LANDASAN TEORI
2.1
cair kedalam cetakan yang telah terlebih dahulu dibuat pola, hingga logam cair
tersebut membeku dan kemudian dipindahkan dari cetakan.
Jenis-jenis pembentukan yang ada yaitu:
1. Sand Casting, Yaitu jenis pembentukan dengan menggunakan cetakan
pasir. Jenis pembentukan ini paling banyak dipakai karena ongkos
produksinya murah dan dapat membuat benda coran yang berkapasitas
berton-ton.
2. Centrifugal Casting, Yaitu jenis pembentukan dimana cetakan diputar
bersamaan dengan penuangan logam cair kedalam cetakan. Yang bertujuan
agar logam cair tersebut terdorong oleh gaya sentrifugal akibat
berputarnya cetakan. Contoh benda coran yang biasanya menggunakan
jenis pembentukan ini ialah pelek dan benda coran lain yang berbentuk
bulat atau silinder.
3. Die Casting, Yaitu jenis pembentukan yang cetakannya terbuat dari logam.
Sehingga cetakannya dapat dipakai berulang-ulang. Biasanya logam yang
dicor ialah logam non ferrous.
4. Investment Casting, yaitu jenis pembentukan yang polanya terbuat dari
lilin (wax), dan cetakannya terbuat dari keramik. Contoh benda coran yang
biasa menggunakan jenis pembentukan ini ialah benda coran yang
memiliki kepresisian yang tinggi misalnya rotor turbin.
Padapraktikum teknik pembentukan di Laboratorium Teknik Mesin Lanjut
di Universitas Gunadarma menggunakan jenis pembentukansand casting.
Ada beberapa macam pasir yang dipakai dalam pembentukansand casting.
Tetapi ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar hasil cetakan tersebut
sempurna,syarat bagi pasir cetak antara lain:
Temperatur penuangan oC
1100-1250
950-1100
1250-1450
1700-1750
600-700
1500-1550
1. Pasir Silika
Pasir Silika didapat dengan cara menghancurkan batu Silika, kemudian
disaring untuk mendapatkan ukuran butiran yang diinginkan.
2. Pasir Zirkon
Pasir Zirkon berasal dari pantai timur australia yang mempunyai daya
yahan api yang efektif untuk mencegah sinter.
3. Pasir Olivin
Pasir Olivin didapat dengan cara menghancurkan batu yang membentuk
2MgO, SiO2 dan 2FeO, SiO2. Pasir Olivin mempunyai daya hantar panas
yang lebih besar dibanding pasir Silika.
Didalam suatu proses pembentukan, proses pembekuan logam cair setelah
logam cair dituang kedalam cetakan akan mengalami penyusutan. Penyusutan
pada rongga cetakan akan mengakibatkan berubahnya dimensi benda coran. Pada
tabel 2.2 dibawah ini diketahui penyusutan yang terjadi pada suatu logam.
Tabel 2.2 Penyusutan yang terjadi pada suatu material[1]
Material
Penyusutan (%)
Baja karbon
1,5
Alumunium
membuat inti.Pola logam dengan presisi yang tinggi digunakan dalam cetakan
kulit ini mahal tetapi tahan lama dan mengurangi biaya tiap unit dari cetakan
ketika diproduksi dalam jumlah besar. Mereka juga memungkinkan kontrol
yang lebih baik dari bentuk dan ukuran dari cetakan pasir konvensional dan
menghasilkan tuangan dengan permukaan yang lebih halus yang dapat
mengurangi biaya penyelesaian akhir (finishing).Pada saat logam cair dituang
cetakan kulit harus diperkuat oleh pasir atau biji besikarena pada suhu tinggi
dapat cepat runtuh.Tetapi hal ini berguna, terutama padaproduksi massal dapat
meminimalkan biaya mengeluarkan benda tuang daricetakan kulit.
Tahapan proses pembuatan cetakan kulit (shell molding) :
1) Pola dibuat dari logam, biasanya terdiri dari dua bagian.
2) Potongan pola yang terpisah dipasang pada backingplate logam datar
dan ditambahkan bagian yangmembentuk saluran dimana logam cair
akan mengalir.
3) Pelat pola dipanaskan 200C sampai 250C dan ditempatkan di atas
sebuah kotak yang berisi pasirresin khusus.
4) Kotak dan beserta pola dibalik sehingga pasir resintertabur diatas pola
plat logam panas.
5) Ketika kotak dan pola dikembalikan ke posisi semulamaka akan
terbentuk kulit tipis pasir pada pola. Hal inibiasanya terjadi secara
otomatis pada mesin cetak kulit. Kemudian dipanaskan kembali agar
mengeras.
6) Kulit dibuka dari pola dan didapat setengah cangkang.Dua cangkang
yang sesuai dilem atau dijepit bersamauntuk membentuk sebuah
cetakan.
7) Logam cair dituangkan ke dalam cetakan yang telah selesai dan
dibiarkan membeku.
8) Selesai pembentukan, termasuk bentuk saluran turun yang membawa
logam cair, yang dikeluarkan daricetakan kulit.
9) Potongan bagian yang tidak digunakan dari bendacoran untuk
mendapatkan ukuran yang diharapkan.
10) Selesai proses pembentukan, contoh adalah poros engkol pada mesin 2
silinder.
Selain dari mesin jenis ini telah dikembangkan juga mesin pembuat
cetakan kulit yang lain. Yaitu mesin pembuat cetakan kulit tiup yang bekerja
dengan meniup pasir kulit ke dalam kotak inti atau ke atas pelat
pola.Kebanyakan dari mesin pembuat inti kulit adalah jenis peniupan.Mesin
pembuat inti kulit ini, direncanakan untuk membuat inti berongga yang lebih
seragam. Untuk membuat inti berongga, pasir kulit ditiupkan ke dalam kotak
inti panas, yang kemudian dibalik setelah waktu tertentu. Setelah pasir yang
tidak mengeras di bagian dalam disingkirkan, maka didapat inti berongga. Pasir
yang tidak mengeras bisa juga diisap atau didorong oleh tekanan udara. Inti
semacam int memudahkan gas untuk keluar dan meniadakan cacat rongga
udara.
Hotbox molding
1) Cara kotak panas (Hotbox molding) adalah cara pembuatan cetakan
atau inti di mana pasir dengan pengikat resin set-panas disemprotkan
ke dalam kotak logam yang dipanaskan.
2) Kotak yang dibuat dari besi cor biasa dipakai sebagai kotak inti untuk
pembuatan inti. Kotak inti dipanaskan mula pada 200 sampai 250C.
Kemudian pasir ditiupkan ke dalamnya, maka pasir segera mengeras
karena panas dari kotak inti. Inti yang tebal mempunyai bagian dalam
yang tidak mengeras. Kalau dibiarkan dalam keadaan itu pasir akan
mengeras sampai ke dalam. Tetapi biasanya diikuti dengan
pemanggangan yang kedua kali pada 150 sampai 180C.
3) Boleh dikatakan sangat sukar untuk membuat inti berongga seperti
padapembuatan cetakan kulit, karena pengisapan dan pendorongan
oleh udaratidak dapat mengeluarkan pasir yang tidak terpanggang. Inti
macam ini mempunyai mampu ambruk yang baik dan sangat
menguntungkan pada pembongkaran karena resin terbakar pada
temperatur tinggi.
10
4) Dalam cara ini resin furan dipakai sebagai bahan pengikat. Biasanya
ditambahkan resin furan 2 sampai 3% pada pasir, disamping itu
ditambahkan juga asam lemah 20 sampai 30% dari jumlah resin
sebagai katalisator untuk bisa bercampur. Temperatur pasir sebelum
pencampuran ditahan kira-kira di bawah 30C.
5) Pasir yang dicampur dengan resin furan harus mempunyai kadar
kotoran atau debu yang sedikit dan permukaan butirnya harus bersih.
Kalau syarat tersebut tidak dipenuhi, kekuatannya setelah mengeras
akan kurang.
11
3) Gas CO2 ditiupkan ke dalam cetakan pada tekanan 1,0 sampai 1,5
kg/cm2, maka cetakan ini akan mengeras dalam waktu singkat.
4) Reaksi pengerasan pada cara CO2 dijelaskan pada rumus berikut :
Na2Sio3+CO2 Na2CO3+SiO2 (Sodium Silicate) (Silica gel).
5) Gambar menunjukkan garis besar pembuatan cetakan dengan cara
CO2.
Proses pemadatan cetakan pasir dan penyemprotan gas CO 2 pada
cetakan, yaitu sebagai berikut:
1. Proses sama dengan cetakan pasir, pasir dipadatkan ke dalam kotak
cetakan dan lubang angin dibuat dengan mempergunakan jarumjarum.
2. Jarum-jarum ditarik sehingga terjadi lubang-lubang.
3. Gas CO2 dialirkan melalui lubang-lubang itu.
4. Keluarkan pola dari kotak dan cetakan selesai dan siap untuk
penuangan.
12
dengan mempergunakan mesin pembuat cetakan tiup. Gas amina (juga dikenal
sebagai pemanis gas dan gas removal asam) dilewatkan ke dalam cetakan, dan
cetakan mengeras pada saat itu.
2) Setelah terjadi pengerasan, udara ditiupkan ke dalam cetakan untuk mengeluarkan
gas amina yang masih ada dan disalurkan melalui bak penetral. Kemudian cetakan
diambil. Jenis pembuatan cetakan ini disebut cara kotak dingin.
3) Gambar 2.4 menunjukkan cara pembuatan cetakan tersebut :
Gamb
Gambar 2.4 Cetakan Coldbox Molding[2]
4) Proses pembuatan cetakan inti tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Campuran pasir ditiupkan ke dalam peti inti oleh udara.
2. Gas amina ditiupkan ke dalamnya. Gas sisa dikeluarkan dari kotak
inti oleh udara untuk disalurkan ke bak penetral. Gas bersih
dilepaskan ke udara luar. Karena gas amina merupakan gas racun,
maka semua penyekat harus sempurna.
5) Pasir untuk cara kotak inti
Pengikat pasir untuk cara kotak inti ini terdiri dari resin fenol (cairan
I) dan M.D.I, (cairan II). Jumlah yang ditambahkan ialah 2 sampai 3
% dari jumlahpasir. Waktu pengerjaan dari campuran ini kira-kira 1
13
sampai 1,5 jam. Sebagai zat pengeras dipakai gas etilamin karena
lebih baik dari pada gas metilamin. Bahan baku pasir lebih baik netral
atau asam, karena pasir basa tidak mungkin dibuat cetakan. Kadar air
dari pasir lebih baik 0,2%, karena kadar air yang berlebihan, sangat
menurun-kan kekuatan cetakan. Perbandingan dari cairan I pada
cairan II optimum pada 5:5 sampai 4:6.
6. Cetakan mengeras sendiri
1) Apabila pengikat khusus dibubuhkan pada pasir cetak maka cetakan
yang dibuat dari campuran ini mengeras secara alamiah. Dalam hal ini
peniupan CO2 tidak perlu, tidak seperti pada cara CO2. Oleh karena itu
cetakan demikian disebut cetakan mengeras sendiri.
2) Sebagai pengikat dipakai bahan organik, semen, water glass (senyawa
natrium metaSilikat, Na2 SiO3) dan sebagainya. Reaksi pengerasan
dimulai segera atau beberapa saat setelah pencampuran pasir dengan
3)
pengikat.
Material:
Ferrous
Karena itu
Non-ferrous
waktu
pembuatan cetakan,
Bahan cetakan:
Drafting:
silika
Design pola
pengolahan pasir harus sesuaiPasir
dengan
waktu
Water glass
Design gatting sistem
air
dan tidak baik membiarkan campuran
pasir untuk
Proses peleburan
Pattern making:
Riser making
cetakan
cacat
Langkah-langkah
Pembongkaran cetakan
pembentukan
logam
di
laboratorium
Pengujian
Produk
14
15
Pada proses pembuatan pola ada beberapa hal penting yang harus
diperhatikan, yaitu:
1. Permukaan pola (baik pola benda coran, gatting system dan riser) harus
baik dan halus agar tidak merusak cetakan pada proses pelepasan pola.
2. Dimensi dari pola benda coran harus dibuat penambahan + 5mm dari
ukuran sebenarnya untuk mencegah penyusutan yang terjadi dan untuk
proses finishing dari benda coran.
3. Faktor kemiringan pola sangat diutamakan, hal ini bertujuan agar
memudahkan pengangkatan pola dari cetakan, sehingga tidak merusak
cetakan. Lihat gambar 2.2besar kemiringan pola + 2o.
16
Saluran Pisah
Saluran Langsung
17
Saluran Bawah
Saluran Terompet
Saluran Bertingkat
Saluran Cincin
Saluran Pensil
Saluran Baji
2.3.2
Pembuatan Cetakan
Padapraktikum teknik pembentukan di Laboratorium Teknik Mesin Lanjut
18
Langkah pertama yaitu menentukan berapa banyak pasir Silika yang kita
butuhkan sesuai dengan cup & drag yang ada. Lalu kita campurkan waterglass ke
dalam pasir kemudian diaduk hingga rata. Waterglass yang dipakai sekitar 3-6%
berat pasir. Setelah pasir dan waterglass rata, kemudian dimasukan kedalam cup &
drag yang telah dimasukan terlebih dahulu pola coran. Setelah terisi penuh kita
tembakan gas Co2 hingga pasir keras. Kemudian pola bisa kita lepas dari cetakan.
2.3.3
Proses Peleburan
Logam yang kita lebur adalah logam alumunium. Alumunium saat ini
ialah logam kedua terbanyak setelah besi karbon (cast iron) yang dipakai untuk
komponen mesin, contoh dalam bidang otomotif. Juga dipakai pada alat-alat
rumah tangga seperti panci dll. Kelebihan dari alumunium ialah logam ini ringan,
kuat, konduktor panas dan listrik yang baik setelah emas dan tembaga. Titik cair
dari alumunium murni + 650oC. Tetapi alumunium jika dipadukan oleh unsur
paduan maka titik cairnya akan bertambah. Unsur-unsur paduan yang biasanya
dipakai sebagai paduan aluminium adalah silikon, tembaga, magnesium, timah
dan lain-lain.
Alumunium cair sangat reaktif sekali terhadap gas hidrogen (H). gas
hidrogen dapat membuat gelembung udara terikat didalam alumunium cair yang
mengakibatkan porositas pada produk coran nantinya. Reaksi kimianya:
3 H 2 O+2 AL 6 H+ AL2 O3
Steam
Alumunium Hidrogen
Alumunium oxide
19
kedalam cetakan serta mengukur tinggi saluran masuk untuk menghasilkan benda
Saluran Pengalir :
Luas Penampang
Volume Saluran Pengalir
Massa Saluran Pengalir
Dimensi Saluran Pengalir
Saluran Turun :
Luas Penampang
Volume Saluran Turun
Massa Saluran
Mulai Turun
Diameter Saluran Turun
Cawan Tuang :
Dimensi Cawan Tuang
Volume Cawan Tuang
Massa Cawan Tuang
20
Penambah :
Dimensi Penambah
Volume Penambah
Massa Penambah
Efisiensi Coran
21
Hidrostatis Praktis
Keterangan :
Hp
22
Hc
2.4.2
Waktu Tuang
Waktu tuang adalah waktu yang dibutuhkan logam cair untuk mengisi
penuh rongga cetakan dan dimulai pada saat logam cair menyentuh cawan tuang.
Besarnya waktu tuang () diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
= Besaran spesifik
Mc
Besaran spesifik tergantung dari ketebalan benda cor, seperti pada tabel di
bawah ini :
Tabel 2.3 Besaran Spesifik[2]
2.4.3
Nilai (S)
3 3,5
1,63
3,5 8
1,85
8 15
2,2
Kecepatan Tuang
Kecepatan tuang adalah laju aliran logam cair untuk mengisi rongga
Keterangan :
23
Akan tetapi dalam prakteknya penentuan waktu tuang biasanya dapat pula
ditentukan dengan menggunakan nomogram waktu kecepatan tuang.
rongga cetakan. Adapun tujuan dari pembuatan sistem saluran tuang adalah
sebagai berikut :
1. Agar slag-slag yang berada dalam logam cair tidak ikut masuk ke dalam
rongga cetakan.
24
2. Supaya kecepatan aliran logam dapat diatur sehingga rongga cetakan terisi
secara sempurna.
2.4.5
Bahan Cor
Bentuk Coran Besar
Bentuk Coran Sedang
Bentuk Coran Segala Bentuk
Saluran Masuk
Sm : Sp : St
1 : 1,5 : 2
1 : 1,2 : 1,4
1 : 1,1 : 1,2
Saluran masuk salah satu wadah yang berfungsi untuk mengatur kecepatan
terakhir dan untuk menahan kotoran sebelum logam cair masuk kedalam cetakan.
Untuk menghitung saluran masuk digunakan formula sebagai berikut:
1. Luas Saluran masuk (Sm)
Formula luas saluran masuk (Sm):
25
Keterangan :
Sm
Mc
Hp
Keterangan :
Vsm = Volume saluran masuk (mm3)
Sm
Keterangan :
Msm =Massa Saluran Masuk (kg)
Vsm = Volume Saluran Masuk (mm3)
a
0,5 a
26
1,6 a
Saluran Pengalir
Saluran pengalir (Sp) adalah saluran yang berfungsi sebagai penerus aliran
logam cair yang berasal dari saluran turun ke saluran masuk sebagai tempat
penyaringan kotoran.
Untuk menghitung saluran pengalir digunakan formula :
1. Luas penampang saluran pengalir (Sp)
Keterangan :
Sp
Sm
27
Keterangan :
Msp = Massa saluran pengalir (kg)
2.4.7
Saluran Turun
Saluran turun (St) adalah suatu alat pada sistem saluran tuang (sst) yang
berfungsi sebagai saluran yang dilalui oleh logam cair yang berasal dari cawan
tuang (Ct), sebagai media untuk mengalirkan logam cair menuju ke saluran
pengalir (Sp). Dimensi dari saluran turun (St) adalah silinder yang mana pada
bagian bawahnya sedikit mengecil yang berfungsi untuk menahan laju kotoran
sebanyak mungkin serta untuk mempermudah pencabutan pola saluran turun (St).
d1
Sm
28
3.
4.
2.4.8
= Diameter (mm)
=
d 1+ d2
2
Cawan Tuang
Cawan tuang (Ct) adalah suatu penampung logam cair yang dituang dari
ladel untuk diteruskan ke saluran turun (St). Untuk dimensi dari cawan tuang
berbentuk kerucut terpancung, dimana untuk menghitung diameter atasnya
menggunakan rumus [2,3,4]:
Keterangan :
D
d1
29
Dimana :
Vtotal
Mt Coran