Anda di halaman 1dari 3

Kebun Karet Rakyat di Sumut

Direplanting
Senin, 27 Januari 2014 | 01:01:03

Medan | Jurnal Asia


Pada 2014, pemerintah berencana menumbang pohon tak produktif dan menanam
yang baru (replanting) sekira 600 hektar (ha) lahan tanaman karet yang diusahakan
masyarakat Sumatera Utara (Sumut). Tak tanggung, dana yang disiapkan untuk
peremajaan itu lebih dari Rp13,2 miliar. Kepala Dinas Perkebunan Sumut, Aspan
Sofyan Batubara, mengakui, anggaran untuk itu sudah dimasukkan dalam nota
keuangan APBD Sumut tahun 2014. Nantinya, setiap dua hektar lahan perkebunan
karet rakyat mendapatkan Rp44 juta. Kita akan salurkan melalui kelompok tani.
Untuk tahun ini yang mendapatkan program replanting itu Kabupaten Padang Lawas
Utara, Mandailing Natal dan Langkat, paparnya di Medan, pekan lalu.
Kendati demikian, ia menyebutkan, luas lahan yang akan direplanting itu tergolong
kecil jika mengacu pada luasan perkebunan rakyat di Sumut. Namun diharapkan,
langkah replanting itu dapat menstimulasi para petani dan perusahaan perkebunan,
untuk ikut meremajakan tanamannya, demi memenuhi pasokan kebutuhan lokal, yang
mencapai 700 ribu ton per tahun. Ini akibat keterbatasan anggaran, makanya yang
bisa diremajakan juga minim, tukasnya.
Dari sisi ketersediaan bahan tanaman, Aspan mengklaim Provinsi Sumut telah
mencukupi. Bahkan, lanjutnya, Aceh dan Riau itu mengambil dari Sumut. Makanya
kita harapkan, langkah replanting kita ini bisa menstimulus petani dan perusahaan
perkebunan. Kalau mengingat produktivitas, kita masih jauh dari maksimal saat ini,
ujarnya lantas menambahkan, di Sumut, terdapat 550 ribu ha lahan perkebunan karet.
Seluas 376.075,93 ha diantaranya merupakan perkebunan rakyat, 77.696,77 ha
perkebunan PTPN, serta sisanya merupakan perkebunan swasta nasional dan asing,
yang masing-masing seluas 59.072,52 ha dan 37.456,44 ha.
Sementara, kesepakatan Indonesia, Malaysia dan Thailand untuk memangkas ekspor
karet hingga 17 ribu ton, telah membuat kinerja ekspor karet di provinsi ini menurun
drastis. Tercatat, selama 2012, realisasi ekspor karet asal Sumut hanya mencapai
US$671 juta dengan volume mencapai 208.399 ton. Pencapaian itu menurun 30,87%
dibandingkan tahun 2011 yang mencapai US$970,83 juta dengan volume 207.237
ton.
Penurunan kinerja ekspor karet ini, didorong oleh penurunan harga karet yang sangat
signifikan sejak awal hingga pertengah tahun, papar Kepala Seksi Ekspor Hasil
Pertanian dan Pertambangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag)
Sumut, Fitra Kurnia.
Ia menambahkan, terdapat sejumlah negara importir karet asal Sumut, diantaranya,
Amerika Serikat (AS), Jepang dan Tiongkok. Hempasan ekonomi di Eropa dan AS
telah membuat produksi karet di ketiga negara itu nyaris lumpuh, dan berdampak pada

anjloknya harga jual karet Sumut. Meski bukan penghasil karet, namun, ketiga negara
tujuan ekspor itu pengonsumsi karet alam terbesar dunia, sehingga berperan terhadap
harga karet dunia. Sekadar informasi, tanaman karet rakyat disebut-sebut mampu
menjaga nilai-nilai ramah lingkungan karena menyerap CO2 sebanyak 121.942.555
ton per tahun. (Okz
- See more at: http://www.jurnalasia.com/2014/01/27/kebun-karetrakyat-di-sumut-direplanting/#sthash.6X3NJ4at.dpuf Kebun

Karet Rakyat di Sumut Direplanting


Senin, 27 Januari 2014 | 01:01:03

Medan | Jurnal Asia


Pada 2014, pemerintah berencana menumbang pohon tak produktif dan menanam
yang baru (replanting) sekira 600 hektar (ha) lahan tanaman karet yang diusahakan
masyarakat Sumatera Utara (Sumut). Tak tanggung, dana yang disiapkan untuk
peremajaan itu lebih dari Rp13,2 miliar. Kepala Dinas Perkebunan Sumut, Aspan
Sofyan Batubara, mengakui, anggaran untuk itu sudah dimasukkan dalam nota
keuangan APBD Sumut tahun 2014. Nantinya, setiap dua hektar lahan perkebunan
karet rakyat mendapatkan Rp44 juta. Kita akan salurkan melalui kelompok tani.
Untuk tahun ini yang mendapatkan program replanting itu Kabupaten Padang Lawas
Utara, Mandailing Natal dan Langkat, paparnya di Medan, pekan lalu.
Kendati demikian, ia menyebutkan, luas lahan yang akan direplanting itu tergolong
kecil jika mengacu pada luasan perkebunan rakyat di Sumut. Namun diharapkan,
langkah replanting itu dapat menstimulasi para petani dan perusahaan perkebunan,
untuk ikut meremajakan tanamannya, demi memenuhi pasokan kebutuhan lokal, yang
mencapai 700 ribu ton per tahun. Ini akibat keterbatasan anggaran, makanya yang
bisa diremajakan juga minim, tukasnya.
Dari sisi ketersediaan bahan tanaman, Aspan mengklaim Provinsi Sumut telah
mencukupi. Bahkan, lanjutnya, Aceh dan Riau itu mengambil dari Sumut. Makanya
kita harapkan, langkah replanting kita ini bisa menstimulus petani dan perusahaan
perkebunan. Kalau mengingat produktivitas, kita masih jauh dari maksimal saat ini,
ujarnya lantas menambahkan, di Sumut, terdapat 550 ribu ha lahan perkebunan karet.
Seluas 376.075,93 ha diantaranya merupakan perkebunan rakyat, 77.696,77 ha
perkebunan PTPN, serta sisanya merupakan perkebunan swasta nasional dan asing,
yang masing-masing seluas 59.072,52 ha dan 37.456,44 ha.
Sementara, kesepakatan Indonesia, Malaysia dan Thailand untuk memangkas ekspor
karet hingga 17 ribu ton, telah membuat kinerja ekspor karet di provinsi ini menurun
drastis. Tercatat, selama 2012, realisasi ekspor karet asal Sumut hanya mencapai
US$671 juta dengan volume mencapai 208.399 ton. Pencapaian itu menurun 30,87%
dibandingkan tahun 2011 yang mencapai US$970,83 juta dengan volume 207.237

ton.
Penurunan kinerja ekspor karet ini, didorong oleh penurunan harga karet yang sangat
signifikan sejak awal hingga pertengah tahun, papar Kepala Seksi Ekspor Hasil
Pertanian dan Pertambangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag)
Sumut, Fitra Kurnia.
Ia menambahkan, terdapat sejumlah negara importir karet asal Sumut, diantaranya,
Amerika Serikat (AS), Jepang dan Tiongkok. Hempasan ekonomi di Eropa dan AS
telah membuat produksi karet di ketiga negara itu nyaris lumpuh, dan berdampak pada
anjloknya harga jual karet Sumut. Meski bukan penghasil karet, namun, ketiga negara
tujuan ekspor itu pengonsumsi karet alam terbesar dunia, sehingga berperan terhadap
harga karet dunia. Sekadar informasi, tanaman karet rakyat disebut-sebut mampu
menjaga nilai-nilai ramah lingkungan karena menyerap CO2 sebanyak 121.942.555
ton per tahun. (Okz
- See more at: http://www.jurnalasia.com/2014/01/27/kebun-karet-rakyat-di-sumutdireplanting/#sthash.6X3NJ4at.dpuf

Anda mungkin juga menyukai