Artikel Oke
Artikel Oke
2.
Menanggapi kebutuhan perkembangan kota dan pertumbuhan penduduk, infrastruktur dan pemukiman
penduduk dibangun pada kawasan pantai. Bertolak belakang dengan hal tersebut, kasus abrasi pantai di
Provinsi Aceh terus terjadi. Abrasi pantai merupakan dampak dari pergerakan sedimen terutama dalam arah
sejajar pantai. Data analisis jangka pendek dan menengah mengenai perubahan garis pantai masih jarang.
Tujuan dari penelitian ini adalah menginvestigasi dampak dari angkutan sedimen sejajar pantai pada
perubahan garis pantai. Penelitian ini dilakukan di Pantai sekitar Kota Singkil Kabupaten Aceh Singkil. Pantai
Sekitar Kota Singkil merupakan daerah rentan terhadap abrasi dan akresi yang sering dilaporkan Aceh
Disaster information and Data (DiBA). Pantai sekitar Kota Singkil memiliki tiga sumber sedimen aktif dan
dominan, yaitu muara Sungai Singkil, Muara Sungai Ujung Bawang dan Muara Laguna Anak Laut. Dalam
penelitian ini, komponen laju angkutan sedimen diinvestigasi dengan cara pengukuran data bathymetry,
perbandingan garis pantai terkini dengan peta dasar, dan menghitung laju potensial angkutan sedimen
berdasarkan kejadian alami. Hipotesis dari penelitian ini adalah terjadinya perubahan dalam waktu tertentu
pada laju angkutan sedimen dan atau ada faktor lain yang menyebabkan perubahan garis pantai. Untuk
peramalan tinggi gelombang, penelitian ini menggunakan data angin dari Badan Meteorologi dan Geofisika di
Bandara Cut Nyak Dien Kabupaten Nagan Raya. Penelusuran garis pantai digunakan untuk mengukur situasi
garis pantai terkini. Analisis sumber sedimen dasar di sekitar pantai dilakukan dengan mengambil sampel
sedimen dasar pada enam lokasi yang berbeda. Pada empat lokasi, sedimen dominan berasal dari sedimen
sungai. Sementara pada dua lokasi lain, relatif tidak ada pengaruh dari sedimen sungai. Program arcGIS
digunakan dalam proses pemetaan perubahan garis pantai. Penelitian ini menunjukkan laju potensial angkutan
sedimen sejajar pantai 127.717,20 m 3/tahun menuju arah timur. Total luas erosi 231.256,21 m 2 dan akresi
218.529,90 m2.
Kata Kunci: perubahan garis pantai, laju angkutan sedimen,erosi, akresi.
PENDAHULUAN
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Ql 0,778Pl
(2.1)
Ql
Il
P
s g 1 n l
(2.2)
gH s
(2.3)
UA
dimana:
hb
= Kedalaman laut pada posisi gelombang
pecah (m);
) ( m3/dt)
0
Ql = 0,106H
sin
( m3/dt)
(2.5)
E direction
u max m / s
u n
dimana:
Hs
= Tinggi gelombang signifikan (m);
Ql
s
n
Pl
2 aU A
f
(2.7)
tanh
(2.4)
0
cos
(2.6)
5/2
s
gF
0,00565
2
UA
gh
tanh 0,530
2
UA
dimana:
UA
= Kecepatan angin (m/dt);
h
= Kedalaman air (m);
F = Jarak seret gelombang /fetch (m).
b
Ql = 0,602 Hb,rms sin ( 2
gh
0,283 tanh 0,530
2
UA
5/2
dimana:
1 45
Fe
F ( ) cos2
19 45 0
0
(2.8)
t lim
Fe
65,9
Fe 1,84 x10 4 U A
gU A
3
(2.9)
(2.10)
Angkutan sedimen yang terjadi dihitung
sesuai dengan arah gelombang datang dan arah angin.
Perhitungan potensial laju angkutan sedimen bersih
adalah:
Ql Ql TG Ql S Ql BD Ql B
45
42
40
38
36
50
dimana:
tlim
= 6 jam;
UA
= Kecepatan angin (m/dt);
Fe
= Jarak seret gelombang efektif (m).
Berdasarkan persamaan (2.5), (2.6), dan (2.7),
potensial laju angkutan sedimen menjadi:
0
n 20 m s
5
Ql
33566 H s 2 f sin 0 cos 0
0 U 5m s
dimana:
= Total angkutan sedimen sejajar pantai
(m3/thn);
Ql (TG) = Angkutan sedimen sejajar pantai arah
Tenggara (m3/thn);
Ql (S)
28
26
24
22
20
18
16
14
12
10
9
8
7
2m
7d
4jam
1.5
7 8 9 10
15
20
30
40 50 60 70 80 90100
150
200
300
Tinggi signifikan
Periode
Durasi minimum
(2.11)
Ql
34
32
30
Barat (m3/thn).
Pemilihan perumusan untuk peramalan tinggi
dan periode gelombang harus memperhatikan kondisi
di lapangan, sehingga hasil dari pendekatan hitungan
secara empiris bisa logis dan sesuai dengan kondisi
yang ada. Perumusan berdasarkan kondisi fetch
limited digunakan bila pantai tertutup oleh penghalang
(pulau atau teluk). Sedangkan perumusan berdasarkan
kondisi fully Developed sea didapat durasi gelombang
yang sangat besar, maka harus dikoreksi terhadap
nomogram dari Shore Protection Manual agar sesuai
dengan kondisi lapangan.
Lokasi Penelitian
Pantai sekitar Kota Singkil Kabupaten Aceh
Singkil dipilih sebagai lokasi studi penelitian
perubahan garis pantai yang merupakan dampak dari
angkutan sedimen sejajar pantai, seperti yang
disajikan pada Gambar 3.1. Lokasi ini memiliki ciri
morfologi pantai dengan memiliki tiga muara sungai
aktif yang berhadapan langsung dengan Samudera
METODE PENELITIAN
Pengumpulan data yang akan dilakukan
meliputi data angin, data pasang surut, peta topografi,
peta bathymetry dan citra satelit Pantai sekitar Kota
Singkil. Data pendukung lainnya akan diambil dari
penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya.
Pengukuran lapangan yang merupakan data
primer, dilakukan untuk memperoleh data yang lebih
lengkap. Data yang dikumpulkan melalui pengukuran
lapangan ini adalah data bathymetry, garis pantai,
pasang surut, dan pengambilan sampel sedimen dasar.
HASIL
Data angin Pantai Sekitar Kota Singkil
menggunakan data angin dari Badan Meteorologi dan
Geofisika di Bandara Cut Nyak Dien Kabupaten
6.
98
0.
96
0.
50
0.
36
0.
08
8.
88
1.
56
0.
56
0.
16
0.
22
0.
14
2.
65
6.
19
0.
88
0.
60
0.
50
0.
34
8.
52
0.
52
0.
10
0.
08
0.
10
0.
02
0.
82
20.
26
3.5
3
1.5
8
0.9
2
0.3
4
26.
64
9.6
6
4.5
9
1.1
0
0.5
8
0.3
4
16.
28
21.
73
5.8
3
2.1
4
0.8
2
0.6
8
31.
21
3.
07
1.
00
0.
48
0.
24
0.
22
5.
01
69.
97
17.
46
6.6
5
3.7
5
2.1
6
100
.00
10 -13
13 -16
16 -21
21 - 27
Total
U
9%
6%
3%
6%
13-16
9%
KEC.
ANGIN
( KNOT )
6%
3%
9%
6%
3%
3%
6%
9%
0-10
10-13
13-16
16-21
3%
21 - 27
6%
13-16
10-13
Total
21-27
0 -10
10 -13
13 - 16
16 - 21
21 - 27
Total
TL
6.
76
0.
97
0.
50
0.
30
0.
00
8.
54
1.
55
0.
57
0.
13
0.
13
0.
07
2.
45
5.
58
0.
71
0.
44
0.
30
0.
20
7.
23
0.
24
0.
07
0.
03
0.
03
0.
00
0.
37
BD
BL
28.
47
3.2
9
1.2
8
0.7
7
0.2
7
34.
08
9.5
1
4.4
7
0.9
4
0.4
4
0.3
0
15.
66
20.
20
4.6
7
1.7
1
0.8
4
0.6
1
28.
03
2.
62
0.
54
0.
27
0.
17
0.
03
3.
63
7.
55
0.
80
0.
42
0.
34
0.
15
9.
27
1.
30
0.
42
0.
15
0.
27
0.
19
2.
34
6.
17
0.
88
0.
65
0.
61
0.
42
8.
73
ARAH ANGIN
T
S
BD
G
0.
22.
7.6
73
21
2
0.1 3.1
3.6
1
4
8
0.1 1.6
1.0
1
9
3
0.
1.0
0.6
15
0
1
0.
0.3
0.3
04
8
1
1.
28.
13.
15
42
25
%
B
BL
21.
87
5.9
4
2.3
4
0.6
5
0.6
1
31.
41
2.
87
1.
30
0.
61
0.
27
0.
38
5.
44
Total
70.32
16.28
7.01
3.91
2.49
100.0
00
9%
6%
3%
%
T
G
TL
9%
ARAH ANGIN
16-21
KECEPA
TAN
ANGIN
(Knot)
21-27
16-21
9%
9%
10-13
69,97%
74,92%
3%
9%
Tot
al
70,32%
9%
B
L
6%
6%
BD
3%
3%
T
G
3%
3%
T
L
9%
(Knot)
0 -10
6%
ARAH ANGIN
6%
KECEP
ATAN
ANGIN
Total
3%
74.92
6%
15.29
9%
13-16
10-13
21-27
16-21
5.31
2.99
1.48
100.0
00
Angkutan
Sedimen
Angkutan
Sedimen
ANGIN
(o)
m3/16thn
m3/thn
Tenggar
a
18
-48,650.33
-3,040.65
Barat
Laut
Selatan
63
433,529.17
27,095.57
Utara
Barat
Daya
10
8
15
8
490,242.74
30,640.17
Timur
Laut
1,938,111.24
121,131.95
Timur
2,043,475.13
127,717.20
Timur
Barat
Ql
Keterang
an
ARAH
Angkutan
Sedimen
Angkutan
Sedimen
ANGIN
(o)
m3/16thn
m3/thn
Tenggar
a
18
-18,139.87
-1,133.74
Barat
Laut
Selatan
63
422,225.49
26,389.09
Utara
Barat
Daya
10
8
15
8
450,538.45
28,158.65
Timur
Laut
1,669,944.31
104,371.52
Timur
-1,716,397.14
-107,274.82
Timur
Barat
Ql
Keterang
an
Angkutan
Sedimen
Angkutan
Sedimen
(o)
m3/16thn
m3/thn
18
-72,290.45
-4,518.15
Barat
Laut
Selatan
63
446,777.67
27,923.60
Utara
Barat
Daya
10
8
15
8
423,389.17
26,461.82
Timur
Laut
1,908,187.03
119,261.69
Timur
ARAH
ANGIN
Tenggar
a
Barat
Keterang
an
Ql
1,957,088.98
122,318.06
Timur
deposisi
PROFIL D44
0.00
-2.00
-4.00
-6.00
-8.00
Elevasi (m)
-10.00
-12.00
-14.00
Gambar 9.
PROFIL D1
0.0
-1.0
-2.0
-3.0
Elevasi (m)
-4.0
-5.0
-6.0
-7.0
Skala 1 : 60.000
Gambar 10.
PROFIL D12
0.0
-2.0
-4.0
-6.0
Elevasi (m)
-8.0
-10.0
-12.0
Erosi
No
.
Lo
ka
si
Ko
de
Lo
ka
si
Nama
Lokasi
S1
49
Pulau Sarok
S2
54
S3
51
S4
50
S5
53
S6
56
Akresi
Akresi
Pel.
Ferry
Pulau Sarok
Timur
Kuala Ujung
Bawang
Muara Anak
Laut Lama
Ujung
Bawang
Timur
Gosong
Telaga
D50(
mm
)
0.1
9
0.2
0
0.2
3
0.3
0
% Lolos
Saringan
Sumber
Asal
No. # 40
- # 200
Sedimen
Dominan
0.21
84.07
Sungai
0.55
62.38
Sungai
0.37
70.80
Sungai
D90
(mm
)
0.41
30.74
Laut
0.2
6
0.37
47.46
Laut
0.1
4
0.24
95.34
Sungai
Skala 1 : 30.000
Gambar 4.13. Lokasi Perubahan Garis Pantai Pulau
Sarok
Dengan adanya permasalahan akresi pada
muara sungai alami, maka pemerintah Kabupaten
Aceh Singkil membuat muara sungai buatan pada
bagian Timur muara alami. Muara buatan Laguna
Anak Laut dan Pantai Gosong Telaga mengalami erosi
yang signifikan. Secara umum perubahan garis pantai
ini tidak berpengaruh terhadap geomorfologi pantai
seperti terlihat pada Gambar 4.17.
Garis pantai tahun 2006
Muara buatan
Garis pantai tahun 2011
U
Skala 1 : 30.000
PEMBAHASAN
Penentuan peramalan tinggi gelombang
menggunakan data angin pada lokasi penelitian secara
umum didominasi dari arah Barat dengan frekuensi
kejadian sebesar 31,21 %. Frekuensi kejadian angin di
Pantai Sekitar Singkil pada bulan Januari sampai
dengan Juni tahun 1990 2006, angin dominan adalah
dari angin Selatan dengan persentase 34,08 %.
Frekuensi kejadian angin di Pantai Sekitar Singkil
pada bulan Juli sampai dengan Desember tahun 1990
2006, angin dominan adalah dari arah Barat dengan
persentase 31,41 %. Tinggi gelombang signifikan (Hs)
10
AKR
ESI
ER
OSI
SEL
ISIH
TOTAL
PULAU
SAROK
ANAK LAUT
GOSONG
TELAGA
(m2)
(m2)
(m2)
(m2)
54,827.33
159,435.50
4,263.07
218,525.90
104,110.06
35,412.22
91,733.93
231,256.21
-49,282.73
(EROSI)
124,023.28
(AKRESI)
-87,470.86
(EROSI)
-12,730.31
(EROSI)
DAFTAR PUSTAKA
Aagard, T., 2004, Longshore sediment transport and
coastal erosion at Skallingen, Denmark . Danish
Journal of Geography, vol. 104(1), p. 5-14.
Ali, T., 2007, Along-shore sediment transport
estimation and shoreline change prediction: A
comparative study, Whitepaper-uploadfile,
Department
of
Engineering
Technology
University of Central Florida, viewed 4
November 2009.
BRR NAD-Nias, 2006, BRR TOPO MAP ACEH,
Skala 1 : 1. 500.000
BRR NAD-Nias, 2006, Peta Bathimetri Provinsi
Aceh, Studi Sedimentasi dan Abrasi di Provinsi
NAD, skala 1 : 60.000
Ibrahim, 2007, Studi Penanggulangan Erosi Pantai
Kota Lhokseumawe, Tesis Magister Teknik,
Program Pasca Sarjana Universitas Syiah Kuala,
Banda Aceh, Indonesia.
PENUTUP
Pantai Pulau Sarok , Laguna Anak Laut dan
Gosong Telaga menjadi satu kesatuan dari Pantai
11
12