Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
dapat
merusak
jaringan otot,
tulang,
pembuluh
epidermal yang mengakibatkan kerusakan yang berada di tempat yang lebih dalam
dari akhir sistem persarafan. Seorang korban luka bakar dapat mengalami berbagai
macam komplikasi yang fatal termasuk diantaranya kondisi syok, infeksi, ketidak
seimbangan elektrolit (inbalance elektrolit) dan masalah distress pernapasan. Selain
komplikasi yang berbentuk fisik, luka bakar dapat juga menyebabkan distress
emosional (trauma) dan psikologis yang berat dikarenakan cacat akibat luka bakar
dan bekas luka (scar). (1,2,3)
Pasien luka bakar memerlukan resusitasi cairan dengan volume yang besar
segera setelah trauma. Resusitasi
merupakan resiko yang independen terhadap tingkat kematian pada pasien dengan
luka bakar yang berat. Tujuan dari resusitasi pasien luka bakar adalah untuk tetap
menjaga perfusi jaringan dan meminimalkan edema interstitial. Pemberian volume
cairan yang besar ditujukan untuk menjaga perfusi jaringan, namun jika berlebihan
dapat menyebabkan terjadinya udema dan sindrom kompartemen pada daerah
abdomen dan ekstremitas. Sampai saat ini belum ada kesepakatan tentang jenis cairan
yang harus digunakan untuk resusitasi luka bakar. Yang paling penting adalah apapun
jenis cairan yang diberikan, volume cairan dan garam yang adekuat harus diberikan
untuk menjaga perfusi jaringan dan memperbaiki hemostasis.(2,3)
LAPORAN KASUS
Pada hari Senin, tanggal 30 Juli 2012, jam 21.00 wita telah masuk seorang
pasien perempuan, umur 55 tahun, berat badan 70 kg, MR 562042 dengan luka bakar
pada jam 17.00 wita yaitu 4 jam SMRS karena terkena ledakan kompor. Pasien
sedang memasak di dapur apabila secara tiba- tiba kompor yang digunakan untuk
memasak meledak dan membakar di daerah wajah, perut, kedua lengan dan paha
pasien.
: Lemah
GCS : 15(E4M6V5)
: TD : 130/80 mmHg, HR : 80 x/menit, RR : 28 x/menit,
Sp O2 : 92%, T : 36,7C
:mata
: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil bulat
isokor, diameter 2 mm/2 mm, RC +/+ normal
leher : JVP tidak meningkat, tampak luka bakar, kulit terkupas,
kemerahan(+) dan edema(+)
Thorax
kepala
: paru : BP vesikuler ki = ka, Rh -/-, Wh -/Pernafasan spontan tipe thoracoabdominal
jantung: BJ I = II, murmur (-)
Tampak luka bakar, kulit terkupas, kemerahan(+), dan edema(+)
WBC
RBC
Hb
Hct
Trombosit
PT
aPTT
GDS
Ureum
Kreatinin
SGOT
SGPT
Albumin
Natrium
Kalium
Klorida
41,37
6,31
19,3
57,9
330
14,3
30,6
151
31
1,8
170
109
2,9
134
6,4
103
4,00-10,00
4,00-6,00
12,0-16,0
37,0-48,0
150-500
10-14
22,0-30,0
140
10-50
L<1,3 P<1,1
<38
<41
3,5- 5,0
135-146
3,5-5,1
97-111
103/uL
106/uL
g/dl
%
103/uL
detik
detik
mg/dl
mg/dl
mg/dl
U/L
U/L
mg/dl
mmol
mmol
mmol
.
DIAGNOSIS
Pasien dengan Combustio grade IIAB 72 % dan trauma inhalasi
PENATALAKSANAAN
Resusitasi A,B,C,
Airway: Pemasangan ETT 7,0 ID
Breathing: Oksigen via trakeolife 8 lpm
Circulation: IVFD: RL 12600cc /24 jam: 8 jam (6300 cc RL), 16 jam (6300cc RL)
Drug: Ketamin 10 mg/jam/SP
Pada 24 jam pertama:
DISKUSI
Kulit adalah bagian tubuh pertama sebagai pertahanan dari berbagai jenis
luka. Epidermis adalah bagian yang tahan air, yang mencegah masuknya mikro
organisme kedalam sistem tubuh. Dermis adalah lapisan dibawah epidermis, dapat
mengubah jaringan penyambung yang berisi pembuluh darah, urat saraf, keringat, dan
kelenjar sebacea. Lapisan kulit yang terdalam adalah Cutaneous, yang membantu
mengisolasi tubuh dan menyarap getaran. Kulit kering biasanya menghambat
pertumbuhan bakteri yang tinggal didalam permukaan kulit ketika tubuh dalam
keadaan utuh kulit juga berfungsi melindungi tubuh dari dampak terjadinya trauma.
Membran mukosa juga sebagai pelindung tubuh.(4)
A. Dewasa(7)
4,5%
4,5 %
Dada
9%
Punggung atas
9%
Perut
9%
Punggung bawah
9%
Kelamin
1%
4,5 %
4,5 %
Tungkai depan
9%
Tungkai belakang
9%
Berdasarkan perhitungan dari rule of nines luas luka bakar pada pasien ini adalah
72%
10
1)
Tingkat II
kurang dari 15% Total Body Surface Area pada orang dewasa
atau kurang dari 10% Total Body Surface Area pada anak-anak.
Tingkat III
komplikasi.
Yang termasuk luka bakar sedang (moderate) (7) :
2)
Tingkat II
15% 25% Total Body Surface Area pada orang dewasa atau
kurang dari 10% 20% Total Body Surface Area pada anak-anak.
Tingkat III
kurang dari 10% Total Body Surface Area yang tidak disertai
komplikasi.
Yang termasuk luka bakar kritis (mayor)(7):
3)
Tingkat II
32% Total Body Surface Area atau lebih pada orang dewasa
atau lebih dari 20% Total Body Surface Area pada anak-anak..
Tingkat III
Luka bakar yang melibatkan muka, tangan, mata, telinga, kaki dan perineum
Luka bakar sengatan listrik (elektrik). Luka bakar yang disertai dengan
masalah yang memperlemah daya tahan tubuh seperti luka jaringan linak,
fraktur, trauma lain atau masalah kesehatan sebelumnya
11
Resusitasi cairan diberikan dengan tujuan preservasi perfusi yang adekuat dan
seimbang di seluruh pembuluh darah vaskular regional, sehingga iskemia jaringan
tidak terjadi pada setiap organ sistemik. Selain itu cairan diberikan agar dapat
meminimalisasi dan eliminasi cairan bebas yang tidak diperlukan, optimalisasi status
volume dan komposisi intravaskular untuk menjamin survival/maksimal dari seluruh
sel, serta meminimalisasi respons inflamasi dan hipermetabolik dengan menggunakan
kelebihan dan keuntungan dari berbagai macam cairan seperti kristaloid, hipertonik,
koloid, dan sebagainya pada waktu yang tepat. Dengan adanya resusitasi cairan yang
tepat, kita dapat mengupayakan stabilisasi pasien secepat mungkin kembali ke
kondisi fisiologik dalam persiapan menghadapi intervensi bedah seawal mungkin.
Resusitasi cairan dilakukan dengan memberikan cairan pengganti.(3,4)
2.
3.
12
Separuh dari jumlah 1+2+3 diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya diberikan dalam
16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah jumlah cairan hari pertama.
Pada hari ketiga diberikan setengah jumlah cairan hari kedua.(3,4)
Cara Baxter (3,4)
Berdasarkan kasus di atas, pasien telah mendapat penanganan awal berupa
resusitasi cairan pada 24 jam I, yaitu 4 x 70 x 72= 20,160 ml (20,16 L/24 jam). Pada
8 jam I pasien telah diberi resusitasi cairan RL sebanyak 10.080 cc. Untuk menjaga
hemodinamiknya supaya stabil maka diberikan resusitasi cairan RL pada 1 jam I
sebanyak 20cc/kgBB: 20 x 70 = 1400 cc/ jam atau (1400 x 20)/60 = 466.66 tts/menit.
Pada 7 jam berikutnya pasien telah menerima cairan RL sebanyak 8680 cc atau
(8680x 20)/ 7x 60 ~ 413, tts/menit. Pada 16 jam II pasien telah diberi cairan RL
sebanyak 10.080 cc atau (10.080x 20)/16x60 = 210 tts/menit . Pada 24 jam kedua
pasien telah diberikan Anestesi IV ketamin 0.5 mg/jam SP, IVFD NaCl 0,9% 1000 cc/
24 jam dan Dekstrosa 5% 500 cc/24 jam . Keperluan glukosa yang terdapat pada
Dekstrosa :
13
melalui kapiler-kapiler yang rusak tadi. Pada 24 jam II dan seterusnya, kebanyakan
kapiler-kapiler
tadi
sudah
sembuh
dan
terapi
koloid
dibenarkan
untuk
14
DAFTAR PUSTAKA
15
16