yang mungkin terjadi tahap ini diminimalkan dengan merancang dokumen sumber
yang baik dan mudah dipahami. Dokumen sumber yang telah terisi lengkap secara
periodik dikumpulkan dan dikirim ke departemen pengolahan data untuk dimasukkan
ke dalam sistem komputer.
-
dasar atas transfer data antara departemen pengguna dengan departemen pengolahan
data. Tidak adanya atau tidak memadainya pengendalian atas data yang dipindahkan
dari departemen pengguna ke departemen. pengolahan data mengindikasikan adanya
kelemahan yang cukup signifikan. Kelemahan ini merupakan peluang diselipkannya
transaksi tidak legal atau transaksi curang ke dalam sistem pengolahan.
Penyerahan data input harus dilengkapi dengan formulir pengendalian
dokumen input. Penghitungan dokumen merupakan salah satu bentuk pengendalian
batch yang paling sederhana. Selain penghitungan dokumen atau record, batch total
juga dapat dihitung untuk setiap field numerik yang ada di dalam file data orisinil.
Total ini dapat digunakan di sepanjang siklus pengolahan data untuk memonitor
kelengkapan pengolahan data.
Jika data tersebut sama dengan rekaman data, maka tidak terjadi apapun, dan
karyawan dapat terus mengetikkan karakter berikutnya. Jika terjadi perbedaan
karakter, operator akan diberi tahu dan operator dapat membetulkan kesalahan yang
terjadi. Dalam rangka mengurangi biaya yang terkait dengan penginputan data dalam
proses pengecekan tersebut, field yang tidak penting, seperti nama pelanggan dan
alamat berupa jalan (bukan nomor rekening atau kode Bering tidak dicek. Cara kedua,
tetapi cara yang lebih tidak efektif, adalah dengan verifikasi visual. Dengan
pendekatan ini, seseorang harus membandingkan dokumen sumber dengan file data
tercetak.
Teknik Program Editing Data. Pengeditan data bisa jadi diterapkan untuk
setiap struktur; karakter, field, record, dan file. Teknik editing yang paling mendasar
berperan untuk memastikan bahwa semua field data memuat hanya karakter yang
valid. Setelah item data diedit pada level karakter, data dapat dicek kewajarannya.
Salah satu cara dapat digunakan untuk mengedit kewajaran adalah dengan membuat
file tabel yang berisi nilai legal untuk setiap field di dalam tabel. Tabel semacam ini
disebut tabel lookup.
Tabel 1. Ilustrasi Editing Data
Editing data
Completeness
check
Fiels format
check
Deskripsi
Pengecekan untuk memastikan
bahwa field yang harus diisi
memang telah diisi, jika belum diisi,
tidak akan dapat diproses.
Pengecekan bahwa setiap karakter di
dalam sebuah field memiliki tipe
data yang benar (alphabet atau
numerik).
Field lenght
check
Limit check
Reasonable
check
Contoh
Setiap field di dalam
sebuah record dicek untuk
memastikan tidak ada data
yang kosong
Setiap karakter dari field
nomor vendor dicek untuk
memastikan bahwa data
yang diinputkan memang
data numerik.
Field tanggal di dalam
format tanggal-bulan-tahun
dicek untuk memastikan
bahwa data yang
diinputkan mencakup enam
digit karakter.
Field jumlah tagihan yang
jatuh tempo di suatu
tagihan dicek untuk
memastikan field tersebut
diisi dengan angka yang
bernilai positif.
Nilai field jam kerja di
dalam kartu waktu dicek
untuk memastikan nilai jam
kerja tersebut tidak lebih
besar dari nilai yang
ditetapkan, dalam hal ini 60
jam.
Biaya overhead di dalam
catatan produk dalam
proses dicek untuk
memastikan angka biaya
overhead tersebut tidak
lebih besar dari 200 c field
biaya tenaga kerja.
4
Valid code
check
Check digit
Combination
field check
Internal label
check
Sequence check
Record count
check
Hash total
check
Financial total
check
dagangan dan item lain diberi kode yang dapat dibaca oleh mesin. Salah satu contoh
identifikasi otomatis adalah sistem POS otomatis.
Transaksi di dalam sistem input tanpa kertas yang melibatkan intervensi
manusia biasanya diproses melalui dua fase: (1) input data dan editing data, dan (2)
pengiriman data ke sistem aplikasi host. Kedua fase tersebut akan diulas lebih lanjut.
Entri Data dan Editing Data Program pengeditan data secara utuh pada
sistem input tanpa kertas sering dijalankan pada saat transaksi direkam ke dalam
sistem. Sekali transaksi telah diterima oleh sistem, transaksi akan diproses segera
ataupun pada suatu waktu nanti. Jika transaksi tersebut masih menunggu untuk
diproses, maka tambahan editing data dapat dijalankan.
Pengiriman Data ke Sistem Aplikasi Host Dalam sistem tanpa kertas yang
terpusat, biasanya diinputkan langsung ke dalam komputer pusat melalui terminal data.
Dalam sistem yang terdesentralisasi dan terdistribusi, transaksi mungkin saja
dimasukkan ke dalam salah satu komputer dan kemudian segera ditransfer ke
komputer lain untuk diproses.
Sistem Tanpa Kertas yang Tidak Memerlukan Intervensi Manusia
Dalam beberapa sistem, pemrosesan transaksi dari awal sampai akhir tidak
melibatkan intervensi manusia. Ini merupakan pengolahan transaksi yang sepenuhnya
otomatis. Salah satu aplikasi yang menggunakan teknologi ini adalah networked
vending machine (NVM). Aplikasi pengolahan transaksi yang sepenuhnya otomatis
yang juga penting adalah electronic data interchange (EDI). Dengan EDI dan server
database, order pembelian yang diterima dan order pembelian yang diterima dapat
ditangani tanpa intervensi manusia.
SISTEM PEMROSESAN
Sistem Pemrosesan Berbasis Kertas
Secara virtual, semua sistem berbasis kertas dalam pengolahan atau
pemrosesan transaksi biasanya berorientasi batch. Dalam sistem pemrosesan
berorientasi batch, transaksi direkam ke dalam komputer secara per kelompok. Batch
ini diproses secara periodik. Pemrosesan batch ekonomis jika ada banyak transaksi
yang harus diproses. Sistem ini tepat dipakai jika file tidak perlu diperbarui segera
setelah transaksi terjadi, dan laporan dibutuhkan hanya secara periodik. Sistem
pemrosesan batch masih banyak digunakan karena dalam situasi tertentu merupakan
metode proses yang sangat efisien. Pemrosesan batch dapat dijalankan dengan
memperbarui file yang diakses secara berurutan atau secara acak (langsung atau
berindeks).
1. Pemrosesan Batch dengan Memperbarui File Berurutan
Banyak sistem yang beorientasi batch yang menggunakan pemrosesan file
berurutan untuk memperbarui master file. Pemrosesan di dalam sistem seperti ini
biasanya mencakup beberapa tahap, yaitu:
Mempersiapkan file transaksi. Pertama, melakukan editing data dan validasi.
Kemudian record di dalam file transaksi diurutkan sesuai urutan di dalam file
master.
Memperbarui master file. Record di dalam file transaksi dan master file
(buku pembantu) dibaca satu demi satu, dicocokkan dan dituliskan ke satu
master file baru untuk mencerminkan pembaruan sesuai dengan yang
diinginkan.
Memperbarui buku besar. Buku besar diperbarui untuk mencerminkan
perubahan di dalam master file.
Membuat laporan buku besar. Membuat neraca saldo dan laporan-laporan
yang lain.
Gambar 3 menggambarkan garis besar pemrosesan data transaksi di dalam
sistem akuntansi pemrosesan batch berbasis kertas. Setiap proses bisnis
menghasilkan sekelompok transaksi yang akan diproses. Contohnya, transaksi
penjualan dihasilkan oleh proses bisnis pengelolaan pesanan dari pelanggan dan
transaksi pembelian dihasilkan oleh proses bisnis pembelian. Masing-masing
kelompok transaksi dari setiap proses bisnis diproses dengan file aplikasi yang
relevan. Komputer mem-posting transaksi ke dalam buku pembantu dan
komputer tersebut juga menghasilkan informasi yang diperlukan untuk membuat
ayat jurnal yang selanjutnya akan digunakan untuk memposting ke buku besar.
Ayat jurnal diakumulasi dan diproses sebagai satu kelompok ke buku besar
dengan menggunakan komputer.
dokumen
diinputkan
(1),
kemudian
diproses
sehingga
melewati program edit) dan data yang ditolak. Data yang ditolak harus
disimpan sementara sampai data tersebut dibetulkan. Untuk memfasilitasi
pengolahan data, data yang ditolak biasanya diinputkan ulang sebagai satu
kelompok tersendiri, beberapa hari kemudian, setelah data dibetulkan.
Laporan pengendalian sebagai output dari program edit berguna sebagai data
untuk merekonsiliasi hasil program edit dengan batch kontrol total yang
dibuat oleh pengguna, pada awal proses.
File data transaksi yang telah diedit (6) diurutkan sesuai dengan
urutan data di dalam master file (7) untuk memfasilitasi proses pencocokan
data yang diperlukan dalam upaya melakukan pemrosesan file berurutan
yang efisien.
transaksi (12) dan master file yang lama disimpan untuk pengendalian
backup, sebagaimana diilustrasikan pada gambar 4. Laporan pengendalian
(13), yang dicetak setelah semua proses selesai, direkonsiliasi (14) dengan
laporan batch kontrol total yang dihasilkan oleh program editing. Kontrol
total dari kedua laporan ini harus direkonsiliasi juga dengan batch kontrol
total yang dibuat oleh pengguna, sebelum laporan yang dihasilkan dikirimkan
ke pengguna. Rekonsiliasi ini harus memungkinkan adanya transaksi yang
ditolak oleh program edit data. Rekonsiliasi kontrol total input dan output ini
dapat dijalankan oleh departemen pengguna, unit pengendalian khusus, atau
bagian audit internal. Laporan pengendalian (13) biasanya mencakup satu
daftar rincian transaksi yang diproses ke master file. Register transaksi
tesebut sama dengan jurnal yang dibuat di dalam sistem manual.
Pada gambar 6.4, master file yang lama dan file transaksi harus
disimpan untuk backup (15). Jika master file yang baru hilang atau ada
kesalahan, proses dapat diulang kembali dengan menggunakan data master
file dan file transaksi. Konsep backup seperti ini sering disebut son-fathergrandfather retention. Setiap versi dari master file dianggap sebagai satu
generasi.
Gambar 5 menunjukkan master file yang lama yang digunakan
sebagai input dalam proses pembauran merupakan father. Output dari
proses adalah sonselaku master file yang baru. Master file yang baru
merupakan generasi dari informasi. File son akan menjadi input untuk
proses pembaruan berikutnya. Oleh karena itu, son akan menjadi father,
dan akan lahir son yang baru. Master file yang merupakan backup dari
proses pembaruan sebelumnya menjadi file grandfather, file yang akan
dihasilkan dari dua siklus proses terdahulu. Beberapa generasi file backup
harus disimpan, tergatung tujuan pengendalian.
11
12
perusahaan. Ayat jurnal diterbitkan oleh departemen buku besar. Ayat jurnal
digunakan untuk membuat file ayat jurnal (file transaksi). File ini diedit
dengan program untuk mengecek kelayakan jurnal dan nomor rekening dan
untuk menentukan apakah rekening tersebut sudah benar terkait dengan jenis
jurnal tersebut. Data yang tidak valid dilaporkan sebagai pengecualian dan
dikembalikan ke sumber semula untuk dibetulkan dan diinputkan ulang ke
sistem. File ayat jurnal yang telah diedit akan diurutkan dan disusun untuk
menghasilkan berbagai bentuk laporan. Transaksi ayat jurnal yang ada saat
ini diproses dengan master file buku besar bulan lalu dengan tujuan untuk
memperbarui master file dan menghasilkan register buku besar periode saat
ini.
Neraca saldo
Buku besar per nomor rekening merupakan ringkasan aktivitas bulan
ini di dalam buku besar. Ringkasan buku besar merupakan ringkasan sampai
dengan tanggal hari ini, dan neraca saldo adalah ringkasan saldo buku besar
sampai dengan tanggal hari ini dalam format neraca saldo. Biasanya laporan
keuangan dan neraca saldo memuat ringkasan detail dari buku besar. Laporan
detail untuk manajer level bawah dibuat dengan menggunakan informasi dari
file buku pembantu yang relevan.
14
Record di dalam master file diperbarui di dalam memori dan kemudian ditulis
ulang ke dalam file data.
15
cek yang diterima dan posisi berikutnya. Pada saat cek disetorkan ke bank, slip
setoran yang telah divalidasi oleh bank dan tape dari mesin penjumlahan diarsip
untuk nantinya direkonsiliasi dalam laporan ringkasan kas.
Sistem Pemrosesan Tanpa Kertas
Pemrosesan batch maupun real-time dapat digunakan dalam sistem pemrosesan tanpa
kertas. Pada pemrosesan real-time, kadang kala disebut pemrosesan real-time online,
transaksi diproses pada saat transaksi itu diinputkan ke dalam sistem.
Pemrosesan Batch dalam Sistem Pemrosesan Tanpa Kertas
Pemrosesan batch dalam sistem tanpa kertas serupa dengan pemrosesan batch dalam
sistem berbasis kertas. Perbedaan utama adalah ayat jurnal diganti dengan ekuivalen
elektroniknya dan buku besar diperbarui secara otomatis pada saat program batch
dijalankan dengan periodik.
Pemrosesan Real-time dalam Sistem Pemrosesan Tanpa Kertas
Pemrosesan utama sistem tanpa kertas adalah memungkinkan pemrosesan dijalankan
real-time. Sistem real-time online (OLRS) memproses transaksi langsung setelah
transaksi diinputkan ke dalam sistem dan dapat langsung menghasilkan output untuk
pengguna.
Tipe Pemrosesan pada OLRS. Ada banyak jenis pemrosesan real-time dalam
OLRS. Para pengguna, pada sistem respon/inquiry, tidak menginput data untuk
pemrosesan, mereka hanya meminta informasi. Sistem respon hanya diminta untuk
memberi respon yang cepat kepada pengguna untuk menyediakan informasi.
Para pengguna pada sistem entry data berinteraksi secara aktif dengan data
input. Data disimpan oleh OLRS, tetapi diproses secara periodik, sekelompok demi
kelompok.
Pengguna pada sistem pemrosesan file juga secara aktif berinteraksi dengan
data input, sebagaimana yang mereka lakukan di dalam sistem data entry.
Perbedaan sistem pemrosesan file dengan sistem data entry adalah sistem
pemrosesan file satu langkah lebih jauh dan langsung memproses data ke dalam
master file yang relevan.
Pada sistem pemrosesan penuh, atau sistem pemrosesan transaksi,
pengguna juga berinteraksi secara aktif dengan input. Perbedaan sistem
pemrosesan penuh dengan sistem pemrosesan file adalah sistem pemrosesan penuh
17
satu tahap lebih jauh dengan menyelesaikan seluruh transaksi pada saat transaksi
diinputkan ke dalam sistem.
Sistem POC UPC (uniform product code). Barcode yang di-scan oleh teknologi
POS (point-of-sales) dikounter checkout suatu toko eceran merupakan titik awal
dari serangkaian kejadian yang akan berakhir pada saat item yang tepat dengan
cepat kembali dimasukkan ke dalam persediaan sehingga persediaan baru tersebut
dapat dijual kembali.
18
19
Ada beberapa cara menerima pesanan, tergantung sistem yang digunakan. Pesanan
dapat berupa pesan e-mail melalui sistem mail internal perusahaan atau melalui
sistem EDI (mail pihak ketiga). Alternatif lain, perusahaan bisa jadi memiliki
server komunikasi EDI sendiri.
Validasi, Deskripsi, dan Pengecekan Keaslian
Entah bagaimana caranya pesanan diterima, pesanan tersebut harus divalidasi,
didekripsi dan dicek keasliannya. Sekalipu pesanan tersebut dienkripsi, amplop
elektronik pesanan kemungkinan dienkripsi. Sebagai cek awal, alamat pengirim di
dalam amplop akan di cek untuk memastikan apakah pesanan ini diterima dari
pelanggan yang telah dikenal perusahaan. Berikutnya, pesan akan didekripsi (jika
diperlukan) dan dicek keasliannya. Pengecekan keaslian pasar dilakukan dengan
menggunakan kode pengecekan keaslian untuk memastikan bahwa pesan tersebut
tidak mengalami perubahan apa pun selama proses transit.
4. Mengirim Surat Pemberitahuan Bahwa Pesanan Telah Diterima
Berikutnya, perusahaan mengirim sebuah surat pemberitahuan kepada
pengirim pesan. Ada tiga jenis surat pemberitahuan. Surat pemebritahuan transmisi
hanya memuat informasi bahwa pesan telah diterima, tetapi juga laporan secara
rinci mengenai item pesanan yang diterima oleh pemasok. Terakhir, surat
pemeberitahuan transaksional memberikan verifikasi penuh mengenai semua data
pesanan yang ada di dalam order yang diterima pemasok (missal, kebenaran nomor
kode barang yang dipesan).
5. Mengirim Informasi Pesanan ke Gudang atau ke Proses Produksi
Informasi barang yang dipesan dikirim ke bagian produksi atau ke gudang
untuk diproses lebih lanjut. Pemrosesan transaksi di dalam departemen produksi
atau ke gudang akan didiskusikan lebih rinci.
6. Membuat dan Mengirim Pemberitahuan Bahwa Barang Telah Dikirim
Pemberitahuan bahwa barang yang dipesan pelanggan sedang dikirim
berguna agar konsumen tahu tanggal kapan barang yang dipesan akan diterima.
Pemberitahuan ini akan memuat juga nomor order pembelian pelanggan, kuantitas
barang yang dikirim, dan barcode untuk identifikasi otomatis. Dalam banyak
perusahaan, surat pemberitahuan ini juga berfungsi sebagai faktur tagihan.
7. Mengirim Barang
Departemen pengiriman barang akan men-scan item persediaan saat
persediaan tersebut dikemas. Dengan cara ini, sistem akan secara otomatis
20
mengecek kesesuaian barcode barang yang dipak dengan barcode yang tercantum
dalam surat pemberitahuan pengiriman barang. Slip pengepakan barang juga
dibuat secara otomatis.
Pertimbangan Khusus Pengendalian Internal
Ada pengendalian internal tertentu yang terkait dengan sistem penjualan real-time.
Pertama, order pelanggan dapat diproses tanpa campur tangan dan otorisasi manusia.
Akibatnya, pelanggan dapat membuat sendiri order penjualan karena order penjualan
dihasilkan secara otomatis pada saat order pembelian EDI valid diterima oleh sistem.
Kedua, pemisahan tugas ala-tradisional benar-benar tidak dapat diterapkan. Komputer
menangani hasil transaksi dari awal sampai akhir. Terakhir, banyak dokumen
tradisional dieliminasi dalam sistem berbasis EDI.
SISTEM OUTPUT
Sistem output dapat berbasis-kertas, tanpa kertas, atau kombinasi antara
keduanya. Sistem berorientasi batch dan berbasis-kertas dengan pemrosesan file
berurutan biasanya menghasilkan banyak output. Karena sistem semacam itu tidak
menyediakan query yang dapat diakses secara acak oleh pengguna, maka sistem
menghasilkan hasil cetakan atau microfiche copy dari semua file untuk referensi.
Sebagai contoh, hasil cetakan file piutang dagang akan digunakan untuk melihat saldo
piutang setiap pelanggan.
Di sisi lain, sistem tanpa kertas yang online dan real-time cenderung
menghasilkan hanya sedikit output. Sistem semacam ini penting di perusahaan besar
karena akan sangat tidak praktis bagi perusahaan besar untuk mencetak ratusan atau
bahkan ribuan record.
Pengendalian output dirancang untuk mengecek apakah hasil proses
merupakan output yang valid dan apakah output didistribusikan dengan benar. Laporan
harus dikaji ulang oleh supervisor di dalam departemen pengguna untuk mengecek
kewajaran dan kualitas laporan jika dibandingkan dengan laporan periode lalu. Control
total harus dicocokkan dengan control total yang dihasilkan secara independen oleh
operasi pemrosesan data. Lebih lanjut, program pengecekan edit data harus dijalankan
atas semua output.
Kelompok pengendalian EDP yang terpisah sering dibentuk untuk memonitor operasi
EDP. Kelompok pengendalian EDP ini biasanya merupakan bagian dari fungsi audit
21
internal. Harus dibuat satu prosedur untuk memastikan bahwa semua kesalahan dalam
sistem dilaporkan ke kelompok tersebut. Prosedur ini harus memastikan bahwa
kesalahan dibetulkan dan direkamkan kembali ke dalam sistem untuk diproses lebih
lanjut. Hasil pembetulan juga harus dicek sama seperti data yang baru masuk ke dalam
sistem. Distribusi output harus dikendalikan untuk meminimalkan kemungkinan
terjadinya akses ilegal terhadap data rahasia. Distribusi output dikendalikan melalui
dokumentasi dan supervisi. Register distribusi output harus disimpan untuk
mengendalikan disposisi laporan. Register tersebut, dan dokumentasi yang terkait,
harus dikaji ulang secara periodik oleh fungsi internal audit.
22
Daftar Pustaka
Bodnar, George H. dan William S. Hopwood. 2004. Sistem Informasi Akuntansi
Edisi 9. Jakarta: Penerbit ANDI.
23