Anda di halaman 1dari 8

Liana

Yudomulyono
138114004
FSM A 2013
Analisis Perbandingan Monosakarida dan Disakarida Menggunakan
Instrumen Refraktometer dan Polarimeter
Abstrak: Analisis perbandingan monosakarida dan disakarida dilakukan dengan bantuan
refraktometer dan polarimeter, analisis statistik dibuat dengan menggunakan persamaan regresi
linier dan analisis varian (ANOVA). Refractometri lebih sensitif (R2 =0.99) dibandingkan
dengan polarimeter yang sensitivitasnya R2=0.94. Perbandingan signifikan di antara kedua
metode ini adalah P 0.05. Hasil menunjukkan bahwa refraktomter dengan R2 =0.99 lebih
sensitive daripada polarimeter. Sensitivtas dari R2 =0.99 sama dengan semua gula dan campuran
standar yang menunjukkan bahwa tanpa terlebih dahulu memisahkan refraktometri dapat
digunakan untuk menentukan salah satu dari gula dan campurannya. Polarimeter memiliki
sensitivitas lebih rendah dalam menentukan level fruktosa.
Kata kunci: Monosakarida, disakarida, refraktometer, dan polarimeter.
Pendahuluan
Karbohidrat adalah kelompok ikatan kimia yang terdiri dari gula, pati, selulosa, dan gums.
Karbohidrat merupakan sumber energy terbesar dalam diet hewan. Senyawa ini diproduksi
melalui fotosintesis tanaman dan hanya mengandung karbon, hidrogen, dan oksigen yang
biasanya dalam ratio 1:2:1. Kelompok senyawa ini biasa dikenal sebagai karbohidrat, termasuk
polihidroksialdehid dan polihidroksiketon atau substansi yang ketika dihidrolisis, menghasilkan
senyawa karbohidrat sebagai produk.
Karbohidrat biasanya dibagi menjadi 5 besar klasifikasi, yaitu monosakarida, disakarida,
oligosakarida, polisakarida, dan nukleotida. Monosakarida yang umum, adalah glukosa, fruktosa,
dan galaktosa. Disakarida berarti 2 gula yang biasanya ditemukan di alam sebagai sukrosa,
laktosa, dan maltosa.
Semua larutan yang mengandung partikel padat terlarut akan membiaskan sinar cahaya.
Refraktometri mengukur konsentrasi dari larutan dalam jumlah banyak yang di dalamnya
terdapat partikel padat terdisolusi berdasarkan dari derajat lengkungan dari sinar cahaya.
Literatur pada masa lalu menunjukkan bahwa biodegradable dari polimer dapat diperoleh dari
monosakarida dan disakarida. Sejumlah besar teknik analisis telah dikembangkan untuk
mengukur konsentrasi total dan tipe karbohidrat di dalam makanan, industry pati, dan zat aditif.
Metode kimia, metode kromatografi, metode titrasi, metode kolorimetri, metode gravimetri,
metode enzimatik, D-Glukosa/D-Fruktosa dan masih banyak lagi metode fisik seperti
polarimetri, infra merah, densitas, indeks bias, refractometri, dan sebagainya, ini semua
merupakan metode yang digunakan untuk menentukan tipe dan konsenrasi dari gula.

Untuk analisis dari monosakarida dan disakarida, carbopac PAIO merupakan pilihan yang
ideal untuk memisahkan monosakarida dan disakarida yang ditemukan di glikoprotein mamalia.
Refraktometri dan polarimetri merupakan metode umum yang biasanya digunakan oleh berbagai
pekerja. Perbandingan hasil pemulihan gula untuk pretreatment dari brangkasan jagung dan
poplar dengan menggunakan teknologi yang diikuti dengan hidrolisis enzim dari padatan solid
yang terbawa dari Wyman et al. Ini menunjukkan bahwa pretreatment merupakan tahap yang
penting untuk mendapatkan hasil yang bagus dengan biaya yang rendah dari proses biological
dari biomassa selilosa untuk bahan bakar dan bahan kimia.
Konsentrasi dari karbohidrat di dalam sample yang tidak diketahui ditentukan dengan
mengukur sudut rotasi dan membandingkannya dengan kurva kalibrasi dari sebagian besar
produk plastik yang dibuat dari minyak berdasarkan sintesis polimer yang tidak bisa didegradasi
di dalam tanah, tidak seperti kompos yang bisa didegradasi di lingkungan. Sehingga,
pembuangan dari produk ini menimbulkan problem serius bagi lingkungan. Konversi dari
biomassa ke energi, selulosa dan hemiselulosa direduksi menjadi monosakarida dan disakarida.
Bahan bakar dari minyak tidak dianjurkan karena menimbulkan polusi udara.
Monosakarida dan disakarida sangat berguna dalam produksi bio-degradable polimer, oleh
karena itu, percobaan ini bertujuan untuk menentukan persen konsentrasi dari monosakarida dan
disakarida.
Penentuan ini tidaklah mudah. Beberapa metode canggih telah diperkenalkan dengan
menggunakan kolom pertukaran ion kromatografi dengan detektor amperometri yang bergetar
untuk cairan kinerja tinggi (HPLC).
Cabopac PAIO juga digunakan untuk memisahkan monosakarida dan disakarida. Fasilitas
ini merupakan teknologi yang tidak tersedia di Nigeria. Oleh karena itu, dibutuhkan penggunaan
metode lain yang lebih umum dari penentuan monosakarida/disakarida untuk memperkirakan
jumlah gugus gula dalam degradatif selulosa menggunakan instrumen berbeda: refraktometer
dan polarimeter.
Bahan dan Metode
Instrumen yang digunakan untuk analisis adalah Abbe 60 refraktometer, Bellingham, dan
Stanley limited England dan model D polarimeter Bellingham dan Stanley Limited, England
dengan tabung polarimeter.
Larutan standar glukosa, fruktosa, sukrosa, maltosa, laktosa, dan campuran standar dari
gula-gula ini yang disiapkan untuk penelitian.
Bahan kimia dan reagen yang digunakan diperoleh dari laboratorium kimia Federal
Universitas Teknologi Owerri, Nigeria. Analisis juga dilakukan di laboratorium ini.
Preparasi Standar
Larutan standar glukosa, fruktosa, sukrosa, maltosa, dan laktosa masing-masing disiapkan
dari substansi yang murni. Campuran dari larutan standar ini juga disiapkan dengan cara

mencampurkan glukosa, fruktosa, sukrosa, maltosa, laktosa dan bobot dari masing-masing zat
tersebut sama.
Konsentrasi dari masing-masing gula yang digunakan adalah 2%, 4%, 6%, 8%, 10%, 15%
dan 20%.
Larutan standar 2% dari larutan campuran dibuat dengan melarutkan 0,2 gram dari masingmasing glukosa, fruktosa, sukrosa, maltosa, dan laktosa lalu dicampurkan dengan air destilasi
untuk membuat larutan sebanyak 50 cm3. Prosedur ini dilakukan untuk membuat larutan dengan
menggunakaan 0.4 g, 0.6 g, 0.8, 1.0 g, 1.5 g, dan 2.0 g dari masing-masing gula (glukosa,
fruktosa, sukrosa, maltosa, laktosa) kemudian dicampurkan dan dilarutkan di dalam larutan
sebanyak 50 cm3 menggunakan air destilasi untuk campuran standar 4%, 6%, 8%, 10%, 15% dan
20% masing-masing.

Metode preparasi
Setiap konsentrasi yang berbeda dari masing-masing larutan standar gula ditaruh di antara
2 prisma dari refraktometer menggunakan pipet. Ketika prisma ditutup, droplet akan tersebar dan
akan terbentuk lapisan film tipis.
Lampu dinyalakan dan skala diarahkan ke arah cahaya untuk mendapatkan uniform field.
Ketika uniform field telah ditemukan, tombol-tombol pengaturan yang kasar dan yang halus
diputar sampai garis pembagi di antara gelap dan terang dari bidang visual bertepatan dengan
pusat garis diagonal pada refraktometer. Indeks bias dibaca melalui skala yang dapat dilihat
melalui mata. Hal ini lakukan secara berulang untuk measing-masing konsentrasi dari larutan
standar dan campuran yang berbeda.
Kurva standar dari masing-masing standar gula dan campuran standar diperoleh dengan
menggunakan sumbu x, y. Di dalam penggunaan polarimeter, harus benar-benar diperhatikan
bahwa tidak ada partikel yang terendap ataupun gelembung udara di dalam larutan. Ketika
polarimeter dihidupkan, ditinggalkan selama 10 menit terlebih dahulu supaya sodium benarbenar dalam kondisi hangat.
Tabel: 1
Pengukuran Indeks Bias Menggunakan Refraktometer dengan Berbagai Standar Gula dan
Standar Campuran di Berbagai Konsentrasi yang berbeda
Indeks Bias
Standar
Konsentrasi
Standar
Standar
Standar
Standar
Standar
Campura
Fruktosa
Glukosa
Sukrosa
Maltosa
Laktosa
n
2%
1.3355
1.3370
1.3360
1.3365
1.3360
1.3371
4%
1.3390
1.3392
1.3391
1.3399
1.3380
1.3391
6%
1.3417
1.3428
1.3417
1.3420
1.3410
1.3415
8%
1.3450
1.3460
1.3445
1.3457
1.3442
1.3451
10%
1.3479
1.3481
1.3483
1.3480
1.3460
1.3482

15%
20%

1.3540
1.3604

1.3550
1.3622

1.3549
1.3629

1.3541
1.3590

1.3530
1.3570

1.3562
1.3601

Tidak diketahui (10%): indeks bias= 1.3492. Suhu = 29C

Grafik 1: menunjukkan plot dari berbagai variasu gula dengan konsentrasi yang diukur
menggunakan refraktometri.

Tabel 2: ANOVA 2 faktor tanpa replikasi refraktometri


Summary
2
4
6
8
10
15
20
Fruktosa
Glucose
Sucrose
Maltose
Lactose
Standar mixture

Count
6
6
6
6
6
6
6
7
7
7
7
7
7

Sum
8.0181
8.0343
8.0507
0.0705
8.0865
8.1272
8.1616
9.4235
9.4303
9.4274
9.4252
9.4152
9.4273

Average
1.33635
1.33905
1.341783
1.345083
1.34775
1.354533
1.360267
1.346214
1.347186
1.346771
1.346457
1.345029
1.346757

Variance
3.95E-07
3.71 E-07
3.58E-07
4.7E-07
7.55E-07
1.19E-06
4.6E-06
7.56E-05
7.92E-05
8.9E-05
6.34E-05
5.993E-05
7.53E-05

ANOVA
Source of
Variance
Row
Columns
Total

SS

Df

MS

P-value

F crit

0.00263
1.96E-05
0.002671

6
5
41

0.000438
3.92E-06

623.8519
5.581904

4.3E-30
0.000945

2.420523
2.533555

Tabel 3: Menunjukkan hasil sudut rotasi dari berbagai variasi standar gula dan standar
Sudut Rotasi
Standar
Standar
Standar
Standar Standar Standar
Konsentrasi
Campuran
Fruktosa
Glukosa
Sukrosa Maltosa Laktosa
2%
-3.1
+1.0
+1.2
+1.1
+1.1
-0.7
4%
-11.7
+2.8
+4.0
+3.3
+2.5
+1.1
6%
-16.7
+5.3
+6.8
+5.8
+4.1
+3.2
8%
-19.6
+7.9
+9.8
+6.2
+5.2
+4.8
10%
-22.6
+9.5
+13.2
+8.2
+6.2
+5.2
15%
-24.9
+11.7
+16.7
+10.2
+9.7
+7.5
20%
-30.2
+14.7
+18.2
+13.7
+11.2
+8.7
campuran dengan berbagai konsentrasi menggunakan polarimeter.
Tidak diketahui (10%): sudut rotasi= = +3.5. Suhu= 29C

Grafik 2: Menunjukkan Plot dari Berbagai Variasi Gula dengan Konsentrasi


Menggunakan Polarimeter.

Tabel 4: Anova: 2 Faktor Tanpa Replikasi Polarimetri


Ringkasan
Hitungan
Jumlah
Rata-rata
Perbedaan
2
6
8.2
1.366667
0.7506
4
6
25.4
4.233333
14.310
6
6
41.9
6.9833
24.261
8
6
53.5
8.9166
30.817
10
6
64.9
10.816
41.193
15
6
80.9
13.483
40.481
20
6
96.7
16.116
57.941
Fruktosa
7
128.8
18.4
80.406
Glukosa
7
52.9
7.5571
23.799
Sukrosa
7
69.9
9.9857
41.014
Maltosa
7
48.5
6.9285
17.852
Laktosa
7
40
5.7142
13.451
Standar
7
31.4
4.4857
9.3580
Campuran

Sumber Variasi
Baris
Kolom
Error
Jumlah

SS
953.655
887.146
161.641
2002.444

ANOVA
Df
MS
6
158.942
5
177.429
30
5.38804
41

F
29.499
32.930

P-value
2.66E
2.56E

F crit
2.4205
2.5335

Pada awalnya, peralatan dicek dengan membuat pembacaan 0 dengan sampel hanya diberi
pelarut (air), pembacaan 0 sesuai dengan 0 tanda kalibrasi. Pembacaan ditentukan dengan
menaruh tabung sampel yang berisi masing-masing larutan standar gula dengan pelan-pelan,
menutupnya dengan tutupnya, dan memutar kenop sampai sudut yang tepat dari analisa itu
tercapai. Di instrumen ini, mata melihat bagian yang terpisah yang bagiannya harus sesuai
dengan intensitas cahaya.
Nilai sudut dimana bidang cahaya terpolarisasi yang telah diputar dapat dilihat melalui
skala. Pembacaan standar campuran juga ditentukan dengan cara yang sama.

Perlakuan data
Metode regresi linear dan analisis perbedaan (ANOVA) digunakan di perlakuan data.
Semua analisis statistik berada di 95% batas confidence P0.05.
Hasil dan diskusi

Tabel 1 menunjukkan nilai indeks bias dari berbagai variasu standar gula dan standar
campuran di berbagai konsentrasi.
Hasil regresi dari refraktometri adalah R2=0.99, sementara regresi dari polarimetri untuk
fruktosa adalah R2= 0.86. hal ini menunjukkan bahwa refraktometri lebih sensitif untuk semua
jenis gula.
Dari hasil percobaan, hasil itu menunjukkan bahwa standar campuran tidak bisa digunakan
secara efektif untuk fruktosa di polarimeter. Jadi, refraktometer menunjukkan sensitivitas yang
lebih tinggi daripada polarimeter.
Masalah dengan penentuan polarimetrik dari fruktosa mungkin disebabkan oleh kenyataan
bahwa fruktosa merupakan levorotary, sedangkan gula lain merupakan dextrorotatory. Fruktosa
merupakan gula ketohexose, sedangkan gula lain merupakan aldohexose atau bisa juga
aldohexose yang mengandung gula. Kenyataan sifat-sifat dari fruktosa ini dapat menimbulkan
pengaruh pada besar dan arah rotasi. Kehadiran fruktosa di sukrosa secara similiar dapat
menjelaskan untuk sumber yang berikutnya dalam kondisi sensitivitas yang rendah di
polarimetri.
Tabel 2 dan 4 menunjukkan analisis dari perbedaan untuk masing-masing 2 metode yang
berbeda: refraktometer dan polarimetri. Hasil menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan
(P0.05) di konsentrasi yang berbeda di antara gula untuk masing-masing metode. Hasil
menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan dari (P0.05) di antara gula dan ada perbedaan
signifikan di antara metode untuk menentukan sampel. Variasi individual di antara perbedaan
konsentrasi dan gula yang berbeda untuk refraktomeri tidak signifikan, dapat dilihat pada tabel 2.
Ini menunjukkan bahwa perbedaan gula di perbedaan campuran dapat ditentukan tanpa
diskriminasi menggunakan refraktometri.
Kesimpulan
Penelitian ini mengungkapkan bahwa refraktometri dapat digunakan untuk menentukan
gula, fruktosa, glukosa, sukrosa, maltosa, laktosa dan standar campuran dari gula-gula tersebut
dengan sensitivitas yang tinggi (R 2=0.99), dan menjadikannya lebih baik dari polarimetri. Ini
menyiratkan bahwa semua monosakarida dan disakarida dapat ditentukan dengan refraktometer
yang memiliki derajat sensitivitas tertinggi.
Polarimetri merupakan metode yang memiliki sensitivitas lebih rendah (R2=0.94), untuk
digunakan dalam menentukan gula-gula ini. Polarimetri dapat digunakan untuk mengenali
monosakarida spesifik yang memiliki kadar persentase tinggi. Ini ditunjukkan oleh perbedaan
signifikan di antara gula untuk masing-masing metode.
Fruktosa menunjukkan variasi yang luar biasa di sensitivitas (R 2= 0.88), untuk metode
polarimetrik. Ini dapat dikaitkan dengan perbedaan arah dan besar rotasi. Fruktosa yang sama
memiliki perbedaan respon untuk reaksi kimia di konsentrasi gula, tidak seperti gula-gula lain,
baik glukosa atau glukosa yang mengandung satuan.

Referensi
1. The American Heritage Dictionary of the English Language, fourth edition. Copyright 2007,
2000 by Houghton Mifflin Company, updated in 2009.Published by Houghton Mufflim
Company.
2. Ray S. Biodegradable Polymer for Industrial Application. Ray Smith,. ISBN 0849334667
(2005).
3. McMillian J. D., preteatment of lignocellulocllsic biomass .In: Himmel,M.E,
Baker,J.Ooverend, R.P(E.d.S)E Enzymaticscovernation of biomass fuel production American
chemical soceity PP 292 to 234 (1994)
4. www.dionex.comBiocolumns Retrieve 21/10/2011
5. Hassani A., Yegari R., Salehpour P. and Jassouri S. Comparisim of various sugar analysis
methods in Penicillin Gfermentation broth (2009)
6. Chavatte P., Clement F., Cash R., Grongnet J. E. Proceeding of the Annual Convention of
AAEP, 44, 06 208 (1998)
7. Wyman C., Yang B., Dale B. E. and Elander R. T. Comparative sugar recovery Yield for
pretreatment of corn stover and popr by leading technologies, and Enzymatic Hydrolysis of
remaining solids. Annual meeting of American Institute of Chemical Engincerssalt Lake
city(2007).
8. Association of Analytical Chemists: Official method of analysis, 13th Edition, 550-594
(AOAC,1980).

Anda mungkin juga menyukai