DugDer Magz 01
DugDer Magz 01
Semarang, Ibu kota provinsi Jawa Tengah ini menyimpan berbagai macam warisan
kebudayaan bangsa Indonesia. Memiliki jumlah penduduk kurang lebih 2 juta jiwa yang
tersebar di 16 Kecamatan dan 177 Kelurahan yang termasuk dalam wilayah administratif
Semarang. Penduduk Semarang saat ini merupakan akulturasi dari berbagai macam etnis,
diantaranya Jawa, Cina, Arab, Gujarat, dan Eropa. Dari akulturasi tersebut, mayoritas
bermata pencaharian sebagai pedagang.
Secara kasat mata saat ini Semarang adalah salah satu Kota di Indonesia yang
memiliki bangunan-bangunan Sejarah peninggalan kolonial yang masih tersisa. Tak
dipungkiri, kawasan Kota Lama pun menjadi icon daya tarik Semarang untuk menarik
wisatawan agar berkunjung ke Semarang. Sejarah tentang Semarang pun semakin lama
semakin menarik untuk dipelajari seiring bertumbuhnya komunitas-komunitas lokal yang
berfokus pada Semarang.
Pasar Johar adalah salah satu bangunan sejarah peninggalan kolonialisme yang
merupakan saksi sejarah dan hingga saat ini masih berdiri kokoh seiring kemajuan zaman.
Arsitektural yang khas berbentuk jamur masih bisa ditemui ketika pengunjung masuk ke
dalam bangunan tersebut. Dari sisi kuliner, Semarang pun tak kalah dengan kota-kota
lain di Indonesia. Makanan khas seperti Bandeng Presto, Soto Semarang, Loenpia, Mie
Kopyok, Wingko Babat, dan lain-lain menjadi ciri khas Semarang. Tak lengkap jika berbicara
Semarang tak membahas jalanan Semarang. Sejarah dan kenangannya tak akan pernah
termakan oleh zaman.
Membahas potensi Semarang tak akan pernah habis berkesudahan, secuil kisah
kebaikan dari Semarang akan menjadi sebuah informasi dan edukasi yang berharga untuk
para generasi penerus bangsa.
Salam,
Yogadanu
Pemimpin Redaksi
REDAKSI
PEMIMPIN UMUM
Andi Kusnadi
PEMIMPIN REDAKSI
yogadanu
EDITOR
Rahman Hakim
REDAKSI PELAKSANA
R. Endarto Setyadi
REDAKSI
Hanung Wijanarko
Wahyu Setyo
Stefanus Martanto
Randry Tama
Wihandono Yogo
DugDer online photography magazine
Jl. Slamet No. 11a, Candi Baru
Semarang
085 726 888 289
081 229 16 106
dugder@kfsemarang.com
Dugder, suatu tradisi khas Semarang yang hanya muncul menjelang bulan puasa.
Dugder sendiri merupakan paduan kata dug, dari suara bedug yang dipukul dan
der dari suara ledakan meriam yang disulut menandai masuknya Ramadhan.
Diterbitkan oleh Divisi Magazine KFS setiap dua bulan sekali. Hak cipta foto dimiliki
oleh masing-masing fotografer. Dipersilahkan untuk mengunduh, menduplikasi, menyebarkan, dan memperbanyak majalah ini dengan mencantumkan nama DugDer
online photography magazine.
KOMPOSISI
BLEKETEPE pemred
REDAKSI dugder
KOMPOSISI majalah
GREETING
FOCUS pasar johar
VOICE OF #KFS021 jakarta rasa semarang
6
2
5
6
8
10
54
64
70
74
81
84
GREETING
Stephanus Hannie
The Transformer, KFS sebuah komunitas yang selalu berselancar dengan perubahan. Bermula dari perkumpulan
warungan kemudian merambah milis, website, facebook, dan sekarang E Magazine!!!
Achmad Purwanto
M. Noor Eva
Founder KFS, Professional Photographer
Sebenarnya keinginan menerbitkan majalah KFS online sudah lama, namun baru saat ini bisa terwujud.
Terimakasih dan selamat untuk tim DugDer yang sudah bekerja keras mewujudkan cita-cita kita bersama.
Kristianto T. Gunawan
Founder KFS
Sutomo
Bambang RSD
Joko Nuswantoro
Professional Photographer,
Ketua Komunitas Fotografer
Tanjungpinang (KFT).
Perkembangan teknologi dari era analog sampai di era digital saat ini terasa
begitu cepat. Demikian juga halnya perkembangan dari kamera itu sendiri.
Cara menikmati hasil karya fotografi pun akhirnya menuntut lebih. Dari yang
awalnya dalam bentuk print out berupa majalah-majalah konvensional dan
semacamnya, sampai sekarang harus pula bisa dinikmati dengan cara
digital yang memang pada kenyataannya beriringan dengan perkembangan
gadget yang serba memungkinkan untuk menikmati karya fotografi dengan
cara digital yang mudah, cepat, boleh dibilang murah dan bahkan gratis.
Informasi cepat tersebar, karya foto cepat dikenal. Selamat atas terbitnya
majalah KFS DugDer online photography magazine edisi pertama, semoga
sukses di edisi berikutnya. Tetap berkarya, tetap memotret! Salam hangat.
Anita Andriani
FOCUS
PASAR JOHAR:
FOCUS
(HEADLINES MAGZ)
10
11
12
Sumber http://www.skyscrapercity.com/showthread.php?page=5&t=1227949
Bangunan pasar ini terdiri dari empat blok bangunan yang disatukan oleh
gang selebar 8 meter. Orientasi bangunan Pasar Johar menghadap ke arah Barat.
Pasar ini memiliki bangunan 2 lantai yang berada di tepinya, sedangkan bagian
tengahnya berupa void. Pondasi terbuat dari batu, strukturnya dari beton bertulang
dengan sistem cendawan pada kolom-kolom yang memiliki modul 6 meter dengan
penampang berupa persegi delapan.
UPTD pasar wilayah Johar merupakan satu diantara enam UPTD Dinas Pasar
Pemerintah Kota Semarang berdasarkan SK Walikota Semarang Nomor 87 Tahun
2008 tanggal 24 Desember 2008. Total luas lahan Pasar Johar kurang lebih 17.000
m2, yang berbatasan dengan beberapa pasar, diantaranya Pasar Yaik Baru, Pasar
Yaik Permai, dan Pasar Kanjengan.
Menurut data Dinas Pasar Pemerintah Kota Semarang, jumlah pedagang aktif
di Pasar Johar kurang lebih 3000 orang, yang terbagi dalam tiga wilayah yaitu, Johar
Utara, Johar Tengah, dan Johar Selatan.
13
Sumber http://www.skyscrapercity.com/showthread.php?page=5&t=1227949
Ciri khas arsitektur Pasar Johar adalah kolom-kolom konstruksi jamur
(mushroom). Langit-langit berupa atap datar terbuat dari beton. Pada bagian tertentu
dari atap, ditinggikan sebagai lubang udara. Bangunan ini memenuhi lapak yang
tersedia, sehingga tidak terdapat halaman ataupun ruang terbuka. Inilah yang sesuai
dengan prinsip Thomas Karsten, yaitu efisiensi ruang. Sebuah karya arsitektur yang
luar biasa. Cahaya matahari bisa masuk ke seluruh penjuru pasar tanpa ada efek
panas. Udarapun bisa masuk dengan sirkulasi yang baik. Puncaknya, pada tahun
1955, Pasar Johar merupakan pasar terbesar di Asia Tenggara.
Online Photography
Stefanus
- ISOMagazine
3200 f/5.6 speed 1/13
14 DugDerMartanto
15
16
17
WSetyo
Kios aneka buah menempati lapak-lapak kecil di bagian barat pasar
berseberangan dengan grosir buah Pasar Yaik Permai. Di bagian ini terdapat
sekitar 200 pedagang yang menjual berbagai macam buah, seperti salak,
nanas, apel, manggis, durian dan lain sebagainya. Sebagian besar para
pedagang berasal dari Semarang dan sekitarnya.
Pada lantai dua bagian barat, terdapat los aneka pisang. Dulunya ada
20 lebih lapak, namun kini hanya nampak beberapa saja. Sementara lapaknya
berubah menjadi lapak sepatu dan peralatan rumah tangga.
18
19
Ketika memasuki bagian pasar buah, pengunjung akan melihat banyak sekali buruh
angkut yang membawa peti-peti buah. Ada semacam pengelompokan tenaga angkut/buruh
angkut. Laki-laki biasanya berasal dari Sragen dan khusus untuk membongkar muatan dari
supplier buah ke dalam pasar. Sedangkan kelompok ke dua, yaitu buruh angkut perempuan,
bertugas membantu para pembeli yang berbelanja di pasar buah ini. Mereka kebanyakan
berasal dari sekitar Pasar Johar itu sendiri.
20
21
22
Kumpulan
dari
berbagai
macam
ilmu
pengetahuan berkumpul di tempat ini. Penjualan buku
mata pelajaran akan ramai di pergantian tahun ajaran
sekolah. Untuk persediaan buku, para pedagang
biasanya mendapatkan stok dari para penerbit yang
langsung mensuplai ke tiap-tiap pedagang sesuai
dengan kebutuhannya.
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
WSetyo
34
35
36
37
WSetyo
38
39
WSetyo
40
41
WSetyo
42
43
44
45
Kuliner, tepatnya di sisi kiri bagian tengah Pasar Johar lantai 2, berdekatan
dengan jembatan penyeberangan dari Gedung Pasar Johar menuju Pasar Yaik
Permai, pada area tersebut terdapat beberapa warung makan antara lain Warung
Bu Amini, Soto Pak No, Sate Ponorogo, Warung makan Padang dan Warung makan
Putra Koneng.
Warung Sate Kambing Bu Amini menyediakan tongseng, sate kambing,
tengkleng, gule kambing dan bestik. Tidak hanya olahan daging kambing saja,
gado-gado juga disediakan oleh warung makan Bu Amini. Tongseng dan tengkleng
lengkap dengan nasi putih dan es teh manis dijual dengan harga Rp. 26.000,-/porsi.
Sedangkan untuk menikmati menu paling favorit yaitu sate kambing, cukup merogoh
kantong Rp. 32.000,-/porsi sudah berikut nasi putih dan es teh.
46
Es Gempol salah satu alternatif kuliner yang akan memanjakan dahaga pada
saat pengunjung telah berlama-lama berbelanja di Pasar Johar. Es Gempol terdapat
di selasar Pasar Johar bawah, tepat di bagian utara sebelah kiri, atau berdekatan
dengan los penjual kebutuhan pernikahan. Cukup unik menikmati es gempol dengan
berdesakan diantara pengunjung Pasar Johar.
47
48
49
WSetyo
Pertumbuhan ekonomi masyarakat Semarang yang kian melesat naik diikuti pula
oleh perkembangan pasar-pasar modern yang menggurita saat ini. Sudah banyak pasar
tradisional yang seakan-akan kalah dimakan oleh zaman. Inilah sebuah tantangan dimana
ditengah maraknya pertumbuhan pasar modern, justru Pasar Johar harus tetap menjadi
pasar tradisional kebanggaan masyarakat Semarang.
Berkunjung ke Semarang tak akan lengkap rasanya jika tak menilik langsung Pasar
Johar. Inilah Pasar Johar warisan budaya asli Semarang. Bukan kepedihan dan kenistaan
kolonial Belanda yang harus diingat, melainkan Pasar Johar adalah saksi sejarah kejayaan
Semarang di nusantara maupun di dunia.
Photo by Endarto Setyadi, Rahman Hakim, WSetyo, Hanung Wijanarko, Stefanus Martanto, Randry Tama,
Wihandono Yogo, yogadanu.
Text by yogadanu.
50
51
[PRE ORDER]
Kaos DugDer Merah
S, M, L, XL - Rp. 95.000,XXL - Rp. 100.000,XXXL - Rp. 100.000,XXXXL - Rp. 100.000,XXXXXL - Rp. 100.000,**Belum Ongkos Kirim Luar Kota**
kiriman via JNE
www.jne.co.id
Spesifikasi:
Bahan Cotton Combed 24s
Sablon Rubber Solid
52
**Aturan Pemesanan**
15 Januari 2014 - 5 Februari 2014 - Order
6 Februari 2014 28 Februari 2014 - Produksi
1 Maret 2014 - Pengambilan Kaos
Kaos akan diproduksi lebih cepat jika pemesan
sudah mencapai kuota 12 Orang.
Pemesanan akan diproses setelah pelunasan.
Pembayaran:
Via BCA
0095384116 a/n Prayoga Danuwirahadi
atau
Cash
Jl. Sadewa 3 No. 14, Semarang.
Kontak:
yogadanu
SMS / WASAP 085 726 888 289
53
VOICE OF #KFS021
55
Jakarta, Ibu Kota negara dengan daya magnet kuat sebagai tumpuan kegiatan
ekonomi dan bisnis. Seperti halnya kota-kota besar lain di Indonesia yang menjadi titik
perjalanan sejarah, Jakarta memiliki sejumlah lokasi yang eksotik.
Bukan sekedar bangunan tua peninggalan sejarah, di balik rimbunan beton Jakarta,
acapkali muncul secuil pesona yang bisa jadi tidak pernah dibayangkan sebelumnya.
Bahkan, jika boleh disandingkan, sejumlah tempat eksotis Jakarta memiliki identitas yang
hampir mirip dengan Semarang, Ibu Kota Jawa Tengah.
Identitas paling gampang ditemui bangunan tua di sekitar Jakarta Utara yang dikenal
dengan Kota Tua. Jajaran dan romantika Kota Tua mengingatkan pada struktur yang sama
di Kota Lama.
57
Kota Tua Jakarta dan Kota Lama Semarang menjadi tonggak ekonomi di masa itu. Seiring
dengan waktu, tonggak ekonomi coba didirikan kembali. Denyut di Kota Tua Jakarta cukup
semarak, menjadi titik temu masyarakat dari berbagai lapisan.
Setiap akhir pekan, Kota Tua Jakarta menjadi tempat bercumbu warga dengan berbagai
minat dan kegemarannya. Tak ketinggalan, penggemar fotografi yang ingin mengabadikan
sudut-sudut di Kota Tua. Bangunan paling dikenal di Kota Tua Jakarta salah satunya Museum
Fatahillah. Hampir sepadan dengan bangunan Gereja Blenduk yang juga menjadi identitas khas
Kota Lama Semarang. Baik bangunan di sekitar Kota Tua maupun Kota Lama kerap dijadikan
obyek foto bagi fotografer, termasuk untuk foto momen pernikahan atau pre-wedding.
58
59
Sunset Rawapening
60
Bergeser tak jauh sekitar 20 kilometer dari jantung Jakarta,
Situ Cipondoh Tangerang menjadi obyek landscape foto pilihan.
Suasana yang dibentuk di sekitar situ tersebut menyerupai kawasan
Rawa Pening Ungaran Kabupaten Semarang. Dari lokasi Situ
Cipondoh, jika cuaca mendukung kita dapat menemui sunset yang
indah, sebanding dengan matahari terbit maupun suasana sunset
dari Rawa Pening.
Terkadang, kelompok orang dengan sampan yang tengah
menjaring ikan dapat ditemui di sini. Gambaran ini mengingatkan
pada foto-foto fenomenal orang menjaring di Rawa Pening. Antara
Kota Tua Jakarta dan Situ Cipondoh menjadi tempat akrab penggemar
foto yang ingin merasakan cita rasa tempat lokasi hunting foto di
Kota Lumpia Semarang. Kapan pun, rasa itu bisa dicoba.
61
63
SEMARANGAN
KULINER
64
WINGKO
BABAT
Photo and text by yogadanu
65
The Ek Tjong kemudian mendapat pekerjaan di Stasiun Tawang untuk perjalanan kereta
api Semarang-Surabaya. Untuk menambah pendapatan, istrinya kemudian membuat kue wingko
yang dijajakan di Stasiun Tawang. Kue wingko sudah tidak asing lagi bagi para penumpang yang
menggunakan moda kereta api saat itu. Hal ini dikarenakan perjalanan KA Semarang-Surabaya
pada saat itu melintasi Stasiun Babat, tempat di mana wingko berasal. Perkembangan kota
Semarang yang lebih besar bila dibandingkan dengan Babat, seringkali membuat kue wingko ini
dikenal sebagai asli Semarang.
DugDer Online Photography Magazine
67
Berbagai macam merk Wingko Babat dijual di tempat oleh-oleh Jalan Pandanaran, di
Terminal bus, dan tempat-tempat lain. Mulai dari merk yang terkenal sampai merk yang tidak
terkenal, mulai harga yang mahal sampai yang murah, dan dari yang bermacam-macam varian
rasa hingga yang orisinal. Adalah merk Cap Bus Gaya Baru yang dibuat oleh Pak Joni termasuk
dalam berbagai macam Wingko Babat yang tersedia di Semarang.
Wingko Babat Cap Bus Gaya Baru merupakan salah satu usaha rumahan yang dirintis oleh
Pak Joni. Pak Joni memulai usahanya sekitar tahun 1970, setelah beliau keluar dari pekerjaan
sebelumnya. Pak Joni bersama istrinya merangkul warga sekitar untuk bersama-sama memajukan
Wingko Babat cap Bus Gaya Baru.
Membuat Wingko Babat, sangatlah mudah. Bahan dasar kelapa yang sudah diparut,
digabungkan menjadi satu adonan dengan gula dan tepung ketan ke dalam satu wadah. Diaduk
rata, kemudian dicetak bundar dan dikumpulkan dalam satu loyang untuk di oven. Kurang lebih
15 menit dalam panggangan, maka Wingko Babat siap untuk dihidangkan.
68
Umumnya merk-merk Wingko Babat ini bertuliskan moda transportasi yang dapat ditempuh
untuk menuju Semarang atau dari Semarang. Pak Joni menamai Wingko Babatnya dengan Cap
Bus Gaya Baru berdasarkan pengalamannya dahulu ketika menjual Wingko Babatnya di PO.
Gaya Baru. Di umurnya yang saat ini memasuki 63 tahun, usaha milik Pak Joni setiap harinya
memproduksi 5000 hingga 7000 butir, yang akan dijual di rumahnya yang beralamatkan di Jalan
Merbau Selatan II Nomor 265. Sering pula para distributor datang ke rumahnya untuk mengambil
Wingko Babat dalam partai besar kemudian dijual kembali.
Sosok Pak Joni inilah yang pantas disebut dengan local hero. Apa yang telah dilakukakannya
selama hampir separuh hidupnya bukan cuma untuk memenuhi kebutuhan hidup semata, melainkan
terus menjaga kearifan lokal kuliner Semarangan. Bahkan dengan adanya Pak Joni warga sekitar
pun bisa menadapatkan pekerjaan untuk mengolah Wingko Babatnya. Semarang menyimpan
Potensi local wisdom yang tidak sedikit, jika tidak kita generasi muda yang melestarikannya saat
ini, maka dimasa depan kearifan-kearifan lokal seperti ini akan hilang dari keseharian.
69
KURASI
70
71
72
73
MLAKU-MLAKU
SEMARANGAN
74
75
76
77
Secara umum jalan ini dibagi dalam 3 (tiga) kawasan yaitu kawasan pertama mulai jembatan Berok
hingga perempatan Duwet (sekarang Gendingan), kawasan kedua mulai perempatan Gendingan hingga
simpang enam Bodjong (area taman di Jl Depok, Jl. Thamrin, Jl. Tanjung, Jl. Piere Tendean, dan 2 ujung Jl.
Pemuda), kemudian kawasan ketiga dari simpang enam tadi hingga Wilhelmina Plein (sekarang Tugumuda).
Foto-foto Kisah Bodjong Weg ini diambil di kawasan pertama. Mulai Hotel Du Pavillon (Dibya Puri)
hingga perempatan Jl. Gendingan. Bangunan lama yang masih terlihat bagus dan terawat tinggal Toko
Oen. Sementara lainnya tertutup oleh bangunan baru atau bahkan sudah dirobohkan dan diganti baru.
78
79
Foto atas : Suasana permainan Ombak Banyu di Dugderan yang rutin dilaksanakan di Jl. Pemuda.
80
81
LAPAK
Bee Kaos Fotografi Semarang
Kaos Fotografi Indonesia
0857 0003 3648
www.beekaos.com
Angkringan Kamera
82
83
1/8000
dugder@kfsemarang.com
DugDer Edisi 2 - Maret 2014
WANITA HEBAT
84