Anda di halaman 1dari 20

PENDIDIKAN

AKUNTANSI VOKASIONAL: PERLUKAH


KURIKULUM BERBASIS IFRS?

Oleh:
Supriyadi
Ketua IAI KAPd
Anggota DPN IAI
Jurusan Akuntansi FEB UGM

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI VOKASIONAL (SNAV)


Denpasar, Bali
17-18 Mei 2013

Pendahuluan
Sejak 1 Januari 2012 perusahaan publik di Indonesia telah diwajibkan menerapkan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) hasil konvergensi dengan International
Financial Accounting Standard (IFRS) yang telah dilakukan (merupakan proses kontinyu)
oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK). Proses konvergensi PSAK dengan
IFRS sebenarnya sudah dilakukan mulai tahun 1994 pada saat DSAK pertama kali mulai
mengadopsi beberapa standar akuntansi keuangan internasional (IAS) yang diterbitkan oleh
International Accounting Standards Committee (IASC). Pada tahun 2006 IAS digabungkan
menjadi satu set standar akuntansi keuangan dengan IFRS oleh International Accounting
Standard Board (IASB sebagai pengganti IASC). Setelah tahun 2012, PSAK akan
disesuaikan secara terus-menerus seiring dengan perubahan IFRS yang dilakukan oleh
IASB.
Terlepas dari berbagai aspek yang menyertai keputusan konvergensi PSAK dengan
IFRS, keputusan konvergensi telah diambil dan imlementasi IFRS sudah mulai
dilaksanakan. Oleh karena itu, konvergensi standar akuntansi keuangan Indonesia ke IFRS
perlu didukung agar Indonesia mendapatkan pengakuan maksimal dari masyarakat bisnis
internasional yang sudah lama menggunakan IFRS. Salah satu dukungan yang diperlukan
oleh masyarakat bisnis adalah dukungan dunia akademik (universitas dan program studi)
untuk segera mengembangkan proses pembelajaran yang mengakomodasikan penggunaan
IFRS dalam PSAK. Secara riil dukungan dapat berupa perubahan kurikulum berbasis
PSAK-IFRS, penyiapan bahan ajar berbasis PSAK-IFRS (modul dan buku), dan bentukbentuk pelatihan teknis implementasi PSAK-IFRS.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk membahas proses persiapan yang
seharusnya dilakukan dunia akademik (universitas dan program studi) terkait dengan mulai
diimplementasikannya PSAK-IFRS di Indonesia. Pembahasan dan analisis secara berurutan
akan dimulai dari kondisi dinamis glabalisasi SAK, konvergensi PSAK-IFRS di Indonesia,
entitas pemakai SAK, pengembangan kurikulum perguruan tinggi, dan kurikulum program
vokasi. Bagian akhir tulisan ini menyajikan simpulan hasil analisis dan saran.

Globalisasi Standar Akuntansi Keuangan


Adopsi atau konvergensi IFRS dengan standar akuntansi lokal suatu negara adalah
merupakan kesepakatan dunia bisnis global yang didukung oleh banyak negara dan badan
internasional dunia. Pada saat ini sudah lebih dari 115 negara mengadopsi IFRS.
Kesepakatan G-20 di Pittsburg, Amerika Serikat pada tanggal 24-25 September 2009
merekomendasikan otoritas lembaga pengatur pasar modal atau lembaga terkait untuk
meningkatkan penggunaan standar akuntansi global (IFRS) pada Juni 2011 untuk
mengurangi kesenjangan aturan pelaporan keuangan di antara negara-negara anggota G-20.
Kebutuhan untuk menggunakan IFRS sejalan dengan perkembangan bisnis yang
semakin mengglobal. Hal ini diindikasikan dengan semakin banyaknya perusahaanperusahaan besar yang berasal dari berbagai Negara melakukan perdagangan atau bercabang
di berbagai negara lain. Tabel 1 menyajikan duapuluh perusahaan besar di dunia per 2008
yang berasal dari berbagai Negara di dunia. Kondisi ini mengindikasikan semakin
meningkatnya saling ketergantungannya pasar antar Negara. Tabel 2 menyajikan statistik
perdagangan saham di pasar modal dunia per 2008.
Aktivitas perdagangan saham dalam pasar modal suatu negara dan atau antar negara
akhir-akhir ini menuntut perlunya untuk meningkatkan pengungkapan dan transparansi
informasi keuangan. Tuntutan ini mengindikasikan perlunya aturan dan standar akuntansi
keuangan yang dapat dipahami oleh para pemain di pasar modal dunia. Sampai dengan akhir
tahun 2008 diindikasikan bahwa sudah lebih dari 115 negara memilih untuk menggunakan
IFRS (mengadopsi atau mengkonvergensi) sebagai standar akuntansi keuangan yang akan
digunakan (lihat gambar 1). Mengglobalnya penggunaan IFRS ini juga menuntut perubahan
besar dalam sistem pengajaran dan penyediaan media dan bahan ajar agar implementasi
IFRS dapat berjalan dengan baik. Selain itu, infrastruktur pasar modal yang berupa aturanaturan pasar modal dan aturan perpajakan juga mengalami perubahan seiring dengan
implementasi IFRS.

Tabel 1
Top 20 Global Companies in Terms of Sales

Tabel 2
International Exchange Statistics

Gambar 1
Map of IFRS Users
Konvergensi IFRS di Indonesia
Sebenarnya Indonesia sudah mulai melakukan konvergensi IFRS sejak IAI dalam
konggresnya di Bandung tahun 1994 menetapkan standar akuntansi keuangan baru yang
mengadopsi beberapa standar akuntansi internasional (IAS) yang dikeluarkan oleh IASC.
Proses pengadopsian ini terus berjalan tetapi tidak menunjukkan perkembangan yang
signifikan. Hal ini diindikasikan dengan belum banyaknya IAS dan kemudian juga IFRS
yang diadopsi dan digunakan di PSAK Indonesia. Perkembangan adopsi IFRS menjadi
signifikan setelah pada tahun 2008 Indonesia menetapkan untuk melakukan konvergensi
IFRS secara penuh dan mulai diterapkan pada 1 Januari 2012. Selama perioda 2008-2011
lebih dari 25 IFRS diadopsi oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) ke dalam

PSAK. PSAK berbasis IFRS wajib digunakan bagi perusahaan yang mempunyai
akuntabilitas publik.
Secara umum tujuan konvergensi PSAK dengan IFRS, selain karena rekomendasi
dari beberapa lembaga dunia, adalah untuk meningkatkan kualitas SAK, menghemat biaya
penyusunan

SAK,

meningkatkan

kredibilitas

dan

kegunaan

laporan

keuangan,

meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan, meningkatkan transparansi keuangan,


menurunkan biaya modal, dan meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan (Ketua
Tim Implementasi IFRS-IAI, Dudi M Kurniawan). Dengan demikian para investor dan
calon investor di pasar modal Indonesia akan memperoleh informasi keuangan yang lebih
berkualitas dan memperoleh perlindungan investasi yang lebih baik.
Namun demikian, beberapa pengalaman di negara-negara Uni Eropa menunjukkan
implementasi IFRS sering memunculkan masalah baik yang berasalah dari pihak internal
maupun pihak eksternal entitas bisnis. Saya perkirakan kondisi yang sama juga terjadi di
Indonesia saat implementasi IFRS mulai tahun 2012 kemarin. Komitmen dan dukungan
managemen puncak entitas bisnis yang kurang kuat untuk implementasi IFRS secara
menyeluruh adalah masalah internal yang sering muncul. Sementara itu kesiapan tenagatenaga teknis yang ahli untuk membangun sistem sesuai kebutuhan IFRS juga menjadi
kendala tersendiri bagi entitas bisnis. Pada sisi lain dunia akademik juga belum siap
mendidik lulusannya untuk mempunyai pemahaman IFRS yang memadai karena
ketergesaan waktu implementasi IFRS. Satu hal lain yang kemungkinan dapat menimbulkan
masalah lain adalah belum sesuainya antara konsep IFRS dengan peraturan perpajakan dan
regulasi keuangan dan pasar modal yang ada sehingga kondisi ini dapat menimbulkan
keengganan entitas bisnis menerapkan IFRS secara komprehensif. Untuk mengatasi
berbagai kendala ini IAI berharap duina akademik dapat terlibat lebih intensif untuk
menyiapkan rencana pembelajaran (kurikulum) yang sesuai dengan kebutuhan implementasi
IFRS dan melakukan kajian terkait dengan IFRS (Berita IAI, 26 Januari 2010). Dunia bisnis
sangat mengharapkan perguruan tinggi di Indonesia memiliki unit gugus tugas (task-force)
dengan tugas menyiapkan, mensosialisasikan, dan memantau dinamaika penyusunan dan
implementasi IFRS.

Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia setelah Konvergensi ke IFRS


Setelah konvergensi PSAK dengan IFRS maka PSAK di Indonesia mayoritas berisi standar
yang diadopsi dari IFRS dan standar akuntansi keuangan lokal yang dikembangkan oleh
DSAK. PSAK-IFRS ini wajib digunakan oleh perusahaan yang mempunyai akuntabilitas
publik. Selain PSAK-IFRS yang mulai diimplementasikan 1 Januari 2012, DSAK pada
pertengahan tahun 2009 juga menerbitkan Satandar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) yang mulai berlaku efektif per 2011. PSAK-JFRS dan
ETAP berlaku untuk entitas berorientasi laba yang melaksanakan kegiatan operasional
konvensional, sedangkan untuk entitas bisnis yang melaksanakan kegiatan operasional
syariah harus menggunakan standar akuntansi keuangan syariah yang diterbitkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Syariah (DSAS). Selain itu, pelaporan keuangan untuk unit
organisasi pemerintahan diwajibkan menggunakan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
dan entitas bisnis nir-laba dapat menggunakan SAK 45 atau SAP. Gambar 2 berikut ini
menunjukan stadar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia.

Gambar 2: Standar Akuntansi Keuangan di


Indonesian
SAK non-ETAP
(IAS dan IFRS)

Transaksi
konvensional

DSAK IAI
SAK ETAP (17/7/09;
EFEKTIF 2011)

SAK
Standar
Akuntansi

Transaksi
syariah

SAK syariah

SAP
(PP 24-2005 dan PP71-2010)

DSAS IAI

KSAP

Siapa Pengguna SAK di Indonesia?


PSAK-IFRS mayoritas berisi standar akuntansi yang diadopsi dari IFRS dan standar
akuntansi lokal yang dikembangkan oleh DSAK berdasarkan pada kebutuhan bisnis yang
bersifat spesifik di Indonesia dan belum diatur oleh standar IFRS. Demikian juga dengan
PSAK-ETAP, selain standar akuntansi keuangan khusus yang dikembangkan untuk jenis
usaha menengah ke bawah, dengan referensi IFRS for SME, juga ada PSAK-ETAP yang
sama dengan standar akuntansi lokal yang digunakan pada PSAK-IFRS. SAK Syariah berisi
standar akuntansi yang mengatur pengelolaan dan pelaporan transaksi syariah entitas usaha
baik yang berakuntabilitas publik maupun yang tidak berakuntabilitas publik. Terakhir
adalah SAP sebagai standar akuntansi pemerintahan dan organisasi nir-laba lain yang
diinterpretasikan dari PP24-2005 dan atau PP71-2010.
PSAK-IFRS wajib digunakan oleh semua entitas yang mempunyai akuntabilitas
publik seperti perusahaan emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI), institusi keuangan (bank
dan asuransi), BUMN, dan BUMD. PSAK-ETAP dapat digunakan oleh perusahaan yang
secara signifikan tidak mempunyai akuntabilitas publik seperti perusahaan kecil dan
menengah yang jumlahnya sangat banyak. SAP wajib digunakan oleh unit organisasi
pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah (provinsi dan kabupaten).

Gambar 3: Pengguna SAK di Indonesia


SAK Non-ETAP (IFRS)

Entitas
Berakuntabilitas
Publik

SAK Lokal
Entitas
Tanpa Akuntabilitas
Publik

SAK ETAP
SAP

Entitas
Pemerintah

Melihat kondisi bisnis di Indonesia, saya yakin kebutuhan pasar akan ahli akuntansi
terampil (lulusan program vokasi) sangat banyak dan menyebar relatif berimbang pada
entitas berakuntabilitas publik, entitas tanpa akuntanbilitas publik, dan unit pemerintah atau
nir-laba lainnya. Selain itu, kebutuhan tenaga terampil di bidang syariah juga cukup banyak,
walaupun masih lebih sedikit dibandingkan transaksi konvensional. Oleh karena itu, pasar
yang sangat potensial ini harus dibidik (dapat pasar pada semua keahlian atau pilihan
keahlian spesifik) oleh program vokasi sesuai keahlian sumberdaya manusia (dosen) yang
dimilikinya.

Gambar 4: Pemetaan Pemakai SAK di Indonesia


Perusahaan Publik: 461
Bank Umum: 120
BPR: 1.837
Asuransi: 91
BUMN dan BUMD: ?

Entitas
Berakuntabilitas
Publik

Entitas
Tanpa Akuntabilitas
Publik

HIPPI lebih dari 250.000


perusahaan
Koperasi: ?
Non HIPPI: ?

Entitas
Pemerintah

Unit Pemerintah: ?
Non-Profit: sangat banyak

Konsep Pengembangan Kurikulum Pendidikan Tinggi


Menurut UU Nomer 20 tahun 2003 (Sistem Pendidikan Nasional), kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan tujuan, isi, dan bahan ajar serta cara pedoman cara
penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara
operasional saya lebih suka mendefinisikan kurikulum sebagai struktur rencana matakuliah
yang ditawarkan kepada peserta didik, yang berisi sifat matakuliah (matakuliah wajib dan

atau pilihan) serta materi dan metoda pembelajaran, untuk mencapai tujan pembelajaran
yang sudah ditetapkan. Oleh karena itu, selain daftar matakuliah yang ditawarkan, silabus
rinci untuk setiap matakuliah juga merupakan bagian dari kurikulum.
Dalam pengembangan kurikulum, entitas program vokasi harus memulai dari
penetapan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai terlebih dulu. Tujuan pembelajaran yang
ditetapkan adalah tujuan capaian pembelajaran yang diharapkan dari para lulusan program
vokasi, yang dapat juga dibuat spesifik sesuai keunikan program vokasi. Gambar 5 berikut
ini mengilustrasikan contoh tujuan program vokasi akuntansi dan kaitannya dengan
pengembangan kurikulumnya.

Gambar 5: Kaitan antara Tujuan Pembelajaran dan Kurikulum

Kurikulum Program Vokasi berbasis PSAK IFRS: Apa yang Perlu Diubah?
Dalam pengembangan kurikulum berbasis PSAK-IFRS untuk program vokasi materi yang
akan dibahas pada makalah ini adalah kurikulum terkait dengan struktur matakuliah
akuntansi keuangan yang akan ditawarkan. Salah satu tujuan pembelajaran yang harus ada
dalam program akuntansi vokasional adalah menghasilkan lulusan yang mampu menyusun
laporan keuangan. Tujuan ini akan dicapai dengan menawarkan matakuliah-matakuliah
9

akuntansi keuangan, sehingga dalam struktur matakuliah dalam kurikulum program vokasi
harus ada runtutan matakuliah akuntansi keuangan yang wajib diambil atau dipilih oleh
mahasiswa.
Secara detail urutan matakuliah akuntansi keuangan yang dapat ditawarkan pada
program vokasi adalah sebagai berikut:
Tabel 3
Daftar Matakuliah Akuntansi Keuangan
Sm
Matakuliah
I Akuntansi Pengantar 1

Sifat
Wajib

II
III
IV
V

Wajib
Wajib
Wajib
Wajib
Pilihan
Wajib
Pilihan

VI

Akuntansi Pengantar 2
Akuntansi Keuangan Menengah 1
Akuntansi Keuangan Menengah 2
Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi Keuangan Lanjutan 2
Akuntansi Syariah

Topik
Siklus akuntansi, jenis perusahaan, jenis
informasi akuntansi
ETAP: Akun-akun dalam L/K
PSAK-IFRS: Akun-akun dalam L/K
PSAK-IFRS: Topik-topik khusus
PSAK-IFRS: Induk-Cabang
SAP: Konsep dan Implementasi
PSAK-IFRS: L/K Konsolidasian
SAS: Konsep dan Implementasi

Pada semester pertama sampai semester keenam mahasiswa diwajibkan mengambil


matakuliah Akuntansi Keuangan secara berurutan mulai dari Akuntansi Pengantar 1 sampai
dengan Akuntansi Keuangan Lanjutan 2. Matakuliah-matakuliah ini mempunyai tujuan yang
relatif sama, tetapi berbeda pada level kedalamannya. Secara umum tujuan pembelajaran
matakuliah Akuntansi Pengantar 1 adalah pemahaman akuntansi dan fungsi akuntansi,
kemampuan menganalisis dan mencatat transaksi, dan memahami dan menganalisis laporan
keuangan. Sedangkan tujuan matakuliah Akuntansi Pengantar 2 dan seterusnya sudah lebih
diorientasikan pada pemahaman PSAK-IFRS secara konseptual, implementasi PSAK-IFRS
dalam pengelolaan transaksi, dan penyusunan L/K berbasis PSAK-IFRS.
Susunan dan penamaan matakuliah pada kurikulum program vokasi dapat berbedabeda antara satu institusi dengan institusi lainnya, tetapi cakupan materinya secara
keseluruhan adalah sama. Sebagai contoh, dalam kurikulum program studi akuntansi FEB
UGM urutan dan penamaan matakuliah akuntansi keuangan adalah sebagai berikut:

10

Tabel 3
Daftar Matakuliah Akuntansi Keuangan di FEB UGM
Matakuliah
Sm
I Akuntansi Pengantar
II
III
IV
V
VI

Sifat
Topik
Wajib Siklus akuntansi, jenis perusahaan, jenis
informasi akuntansi
Akuntansi Keuangan Menengah 1 Wajib PSAK-IFRS/ETAP: Akun-akun dalam L/K
Akuntansi Keuangan Menengah 2 Wajib PSAK-IFRS/ETAP: Akun-akun dalam L/K
Akuntansi Keuangan Menengah 3 Wajib PSAK-IFRS/ETAP: Topik-topik khusus
Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
Wajib PSAK-IFRS/ETAP: Induk-Cabang
Akuntansi Keuangan Lanjutan 2
Wajib PSAK-IFRS/ETAP: L/K Konsolidasian
Matakuliah Akuntansi Pengantar di FEB UGM diberikan satu semester saja dengan

tujuan untuk memperkenalkan mahasiswa pada pengertian, fungsi, sistem, dan siklus
akuntansi serta pengenalan berbagai bidang akuntansi di luar akuntansi keuangan dan jenis
usaha entitas prusahaan. Materi pada matakuliah ini tidak berbeda (belum terkait) dengan
berbagai jenis standar akuntansi keuangan yang berlaku. Pada kurikulum ini matakuliah
Akuntansi Pengantar 2 diganti dengan Akuntansi Keuangan Menengah 1 (AKM 1),
demikian selanjutnya diikuti AKM 2 dan AKM 3. Pada AKM 1 AKM 3 dibahas topiktopik rerangka konseptual PSAK-IFRS dan ETAP dan akun-akun dalam L/K baik yang
berbasis PSAK-IFRS maupun ETAP.

Simpulan
Setelah implementasi PSAK-IFRS yang mulai berlaku efektif sejak 1 Januari 2012, segmen
pasar tenaga ahli akuntansi terampil berkembang pada kebutuhan tenaga terampil PSAKIFRS. Kebutuhan ini akan terus bertumbuh seiring dengan keinginan pemilik usaha
membawa

perusahaannya

ke

ranah

publik

untuk

memenuhi

kebutuhan

modal

pengembangan usahanya. Oleh karena itu, kesempatan dan tantangan ini harus dapat
ditangkap oleh unit pendidikan program vokasi melalui perubahan kurikulum yang
memasukkan materi PSAK-IFRS dalam pengajaran matakuliah-matakuliah akuntansi
keuangan.

11

Referensi
AACSB International. 8 April 2013. Eligibility Procedures and Accreditation Standards for
Accounting Accreditation (Diakses on-line 10 Mei 2013)
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, and Terry D. Warfield. 2011. Intermediate
Accounting. IFRS Edition. Volume 1. USA: John Wiley & Sons, Inc.
RAZ (Kompas), Jumat, 1 September 2006: Perguruan Tinggi Gunakan Kurikulum
Terakreditasi Internasional (Diakses on-line 5 Mei 2013)
Seputar Indonesia, 1 Juni 2011Indonesia Siap Menggunakan Standar Akuntansi
Internasional (Diakses on-line 5 Mei 2013)
Supriyono, R.A. (Anggota Tim Kurikulum AACSB FEB UGM). 2013. Pedoman
Penyusunan Kurikulum. Yogyakarta: Makalah Simposium Jurusan Akuntansi FEB UGM
(tidak dipublikasikan)
University of Carolina Curriculum Committee. 2010-2011. Undergraduate Curriculum and
Program Development Manual (Diakses on-line pada 1 Mei 2013)

12

SYLLABUS
AKU 1601 INTRODUCTORY ACCOUNTING
Prerequisite: None
Credit Hours: 3
Instructor:
Supriyadi, Ph.D.
Accounting Department, Faculty of Economics and Business, Universitas Gadjah Mada
Phone: 0274 580726 Email: pri@mmugm.ac.id
Office Hours: Tuesday 1-3pm or by appoinment
Lecture Meeting: Wendesday, 07 am 09.30 am; Classroom: U-305
Course Description
The course is designed to help students learn best about business activities, how accounting
information is used for decision making, and the types of skills that accountants employ. It
includes understanding the meaning and usefulness of accounting, the recording and
reporting process of business transactions, and the financial statement analysis. This course
will provide basic accounting knowledge for students before taking other courses that need
accounting knowledge as a basis for understanding.
Course Objectives
After completion of the course, students are expected to be able to:
1. Explain the meaning and function of accounting in the economics decision making.
2. Analyze, record, and report transactions for business of service, merchandising, and
manufacturing operations.
3. Communicate in the business activities using accounting concepts, procedures, and
techniques.
4. Read and analyze financial statements.
5. Effectively use library and web resources, evaluate information, and apply knowledge to
the analysis of business events and company information.
Course Material
Weygandt, Jerry J, D.E. Kieso, and P.D. Kimmel. 2010. Accounting Principles, 9th edition,
John Wiley and Sons (Wiley International Student Version), Inc.
Students Responsibilities
Class meeting will be used by the lecturer to confirm students understanding of the
underlying concepts of accounting. Students should read the chapter assigned and are
required to do and submit the individual homework assigned and group assignment
before each class meeting.
Students are expected to attend all scheduled class meetings. Absence from class
meetings shall not exceed 25%. Students who exceed the 25% limit without a medical or

13

emergency excuse acceptable to and approved by the Associate Dean of Academic shall
not be allowed to take the final exam and shall receive a grade of E from this course.
Operating laptop, mobile phone, and other communication devices are strictly prohibited
during class meetings. Any student found operating these devices should leave the class
and will be considered as an absence for the class meeting.

Academic Integrity
Academic integrity forms a fundamental bond of trust between colleagues, peers, lecturers,
and students, and it underlies all genuine learning. There is no tolerance for plagiarism or
academic dishonesty in any form, including, but not limited to, viewing the exams of others,
sharing answers with others, using books or notes while taking the exam, copying answers
or papers, or passing off someone elses work as ones own. A breach of ethics or act of
dishonesty can result in failure of an entire course.
Teaching Methods
A combination of lecturing, group discussion, and problem solving will be applied to this
class. Lecturing is purpoted to confirm students understanding of some underlying financial
accounting concepts. Most of the lecturing will be directed to discuss and answer students
questions. Hence, the most important requirements for this course are a thorough preparation
and reading materials and active participation in the classroom. Student individually is
required to submit the assigned homework (hand written) before each class meeting. At the
mid-term and end of semester, students in a group are also required to submit the assigned
project report. The project assignments and list of group will be distributed in the third class
meeting.
Grading
Your grade will be determined based on your total score on the following items:
Mid Exam
30%
Final Exam
30%
Quizzes and assignments
10%
Homework
15%
Project
15%
100%
Your final score will be mapped to a course grade based on the following scheme:
A
90 or above
C+
65 to 69
A85 to 89
C
60 to 64
B+
80 to 84
D
50 to 59
B
75 to 89
E
below 50
B70 to 74

14

Course Outline
Week
Topic
14/9 Revew of Syllabus and
Intro to the Accounting Profession
21/9 Accounting in Action
28/9 Financial Statement
05/10 The Recording Process
12/10 The Adjusting Process
19/10 Completing the Accounting Cycle (1)
26/10 Completing the Accounting Cycle (2)
MID EXAM
16/11 Merchandising Cycle
23/11 Accounting Information Systems
30/11 Manufacturing Cycle
07/12 Financial Statement Analysis
14/12 Managerial Use of Accounting Info (1)
21/12 Managerial Use of Accounting Info (2)
28/12 Managerial Use of Accounting Info (3)
FINAL EXAM

Chapter
Syllabus
Handout
Ch 1
Ch 1 + handout
Ch 2
Ch 3
Ch 4

Homework
-

Ch 4

E1-7, P1-4A
E1-14, E1-15
E2-10, P2-3A
E3-13, P3-5A
E4-2, E4-3, E44
P4-4A

Ch 5
Ch 7
Ch 19+handout
Ch 18
Ch 20, 21
Ch 22, 23
Ch 26

E5-7, P5-4A
P7-6A
E19-11, TBA
E18-11, P18-7
E20-10, E21-11
E22-6, E23-6
E26-6, E26-8

Others: Student should bring his/her own textbook and calculator. Unless stated by the
instructor, students should follow all rules given by the program. If student has questions
related to the course, it is suggested to contact the instructor through email or come to see
the instructor at the office hour stated above.

15

SYLLABUS
AKU 2101 INTERMEDIATE ACCOUNTING
Prerequisite: AKU 1601
Credit Hours: 3
Instructor
Supriyadi, Ph.D.
Accounting Department, Faculty of Economics and Business, Universitas Gadjah Mada
Phone: 081 125 2488; Email: pri@mmugm.ac.id
Office Hours: Wendesday 4-6pm or by appoinment
Lecture Meeting: Wendesday, 01.30 pm 04.00 pm; Classroom: U-213
Course Description
The course is designed to help students learn best about (1) financial accounting concepts
and principles such as definition, measurement and valuation, and reporting financial
information; and (2) applying financial accounting concepts and principles for current
operating assets. The course is a part of a series of intermediate accounting courses (AKU
2101, 2102, and 2103). Since Indonesia has converged its accounting standards into IFRSbased acconting standards in 2012, then the course will devote more time on discussing
underlying IFRS concepts and their application.
Course Objectives
After completion of the course, students are expected to be able to:
1. Understand financial accounting conceptual framework issued by FASB and IASB,
2. Prepare financial statement for non-group business entity, and
3. Demonstrate accounting technical skills to apply IFRS-based accounting standards for
current operating assets.
Course Material
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, and Terry D. Warfield. 2011. Intermediate
Accounting. IFRS Edition. Volume 1. USA: John Wiley & Sons, Inc.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) (see reference in the course outline)
Students Responsibilities
Class meeting will be used by the lecturer to confirm students understanding of the
underlying concepts of accounting. Students should read the chapter assigned and are
required to do and submit the individual homework assigned and group assignment
before each class meeting.
Students are expected to attend all scheduled class meetings. Absence from class
meetings shall not exceed 25%. Students who exceed the 25% limit without a medical or
emergency excuse acceptable to and approved by the Associate Dean of Academic shall
not be allowed to take the final exam and shall receive a grade of E from this course.

16

Operating laptop, mobile phone, and other communication devices are strictly prohibited
during class meetings. Any student found operating these devices should leave the class
and will be considered as an absence for the class meeting.

Academic Integrity
Academic integrity forms a fundamental bond of trust between colleagues, peers, lecturers,
and students, and it underlies all genuine learning. There is no tolerance for plagiarism or
academic dishonesty in any form, including, but not limited to, viewing the exams of others,
sharing answers with others, using books or notes while taking the exam, copying answers
or papers, or passing off someone elses work as ones own. A breach of ethics or act of
dishonesty can result in failure of an entire course.
Teaching Methods
A combination of lecturing, group discussion, and problem solving will be applied to this
class. Lecturing is purpoted to confirm students understanding of some underlying financial
accounting concepts. Most of the lecturing will be directed to discuss and answer students
questions. Hence, the most important requirements for this course are a thorough preparation
and reading materials and active participation in the classroom. Student individually is
required to submit the assigned homework (hand written) before each class meeting. At the
mid-term and end of semester, students in a group are also required to submit the assigned
project report. The project assignments and list of group will be distributed in the third class
meeting.
Grading
Your grade will be determined based on your total score on the following items:
Mid Exam
30%
Final Exam
30%
Quizzes and assignments
15%
Homework
15%
Project
10%
100%
Your final score will be mapped to a course grade based on the following scheme:
A
90 or above
C+
65 to 69
A85 to 89
C
60 to 64
B+
80 to 84
D
50 to 59
B
75 to 89
E
below 50
B70 to 74

17

Course Outline
Topics
Session
1
Introduction and class
management;
Financial Accounting and
Accounting Standards
2
Conceptual Framework for
Financial Reporting

Reference
Sillaby;
KWW, Ch. 1;
PSAK No. 1 (revisi
2009);

KWW,
Ch. 2;

SAK:
kerangka dasar
penyusunan dan
penyajian laporan
keuangan;
Income Statement and Related
KWW, Ch. 4;
Information
PSAK No. 1 (revisi
2009);
PSAK No. 25 (revisi
2009);
Statement of Financial Position

KWW,
Ch. 5;

PSAK
No. 1 (revisi 2009);

PSAK
No. 25 (revisi 2009);
Statement of Cash Flows
KWW, Ch. 5;
PSAK No. 1 (revisi
2009);
PSAK No. 2 (revisi
2009);
Statement of Changes in Equity KWW, Ch. 4;
and Full Disclosures
PSAK No. 1 (revis
2009);
PSAK No. 25;
Accounting and the Time Value
KWW,
of Money
Ch. 6
Midterm Exam
Cash
KWW, Ch. 7 including
Appendix 7A;
PSAK No. 2 (revisi
2009)
Receivables

KWW,
Ch. 7.
18

Homework

CA1-2;
CA1-3;
CA1-4

BE2-1; BE22; BE2-5;


E2-6

E4-11; E417; P4-5

E5-3; E5-4;
E5-6

E5-13; E518; P5-7

E6-6; E6-21;
P6-14

E7-3;E75;E7-10;E712

10

Receivables

KWW,

Ch. 7.

11

Valuation of Inventories: A
Cost-Basis Approach

KWW,

Ch. 8;

PSAK
No. 14 (Revisi 2008);

KWW,
Ch. 8.

12

Valuation of Inventories: A
Cost-Basis Approach

13

Inventories: Additional
Valuation Issues

Ch. 9;
PSAK
No.14 (Revisi 2008);

KWW,
Ch. 9;
PSAK No.14 (Revisi
2008);
Final Exam

14

Inventories: Additional
Valuation Issues

KWW,

E7-13;E7-17;
E7-20;E7-21;
E7-22
E8-3;E85;E8-10;E812
E8-13;E8-17;
E8-20;E8-21;
E8-22
E9-3;E95;E9-10;E912
E9-13;E9-17;
E9-20;E9-21;
E9-22

Others: Student should bring his/her own textbook and calculator. Unless stated by the
instructor, students should follow all rules given by the program. If student has questions
related to the course, it is suggested to contact the instructor through email or come to see
the instructor at the office hour stated above.

19

Anda mungkin juga menyukai