pada Dewasa
dr. Bambang Suryono, Sp.An-KIC, KNA
Bagian/SMF Anestesiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada/RSUP Dr Sardjito
PENDAHULUAN
(3)
ilmu kedokteran.
(1)
life saving.
kembali.
Banyak
syok
Tatalaksana Syok
definisi
(3)
(3)
44
Special Topic I
sekunder.
(6,7)
(4,6,7,11)
3. Syok Distributif
Kegagalan perfusi dan suplai oksigen disebabkan oleh menurunnya tonus
vaskuler mengakibatkan vasodilatasi arterial, penumpukan vena dan
redistribusi aliran darah. Penyebab dari kondisi tersebut terutama komponen
vasoaktif pada syok anafilaksis; bakteria dan toksinnya pada septik syok sebagai
mediator dari SIRS; hilangnya tonus vaskuler pada syok neurogenik.
4.
(3,5,8)
Syok Obstruktif
Kegagalan perfusi dan suplai oksigen berkaitan dengan terganggunya
Tatalaksana Syok
45
Special Topic I
b.
Detak jantung.
a.
b.
c.
2.
Tekanan darah
a.
b.
Tatalaksana Syok
46
Special Topic I
Suhu
a.
b.
4.
Produksi urine
a.
5.
2.
3.
2.
3.
Left ventricular stroke work index (LVSWI) dapat berasal dari perubahan
Tatalaksana Syok
47
Special Topic I
b.
3.
4.
5.
6.
b.
Laktat dapat meningkat pada penyakit hepar atau ginjal dan sedikit
nilainya pada 2 atau 3 hari sesudah terjadi syok
c.
Tatalaksana Syok
48
Special Topic I
sebenarnya.
2.
Defisit basa : adalah jumlah basa diperlukan untuk titrasi total volume
darah menjadi pH normal.
Terjadinya kenaikan defisit basa berhubungan dengan beratnya syok.
3.
Syok Hipovolemik
Penyebab syok hipovolemik terdiri dari kausa hemoragik eksternal atau internal
nonhemoragik, yaitu kehilangan cairan dari saluran GIT, saluran urinaria, kulit
atau kebocoran kapiler pada inflamasi dan sepsis. Tingkat keparahan syok
hipovolemik berdasarkan fungsi defisit volume cairan, laju kehilangan cairan
(6)
dan status premorbid pasien akibat kehilangan cairan. Menurut Beecher, syok
hipovolemik dibagi atas 4 derajat berdasarkan perkiraan hilangnya darah
estimated blood loss (EBL), yang digambarkan pada laki-laki dewasa 70 kg BB
(4,12,13)
(tabel 1)
Tabel 1. Derajat hipovolemi berdasarkan EBL: (4,12,13)
Gejala
klinis
Blood
loss/70 kg
Klas I
Klas II
Klas III
10-15%
EBV ( 750
-1000m1)
<100/ N
Mild
takikardi
15-25% EBV
(1000
1250m1)
>100 /
25-35% EBV
(>1250 1750ml)
120/
Blood
pressure
N/ sist
/diast
Capil lary
refill test
Frekuensi
nafas per
Menit
Urin keluar
N (1 4-20)
pucat
tekanan
table tilt test +
N (20-30)
/ sist 3040%
diast 15-20%
Positif
Pulse rate/
tekanan
nadi
Status
mental
Koreksi
cairan
Tatalaksana Syok
N
(>30cc/jam)
Cemas
ringankrist aloid
N
(2030cc/jam)
Cemas
kristaloid
Klas IV
35-45% EBV
(>17502250m1 )
14 0 /
no pulse
pd carotid
/ no
palpable
Positif
Ta kipneu (3040)
>40/ ARF
(5-15cc/jam)
Oliguri/anu
ri
Lethargi
Bingung,diso
rientasi
Kristaloid
+
darah
Kristaloid +
darah
49
Special Topic I
Tidak syok
Presyok/
syok
ringan
pucat,
diaforesis
Syok,
hipoksemia,
asidosis
metabolik,
vasokonstriksi
dingin,
basah pucat,
sianosis
Stadium
Preterminal
Syok Kardiogenik
Gambaran klinis syok kardiogenik tampak sama dengan gejala klinis
gejala penyerta faktor predisposisi resiko syok karena infark myokard antara
lain: umur, Diabetes mellitus, riwayat angina, gagal jantung kongestif, infark
anterior. Tanda awal iskemi jantung akut yaitu nyeri dada, sesak nafas,
diaforesis, gelisah dan ketakutan, nusea dan vomiting dan gangguan sirkulasi
lanjut menimbulkan berbagai disfungsi end organ.(6,11) Edema paru diketahui
dengan keluhan sesak nafas, sianosis sentral, terdapat ronkhi paru, krepitasi
perikardial ataupun wheezing. Beberapa tipe penyebab kardiogenik syok selain
iskemia miokard antara lain: kardiomiopati, aorta stenosis, aorta regurgitasi,
stenosis mitral, regurgitasi mitral dengan pemeriksaan klinis masing-masing
sesuai tabel. (15)
Tabel 2.Beberapa penyebab kardiogenik syok
Tipe Kelainan
Kardiomyopati
Iskemik jantung
Stenosis aorta
Regurgitasi aorta
Sterosis mitral
Regurgitasi mitral
Gejala klinis
Fatigue, ggl jtg kongestif, SVR , CO
Angina, perubahan EKG reversible
sinkop, angina, ggl jtg kongestif, SVR , CO
angina, gagal kongestif, SVR ,
Fibrilasi atrium, edem pulmo, hipertensi p ulmoner
ggl jtg kongesti, hipertensi pulmonal
Syok Distributif
Syok Septik
Gejala klinis syok septik tak dapat dilepaskan dari keadaan sepsis sendiri
berupa sindroma reaksi inflamasi sistemik (SIRS) dimana terdapat dua gejala
atau lebih: 1. temperatur >380 C atau < 360 C, 2. heart rate >90x/mnt, 3. frekuensi
nafas >20x/mn atau PaCO2 < 4,3 kPa, 4. Lekosit >12.000 sel/mm3 atau < 4000
Tatalaksana Syok
50
Special Topic I
(6,8,12)
(6,8)
(8)
Gejala klinis
Vasodilatasi perifer: nadi cepat dan besar,
demam, ekstremitas hangat, kemerahan.
Hipotensi: mual, muntah, menggigil, takipneu
Vasokonstriksi, kulit dingin, basah, hipotermi,
hipoksemia, sianosis, asidosis laktat, oliguri,
penurunan kesadaran terutama penderita tua,
depresi myokard, MSOF(ARD S)
Syok Anafilaktik
Syok anafilaktik adalah hipotensi yang merupakan bagian dan sindroma
klinis reaksi imunologis antibody-mediated bersifat sistemik. Gejala klinis
timbul setelah kontak dengan antigen dari beberapa detik sampai beberapa jam
dengan manifestasi klinis yang berbeda-beda dalam berat ringannya, lama
serangan maupun perjalanan penyakitnya (dapat mengenai satu sistem atau
lebih). Tingkat keparahan klinis tergantung pada rute masuknya dan dosis
antigen.(4,6,7,9,13,16)
Efek klinis anafilaktik mengenai sistem pernafasan dan sistem sirkulasi.
Terjadi edem hipofaring dan laring, konstriksi bronkus dan bronkiolus, disertai
hipersekresi mukus, dimana semua keadaan ini menyebabkan spasme dan
obstruksi jalan nafas akut dengan gejala: dispneu, wheezing, gagal nafas akut. (6,8)
Mediator terpenting syok anafilaksis adalah histamin, menyebabkan
vasodilatasi arteriol, dan peningkatan permiabilitas vaskuler sehingga terjadi
Tatalaksana Syok
51
Special Topic I
hipotensi. Hal ini diperberat dengan adanya angioedem yang terjadi di kulit
(flushing, urtika, eritema) dan organ visera. Turunnya perfusi koroner akibat
hipotensi ataupun pacuan reseptor H1(histamin) pada arteri koroner juga akan
menimbulkan spasme arteri dan depresi myokard dengan gejala angina dan
takikardi.(4,16)
Efek substansi mediator primer pada rangkaian konstriksi otot polos
menyebabkan gangguan sistem gastrointestinal berupa nausea, vomiting, kram
abdomen dan diare. Pada sistem renal timbul gejala hematuri yang disebabkan
menyebabkan turunnya kesadaran. Apabila masuk pada fase syok maka akan
memberikan gejala seperti syok hipovolemik. Kematian disebabkan oleh
keadaan syok ataupun obstruksi jalan nafas.(6,3,16)
Syok Neurogenik
Sering terjadi pada cervical atau high thoracic spinal cord injury. Gejala klinis
hipotensi disertai bradikardi. Gangguan neurologist : paralisis flasid, refleks
extremitas hilang dan priapismus.
Syok Obstruktif
Gejala klinis yang tampak hampir sama dengan syok kardiogenik dan
hipovolemik. Gejala klinis juga tergantung etiologi penyebabnya, yang sering
terjadi adalah tromboemboli paru, tamponade jantung, obstruksi
arterioventrikuler, tension pneumothorax.
Faal jantung pada fase permulaan normal, tetapi terdapat penurunan venous
return karena obstruksi. Pada fase selanjutnya akan tampak kelelahan, cemas,
sinkop, pucat, berkeringat dingin, hipotensi, takikardi, angina, distres respirasi,
pulsus paradoksus (turunnya tekanan sistolik
52
Special Topic I
proses hemolisis. Akibat syok lebih lanjut adalah gangguan perfusi ke SSP
Tipe
Syok
Hipo
volem
ik
Kardi
ogeni
k
Patofisiol
ogi
Volume
Darah
Anafi
laktik
Vasodilata
siart. &
vask.
permeabili
tas
Septi
k
SVR
FI:Demam,gigil,ku
lit hangat, merah
F II = cold shock
Obstr
uktif
V.Return
ok.obstruk
si
lelah, sinkop,
pucat,
cemas,angina,
keringat dingin,
sesak nafas
mendadak
CO , ok.
daya
pompa
Jtg
Pemeriksaan
klinis
pucat,
pingsan,kulit
lembab, dingin
pucat, pingsan,
kulit lembab,
dingin
(2,4)
Pemeriksaan u mum
Lab
Takikardi/lemah,
hipotensi, mual,oliguri
Hb
Hct
disritmia, hipotensi,
sianosis, angina,
cemas distres
nafas,ggl.jtg,
X-foto
EKG
Ensim
jtg
Oliguri
Takikardi/lemah,
hipotensi, flushing,
urtikaria
wheezing,
dispneu,angina, mual,
gg kesadaran
Takikardi/kuat,
oliguri
gamb. ggn. Berbagai
organ vital gagal nfs ,
perubahan st.mental
Suara jtg jauh,
hipotensi, pulsus
alternans, WPT,
disritmia, gagal
jantung kanan
Analisi
s
Histam
in,
triptas
e, IgE
Kultur
&sensi
tivitas
x- foto
EKG
PEMANTAUAN SYOK
Pemantauan yang dibutuhkan pada syok meliputi monitor rutin ataupun
non-rutin untuk mengevaluasi hemodinamik, respirasi dan metabolik, serebral;
tak ada parameter klinis yang spesifik pada syok
(4,8,12).
Monitor Hemodinamik
dapat berupa monitor non invasif maupun invasif. Invasif terutama diperlukan
pada pemberian agen vasoaktif guna resusitasi atau terapi suportif
kardiovaskuler.
1. Kardiovaskuler
Penilaian Klinis
Monitoring noninvasif
Monitoring invasif
Tatalaksana Syok
53
Special Topic I
2. Respirasi
Penilaian Klinis
Monitor
3. Metabolik
Hematologi
Biokimia
Mikrobiologi
4. Serebral
III.
MANAJEMEN SYOK
1 Pengenalan dan restorasi yang cepat dari perfusi adalah kunci pencegahan
disfungsi organ-multipel dan kematian. Pada semua bentuk syok,
menejemen jalan nafas dan pernafasan untuk memastikan oksigenasi pasien
adalah baik, kemudian restorasi cepat dengan infus cairan. Pilihan petama
adalah kristaloid (Ringer laktat/Ringer asetat) diisusul darah pada syok
perdarahan. Pengobatan syok sebelumnya didahului dengan penegakan
diagnosis etiologi. Diagnosis awal etiologi syok adalah essensial, kemudian
terapi selanjutnya tergantung etiologinya.
2 Syok hipovolemik
a.
b.
Resusitasi tidak komplit sampai base excess dan serum laktat kembali
normal. Pasien syok hipovolemik berat dengan resusitasi cairan akan
terjadi penumpukan cairan di rongga ketiga.
c.
Tatalaksana Syok
54
Special Topic I
d.
3
Syok obstruktif.
Penyebab syok obstruktif harus diidentifikasi dan segera dihilangkan.
a.
b.
c.
Syok kardiogenik.
a.
b.
f.
5 Syok distributif
a. Pada SIRS dan sepsis, bila terjadi syok ini karena toksin atau
mediator
Tatalaksana Syok
55
Special Topic I
Hb
Volume semenit
jantung
Saturasi oksigen
Hantaran O2
SvO2
Detak jantung
MAP
CVP
Laktat serum
Urine
Glukose serum
Ventilasi
semenit
Tujuan
Monitor respon pasien pada resusitasi (tanda Vital,
aritmia, tanda beban lebih dll)
Dukungan optimalisasi hantaran oksigen
Maksimalkan optimalisasi hantaran O2
Maksimalkan optimalisasi hantaran O2
Dukungan Hb, CO, saturasi Hb optimalisasi
Pertahankan = 70%
Pertahankan pd tingkat pengiisian jantung diastolik
adekuat
Pertahankan = 65 mmHg
Pertahankan 8-12 mmHg (12-15 mmHg pd pasien dg
ventilator)
Pulihkan pH normal dan monitor perbaikan Asidosis
laktat
Pertahankan keluarnya urine = 0.5 ml/kg/jam
Pertahankan = 110 g/dl
Monitor gas darah arteri kompensasi nafas Tak
cukup mengatasi metabolik asidosis
Dukungan ventilasi jika perlu
Special Topic I
Titik akhir
Toleransi pasien
Syok Anafilaksis
a.
atau
Trakheostomi
b.
im.
Prednisolone 50 mg iv tiap 6 jam untuk 24-48 jam.
Tatalaksana Syok
56
Untuk hipotensi
g/ menit iv
iv bolus atau infus, atau 1mg/L D5W dengan kecepatan 5-15
Special Topic I
ml/menit.
Untuk bronchokonstriksi
Suplemen oksigen
Tatalaksana Syok
57
Nilai pencapaian
> 84 mmHg
> 3 cm H2O
> 8gr/d1
> 9 mmHg
> 4,5 1/mn/m2
> 55 g m/beat/m2
< 100 beat/ minute
98 - 101 F
> 35 mmHg
31%
0,31 - 7 mg/ml
> 600 ml/mn. m2 (normal)
> 170 mI/mn. m2 (30% normal)
(18)
tekanan darah sangat rendah harus diberikan obat yang berefek inotropik
dan vasopresor yaitu nor- epinephrine
3. Pengelolaan khusus Syok Anafilaktik
Tujuan utama adalah: 1. mencegah efek mediator dengan menghambat
sintesis dan pelepasan mediator serta blokade receptor, 2. Mengembalikan
fungsi organ dan perubahan patofisiologi akibat mediator. (16)
Prioritas tindakan utama adalah membebaskan jalan nafas dan memelihara
ventilasi adekuat akibat adanya obstruksi jalan nafas. Tindakan invasif
seperti intubasi endotrakeal dan cricothyroidotomy atau tracheostomy dapat
dilakukan. Keadaan hipovolemi diatasi dengan cairan koloid atau kristaloid
sekaligus memperbaiki keadaan asidosis. (6)
4. Pengelolaan Khusus Syok Neurogenik
Setelah mengamankan jalan nafas dan resusitasi cairan, guna meningkatkan
tonus vaskuler dan mencegah bradikardi diberikan Norepinefrin. Epinefrin
Tatalaksana Syok
58
Special Topic I
(4)
IV. KESIMPULAN
Tujuan utama pengelolaan syok adalah mencapai normalisasi parameter
hemodinamik melalui resusitasi dengan tujuan akhir adalah meningkatkan
hantaran dan penggunaan oksigen oleh jaringan dan sel.. Pengelolaan syok
sesuai dengan kaidah Basic Life Support dan dilanjutkan dengan Advanced Life
Support, dengan titik penekanan terapi pada karakteristik klinis masing-masing
syok.
KEPUSTAKAAN
1.
2.
3.
4.
Tatalaksana Syok
5.
6.
7.
8.
9.
59
Special Topic I
Tatalaksana Syok
17.
18.
19.
20.
21.
22.
60
Special Topic I