayanan kesehatan dengan baik, seefisien mungkin, sehingga
akan mendorong orientasi pelayanan ke arah pencegahan dan promosi, karena lebih murah.
Sumber : Sulastomo. 2007. Manajemen Kesehatan. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama

1g. Apa keuntungan dan kerugian dari sistem pembayaran kapitasi ?


Jawab :
Manfaat sitem kapitasi ini adalah :
1. Ada jaminan tersedianya anggaran untuk pelayanan kesehatan yang akan diberikan

2. Ada dorongan untuk merangsang perencanaan yang baik dalam pelayanan kesehatan,
sehingga dapat dilakukan :

pengendalian biaya kesehatan per anggota

pengendalian tingkat penggunaan pelayanan kesehatan

efesiensi biaya dengan penyerasian upaya promotif-preventif dengan kuratifrehabilitatif

rangsangan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu, efektif dan


efesien

peningkatan pendapatan untuk PPK yang bermutu

peningkatan kepuasan anggota yang akan menjamin tersedianya kesehatan


masyarakat

5a. Apa manfaat rekam medik ?


Jawab :
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 749 a tahun 1989 menyebutkan bahwa Rekam Medis
memiliki 5 manfaat, yaitu :
1. Sebagai dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pesien
2. Sebagai bahan pembuktian dalam perkara hukum
3. Bahan untuk kepentingan penelitian
4. Sebagai dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan dan
5. Sebagai bahan untuk menyiapkan statistik kesehatan

5b. Apa saja komponen dan isi rekam medik yang baik dan lengkap ?
Jawab :
Menurut PERMENKES No: 269/MENKES/PER/III/2008 data-data yang harus dimasukkan
dalam Medical Record dibedakan untuk pasien yang diperiksa di unit rawat jalan dan rawat
inap dan gawat darurat. Setiap pelayanan baik di rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat
dapat membuat rekam medis dengan data-data sebagai berikut:
1. Pasien Rawat Jalan
Data pasien rawat jalan yang dimasukkan dalam medical record sekurang-kurangnya antara
lain:
a. Identitas Pasien
b. Tanggal dan waktu.

c. Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit).


d. Hasil Pemeriksaan fisik dan penunjang medis.
e. Diagnosis
f. Rencana penatalaksanaan
g. Pengobatan dan atau tindakan
h. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
i. Untuk kasus gigi dan dilengkapi dengan odontogram klinik dan
j. Persetujuan tindakan bila perlu.
2. Pasien Rawat Inap
Data pasien rawat inap yang dimasukkan dalam medical record sekurang-kurangnya antara
lain:
a. Identitas Pasien
b. Tanggal dan waktu.
c. Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit.
d. Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang medis.
e. Diagnosis
f. Rencana penatalaksanaan
g. Pengobatan dan atau tindakan
h. Persetujuan tindakan bila perlu
i. Catatan obsservasi klinis dan hasil pengobatan
j. Ringkasan pulang (discharge summary)
k.Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan
pelayanan ksehatan.
l. Pelayanan lain yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan tertentu.
m. Untuk kasus gigi dan dilengkapi dengan odontogram klinik
3. Ruang Gawat Darurat
Data pasien rawat inap yang harus dimasukkan dalam medical record sekurang-kurangnya
antara lain:
a. Identitas Pasien
b. Kondisi saat pasien tiba di sarana pelayanan kesehatan
c. Identitas pengantar pasien
d. Tanggal dan waktu.

e. Hasil Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit.


f. Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang medis.
g. Diagnosis
h. Pengobatan dan/atau tindakan
i. Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit gawat darurat dan rencana
tindak lanjut.
j. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan
pelayanan kesehatan.
k. Sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan dipindahkan ke sarana
pelayanan kesehatan lain dan
l. Pelayanan lain yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan tertentu.

Anda mungkin juga menyukai