Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pengertian :
Asma penyakit pada jalan nafas yang tidak dapat pulih yang terjadi karena spasme
bronkus yang disebabkan oleh berbagai penyebab (Hudak & Gallo, 1997).
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif internmitten, reversible, dimana trakea
dan bronkhi berespon secara hiperaktif terhadap stimulus tertentu (Smeltzer, 1996).
Asam dimanifestasikan dengan penyempitan jalan nafas yang mengakibatkan dispnoe,
batuk, dan mengi.
Etiologi :
Etiologi asma dapat dibagi atas :
1. Asma ekstrinsik/alergi
Asma yang disebabkan oleh elergen yang diketahui masanya sudah terdapat semenjak
anak-anak seperti alergi terhadap protein, serbuk sari, bulu halus, binatang dan debu.
Kebanyakn alergen berasal dari udara dan musiman. Penderita asma alergik biasanya
mempunyai riwayat keluarga alergik dan eksema atau rhinitis alergik. Pemajanan terhadap
alergen mencetuskan serangan asma.
2. Asma intrinsik/idiopatik
Asma yang tidak ditemukan faktor pencetus yang jelas, tetapi adanya faktor-faktor non
spesifik seperti : flu, latihan fisik atau emosi sering memicu serangan asma.
Asma ini sering muncul/timbul sesudah usia 40 tahun setelah menderita infeksi
sinus/cabang trakeobronchial.
Asma dapat berkembang menjadi bronkhitis kronis, emfisema, atau mengalami asma
gabungan.
3. Asma campuran
Asma yang terjadi/timbul karena adanya komponen ekstrinsik dan instrinsik.
Macam-macam pencetus
1. Alergen
Faktor alergi dianggap mempunyai peranan pada sebagai penderita dengan asma,
disamping itu hiperaktivitas saluran nafas juga merupakan faktor yang penting bila tingkat
hiperaktivitas bronkus tinggi diperlukan jumlah alergen yang sedikit dan sebaliknya untuk
menimbulkan serangan asma.
2. Infeksi
Biasanya virus penyebabnya respiratory synchyhal virus (RSV) dan virus para influenza.
3. Iritasi
Hairspray, minyak wangi, asap rokok, bau asam dari cat dan polutan udara, air dingin dan
udara dingin.
4. ISPA
5. Reflek gastroesopagus
Iritasi trakeobronkheal karena isi lambung dapat memperberat penyakit asma.
Psikologis
Patofisiologi
Asma adalah obstruksi jalan nafas difus reversible yang disebabkan oleh satu atau
beberapa penyebab, diantaranya konstraksi otot-otot yang mengalami bronkhi yang
menyempitkan jalan nafas, pembengkakan membran yang mengelilingi bronkhi, dan
pengisian bronkhi dengan mukus yang kental.
Beberapa penderita mengalami respon buruk terhadap lingkungannya, pemaparan
terhadap alergen penyebab atau faktor presipitasi menyebabkan dispnoe. Hal ini disebabkan
karena antibodi yang dihasilkan (Ig E) yang menyerang sel mast di paru. Pemajanan ulang
terhadap antigen menyebabkan pelepasan produk-prodek sel mast (mediator) seperti histamin,
bradikinin, prostaglandin serta anafilaksis dari substansi yang berekasi lambat yang di dalam
paru mempengaruhi otot polos dan kelenjar jalan nafas menyebabkan bronkospasme,
pembengkakan mukosa dan pembentukan mukus
Pada asma idiopatik/ non alergik, faktor infeksi, latihan, dingin, merokok, emosi dan
pollutan merangsang ujung saraf otonom yang menyebabkan peningkatan jumlah asetilkholin
yang dilepaskan, sehingga menyebabkan bronkokonstriksi dan pelepasan mediator pada sel
mast paru. Pelepasan asetilkholin merangsang reseptor alfa adrenergik saraf simpatik yang
menstimulasi peningkatan C-HMP yang meningkatkan pelepasan reseptor kimiawi oleh sel
mast sehingga terjadi bronkokonstriksi sehingga saluran nafas menyempit saat ekspirasi dan
berkurangnya ventilasi udara dengan udara terperangkap di dalam paru.
Stadium
Secara klinis asma dibagi dalam 3 stadium
1. Stadium I
Waktu terjadinya edema dinding bronchus, batuk paroksismal karena iritasi dan batuk
kering, sputum yang kontal dan mengumpul merupakan benda asing yang merangsang
batuk.
2. Stadium II
Sekresi bronchus bertambah batuk dengan dahak jernih dan berbusa pada stadium ini
mulai terasa sesak nafas berusaha bernafas lebih dalam, ekspirasi memanjang dan ada
wheezing otot nafas tambahan turut bekerja terdapat retraksi supra sternal epigastrium.
3. Stadium III
Obstruksi/spasme bronchus lebih berat. Aliran darah sangat sedikit sehingga suara nafas
hampir tidak terdengar, stadium ini sangat berbahaya karena sering disangka ada
perbaikan pernafasan dangkal tidak teratur dan frekuensi nafas menjadi tinggi.
Gambaran klinis asma :
1. Tiga gejala umum asam yaitu dispnoe dan mengi
2. Serangan asma seringkali terjadi pada malam hari
3. Serangan asma bermula mendadak dengan batu, rasa sesak dalam dada, pernafasan
lambat, mengi laborius. Ekspirasi lebih susah dan panjang disertai penggunaan otot
asesori pernafasan. Batuk pada awalnya susah dan kering, tapi segera menjadi lebih kuat.
Sputum terdiri atas sedikit mukus, mengandung sedikit massa gelatinosa.
4. Tanda sianosis sekunder terhadap hipoksia hebat dan gejala retensi CO2, termasuk
berkeringat, takikardi, pelebaran tekanan nadi
5. Dapat terjadi reaksi yang lebih berat status asmatikus
6. Dapat disertai reaksi eksema, ruam, dan edema temporer
Komplikasi :
1. Pneumothorak
2. Pneumomediastinum
3. Aspirasi
4. Kegagalan jantung/gangguan irama jantung
5. Sumbatan saluran nafas yang meluas
6. Asidosis
Pencegahan
1. Menghindari faktor pencetus
2. Obat-obatan
Pemeriksaan diagnostik
1. Sinar X (Ro. Thorax)
Terlihat adanya hiperinflasi paru-paru diafragma mendatar selama episode akut
2. Tes Fungsi Paru
Menentukan penyebab dyspnea
Volume residu meningkat
FEV1/FVC : rasio volume ekspirasi kuat dan kapasitas vital.
3. GDA
-
4. Kortikosteroid
Medikasi mungkin diberikans ecara intravena (hidrokortison), secara oral (prednison,
prednisolon) atau melalui inhalasi (beklometason, deksametason). Mekanisme kerjanya
belum jelas, namun dapat mengurangi inflamasi dan bronkokonstriksi.
5. Inhibitor sel mast
Seperti natrium kromolin yang diberikan melalui inhalasi. Medikasi ini mencegah
pelepasan mediator kimiawi, anafilaktik dan bermanfaat diberikan antar serangan atau
periode remisi
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
Usia, jenis kelamin, ras
2. Informasi dan diagnosa medik yang penting
3. Data riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
Pernah menderita penyakit asma sebelumnya
Riwayat reaksi alergik atau sensitif terhadap zat / faktor lingkungan seperti serbuk
sari, cuaca dingin, obat dan zat kimia tertentu, latihan dan pollutan lingkungan.
b. Riwayat kesehatan sekarang
-
Biasanya klien sesak nafas, batuk-batuk, lesu tidak bergairah, pucat tidak ada
nafsu makan, sakit pada dada dan pada jalan nafas.
Tanda :
-
b. Sirkulasi
Gejala :
Pembengkakan pada ekstremitas bawah
Tanda :
Peningkatan TD, taklikardi, disritmia, distensi vena leher pada penyakit berat,
edema dependent, bunyi jantung redup, kulit / mukosa normal atau sianosis
c. Integritas ego
Gejala :
-
Tanda :
-
Mual / muntah
Tanda :
-
e. Pernafasan
Gejala:
-
Nafas
pendek, episode
berulang sulit
nafas, dada
rasa tertekan
dan
Tanda:
-
Bunyi nafas mengi sepanjang area paru pada ekspirasi dan kemungkinan selama
inspirasi berlanjut sampai penurunan / tidak adanya bunyi nafas.
f. Higiene
Gejala :
-
Tanda :
-
g. Keamanan
Gejala:
Riwayat reaksi alergi / sensitif terhadap zat
h. Seksualitas
Penurunan libido
Kemungkinan Diagnosa:
1. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas b/d bronkospasme, penurunan produksi sekret,
sekresi tertahan, sekresi kental, penurunan energi, kelemahan.
2. Kerusakan pertukaran gas b/d gangguan suplai O2, kerusakan alveoli
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d dispnea, kelemahan, produksi
sputum, anoreksia, mual/muntah.
4. Resti infeksi b/d tidak adekuatnya pertahanan utama (penurunan kerja silia),
menetapnya sekret
5. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, tindakan b/d kurang informasi, kurang
mengingat/keterbatasan kognitif
.
Referensi :
Doengoes, M.E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta : EGC.
Hudak dan Gallo. (1997). Keperawatan Kritis : Pendekatan Holistik. Jakarta : EGC.
Silvya, AP (1995). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta : EGC.
Soeparman, dkk (1998). Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1. Jakarta : FKUI
WOC
Intrinsik.idopatik
Ekstrinsik
Campuran
Infeksi
Alergen
Rx Antigen
Mukosa traunis
respiratornus
Inflamasi sub
mukosa
Rx antigen IG.g
(histamin, eosinofil,
netropil, prostaglandin
Broncospasme
Edema mukosa
Bronkial sub mukosa inflamasi
Hipersekresi/batuk produktif
Bronkokonstriksi
pe kerja pernafasan
pe kehilangan air
tidak tampak
Hiperventilasi
(PaO2 , PaCO2)
Hipoventilasi
(PaO2 , PaCO2)
pe masukan oral
Mk : resti infeksi
Mk : perubahan
nutrisi
Plak mukosa
Sesak, batuk, mengi,
anoreksia, mual,muntah,
respirasi asidosis.
Mk:
Perubahan Nutrisi
Kerusakan pertukaran gas
Gagal nafas
Atelektasis
Hipoksemia
Mk :
- kerusakan
pertukaran gas
Diagnosa Keperawatan
Perencanaan
Intervensi
-
Bersihan
jalan nafas kembali efektif.
frekuensi
Kriteria
-
pernafasan.
-
ronki.
otot pernafasan
Bunyi nafas
tidak normal
Mempertaha
Perubahan
kedalaman/
Data Penunjang :
-
Rasional
jalan.
distress pernafasan.
Menunjukka
biasanya
ada
pada
Takipnea
penerimaan/selama stress.
Disfungsi
pernafasan
adalah
Peningkatan
mempermudah
fungsi
menggunakan gravitasi.
kepala
pernafasan
TT
dengan
abdomen/ bibir
Merilekskan
otot
halus
dan
No.
DX
Diagnosa Keperawatan
Kerusakan
pertukaran
Perencanaan
gas Tujuan :
Intervensi
-
Kaji
Rasional
frekuensi
kedalaman
suplai O2.
nafas
terjadi.
Data penunjang :
Dispnea
Kriteria hasil :
Bingung,
gelisah
Ketidakmam
puan membuang sekret
-
Hipoksia dan
Perubahan
bicara
E:I=3:1
kepala
oksigen
dapat
oksigenisasi jaringan
individu.
-
Tinggikan
Pengiriman
Menunjukka
dalam tignkat
Dorong
mengeluarkan
Kental,
tebal
dan
banyaknya
kemampuan/situasi.
-
Berpartisipas
i dalam program pengobatan
Penurunan
toleransi aktivitas.
-
mampuan
tempat
tanda vital
-
hiperkapnia
-
ketidak-
berbincang.
bibir,
TTV dalam
batas normal
-
E : I = 1: 1
-
mengindikasikan
bronchus/perlahannya sekresi.
spasme
No.
DX
Diagnosa Keperawatan
Perencanaan
Intervensi
Rasional
- Palpasi premitus
-
Awasi
tingkat
adalah
perubahan
yang tapat
anoreksia, mual/muntah.
menelan, adanya
nutrisi adekuat
Data Penunjang :
-
mual/muntah, diare
Klien
mengatakan
ia
Kriteria Hasil :
mengalami
mengatakan
mengalami
Klien
yang
mengunyah
-
kesulitan untuk
atau
menelan
Porsi
makan
Awasi
masukan/pengeluaran dan berat badan
badan
Lipatan kulit
muntah
Berguna
dalam
mengukur
dan
Berat
secara periodik
badan
tidak
habis
ia
makanan
Klien
dan
anoreksi,
catat
mual,
kemungkinan
untuk
nutrien
meningkatkan
pemasukan/penggunaan
kerangka tubuh
Lipatan kulit
lengan
kurang
dari
60%
sesuai
standar
pengukuran
otot tidak ada
rangsang
karbohidrat
otot
Dorong
keluarga
klien
mental
dan
Penurunan
albumin serum
Memberikan
Kolaborasi
dalam
dalam
bantuan
kekacauan mental
-
Peka
iritasi gaster
Kelemahan
Kelemahan
standar pengukuran
-
Nilai
malnutrisi
rendah
menunjukkan