PENDAHULUAN
iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii
kepassssssss
Where we have fun together
ANSDBJKASVFSAFVMSVAFSAVF,SAFDB,KSAND
KJBFSAKVFSA,HFVAGFBSAJFBSAD
BIAR
Pendahuluan
Shity shity fuck
SCREEWWWWWWWWWWWWWW youu!
rongga mulut nya termasuk kehilangan gigi. Usia lanjut yang biasa dikenal sebagai
istilah lansia merupakan tahap akhir siklus kehidupan dari perkembangan normal yang
dialami dan tidak dapat dihindari oleh setiap individu. Salah satu contohnya adalah
kehilangan gigi karena perubahan kondisi fisik pada rongga mulut. Lansia rata-rata
kehilangan gigi 10 sampai 20 buah, banyaknya jumlah paseien lansia yang tidak
mempunyai gigi menyebabkan perawatan gigi diutamakan pada perawatan prosthodontik.
1.1.
Rumusan Masalah
1.
2.
3.
Apakah syarat untuk mendapatkan retensi dan stabilisasi GTL pada kasus ?
4.
5.
6.
1.2.
Tujuan
Adapun tujuan makalah dalam membuat laporan kasus ini adalah:
1.
2.
3.
Mengetahui syarat untuk mendapatkan retensi dan stabilisasi GTL pada kasus
4.
5.
6.
1.3.
Manfaat
Adapun kegunaan dibuatnya laporan kasus ini, yaitu :
1.
2.
3.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori
2.1.1
Pengertian GTL
Gigi tiruan lengkap (GTL) / Full denture adalah gigi tiruan yang
mengantikan kehilangan seluruh gigi pada rahang atas dan rahang bawah
(edentolus)
serta
jaringan
pendukung/mukosa
serta
memperbaiki
system
stomatognatik.
Gigi tiruan penuh merupakan gigi tiruan lepasan yang menggantikan semua
gigi asli dan struktur pendukungnya yang telah hilang pada rahang atas ( upper full
denture ) dan rahang bawah ( lower full denture ) (Bakar, 2012). b.
2.1.2
1)
2)
3)
Memperbaiki estetis
4)
5)
2.1.3
1)
2)
Ada beberapa gigi yang harus dicabut karena kerusakan gigi yang masih ada tidak
mungkin diperbaiki.
3)
Bila dibuatkan GTS gigi yang masih ada akan mengganggu keberhasilannya.
4)
5)
Ada persetujuan mengenai waktu, biaya dan prognosis yang akan diperoleh.
2.1.4
1)
2)
3)
4)
2.2
Pemeriksaan
Pemeriksaan merupakan tahap awal yang dilakukan pada pasien edentolus untuk
menentukan suatu diagnosa serta rencana perawatan yang akan dikerjakan agar didapat
hasil gigi tiruan yang baik. Prosedur diagnostic dengan melakukan pemeriksaan terdiri
atas, pemeriksaan subjekstif (anamnesa atau tanya jawab) dan pemeriksaan objektif
( ekstra oral dan intra oral).
Pemeriksaan mulut yang tidak bergigi harus dilakukan secara visual, palpasi dan
rdiografis dan sebaiknya dilaksanakan setelah dokter gigi melakukan tahap anamnesa
(tanya jawab) (Fadriyanti, 2010:17).
2.2.1
a.
b.
c.
b.