Interferensi Uplink
Interferensi Uplink
Gambar 2. RTWP
Jika RTWP tidak sesuai dengan yang diperbolehkan, maka akan terjadi
penurunan unjuk kerja berupa penurunan nilai Call Setup Success Rate (CSSR) dan
call drop rate. Keburukan nilai RTWP ini disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu :
1. Sistem mengalami masalah, sehingga perlu dicek konfigurasi RNC atau node B.
2. Koneksi antena dan feeder mengalami masalah, sehingga perlu diteliti parameter
seting. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan physical berupa jumper dan kabel.
Selain itu juga harus dicek bila ada faulty transmitter atau masalah lain yang
timbul akibat intermodulasi antara Node B dan antena.
3. Jika parameter seting dan hardware tidak bermasalah maka terjadi interferensi
eksternal pada sistem tersebut. Biasanya interferensi yang berasal dari repeater.
II. Key Performance Indicator (KPI)
KPI merupakan ukuran yang digunakan untuk menggambarkan faktor kritis
keberhasilan jaringan. Ini membantu jaringan untuk mengukur perkembangan dalam
rangka pencapaian tujuannya. Indikator kinerja harus merefleksikan tujuan, sehingga
indikator kinerja sangat tergantung tujuan yang ingin dicapai. Dalam menetapkan
KPI perlu melakukan beberapa hal terlebih dahulu, antara lain :
1. Memiliki proses yang telah terdefinisikan
2. Memiliki tujuan yang jelas atau kinerja yang diperlukan untuk proses tersebut di
atas.
3. Memiliki ukuran-ukuran kuantitatif atau kualitas yang disesuaikan dengan
tujuan.
4. Mengawasi setiap perubahan yang terjadi dan melakukan penyesuaian proses
dalam pencapaian tujuan jangka panjang.
Tipe KPI dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
1. Ratio, yaitu KPI yang dihasilkan untuk merefleksikan persentase kasus spesifik
yang terjadi terhadap semua kasus.
2. Mean, yaitu KPI yang dihasilkan untuk merefleksikan rata-rata nilai berdasarkan
banyknya data.
3. Cum, yaitu KPI yang dihasilkan untuk merefleksikan penjumlahan yang selalu
bertambah.
KPI berdasarkan ITU-T Recommendation E.800 dalam WCDMA terbagi
atas acessbility, Retainability, Mobility, dan capacity. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. KPI
Kategori
UTRAN
Accessibility
KPI
Circuit Switch (CS)
RAB Establist Success Rate CS
Retainability
CS
RRC conection Estab Success Rate
Call Setup Success Rate
Conection Drop Rate CS
Conection Drop Rate CS
Call Drop Rate CS
Call Drop Rate PS
Outgoing Hard Handover Success Rate
Outgoing Intersystem Handover Outgoing
Intersystem
Mobility
Capacity
Success Rate CS
Soft Handover Success Rate
Througput Measurement CS
SUMBER INTERFERENSI
Dari data statistic tersebut dapat memberikan informasi mengenai control congesti
mengenai interferensi uplink. Sehingga dapat diketahui lokasi interferensinya. Dilihat dari
sumbernya interferensi ini dapat berasal dari internal dan eksternal.
1. Interferensi Internal
Yaitu interferensi yang terjadi pada node B ke antenna feeder, yaitu berupa :
a. Sinyal yang ditransmisikan mengalami intermodulasi karena sinyal partisipasi.
b. Kanal transmisi, yaitu kerusakan power amplifier yang menyebabkan intermodulasi.
c. Kanal penerima, yaitu yang disebabkan oleh self eksitasi penerima, intermodulasi
yang disebabkan karena sinyal yang ditransmisikan kedalam penerima, situasi
unlocked, frekuensi unfixed, dan kongesti karena sinyal kuat.
d. Tidak sesuainya konfigurasi antara RF dan node B.
Dalam menemukan lokasi internal interferensi perlu dilakukan hal-hal berikut ini:
a. cek konfigurasi penerimaan diversity nya.
b. Jika kanal RF uplink bermasalah, cek konfigurasi gain kanal RF. Sangat penting
mengatur kanal RF uplink, jadi saat ada masalah tidak sulit menemukan lokasi
interferensi.
c. Jika DCS dan WCDMA dikombinasikan, harus dicek konfigurasi frekuensi dengan
operator dengan merubah konfigurasi frekuensi. Jika interferensi masih ada, lokasi
interferensi terletak pada onside.
2. Interferensi Eksternal
Yaitu interferensi yang terjadi akibat faktor dari luar node B, berupa:
a. Sistem Komunikasi lain, misalnya interferensi karena system PHS (Personal
Handyphone) dan dengan GSM.