Kontroversi Antara Kdsdsebebasan Pers Dan HAM (Studi Kasus Tommy Winata Dengan Bamb
Kontroversi Antara Kdsdsebebasan Pers Dan HAM (Studi Kasus Tommy Winata Dengan Bamb
materil dan imateril terhadap dirinya. (3). Pandangan hakim terhadap kasus Tommy Winata:
Dalam perkara Perdata pengadilan Negeri Jakarta Pusat mempergunakan tolak ukur bahwa berita
Ada Tommy di Tenabang? tidak memenuhi prinsip cover both slides, karena berita tersebut
tidak benar, tidak akurat dan tidak tepat. Gugatan Tommy Winata dikabulkan, Pada Pengadilan
Tinggi DKI Jakarta, hakim Pengadilan Banding menggunakan tolak ukur yang bersifat teknis
prosedural, belum menyoroti substansi yang menjadi permasalahan hukum, Dalam perkara
Pidana Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menggunakan tolak ukur dengan mengacu pada pasal
310 dan pasal 311 KUHP dan menghukum Tempo karena perbuatan tersebut dikualifikasikan
telah mencemarkan nama baik, Mejelis Hakim Banding pada Pengadilan Tinggi DKI Jakarta
telah membatalkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, dengan menggunakan tolak ukur
yang terdapat dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 dan Kode Etik Jurnalistik. Mahkamah
Agung menguatkan putusan Pengadilan Banding dengan mempergunakan tolak ukur standar
etika profesi dan deadline sebagai alasan pembenar untuk menyiarkan berita yang belum
diyakini kepastian kebenarannya.