mencerminkan dengan cepat informasi yang baru pada harga sekuritas. Tetapi,
dimanapun kemungkinan informasi lebih disukai dalam laporan keuangan itu
sendiri dari pada hanya pengungkapan di footnote.
Materialitas
Materialitas menunjuk pada pentingnya sebuah item (atau kelompok item) untuk
pengguna dalam istilahnya dengan relevansi untuk evaluasi atau pembuatan
keputusan. Kita dapat melihat hal itu sebagai sudut pandang lain yang mengacu
pada pengungkapan karena apa yang seharusnya diungkapkan, tentunya
material. Sayangnya, tingkat materialitas ditentukan oleh auditor pada kasus per
kasus dan dapat bervariasi antara auditor, perusahaan, dan bahkan oleh auditor
pada waktu yang berbeda. Selain itu, pengguna eksternal tidak diberi informasi
mengenai tingkat materialitas yang digunakan oleh auditor.
Usaha sejak awal untuk menilai pengukuran persepsi dari materialitas dilakukan
dalam riset Patillo pada Financial Executive Research Foundation (FERF). Patillo
menggunakan 684 responden, termasuk orang yang penyaji laporan keuangan
(eksekutif keuangan dari Fortune 500 dan perusahan ukuran sedang), pengguna
informasi akuntansi (bank dan analis keuangan), auditor, dan juga akademisi,
untuk menggunakan pertimbangan materialitas mereka pada 28 kasus. Hasil
dari riset Pattilo diantaranya:
keuangan
mempunyai ambang persentase tertinggi dari laba bersih dan CPA dan
tertentu
dan
usaha
untuk
mengukurnya
dari
sudut
pandang
pengguna,
poin
di bawah signifikan antara 5%-10% dari laba bersih ditemukan oleh Patillo dan
jarak tersebut digunakan dalam literatur akuntansi. Terdapat riset empirik
lainnya yang membantu menjelaskan mengenai konsep materialitas, walaupun
isu tersebut tidak dipakai.
Meskipun sulit, usaha tersebut masih dilakukan untuk menguatkan batas
materialitas. SEC melalui Staff Accounting Bulletin (SAB) No 99 mencoba untuk
menyediakan panduan materialitas untuk auditor, walaupun hal itu tidak dapat
menyediakan standar persentase materialitas yang tepat.
Sarbanes-Oxley (SOX) juga melibatkan materialitas. Dalam diskusi SOX, Vorhies
mencatat bahwa menggunakan patokan 5% untuk tingkat materialitas sebagai
persentase laba. Laba bersih sebelum pajak normalisasi dengan penyesuaian
laba bersih dari operasional (untuk kejadian luar biasa tidak diharapkan terulang)
sampai pada ambang dasar materialitas. Tetapi error dan kesalahan laporan
masih menjadi material bahkan jika mereka di bawah 5%. Error seharusnya
diagregat, walaupun kecil, untuk melihat jika mereka melanggar batas 5%. Juga,
banyak kekurangan pengendalian internal harus dievaluasi dengan ambang
materialitas 5%. Jika proses estimasi akuntansi cacat, ambang materialitas juga
harus diingat. Oleh karena itu, materialitas juga harus dipertimbangkan jika
kecurangan
muncul
dalam
sebuah
konteks
dimana
laporan
keuangan
Pernyataan
APB
No
mengadopsi
pandangan
ini,
walalupun
Istilah
itu
juga
berlaku
pada
pengguna
laporan
keuangan.
keuangan
atau
hasil
dari
operasi
pada
antar
perusahaan
atau
Definisi
pertama
secara
sederhana
menentukan
sebuah
yang
ada.
SFAS
No
13
adalah
sebuah
contoh
dari