Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
Nama :
NIM
135874013
Kelas :
TE 13 A
ABSTRAK
Light Dependent Resistor atau yang biasa disebut LDR adalah jenis resistor
yang nilainya berubah seiring intensitas cahaya yang diterima oleh komponen
tersebut. Biasa digunakan sebagai detektor cahaya atau pengukur besaran konversi
cahaya. Light Dependent Resistor, terdiri dari sebuah cakram semikonduktor yang
mempunyai dua buah elektroda pada permukaannya. Pada saat gelap atau cahaya
redup, bahan dari cakram tersebut menghasilkan elektron bebas dengan jumlah
yang relatif kecil. Sehingga hanya ada sedikit elektron untuk mengangkut muatan
elektrik. Artinya pada saat cahaya redup LDR menjadi konduktor yang buruk, atau
bisa disebut juga LDR memiliki resistansi yang besar pada saat gelap atau cahaya
redup.
Pada saat cahaya terang, ada lebih banyak elektron yang lepas dari atom
bahan semikonduktor tersebut. Sehingga akan ada lebih banyak elektron untuk
mengangkut muatan elektrik. Artinya pada saat cahaya terang LDR menjadi
konduktor yang baik, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi yang kecil pada
saat cahaya terang.
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya
kepada kita semua, dan taklupa sholawat serta salam tetap tercurah limpahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, terimakasih atas segala partisipasi
dari bapak/ibu dosen dan teman menyelesaikan makalah yang berjudul Light
Dependent Resistor (LDR) Sebagai Alarm Anti Maling,semoga dengan adanya
makalah ini dapat membantu dalam pengembangan pengetahuan pembaca akan
berbagai informasi yang terkait.
Hormat Kami,
Penyusun
DAFTAR ISI
ABSTRAK......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan..................................................................................................................1
BAB II DASAR TEORI..................................................................................................2
2.1
A. Light Dependent Resistor (LDR)..................................................................2
B. Silicon Control Rectifier (SCR).....................................................................5
C. Transistor.....................................................................................................8
D. Resistor......................................................................................................12
E. Kapasitor Elektrolit.....................................................................................14
F. Buzzer........................................................................................................15
2.2 Alat dan Bahan yang Digunakan......................................................................16
2.3 Gambar Rangkaian Alarm...............................................................................16
2.4 Cara Kerja Rangkaian (Pembahasan).............................................................16
BAB III PENUTUP.....................................................................................................18
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kejahatan semakin meraja lela saja pada akhir-akhir ini. Nilai rupiah kian lama kian
menurun. Ini menyebabkan pada kehidupan yang semakin sulit saja. Persaingan dalam
mencari pekerjaan pun begitu ketat. Alhasil banyak pengangguran pun meluas bak
jamur di musim penghujan. Aksi pencurian yang terjadi pun juga semakin tinggi. Mari
kita atasi masalah tersebut dengan membuat alarm pencuri. Dari namanya saja terlihat
bahwa alarm tersebut dikhususkan untuk mendeteksi pencuri.
1.2 Rumusan Masalah
Pada makalah ini berikut akan mengambil masalah mengenai :
1. Apa itu rangakaian LDR Anti maling?
2. Bagaimana prinsip kerja dari Rangkaian LDR anti maling?
3. Bagaimanana pengaplikasiannya dari Rangkaian LDR anti maling?
1.3 Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan dari penyusunan makalah
ini adalah :
1. Menguji prinsip kerja LDR terhadap perubahan intensitas cahaya.
2. Mengetahui prinsip kerja dari Rangkaian LDR anti maling.
3. Membuat rangkaian anti maling serta pengaplikasiannya.
BAB II
2.1. Dasar Teori
A. Light Dependent Resistor (LDR)
LDR atau light Dependent Resistor adalah salah satu jenis resistor yang
nilai hambatannya dipengaruhi oleh cahaya yang diterima olehnya. Besarnya
nilai hambatan pada LDR tergantung pada besar kecilnya cahaya yang diterima
oleh LDR itu sendiri..
Tampilan fisik dan simbol LDR dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini :
lubangnya)
akan
mengalirkan
listrik,
sehingga
menurunkan
resistansinya.
Besarnya tahanan LDR / fotoresistor dalam kegelapan mencapai jutaan
ohm dan turun sampai beberapa ratus ohm dalam keadaan terang. LDR dapat
digunakan dalam suatu jaringan kerja (network) pembagi potensial yang
menyebabkan terjadinya perubahan tegangan kalau sinar yang datang
berubah.
LDR digunakan untuk mendeteksi intensitas cahaya, yang mana intensitas
cahaya sendiri dinyatakan dalam dua satuan fisika, yaitu lumens per meter
persegi dan Watt per meter persegi. Kedua satuan itu agak berbeda. yang satu
berdasarkan pada kepekaan mata manusia, yang satu lagi berdasarkan energi
listrik yang dialirkan ke sumber cahaya.
Karakteristik LDR
LDR adalah suatu bentuk komponen yang mempunyai perubahan resistansi
yang besarnya tergantung pada cahaya. Karakteristik LDR terdiri dari dua
macam yaitu Laju Recovery dan Respon Spektral:
1.
Laju Recovery
Bila sebuah LDR dibawa dari suatu ruangan dengan level kekuatan cahaya
tertentu ke dalam suatu ruangan yang gelap, maka bisa kita amati bahwa nilai
resistansi dari LDR tidak akan segera berubah resistansinya pada keadaan
ruangan gelap tersebut. Namun LDR tersebut hanya akan bisa mencapai harga
di kegelapan setelah mengalami selang waktu tertentu. Laju recovery
merupakan suatu ukuran praktis dan suatu kenaikan nilai resistansi dalam
waktu tertentu. Harga ini ditulis dalam K/detik, untuk LDR tipe arus harganya
lebih besar dari 200K/detik (selama 20 menit pertama mulai dari level cahaya
100 lux), kecepatan tersebut akan lebih tinggi pada arah sebaliknya, yaitu
pindah dari tempat gelap ke tempat terang yang memerlukan waktu kurang dari
10 ms untuk mencapai resistansi yang sesuai dengan level cahaya 400 lux.
2.
Respon Spektral
LDR tidak mempunyai sensitivitas yang sama untuk setiap panjang
gelombang cahaya yang jatuh padanya (yaitu warna). Bahan yang biasa
digunakan sebagai penghantar arus listrik yaitu tembaga, aluminium, baja,
emas dan perak. Dari kelima bahan tersebut tembaga merupakan penghantar
yang paling banyak, digunakan karena mempunyai daya hantar yang baik
(TEDC,1998)
Gambar 3. Resistor
C. Transistor
Transistor adalah komponen elektronika yang mempunyai tiga buah
terminal. Terminal itu disebut emitor, basis, dan kolektor. Transistor seakanakan dibentuk dari penggabungan dua buah dioda. Dioda satu dengan yang
lain saling digabungkan dengan cara menyambungkan salah satu sisi dioda
yang senama. Dengan cara penggabungan seperti dapat diperoleh dua buah
dioda sehingga menghasilkan NPN.
Bahan yang digunakan untuk menghasilkan bahan N dan bahan P
adalah silikon dan germanium. Oleh karena itu, dikatakan :
1. Transistor germanium PNP
2.Transistor silikon NPN
3.Transistor silikon PNP
4.Transistor germanium NPN
Semua komponen di dalam rangkaian transistor dengan simbol. Anak
panah terdapat di dalam simbol menunjukkan arah yang melalui transistor.
Keterangan :
C = kolektor
E = emitter
B = basis
Didalam pemakaiannya, transistor dipakai sebagai komponen saklar
(switching) dengan memanfaatkan daerah penjenuhan (saturasi) dan daerah
penyumbatan (cut off) yang ada pada karakteristik transistor.
Pada daerah penjenuhan nilai resistansi persambungan kolektor
emitter secara ideal sama dengan nol atau kolektor dan emitter terhubung
langsung (short). Keadaan ini menyebabkan tegangan kolektor emiter (V CE) = 0
Volt pada keadaan ideal, tetapi kenyataannya V CE bernilai 0 sampai 0,3 Volt.
Dengan menganalogikan transistor sebagai saklar, transistor tersebut dalam
keadaan on seperti gambar di bawah 4.
dengan tegangan seumber (VCC). Tetapi pada kenyataannya VCC pada saat ini
kurang dari VCC karena terdapat arus bocor dari kolektor ke emitter. Dengan
menganalogikan transistor sebagai saklar, transistor tersebut dalam keadaan
off seperti gambar di bawah ini.
Jika arus basis lebih besar atau sama dengan Ib (sat), titik kerja Q
berada pada ujung atas garis beban (gambar 8. (kanan)). Dalam hal ini
transistor bekerja pada ujung bawah dari garis beban, dan transistor terlihat
seperti sebuah switch yang terbuka.
Cara mengetahui transistor jenis PNP atau NPN
Anda harus menggunakan ohm meter atau multitester ( Avometer ).
Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam menentukan transistor jenis
PNP atau jenis NPN adalah sebagai berikut :
Pastikan bahwa anda ingin menentukan jenis PNP atau NPN.
Saklar multitester pada posisi R x 100 ohm.
Hubungkan pencolok hitam (-) pada kaki emitor.
Hubungkan pencolok merah (+) pada kaki basis.
10
D. Resistor
Sebuah resistor sering disebut werstan, tahanan atau penghambat, adalah
suatu komponen elektronik yang dapat menghambat gerak lajunya arus listrik.
Resistor disingkat dengan huruf "R" (huruf R besar). Satuan resistor adalah
Ohm, yang menemukan adalah George Ohm (1787-1854), seorang ahli Fisika
bangsa Jerman.
11
V=I.R
Dimana V adalah beda potensial antara kedua ujung benda penghambat, I
adalah besar arus yang melalui benda penghambat, dan R adalah besarnya
hambatan benda penghambat tersebut.
Gelang Warna pada Resistor
Pada Resistor biasanya memiliki 4 gelang warna, gelang pertama dan
kedua menunjukkan angka, gelang ketiga adalah faktor kelipatan, sedangkan
gelang ke empat menunjukkan toleransi hambatan.
Pertengahan tahun 2006, perkembangan pada komponen Resistor terjadi
pada jumlah gelang warna. Dengan komposisi: Gelang Pertama (Angka
Pertama), Gelang Kedua (Angka Kedua), Gelang Ketiga (Angka Ketiga),
Gelang Keempat (Multiplier) dan Gelang Kelima (Toleransi).
Berikut Gelang warna dimulai dari warna Hitam, Coklat, Merah, Jingga,
Kuning, Hijau, Biru, Ungu (violet), Abu-abu dan Putih Sedangkan untuk gelang
toleransi hambatan adalah: Coklat 1%, Merah 2%, Hijau 0,5%, Biru 0,25%,
Ungu 0,1%, Emas 5% dan Perak 0%. Kebanyakan gelang toleransi yang
dipakai oleh umum adalah warna Emas, Perak dan Coklat.
Sifat-sifat resistor, antara lain sebagai berikut :
12
E. Kapasitor Elektrolit
Kapasitor elektrolit adalah sebuah kapasitor yang memiliki polaritas.
Sehingga untuk pemasangan komponen pada rangkaian harus memperhatikan
polaritas pada kaki-kakinya, antara kutub positif dan kutub negatif.Jika terjadi
kesalahan pemasangan pada rangkaian maka dapat menyebabkan kerusakan
pada komponen lainnya yang terdapat didalam rangkaian tersebut. Salah satu
comtoh kapasitor elektrolit adalah ELCO (Electrilyte Condensator).
Pada umumnya nilai kapasitansi dari kapasitor tetap dapat dilihat dari label
permukaannya. Hanya saja ada perbedaan dalam pembacaan nilai dari
masing-masing jenis kapasitor. Pada kapasitor elektrolit, untuk mengetahui nilai
kapasitansinya cukup dengan membaca langsung label yang sudah tersedia
dan umumnya disusun dalam satuan mikro Farad (F) dan dilengkapi dengan
batas tegangan kerjanya.
Ada dua cara untuk membaca nilai kapasitansi yang terdapat pada badan
kapasitor non-elektrolit.Untuk kapasitor non-elektrolit yang pada badannya
tertera tiga angka,cara membacanya sebagai berikut. Angka pertama dan
kedua adalah variabel nilai, sedangkan angka ketiga adalah faktor kali. Adapun
satuan yang digunakan adalah pico Farad (pF).
13
F. Buzzer
Gambar 13 Buzzer
14
Resistor : 5 = 1 K 2 R3 = 47k
Transistor : TR = BC547
BUZZER : 6 - 9 VDC
BATERAI : 9 VDC
15
16
Jika saklar kedua dihidupkan, maka alarm yang bekerja adalah alarm yang
kedua yang diletakkan pada ruangan atau bagian dalam rumah. Dimana
cara kerja rangakaian alarm yang kedua, apabila ada orang yang bergerak
didalam ruangan tersebut, maka akan mengakibatkan cahaya yang
menyinari sensor (LDR) akan terhalang dan alarm akan berbunyi.
Sedangkan apabila kedua saklar dihidupkan, maka alarm yang bekerja
adalah kedua-duanya, sehingga apabila ada seorang pencuri yang masuk
melalui pintu maupun terdapat gerakan didalam ruangan rumah maka alarm
akan berbunyi, dan sebaliknya apabila kedua saklar alarm dimatikan maka
tidak
ada
alarm
yang
bekerja.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penyusunan makalah ini antara lain :
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa rangkaian alarm anti
maling tersebut dapat berbunyi ketika sensor (LDR) dalam keadaan gelap atau
tidak mendapat cahaya lampu, karena jika sensor (LDR) dalam keadaan gelap
mempunyai tahanan yang lebih tinggi daripada sensor (LDR) dalam keadaan
yang tersinari cahaya, sehingga alarm dapat bekerja atau berbunyi.
17
DAFTAR PUSTAKA
http://de-kill.blogspot.com/2008/03/perancangan-alarm-anti-maling.html Diakses
pada 18 mei 2014