Penetrasi spermatozoon juga akan merangsang sel telur untuk menyelesaikan proses meiosis
II yang menghasilkan 3 badan polar dan satu pronukleus betina. Masuknya spermatozoon
dalam ooplasma menyebabkan reorganisasi penyebaran protein di dalam ooplasma. Pigmen
(protein berwarna) mengalir ke tempat masuknya spermatozoon. Perubahan letak protein
dalam ooplasma mencerminkan pola bentuk dan struktur tubuh embrio yang akan terbentuk
nantinya.
Masuknya spermatozoa kedalam vitelus membangkitkan nukleus ovum yang masih dalam
metafase untuk proses pembelahan selanjutnya (pembelahan mieosis kedua) sesudah anafase
kemudian timbul telofase dan benda kutub (polar body) kedua menuju ruang perivitelina.
Ovum sekarang hanya mempunyai pronukleus yang haploid. Pronukleus spermatozoa juga
telah mengandung jumlah kromosom yang haploid (Sarwono, 2008). Kedua pronukleus
saling mendekati dan bersatu membentuk zigot yang terdiri atas bahan genetik dari
perempuan dan laki-laki. Pada manusia terdapat 46 kromosom, ialah 44 kromosom otosom
dan 2 kromosom kelamin; pada seorang laki-laki satu X dan satu Y. sesudah pembelahan
kematangan, maka ovum matang mempunyai 22 kromosom otosom serta 1 kromosom X.
Zigot sebagai hasil pembuahan yang memiliki 44 kromosom otosom serta 2 kromosom X
akan tumbuh sebagai janin perempuan, sedangkan yang memiliki 44 kromosom otosom serta
1 kromosom X dan 1 kromosom Y akan tumbuh sebagai janin laki-laki.
Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjadi, mulailah pembelahan zigot. Hal ini dapat
berlangsung oleh karena sitoplasma ovum mengandung banyak zat asam amino dan enzim.
Segera setelah pembelahan ini terjadi, pembelahan-pembelahan selanjutnya berjalan dengan
lancar, dan selama tiga hari terbentuk suatu kelompok sel yang sama besarnya. Hasil konsepsi
berada dalam
stadium morula. Energi untuk pembelahan ini diperoleh dari vitelus, sehingga volume vitelus
makin berkurang dan terisi seluruhnya oleh morula. Dengan demikian, zona pelisida tetap
utuh, atau dengan kata lain, besarnya hasil konsepsi tetap utuh. Dalam ukuran yang sama ini
hasil konsepsi disalurkan terus ke pars ismika dan pars interstisial tuba (bagia-bagian tuba
yang sempit) dan terus disalurkan kearah kavum uteri oleh arus serta getaran silia pada
permukaan sel-sel tuba dan kontraksi tuba.
Selanjutnya pada hari keempat hasil konsepsi mencapai stadium blastula yang disebut
blastokista, suatu bentuk yang dibagian luarnya adalah trofoblas dan dibagian dalamnya
disebut massa inner cell ini berkembang menjadi janin dan trofoblas akan berkembang
menjadi plasenta. Saat blastokista mencapai rongga rahim, jaringan endometrium berada
dalam masa sekresi. Jaringan endometrium ini banyak mengandung sel-sel desidua, yaitu selsel besar yang mengandung banyak glikogen serta mudah dihancurkan oleh tropoblas. Ketika
blastokista siap melaksanakan implantasi, permukaannya menjadi lengket. Blastokista
melekat ke lapisan dalam uterus di sisi massa sel dalamnya. Implantasi dimulai ketika sel-sel
tropoblastik yang melapisi massa sel dalam (inner cell mass) mengeluarkan enzim-enzim
proteolitik sewaktu berkontak dengan endometrium. Enzim-enzim ini mencerna jalan
diantara sel-sel endometrium, sehingga sel-sel tropoblas dapat menembus ke kedalaman
endometrium, tempat sel-sel tersebut mencerna sel-sel uterus.
Tropoblas melaksanakan fungsi ganda, yaitu : (1) menyelesaikan implantasi sewaktu
membuat lubang di endometrium untuk blastokista dan (2) menyediakan bahan bakar
metabolik serta bahan-bahan dasar untuk mudigah yang sedang berkembang karena sel-sel
tropoblastik menguraikan jaringan endometrium yang kaya akan gizi. Blastokista dengan
bagian yang berisi massa sel dalam(inner cell mass) akan mudah masuk ke dalam desidua,
menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh dan menutup kembali. Itulah sebabnya,
kadang saat nidasi terjadi sedikit perdarahan akibat luka desidua ( tanda hartman). Umumnya
nidasi terjadi pada dinding depan atau belakang rahim dekat fundus uteri.
Setelah blastokista masuk ke dalam desidua melalu aktivitas tropoblastik, terbentuk selapis
sel endometrium yang menutupi permukaan lubang, sehingga blastokista benar-benar
tertanam di lapidan dalam uterus. Lapisan tropoblas terus mencerna sel-sel desidua di
sekitarnya dan menyediakan energi bagi mudigah sampai plasenta terbentuk.
Dengan demikian, blastokista diselubungi oleh suatu simpai yang disebut trofoblas. Trofoblas
ini sangat kritis untuk keberhasilan kehamilan terkait dengan keberhasilan nidasi
(implantasi), produksi hormon kehamilan, proteksi imunitas bagi janin, peningkatan aliran
darah maternal ke dalam plasenta, dan kelahiran bayi. Sejak tropoblas terbentuk, produksi
hormon human chorionic gonadotropin (hCG) dimulai, suatu hormon yang memastikan
bahwa endometrium akan menerima (resesif) dalam proses implantasi embrio (Sarwono,
2008).
Setelah proses implantasi selesai, maka pada tahap selanjutnya akan terbentuk amnion dan
cairan amnion. Amnion pada kehamilan aterm berupa sebuah membran yang kuat dan ulet
tetapi lentur. Amnion adalah membran janin paling dalam dan berdampingan dengan cairan
amnion. Amnion manusia pertama kali dapat diidentifikasi sekitar hari ke-7 atau ke-8
perkembangan mudigah. Secara jelas telah diketahui bahwa amnion tidak sekedar membran
avaskular yang berfungsi menampung cairan amnion. Membran ini aktif secara metabolis,
terlihat dalam transpor air dan zat terlarut untuk mempertahankan homeostatis cairan amnion,
dan menghasilkan berbagai senyawa bioaktif menarik, termasuk peptida vasoaktif, faktor
pertumbuhan dan sitoin (Cunningham, 2006). Pada awal kehamilan, cairan amnion adalah
suatu ultrafiltrat plasma ibu. Pada awal trimester kedua, cairan ini terutama terdiri dari cairan
ekstrasel yang berdifusi melalui kulit janin sehingga mencerminkan komposisi plasma janin.
Volume cairan amnion pada setiap minggu gestasi cukup berbeda-beda. Secara umum,
volume cairan meningkat 10 ml perminggu pada minggu ke-8 dan meningkat sampai 60 ml
perminggu pada minggu ke-21, dan kemudian berkurang secara bertahap hingga kembali ke
kondisi mantap pada minggu ke-33. Dengan demikian, volume cairan biasanya meningkat
dari 50 ml pada minggu ke-12 menjadi 400 ml pada pertengahan kehamilan dan 1000 ml
pada kehamilan aterm. Cairan yang normalnya jernih dan menumpuk di dalam rongga
amnion ini akan meningkat jumlahnya seiring dengan perkembangan kehamilan sampai
menjelang aterm, saat terjadi penurunan volume cairan amnion pada banyak kehamilan
normal. Cairan amnion ini berfungsi sebagai bantalan bagi janin, yang kemungkinan
perkembangan sistem muskuloskletal dan melindungi pertahanan suhu dan memiliki fungsi
nutrisi yang minimal.
a. Menurut bentuknya :
1. Plasenta normal
2. Plasenta membranasea (tipis)
3. Plasenta suksenturiata (satu lobus terpisah)
4. Plasenta spuria
5. Plasenta bilobus (2 lobus)
6. Plasenta trilobus (3 lobus)
b. Menurut perlekatan pada dinding rahim :
1. Plasenta adhesiva (melekat)
2. Plasenta akreta (lebih melekat)
3. Plasenta inkreta (sampai ke otot polos)
4. Plasenta perkreta (sampai ke serosa)
Fungsi uri :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
1. Fase Germinal
Berlangsung pada waktu 10 -14 hari setelah pembuahan. Zigot (hasil pembuahan)
berkembang cepat 72 jam setelah pembuahan, membelah diri menjadi 32 sel dan sehari
kemudian sudah 72 sel. Pembelahan ini berlangsung terus sampai menjadi 800 milyar sel atau
lebih, dan dari sinilah manusia tumbuh berkembang. Dalam fase germinal ini terbentuklah
saluran yang menempel pada uterus yang dicapai selama 3-4 hari yang kemudian berubah
bentuk menjadi blastocyst yang terapung bebas dalam uterus selama satu atau dua hari.
Beberapa sel sekitar pinggiran blastocyst membentuk piringan embrionik (embryonic disk)
merupakan massa sel yang tebal dan dari sinilah bayi akan tumbuh. Massa ini mengalami
deferensiasi menjadi tiga lapisan, bagian atas yaitu ektoderm, bagian bawah endoderm dan
lapisan tengah mesoderm.
a. Ektoderm
Lapisan ini nantinya akan membentuk lapisan kulit luar, kuku, rambut gigi, organ perasa dan
system syaraf termasuk otak dan sumsum tulang belakang.
b. Endoderm
Lapisan bagian bawah ini akan membentuk system pencernaan, hati, pancreas, kelenjar
ludah, system pernafasan.
c. Mesoderm
Lapisan tengah (mesoderm) merupakan lapisan yang akan berkembang dan berdeferensiasi
menjadi lapisan kulit bagian dalam, urat daging, kerangka, sistem ekskresi dan system
sirkulasi. Bagian lain dari blastocyst tumbuh menjadi plasenta, tali pusat dan kantong
empedu. Pada masa ini pula yaitu pada usia embrio 4 minggu, embrio mengeluarkan
hormone yang menyebabkan berhentinya siklus haid ibu.
2. Fase Embrional
Berkembang mulai pada 2 8 minggu setelah pembuahan. Selama fase ini system
pernafasan, pencernaan, system syaraf dan tubuh tumbuh dan berkembang cepat. Pada
periode pertumbuhan embrional ini sangatlah peka terhadap pengaruh lingkungannya.
Keadaan tidak normal atau cacat pada waktu lahir dapat terjadi karena adanya gangguan pada
masa kandungan tiga bulan pertama. Selama periode pertumbuhan embrio terjadi pembelahan
sel, dan relatif lebih cepat dari periode lainnya. Pertumbuhan embrio yang cepat tersebut
menunjukkan kebutuhan oksigen dan zat gizi tinggi untuk setiap unit massa embrio. Hal ini
menyebabkan embrio sensitif terhadap perubahan suplai gizi dan oksigen. Pada saat
ketersediaan oksigen menurun atau kekurangan zat gizi tertentu dapat menyebabkan
hambatan pertumbuhan yang permanen.
3. Fase Fetus (Janin)
Berkembang delapan minggu setelah pembuahan. Sel tulang pertama mulai tumbuh dan
embrio menjadi janin. Dari periode ini sampai saat kelahiran bentuk tubuh makin sempurna,
bagian-bagian tubuh tumbuh dengan laju yang berbeda-beda dan janin sendiri tumbuh
memanjang sampai kira-kira 20 kalinya. Selama janin tumbuh dan berkembang, total cairan
tubuh menurun dari 92 menjadi 72 persen. Perubahan ini diikuti oleh peningkatan protein dan
lemak terutama selama dua bulan terkahir kehamilan, dimana peningkatan protein lebih
banyak dari pada lemak. Selain itu pada janin terjadi pula pertambahan yang nyata pada
natrium, kalsium dan cairan ekstraseluler dan dalam tulang, sedang kalium terdapat dalam
cairan intraseluler berkaitan dengan massa sel.
Kegiatan janin selama dalam kandungan selain menghisap zat gizi dan bernafas, janin juga
bergerak aktif seperti menyepak, berputar, melengkung dan menggenggam. Selain itu janin
mampu melakukan respon terhadap rangsangan suara atau getaran. Janin juga peka terhadap
kondisi kejiwaan ibunya, misalnya ibu yang mengandung merasa takut, sedih atau cemas
maka janin akan melakukan gerakan-gerakan yang lebih cepat. Demikian pula apabila si ibu
kelelahan. Respon tersebut diduga karena adanya perubahan sekresi kelenjar yang terjadi
dalam tubuh ibunya.
Pertumbuhan dan perkembangan janin dapat dibagi berdasarkan trimester :
1. Trimester pertama
Pada trimester pertama atau tiga bulan pertama kehamilan merupakan masa dimana system
organ prenatal dibentuk dan mulai berfungsi. Pada minggu ke 3 sel-sel mulai membentuk
organ-organ spesifik dan bagian-bagian tubuh. Minggu ke 13, jantung telah lengkap dibentuk
dan mulai berdenyut, sebagian besar organ telah dibentuk dan janin mulai dapat bergerak.
Bagi wanita hamil tentu saja masa trimester pertama ini merupakan masa penyesuaiannya
baik secara fisik maupun emosi dengan segala perubahan yang terjadi dalam rahimnya. Pada
trimester pertama ini ibu sering mengalami mual atau, ingin muntah, tidak selera makan yang
sering dikenal dengan Morning Sickness yang dapat menyebabkan berkurangnya intake
makanan ibu
Defisiensi gizi dan pengaruh-pengaruh lain yang membahayakan janin seperti penggunaan
obat, vitamin A dosisi tinggi, radiasi atautrauma dapat merusak atau menghambat
perkembangan janin selanjutnya. Sebagain besar keguguran terjadi pada masa ini, bahkan
sekitar sepertiga dari kejadian keguguran terjadi karena wanita tidak menyadari bahwa dia
sedang benar-benar hamil. Masa trimester pertama merupakan masa yang kritis, sehingga
harus dihindari hal-hal yang memungkinkan kegagalan pertumbuhan dan perkembangan
janin.
2. Trimester Kedua
Pada awal trimester 2, berat janin sudah sekitar 100 g. gerakan gerakan janin sudah mulai
dapat dirasakan ibu. Tangan, jari, kaki, dan jari kaki sudah terbentuk, janin sudah dapat
mendengar dan mulai terbentuk gusi dan tulang rahang. Organ organ tersebut terus tumbuh
menjadi bentuk sempurna dan pada saat ini denyut jantung janin sudah dapat dideteksi
dengan stetoskop. Betuk tubuh janin sudah menyerupai bayi.
3. Trimester Ketiga
Memasuki trimester ketiga, berat janin sekitar 1-1,5 kg. Pada periode ini uterus semakin
membesar sampai berada di bawah tulang susu. Uterus menekan keatas kearah diafragma dan
tulang panggul. Hal ini sering membuat ibu hamil merasa jantung sesak dan kesulitan
pencernaan. Seringkali ibu juga mengalami varises pada pembuluh darah sekitar kaki, wasir,
dan lutut keram karena meningkatnya tekanan kepada perut, rendahnya laju darah balik dari
limbs, dan efek dari progesterone, yang menyebabkan kendurnya saluran darah.
Setelah usia kehamilan mencapai sekitar 28 30 minggu, bayi yang lahir disebut prematur
(sebelum minggu ke 37 kehamilan), mempunyai kesempatan untuk hidup baik bila dirawat
dalam suatu perawatan bayi baru lahir risiko tinggi. Namun, mineral dan cadangan lemak
pada bayi tidak normal, yang seharusnya dibentu pada bulan terakhir kehamilan. Masalah
medis lain pada bayi prematur adalah masih belum mampu mengisap dan menelan dengan
baik, sehingga perawatan bayi ini sangat sulit.
Hasil studi menunjukkan bahwa kandungan DNA otak secara keseluruhan meningkat secara
linier sampai lahir dan berlanjut terus meningkat lebih lambat sampai usia 18-24 bulan.
Beberapa organ mempunyai ciri pola pertumbuhan selluler. Sebagai contoh, ginjal dan
jantung rasio protein/DNA meningkat lambat sampai minggu ke 30 kehamilan, setelah itu
meningkat lebih cepat. Rasio protein/DNA pada jantung meningkat secara linier selama
kehamilan.
Karena peran pertambahan sel yang sangat penting pada pertumbuhan janin, periode
perkembangan intrauterin disebut sebagai critical period (periode kritis). Otak adalah organ
yang lebih berisiko, sejak awal sampai akhir pertumbuhan hyperplasia. Secara teoritis, bila
terjadi retardasi pertumbuhan janin dapat menyebabkan penurunan jumlah sel otak secara
irreversibel (tidak dapat diperbaiki). Studi lain juga menunjukkan bahwa ada korelasi yang
erat antara lingkar kepala saat baru lahir dengan kandungan DNA otak. Ukuran kandungan
DNA organ lain pada janin ditunjukkan lebih rendah pada janin yang pertumbuhannya
terhambat (growth-retarded fetuses).
Usia gestasi
6
Organ
Perkembangn hidung,dagu,palatum, dan tonjolan paru.Jari-jari telah
berbentuk, namun masih tergenggam.Janrung telah terbentuk penuh.
13-16
Janin beukuran 15 cm. Ini merupakan awal dari trimester ke-2. Kulit
janin masih transparan, telah mulai tumbuh lanugo (rambut janin).
Janin bergerak aktif, yaitu menghisap dan menelan air ketuban. Telah
terbentuk mekonium (feses) dalam usus. Jantung berdenyut 120150/menit.
17-24
25-28
29-32
33-36
38-40
lebih hitam atau dikenal juga dengan linea grisea. Gerakan janin juga mulai dirasakan oleh
ibu pada akhir trimester kedua.
Pada trimester ketiga: wanita hamil mengalami rasa sesak dan pendek napas, hal ini
disebabkan karena usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar, gerakan janin mulai terasa
jelas, keram kaki, varises, edema, sering buang air kecil, mengalami kesulitan tidur, rahim
mulai mengalami
kontraksi ringan disebut Braxton Hicks.
Sistem Darah
Volume darah semakin meningkat dimana jumlah serum darah lebih banyak dari
pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi semacam pengenceran darah (hemodilusi) dengan
puncaknya pada umur hamil 32 minggu. Serum darah (volume darah) bertambah sebesar
25% sampai 30% sedangkan sel darah bertambah sekitar 20%.
Sistem Pernapasan
Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat memenuhi kebutuhan
oksigen (O2). Disamping itu juga terjadi desakan diafragma, karena dorongan rahim yang
membesar pada umur kehamilan 32 minggu.
Sistem Pencernaan
Karena pengaruh estrogen pengeluaran asam lambung meningkat, dapat menyebabkan
terjadinya mual dan sakit atau pusing kepala pada pagi hari, yang disebut morning sickness,
muntah yang disebut emesis gravidarum, sedangkan muntah yang berlebihan sehingga
mengganggu kehidupan sehari-hari disebut hiper emisis progesteron juga menimbulkan gerak
usus makin berkurang dan dapat menyebabkan obstipasi.
Uterus :
a. Ukurannya membesar akibat hiprttrofi dan hyperplasia otot polos rahim 30x25x20cm
dan kapasitasnya > 4000cc.
b. Berat : dari 30gr menjadi 1000gr pada akhir kehamilan.
c. Bulan pertama kehamilan seprti buah alpukat , bulan ke-4 bulat, dan akhir kehamilan
seperti bujur telur.
d. Konsistensi lunak akibat hipertrofi ismus tanda hegar
Posisi Rahim : letak anteflexi / retroflexi, pada awal kehamilan posisi rahim masih di rongga
pelvis dan mulai bulan ke-4 sampai di rongga perut sampai batas hati. Serviks Uteri :
Vaskularisasi meningkat dan lunak yg disebut tanda goodell , dan warna menjadi livid yg
disebut tanda Chadwick.
Ovarium : Plasenta mulai terbentuk dan mengeluarkan estrogen dan progesterone.
Vagina dan vulva : lebih merah akibat peningkatan vaskularisasi.
Dinding perut : Timbul strie gravidarum yaitu robeknya serabut elastin akibat meregangnya
diding perut.
Sirkulasi darah :
a. Volume darah dan plasma darah meningkat akibat hemodilusi
b. Albumin menurun pada awal kehamilan dan meningkat pada akhir kehamilan. Dan
fibrinogen meningkat terus menerus
c. Hematikrit menurun, eritrsit meningkat , Hb menurun.
Sistem pernafasan : Sesak nafas karena terdorongnya paru oleh diafrgma.
Tulang : Persendian panggul terasa lebih longgar akibat ligament-ligamen yang melunak .
Kulit : mengalami hiperpigmentasi.
Kelenjar endokrin:
a. Tiroid : sedikit membesar.
b. Hipofisis : membesarpada lobus anterior.
c. Adrenal : tidak berpengaruh.
Metabolisme :
a. BMR meningkat
b. Kebutuhan protein meningkat
c. Metabolisme lemak meningkat
d. Metabolisme mineral mningkat
e. BB meningkat sampai 6,5-16,5kg
f. Kebutuhan kalori menigkat selama hamil dan laktasi
Payudara : Peningkatan Berat , Ketegangan , Pembesaran , Hiperpigmentasi pada putting.
(synopsis obstetric)
b. Perubahan psikologis.
Menurut Sarwono (1999), penyakit dan komplikasi obstetri tidak semata-mata disebabkan
oleh gangguan organik tapi juga dapat diperberat oleh gangguan psikologis. Latar belakang
timbulnya penyakit atau komplikasi dapat dijumpai dalam pelbagai tingakat ketidakmatangan
dalam perkembangan emosional dan psikoseksual dalam rangka kesanggupan seseorang
untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang sedang dihadapi khususnya kehamilan dan
persalinan.
Pada trimester pertama: Beberapa wanita mengalami reaksi psikologis dan emosional
pertama terhadap kehamilan dan segala akibatnya berupa kecemasan, dan perasaan panik.
Pada trimester kedua: dalam masa ini wanita sudah dapat menyesuaikan diri dengan
kenyataan, ibu mulai merasakan senang terhadap gerakan janin dan perut menjadi lebih besar.
Pada trimester ketiga: kehidupan psikologik-emosional dikuasi oleh perasaan dan pikiran
cemas mengenai persalinan yang akan datang dan tanggung jawab sebagai ibu yang akan
mengurus anaknya, biasanya pengalaman yang tidak menyenangkan dalam kehamilan atau
riwayat persalinan lalu berpengaruh terhadap emosional ibu.
Diagnosis Kehamilan
TRIMESTER PERTAMA ( 0 12 MINGGU )
Gejala:
1. Amenorea : berhentinya haid yang semula teratur pada sebagian kasus merupakan
gejala utama yang menandai adanya kehamilan. Perlu diketahui bahwa kehamilan
dapat terjadi selama periode amenorea laktasi. Selain itu, perdarahan dapat pula
terjadi pada awal kehamilan dan merupakan petunjuk dari satu abortus iminen.
Selama trimester pertama, dalam kehamilan normal dapat terjadi sedikit perdarahan
pada saat-saat menstruasi biasanya terjadi dan hal ini disebabkan oleh terjadinya
perdarahan desidua vera
2. Morning Sickness : mual dengan atau tidak disertai muntah sering dialami ibu hamil
pada pagi hari. Gejala ini umumnya terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid
terakhir dan umumnya menghilang 6 12 minggu kemudian
3. Sering miksi : keluhan miksi terjadi akibat kongesti dan tekanan pada vesika urinaria
umumnya hilang pada trimetser kedua, namun berulang kembali menjelang akhir
kehamilan saat bagian terendah janin masuk panggul
4. Gejala pada payudara : payudara membesar, terasa berat dan tegang
5. Perubahan selera makan dan kebiasaan tidur
Tanda:
A. Payudara :
1. Ukuran dan vaskularisasi bertambah
2. Hiperpigmentasi putting susu dan areola mammae
3. Terlihat areola mammae sekunder
4. Folikel Montgomery
5. Kolustrum
6. Perubahan payudara umumnya hanya diperlihatkan oleh primigravida.
Rahim:
1. Uterus membesar, globular dan lunak
2. Palmer Sign : teraba kontraksi uterus saat pemeriksaan bimanual
3. Hegar Sign : Saat pemeriksaan bimanual, dua jari dipermukaan fornik anterior dapat
didekatkan pada tangan yang diluar akibat perlunakan bagian bawah uterus dan terasa
kosong. Tanda ini ditemukan pada kehamilan minggu ke 6 10 dan tidak lagi
ditemukan bila hasil konsepsi sudah memenuhi rongga rahim.
A.
B.
Vagina: Berwarna biru keunguan, lembab dan hangat serta pH yang asam
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Tes Kehamilan : Tergantung pada adanya hCG human chorionic gonadotropin dalam serum
atau urine maternal.
Tes kehamilan urine: Tes aglutinasi, Tes aglutinasi inhibisi, Dipstick, Rapid atau simple test
berbasis enzyme labelled monoclonal antibodies assay untuk mendeteksi kadar hCG urine
yang rendah
Positif palsu :
1. Proteinuria
2. Hematuria
3. Saat ovulasi ( reaksi silang dengan LH )
4. Tirotoksikosis ( TSH tinggi )
5. Hari hari pertama pasca abortus
6. Penyakit trofoblas
7. Tumor penghasil hCG
Negatif palsu :
1. Missed Abortion
2. Kehamilan ektopik
3. Kehamilan sangat dini
4. Air seni disimpan terlalu lama dalam suhu ruang
5. Pengobatan dengan obat tertentu
Tes kehamilan serum:
1. Radioimmunoassay dari b -subunit of hCG.
2. Radio receptor assay.
Enzyme- linked immunosorbent assay (ELISA).
Dapat digunakan untuk urine dan serum.
hCG
detectable
Diagnosis kehamilan
Diagnosa kematian mudigah
Diagnosis kehamilan ektopik
Diagnosis dan tindak lanjut penyakit trofoblas gestasional
Pemeriksaan Ultrasonografi
1. Kantung kehamilan dapat dideteksi sejak 4 5 minggu amenorea.
2. Detak jantung janin terlihat sejak kehamilan 7 minggu
TRIMESTER KEDUA ( 13 28 MINGGU )
Gejala :
1. Amenorea
2. Keluhan morning sickness dan miksi berkurang
3. Quickening : sensasi gerakan janin yang dirasakan ibu, pada primigravida terjadi pada
kehamilan minggu ke 18 20 dan pada multipara kehamilan 16 18 minggu
4. Pembesaran abdomen
Tanda :
Payudara : tanda tanda semakin jelas
Kulit : chloasma gravidarum linea nigra dan striae gravidarum
Uterus :
1. Uterus teraba pada palpasi abdomen
Proses persalinan dapat terjadi dengan adanya perubahan hormone estrogen, progesterone,
prostaglandin, uterus yang menjadi besar dan meregang, tekanan pada ganglion cervicale dan
penurunan fungsi plasenta.
Selain hal tersebut, persalinan juga dipengaruhi oleh 3 faktor P, yaitu :
1. Power ( Tenaga )
His ( kontraksi otot rahim ). Dimana menurut faalnya. His persalinan dapat dibagi atas:
a. His Pembukaan : His yang menimbulkan pembukaan pada servik
b. His Pengeluaran: His yang mendororng anak keluar, biasanya disertai dengan
keinginan mengejan
2. Passage ( Jalan Lahir )
Terdiri atas tulang panggul dan jaringan-jaringan lunak.
3. Tanda dan gejala janin dalam plasenta
Tanda Dan Gejala Persalinan
a. His ( kontraksi rahim ) makin terjadi dan kuat
b. Adanya pengeluaran lendir bercampur darah
c. Pada pemeriksaan dalam diketahui perlunakan, perdarahan dan pembukaan serviks
e. Perineum menonjol
f. Vulva vagina dan spingter anal membuka
Yang harus dipantau dalam kala II
Kelahiran bayi ( penilaian cepat akan warna, tangisan, gerakan ), Nadi ibu, TFU, Kontraksi
uterus, Janin ke 2
Diagnosis kala II persalinan dapat ditegakkan atau dasar hasil VT, yang menunjukkan:
Pembukaan cervik lengkap, Terlihatnya kepala bayi diintroitus vagina.
Kala III : Dimulainya setelah bayi lahir dengan lahirnya plasenta yang berlangsung 6-15
menit
Management aktif kala III : Pemberian ocytosin, Massage fundus uteri, PTT
Tanda keluarnya plasenta : Semburan darah tiba-tiba, Tali pusat memanjang, Perubahan
ukuran dan bentuk uterus
Keuntungan management aktif kala III
1.
Kala III meningkat
2.
Mengurangi jumlah kehilangan darah
3.
Mengurangi kejadian retensio plasenta
Yang harus dipantau pada kala III
1.
Kontraksi uterus
2.
Tanda pelepasan plasenta
3.
Perdarahan
Multigravida
Kala I
12,5 jam
7 jam 20 menit
Kala II
80 menit
30 menit
Kala III
10 menit
10 menit
Persalinan
14 jam
8 jam
A. Persiapan
1.
2.
3.
4.
B.
Pengenalan kala II
1.
2.
3.
C.
Pasien
Instrumen dan medikamentosa
Bayi
Penolong
Pimpinan kala II
1. Setiap ada his, pimpin ibu mengedan pada fase akme atau puncak his dan minta ibu
untuk menarik lipat sendi lutut dengan mengaitkan pada lipat siku agar tekanan
abdomen menjadi efektif.
2. Istirahatkan ibu apabila his menghilang, letakan kemnbali tungkai ibu di atas
ranjang persalinan dan dengar denyut jantung bayi pada waktu terdebut (tiap 5
menit).
3. Pimpin berulang- ulang sampai bayi maju kearah vulva ( bila langka episiotomi
diperlukan, lanjutkan ke langkah D dan bila episiotomi tidak diperlukan, lanjutkan
ke langkah E )
D.
EPISIOTOMI
Episiotomy adalah sebuah irisan bedah melalui perineum yang dilakukan unuk
memperlebar vagina dengan maksud untuk membantu proses kelahiran bayi. Perlebaran
ini dapat dilakukan di garis tengah ("midline") atau dari sebuah sudut dari ujung
belakang dari vulva, dijahit kembali setelah melahirkan. Ini merupakan suatu prosedur
umum dalam kedokteran yang dilakukan kepada wanita.
E.
EKSPULSI KEPALA
1. Pada his berikut minta pasien untuk untuk mengait lipat lutut, pimpin untuk
mengedan sekuat mungkin.
2. Dengan satu tangan, tahan belakang kepala (untuk mengatur defleksi kepala),
letakkan telapak tangan lain pada perineum dengan membentangkan telunjuk dan
ibu jari sehingga bagian di antara kedua jari tersebut, dapat mendorong perineum
F.
MELAHIRKAN BAYI.
a. Dengan tangan kiri dan kanan, pegang kepala bayi secara biparietal (ibu jari pada
pipi depan, jari telunjuk dan tengah pada bawah dagu, jari manis dan kelingking
pada belakang leher dan bawah kepala). Sambil meminta ibu untuk mengedan,
gerakan bayi kebawah sehingga lahir bahu depan.
b. Gerakan bayi keatas sehingga lahir bahu belakang.
c. Kembalikan bayi pada posisi sejajar lantai, lahirkan berturut-turut dada dan lengan,
perut, pinggul dan tungkai.
Perhatikan:
Pada pertolongan persalinan dengan meja/ranjang persalinan yang dapat dilepas atau meja
ginokologi ( bagian bokong atau kaki), setelah kedua bahu lahir, topangkan badan bayi pada
lengan bawa kanan, tangan kiri memegang bagian belakang tubuh bayi). Letakan bayi di
antara kedua paha ibu (untuk ranjang atau meja ginekologi, letakan bayi di atas perut ibu dan
minta asisten untuk memegangnya agar tidak terjatuh).
G.
MANAJEMEN AKTIF KALA III (lihat prosedur manajemen aktif kala III).
2. Meletakan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat diatas tulang pubis dan
menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus.
Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
3. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan ke arah bawah
pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian
bawah uterus dengan cara menekan uterus ke arah atas dan belakang (dorso kranial)
dengan hati-hati untuk membantu mencegah terjadinya inversio uteri. Jika plasenta
tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga
kontraksi berikut mulai.
4. Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seseorang anggota keluarga untuk
melakukan rangsangan puting susu.
Mengeluarkan Plasenta
1.
Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali pusat ke arah
bawah dan kemudian ke arah atas, mengikuti kurva jalan lahir sambil meneruskan
tekanan berlawanan arah pada uterus.
2.
Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari
vulva.
3.
Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat selama 15 menit:
a. Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit I.M
b. Menilai kandungan kemih dan lakukan kateterisasi kandung kemih dengan
menggunakan teknik aseptik jika perlu.
c. Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
d. Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya.
e. Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak kelahiran bayi.
4.
Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan
menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan dan dengan hatihati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut perlahan
melahirkan selaput ketuban tersebut.
5.
Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril
dan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan seksama. Menggunakan jari-jari tangan
atau klem atau forseps disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk melepaskan bagian
selaput yang tertinggal.
Pemijatan Uterus
Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus, meletakkan telapak
tangan di fundus dan melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga
uterus berkontraksi (fundus menjadi keras).
Menilai pendarahan
Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan selaput ketuban
untuk memastikan bahwa plasenta dan selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan
plasenta di dalam kantung plastik atau tempat khusus. Jika uterus tidak berkontraksi setelah
melakukan masase selama 15 detik mengambil tindakan yang sesuai. Mengevaluasi adanya
laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit laserasi yang mengalami pendarahan
aktif.
H.
Ganti baju ibu dengan baju bersi dan kering. Pasang pispot datar dan lebar pada bagian
bokong untuk memantau dara yang keluar.
2. Tutup perut bawah dan tungkai dengan selimut.
3.
Pantau tanda vital, kontraksi uterus dan perdarahan tiap 15 menit hingga 2 jam pasca
kala III.
4. Beri obat-obatan yang di perlukan dan minum secukupnya.
5.
Bila setelah 2 jam kondisi ibu stabil dan tidak ada komplikasi, pasangkan kasa penyerap
dan celana. Pakaikan kain dan selimut ibu. Bawa keruang perawatan dan lakukan rawat
gabung sesegera mungkin.
LI.3. Memahami dan Menjelaskan Anemia pada Kehamilan
LO.2.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Anemia pada Kehamilan
Kondisi dimana sel darah merah menurun atau menurunnya hemoglobin, sehingga kapasitas
daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi
berkurang. Anemia pada wanita tidak hamil didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin
yang kurang dari 12 g/dl dan kurang dari 10 g/dl selama kehamilan atau masa nifas.
Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan kehamilan, pada awal kehamilan dan
kembali menjelang aterm, kadar hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang
memiliki cadangan besi adalah 11g/dl atau lebih. Atas alasan tersebut, Centers for disease
control (1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dl pada
trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5 g/dl pada trimester kedua.
LO.3.2. Memahami dan Menjelaskan Etiologi Anemia pada Kehamilan
Etiologi
1. Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah.
2. Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma.
3. Kurangnya zat besi dalam makanan.
4. Kebutuhan zat besi meningkat.
5. Gangguan pencernaan dan absorbsi
6. Status sosial ekonomi keluarga yang minim. Dimana seorang ibu hamil sangat
membutuhkan suatu asupan gizi yang sangat banyak. Tetapi dengan keadaan ekonomi
yang tidak memungkinkan, maka ibu tersebut kurang mendapatkan gizi yang
seharusnya sangat diperlukan untuk pertumbuhan janin, atau bisa juga mengakibatkan
kematian pada ibu tersebut pada saat persalinan
7. Ibu hamil yang malnutrisi atau kekurangan gizi
8. Kehamilan dan persalinan dengan jarak yang berdekatan
9. Ibu hamil dengan pendidikan
10. Kehamilan dibawah usia 18 tahun atau kehamilan diatas usia 35 tahun
LO.3.3. Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Anemia
1. Anemia defisiensi besi
Terjadi sekitar 62,3 % pada kehamilan. Merupakan anemia yang paling sering dijumpai pada
kehamilan. Hal ini disebabkan oleh kurang masuknya unsure besi dan makanan, karena
gangguan resorpsi, ganguan penggunaan atau karena terlampaui banyaknya besi keluar dari
badan, misalnya pada perdarahan. Keperluan besi bertambah dalam kehamilan terutama pada
trimester terakhir. Keperluan zat besi untuk wanita tidak hamil 12 mg, wanita hamil 17 mg
dan wanita menyusui 17 mg.
2. Anemia megaloblastik
Terjadi pada sekitar 29 % pada kehamilan. disebabkan oleh defisiensi asam folat, jarang
sekali karena defisensi vitamin B12. Hal itu erat hubungannya dengan defisensi makanan.
Gejala-gejalanya: Malnutrisi, Glositis berat(Lidah meradang, nyeri), Diare, Kehilangan nafsu
makan
Ciri-ciri anemia megaloblastik
1. megaloblast
2. promegaloblast dalam darah atau sumsum tulang
3. anemia makrositer dan hipokrom dijumpai bila anemianya sudah berat. Hal itu
disebabkan oleh defisiensi asam folat sering berdampingan dengan defisiensi besi
dalam kehamilan
3. Anemia hipoplastik
terjadi pada sekitar 8 % kehamilan. Disebabkan oleh sumsum tulang kurang mampu
membuat sel-sel darah baru. Etiologi anemia hipoplastik karena kehamilan belum diketahui
dengan pasti. Biasanya anemia hipoplstik karena kehamilan, apabila wanita tsb telah selesai
masa nifas akan sembuh dengan sendirinya. Dalam kehamilan berikutnya biasanya wanita
mengalami anemia hipoplastik lagi.
Ciri-ciri :
1. pada darah tepi terdapat gambaran normositer dan normokrom, tidak ditemukan ciriciri defisiensi besi, asam folat atau vitamin B12.
2. Sumsum tulang bersifat normoblastik dengan hipoplasia eritropoesis yang nyata
4. Anemia hemolitik
Terjadi pada sekitar 0,7 % kehamilan. Disebabkan oleh pengancuran sel darah merah
berlangsung lebih cepat daripada pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar
menjadi hamil, apabila hamil maka biasanya anemia menjadi berat. Sebaliknya mungkin pula
kehamilan menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang sebelumnay tidak menderita
anemia. Anemia hemolitk dibagi menjadi 2 golongan besar:
1. disebabkan oleh faktor intrakorpuskuler seperti thalassaemia, anemia sel sabit,
sferositosis, eliptositosis, dll.
2. disebabkan olehfaktor ekstrakorpuskuler seperti defisiensi G-6 Fosfat dehidrogenase,
leukemia, limfosarkoma, penyakit hati dll.
Gejala proses hemolitik : anemia, hemoglobinemia, hemoglobinuria, hiperbilirubinuria,
hiperurobilirubinuria, kadar sterkobilin dalam feses tinggi, dll
LO.3.4. Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi Anemia pada Kehamilan
Perubahan hermatologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan
sirkulasi yang semakin meningkat terhadap plasenta dan pertumbuhan payudara. Volume
plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester II kehamilan dan maksimum terjadi pada
bulan ke-9 dan meningkat sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang atern serta kembali
normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen
plasma, yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron (Rukiah, 2010).
Selama kehamilan kebutuhan tubuh akan zat besi meningkat sekitar 800-1000 mg untuk
mencukupi kebutuhan seperti terjadi peningkatan sel darah merah membutuhkan 300-400 mg
zat besi dan mencapai puncak pada usia kehamilan 32 minggu, janin membutuhkan zat besi
sekitar 100-200 mg dan sekitar 190 mg terbuang selama melahirkan. Dengan demikian jika
cadangan zat besi sebelum kehamilan berkurang maka pada saat hamil pasien dengan mudah
mengalami kekurangan zat besi. Gangguan pencernaan dan absorbs zat besi bisa
menyebabkan seseorang mengalami anemia defisiensi besi. Walaupun cadangan zat besi
didalam tubuh mencukupi dan asupan nutrisi dan zat besi yang adikuat tetapi bila pasien
mengalami gangguan pencernaan maka zat besi tersebut tidak bisa diabsorbsi dan
dipergunakan oleh tubuh.
Anemia defisiensi besi merupakan manifestasi dari gangguan keseimbangan zat besi yang
negatif, jumlah zat besi yang diabsorbsi tidak mencukupi kebutuhan tubuh. Pertama-tama
untuk mengatasi keseimbanganyang negatif ini tubuh menggunakan cadangan besi dalam
jaringan cadangan. Pada saat cadangan besi itu habis barulah terlihat tanda dan gejala anemia
defisiensi besi. Berkembangnya anemia dapat melalui empat tingkatan yang masing-masing
berkaitan dengan ketidaknormalan indikator hematologis tertentu. Tingkatan pertama disebut
dengan kurang besi laten yaitu suatu keadaan dimana banyaknya cadangan besi yang
berkurang dibawah normal namun besi didalam sel darah merah dari jaringan tetap masih
normal. Tingkatan kedua disebut anemia kurang besi dini yaitu penurunan besi cadangan
terus berlangsung sampai atau hampir habis tetapi besi didalam sel darah merah dan jaringan
belum berkurang. Tingkatan ketiga disebut dengan anemia kurang besi lanjut yaitu besi
didalam sel darah merah sudah mengalami penurunan namun besi dan jaringan belum
berkurang. Tingkatan keempat disebut dengan kurang besi dalam
jaringan yaitu besi dalam jaringan sudah berkurang atau tidak ada sama sekali.
LO.3.5. Memahami dan Menjelaskan Pengaruh Anemia pada Kehamilan
Pengaruh anemia kehamilan pada ibu dapat menyebabkan resiko dan komplikasi antara lain:
anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit
infeksi (Lubis, 2003). Resiko meninggal dalam proses persalinan 3,6 kali lebih besar
disbanding ibu hamil yang tidak anemia terutama karena pendarahan dan atau sepsis. Dari
beberapa penelitian di Asia
disimpulkan bahwa anemia memberikan kontribusi minimal 23% dari total kematian ibu di
Asia.
Pada saat proses persalinan, masalah yang timbul adalah persalinan sebelum waktunya
(prematur), pendarahan setelah persalinan dengan operasi cenderung meningkat.Anemia pada
ibu hamil juga mempengaruhi proses pertumbuhan janin. Akibat yang ditimbulkan seperti
keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi
asfiksia intrapartum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan rendah (BBLR).
Pada analisa bivariat anemia batas 9 gr/dl dan anemia berat secara statistik tidak ditemukan
nyata melahirkan bayi BBLR. Namun untuk melahirkan bayi mempunyai resiko 3,081 kali.
Sedangkan dari hasil analisa multivariate dengan memperhatikan masalah riwayat kehamilan
sebelumnya menunjukkan bahwa ibu hamil penderita anemia berat memperoleh resiko untuk
melahirkan BBLR 4,2 kali lebih tinggi disbanding dengan yang tidak penderita anemia berat.
Tentang status besi dan dihubungkan dengan hasil kehamilan pada wanita hamil di Korea
menjelaskan bahwa bayi yang dilahirkan dari ibu yang kadar Hb rendah menunjukkan ratarata lahir dengan kelahiran prematur, berat badan dan nilai APGAR yang rendah
dibandingkan dengan bayi yang lahir dengan ibu yang memiliki tingkat Hb yang tinggi.
LO.3.6. Memahami dan Menjelaskan Diagnosis Anemia pada Kehamilan
Pemeriksaan Fisik
Manifestasi klinis dari anemia pada kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat besi
sangat bervariasi walaupun tanpa gejala, anemia dapat menyebabkan tanda gejala seperti
letih, sering mengantuk, malaise, pusing, lemah, nyeri kepala, luka pada lidah, kulit pucat,
konjungtiva, bantalan kuku pucat, tidak ada nafsu makan, mual dan muntah.Menentukan
seseorang mengalami anemia melalui pemeriksaan fisik sangatlah sulit karena banyak pasien
yang asintomatis. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk
memastikan anemia pasti.
Pemeriksaan Laboratorium :
Hemoglobin (Hb)
Hemoglobin adalah parameter yang dingunakan secara luas untuk menetapkan prevalensi
anemia. Keuntungan metode pemeriksaan Hb adalah mudah, sederhana dan penting bila
kekurangan besi tinggi, seperti pada kehamilan sedangkan keterbatasan pemeriksaan Hb
adalah spesifitasnya kurang yaitu sekitar 65-99% dan sensifitasnya 80-90%. Anemia pada ibu
hamil berdasarkan pemeriksaan dan pengawasan Hb dengan Sahli dapat digolongkan
berdasarkan berat ringannya terbagi menjadi : anemia berat jika Hb 7gr %, anemia sedang
jika kadar Hb antara 7 sampai 8 gr % dan bila anemia ringan jika kadar Hb antara 9 sampai
10 gr %. Metode yang paling sering digunakan di laboratorium dan paling sederhana adalah
metode Sahli dan sampai saat ini baik di Puskesmas maupun di beberapa Rumah sakit. Pada
metode sahli, hemoglobin dihidrolisis dibentuk dengan HCL menjadi forroheme oleh oksigen
yang ada di udara dioksidasi menjadi ferriheme yang segera bereaksi dengan ion CL
membentuk Ferrihemechlorid yang juga disebut hematin atau hemin yang berwarna coklat.
Warna yang terbentuk ini dibandingkan dengan warna standard, karena membandingkan
pengamatan dengan mata secara langsung tanpa menggunakan alat, maka subjektivitas hasil
pemeriksaan sangat berpengaruh hasil pembacaan.
LO.3.7. Memahami dan Menjelaskan Tatalaksana Anemia pada Kehamilan
1. Terapi Oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero glukonat atau
Na fero bisirat. Pemberian preparat 60 mg/ hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr
%/ bulan. Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50
nanogram asam folat untuk profilaksis anemia (Saifuddin, 2002)
2. Terapi Parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan zat besi per oral,
dan adanya gangguan penyerapan, penyakit saluran pencernaan atau masa kehamilannya
tua (Wiknjosastro, 2002). Pemberian preparat parenteral dengan ferum dextran sebanyak
1000 mg (20 mg) intravena atau 2 x 10 ml/ IM pada gluteus, dapat meningkatkan Hb
lebih cepat yaitu 2 gr% (Manuaba, 2001).
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekatai 800 mg. Kebutuhan ini
terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan
untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg lebih akan
dieksresikan lewat usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan
menghasilkan sekitar 810 mg zat besi. Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan
menghasilkan sekitar 2025 mg zat besi perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288
hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi
masih kekurangan untuk wanita hamil.
Kebutuhan energi janin digunakan untuk proses metabolisme, pertumbuhan fisik, dan
kebutuhan minimal aktifitas fisik. Janin tidak memerlukan energi untuk pemeliharaan
temperatur tubuh, karena ibu telah memberikan janin suhu lingkungan 37 derajat C. Energi
yang dibutuhkan janin menjelang kelahiran diperkirakan sekitar 96kkal/kg/hr atau 336
kkal/hr dengan berat janin 3,5 kg.
b. Protein
Transpor protein melalui plasenta terutama asam amino yang kemudian disintesis oleh fetus
menjadi protein jaringan. Pada akhir kehamilan, diperkirakan kebutuhan protein sekitar 1,8
g/kg/hr.
c. Lemak
Sebagian besar dari 500 gram lemak tubuh janin ditimbun antara minggu ke 35-40
kehamilan. Pada stadium awal kehamilan tidak ada lemak yang ditimbun kecuali lipid
esensial dan fosfolipid untuk pertumbuhan susunan syaraf pusat dan dinding sel syaraf.
Sampai pertengahan kehamilan hanya sekitar 0,5 % lemak dalam tubuh janin, setelah itu
jumlahnya meningkat mencapai 7,8 % pada minggu ke 34 dan 16 % pada saat sebelum lahir.
Pada bulan terakhir kehamilan sekitar 14 gram lemak perhari ditimbun. Transpor asam lemak
melalui plasenta sekitar 40 % dari lemak ibu, sisanya disintesa oleh janin. Baik lemak
maupun protein meningkat dengan cepat pada bulan terakhir kehamilan bersamaan dengan
meningkatnya berat janin. Sebagian besar lemak ditimbun pada daerah subkutan, oleh karna
itu pada bayi aterm 80 % jaringan lemak tubuh terdapat pada jaringan subkutan.
d. Karbohidrat
Janin mempunyai sekitar 9 gram karbohidrat pada minggu ke 33, dan pada waktu lahir
meningkat menjadi 34 gram. Konsentrasi glukogen pada hati dan otot-otot skelet meningkat
pada akhir kehamilan.
Kebutuhan Zat Gizi Mikro
a. Vitamin
Kebutuhan vitamin dan mineral janin tidak diketahui secara pasti. Namun para ahli ada yang
memperkirakannya berdasarkan vitamin yang terakumulasi pada janin. Misalnya vitamin E,
dari berbagai studi yang dipublikasikan Filer (1968) dalam Rosso (1990), kandungan vitamin
E pada janin meningkat secara proporsional dengan meningkatan berat tubuh berdasarkan
kebutuhan energi janin. Selain itu kebutuhan vitamin dapat juga diperkirakan berdasarkan
konsumsi energi pada janin, misalnya thiamin diperlukan sekitar 0,04 mg, niasin 1,2 mg, dan
riboflavin 0,075 mg.
b. Mineral
Kebutuhan mineral juga diperkirakan melalui informasi kandungan mineral pada janin.
Selama 2 minggu terakhir kehamilan, rata-rata janin memerlukan 3,1 mg/hr, angka ini lebih
besar dibandingkan dengan kebutuhan bayi pada tahun pertama kehidupan yang hanya sekitar
0,6 mg/hr. Rata-rata kandungan zinc dalam tubuh janin sekitar 2,0 mg/hr atau 0,6 mg/kg/hr.
Sedangkan kalsium sekitar 300 mg/hr.
LO.4.2. Memahami dan Menjelaskan Gizi pada Ibu Hamil
Kecukupan gizi yang dianjurkan bagi wanita hamil
Zat Gizi
Tidak Hamil
Hamil
Energi (Kal)
1900
285
Protein (g)
44
12
Vitamin A (RE)
500
200
Vitamin C (mg)
30
10
150
50
Niasin (mg)
8,4
1,3
Riboflavin (mg)
1,0
0,2
Tiamin (mg)
0,9
0,2
1,0
0,3
Kalsium
600
400
Fosfor
450
200
Iodium
150
25
Besi
25
20
Zinc
15
Pada kehamilan trimester I (minggu 1-13), kebutuhan gizi masih tetap seperti biasa. Pada
kehamilan trimester II (minggu 13-26), dimana pertumbuhan janin cepat, ibu memerlukan
tambahan kalori 285 dan protein lebih tinggi dari biasa menjadi 1,5 g/kg bb. Pada
kehamilan trimester III (minggu 27-lahir), kalori sama dengan trimester II tetapi protein
menjadi 2 g/kg bb.
Kalori (energi)
Seorang wanita selama kehamilan memiliki kebutuhan energi yang meningkat. Energi ini
digunakan untuk pertumbuhan janin, pembentukan plasenta, pembuluh darah, dan jaringan
yang baru. Selain itu, tambahan kalori dibutuhkan sebagai tenaga untuk proses metabolisme
jaringan baru. Namun dengan adanya pertambahan kebutuhan kalori ini tidak lantas menjadi
kanan daterlalu banyak makan. Tubuh anda memerlukan sekitar 80.000 tambahan kalori pada
kehamilan. Dari jumlah tersebut, berarti setiap harinya sekitar 300 tambahan kalori
dibutuhkan ibu hamil. Memang cukup sulit untuk mengetahui berapa kalori yang telah
dikonsumsi setiap harinya. Untuk jangka pendek, gunakanlah rasa lapar anda sebagai
panduan kebutuhan kalori. Monitorlah berat badan anda untuk membantu menilai apakah
anda mengkonsumsi makanan sejumlah kalori yang tepat. Mungkin saja anda membutuhkan
bantuan dokter atau pun ahli gizi untuk membantu anda dalam mencukupi kebutuhan kalori
selama kehamilan.
Protein
Anda membutuhkan protein lebih banyak selama kehamilan dibandingkan waktu-waktu lain
di seluruh hidup anda.Hal inidikarenakan protein diperlukan untuk pertumbuhan jaringan
pada janin. Ibu hamil membutuhkan sekitar 75 gram protein setiap harinya, lebih banyak 25
gram dibandingkan yang lain. Menambahkan protein ke dalam makanan merupakan cara
yang efektif untuk menambah kalori sekaligus memenuhi kebutuhan protein. Produk hewani
seperti daging, ikan, telur, susu, keju, dan hasil laut merupakan sumber protein. Selain itu
protein juga bisa didapat dari tumbuh-tumbuhan seperti kacang-kacangan, biji-bijian, tempe,
tahu, oncom, dan lainnya.
Folat (asamfolat)
adalah sekitar 1000 mg per hari. Sumber kalsium dari makanan diantaranya produk susu
seperti susu, keju, yogurt. Selain itu ikan teri juga merupakan sumber kalsium yang baik.
Vitamin C
Vitamin C yang dibutuhkan janin tergantung dari asupan makanan ibunya. Vitamin C
merupakan antioksidan yang melindungi jaringan dari kerusakan dan dibutuhkan untuk
membentuk kolagen dan menghantarkan sinyal kimia di otak. Wanita hamil setiap harinya
disarankan mengkonsumsi 85 mg vitamin C per hari. Anda dapat dengan mudah
mendapatkan vitamin C dari makanan seperti tomat, jeruk, strawberry, jambu biji, dan
brokoli. Makanan yang kaya vitamin C juga membantu penyerapan zat besi dalam tubuh.
Vitamin A
Vitamin A memegang peranan penting dalam fungsi tubuh, termasuk fungsi penglihatan,
imunitas, serta pertumbuhan dan perkembanga nembrio. Kekurangan vitamin A dapat
mengakibatkan kelahiran prematur dan bayi berat lahir rendah. Vitamin A dapat ditemukan
pada buah-buahan dan sayuran berwarna hijau atau kuning, mentega, susu, kuning telur, dan
lainnya.
Peningkatan kebutuhan zat gizi selama kehamilan
Kalori (energy)
Protein
Mineral kalsium
Fosfor
Yodium
Magnesium
Zn (seng)
Vitamin A
Vitamin D
Vitamin C
Asam folat
Porsi hidangan
Jenis hidangan
sehari
5 + 1 porsi
Makan pagi: nasi 1,5 porsi (150 gram) dengan ikan/
daging 1 potong sedang (40 gram), tempe 2 potong
3 mangkuk
sedang (50 gram), sayur 1 mangkok dan buah 1 potong
4 potong
sedang
3 potong
Daging
Susu
Minyak
3 potong
2 gelas
5 sendok the
Gula
2 sendok makan