Anda di halaman 1dari 10

PENENTUAN NISBAH SINYAL TERHADAP DERAU DAN KADAR

KAFEIN DALAM TEH DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI


FTIR
Titis Wahyu Utami1, Antonio Kautsar3, Budi Riza Putra2
Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut
Pertanian Bogor 16680, Indonesia
2
Pusat Studi Biofarmaka, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Taman Kencana
Bogor 16128, Indonesia
3
Divisi Kimia Analitik, Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor 16680, Indonesia
Alamat korespondensi: titisutami27@gmail.com
1

ABSTRAK
Daun teh mengandung kafein dalam jumlah yang relatif tinggi. Terdapat
berbagai metode yang digunakan untuk penentuan kadar kafein salah satunya
adalah spektrofotometri inframerah transformasi fourier (FTIR). Metode ini
dipilih karena cepat, resolusi dan selektivitasnya tinggi, serta mempunyai presisi
dan akurasi yang baik. Penelusuran spektrum FTIR dan nisbah sinyal terhadap
derau menggunakan asam benzoat dengan media KBr pada jumlah payar 8, 16,
32, dan 64 dan resolusi 4, 8, dan 16. Nisbah sinyal terhadap derau yang tertinggi
menunjukkan sensitivitas pengukuran yang paling baik, yaitu pada jumlah payar
64 dan resolusi 16. Penentuan bilangan gelombang tertinggi dilakukkan pada
bilangan gelombang 1801-1598 cm-1. Bilangan gelombang tertinggi untuk kafein
adalah 1658 cm-1. Koreksi garis dasar menggunakan larutan kloroform.
Konsentrasi kafein ditentukan dari persamaan regresi linear dari kurva kalibrasi
larutan standar kafein. Konsentrasi kafein hasil pengukuran sebesar 1379 ppm
sehingga kadar kafein dalam 246,5 mg daun teh sebesar 2,79% (b/b).
Kata kunci : asam benzoat, FTIR, kafein, nisbah S/N
PENDAHULUAN
Kafein merupakan salah satu jenis alkaloid yang banyak terdapat pada
daun teh. Kafein bermanfaat secara klinis dalam menstimulasi sel saraf pusat, otot
jantung, dan meningkatkan diuresis (Nersyanti 2006). Beberapa metode dapat
digunakan untuk penentuan kadar kafein, yaitu metode titrasi, spektrofotometri,
dan kromatografi. Diantara ketiga metode tersebut, metode yang paling baik
dalam penentuan kadar kafein adalah metode spektrofotometri. Metode
spektrofotomeri ini merupakan metode yang praktis, akurat, cepat, dan murah.
Metode spektrofotometri yang paling tepat untuk penentuan kadar kafein dalam
daun teh adalah metode spektrofotometri inframerah.
Spektrofotometri inframerah dibagi menjadi dua metode, yaitu metode
dispertif dan metode transformasi fourier. Metode dispersif menggunakan prisma
atau kisi untuk mendispersikan radiasi inframerah, sedangkan metode
transformasi fourier menggunakan prinsip interferometri. Pada penentuan
kandungan kafein daun teh ini menggunakan metode spektrofotometri inframerah
transformasi fourier (fourier transform infrared, FTIR) karena memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan dengan spektrofotometri inframerah dispersif, yaitu
pengukurannya lebih cepat karena telah terintegrasi dengan komputer sehingga

1|G44120016

mempunyai kemampuan menyimpan dan memanipulasi spektrum. Selain itu


FTIR mempunyai resolusi dan sensitivitas yang tinggi, serta akurasi dan presisi
yang baik (Skoog et al. 2014). Spektrofotometri inframerah dispersif
mengidentifikasi kualitatif zat yang tidak diketahui melalui perbandingan
sehingga membutuhkan waktu yang relatif lama dibandingkan dengan
menggunakan FTIR (Harsanti 2010).
Penentuan kadar kafein dalam daun teh ini menggunakan radiasi
inframerah tengah, yaitu pada bilangan gelombang 4000-200 cm-1. Penggunaan
radiasi inframerah tengah ini untuk menyesuaikan dengan bilangan gelombang
kafein. Menurut Shaker et al. (2010) kafein akan menunjukkan spektrum
inframerah pita kuat pada 1658 cm-1. Penentuan nisbah sinyal terhadap derau
(S/N) penting dilakukan pada pengukuran dengan spektrofotometri absorpsi.
Nisbah sinyal terhadap noise (S/N) adalah nisbah dari rerata keluaran sinyal analit
terhadap standar deviasi sinyal (Skoog et al. 2014). Nisbah S/N menunjukkan
sensitivitas sinyal dengan adanya gangguan. Semakin besar nisbah S/N maka
sensitivitas terhadap faktor gangguan akan semakin rendah. Percobaan ini
bertujuan menentukan nisbah sinyal terhadap derau serta waktu payar sebagai
fungsi jumlah payar rerata dan resolusi instrumen, serta menentukan kadar kafein
dalam daun teh.
BAHAN DAN METODE
Alat dan bahan
Alat-alat yang digunakan adalah instrumen FTIR, neraca analitik, pembuat
pelet mortar, tabung reaksi, dan sentrifuse. Bahan yang digunakan adalah KBr, pdimetilaminobenzaldehida, kloroform, standar kafein, NH4OH dan sampel teh.
Prosedur
Pembuatan Pelet dan Pengukuran
Sebanyak 200 mg KBr dimasukkam ke dalam mortar dan dicampur
dengan 2 mg asam benzoat. Kemudian dicampurkan cepat hingga seragam.
Sampel kemudian ditempatkan ke dalam wadah sampel dan lakukan pembuatan
spektrum FTIR untuk penelusuran nisbah sinyal dengan menggunakan jumlah
payar 8, 16, 32, dan 64 dan resolusi 4, 8, dan 16.
Penentuan Kadar Kafein dalam Sampel Teh
Sebanyak 250 mg daun teh ditimbang dan dilarutkan dalam 5 ml NH4OH
2M, kemudian campuran tersebut dikocok kuat selama 2 menit setelah ditutup
dengan plastik warp. Lalu ditambahkan 5 ml kloroform ke dalam campuran
tersebut lalu dikocok kembali selama 2 menit. Setelah itu campuran dipisahkan
secara sentrifugasi. Fase kloroform dari campuran tersebut diambil, kemudian
dibuat spektrum IR diantara bilangan gelombang 4000-200 cm-1. Spektrum
background diperoleh dari larutan blanko (tanpa sampel). Untuk penentuan nilai
tinggi serapan kafein dilakukan koreksi garis dasar mulai bilangan gelombang
1800 cm-1 pada sampel yang kemudian diinterpolasi dengan kurva kalibrasi yang
diperoleh dari standar kafein yang dilarutkan dalam kloroform yang diiukur
dengan kondisi yang sama seperti sampel dengan koreksi backgroundnya
menggunakan kloroform.

2|G44120016

PEMBAHASAN
Penentuan kadar kafein dalam sampel daun teh dilakukan dengan metode
spektrofotometri inframerah transformasi fourier (FTIR). Prinsip dari
spektrofotometri FTIR adalah pemanfaatan radiasi inframerah yang diserap oleh
atom dalam molekul pada frekuensi tertentu dengan kisaran frekuensi vibrasi
rentangan dan vibrasi bengkokan dari ikatan molekul. Penyerapan radiasi
inframerah hanya terjadi pada ikatan yang memiliki momen dipol. Satuan radiasi
yang diserap oleh atom dalam molekul dinyatakan sebagai bilangan gelombang
yang akan sebanding dengan energi. Bilangan gelombang akan memberikan
informasi gugus fungsi suatu molekul penyusun suatu senyawa (Marsyahyo et al.
2005). Percobaan diawali dengan membuat pelet KBr. Pelet KBr ini digunakan
sebagai media untuk pengukuran sampel asam benzoat. KBr dipilih karena tidak
menghasilkan serapan saat pengukuran. Selain KBr juga dapat digunakan NaCl,
NaBr, LiF, atau CaFe2.
Penelusuran spektrum FTIR dan nisbah sinyal terhadap derau
menggunakan asam benzoat pada jumlah payar dan resolusi yang berbeda. Jumlah
payar yang digunakan adalah 8, 16, 32, dan 64, sedangkan resolusi yang
digunakan adalah 4, 8, dan 16. Resolusi pada spektrofotometri menunjukkan
pemisahan antara dua spektrum (Harvey 2000). Nilai S/N yang semakin besar
menunjukkan efek gangguan (derau) yang terjadi akan semakin kecil dengan
semakin meningkatnya sensitivitas dari sinyal pengukuran asam benzoat tersebut.
Hasil penelusuran spektrum FTIR dan nisbah sinyal terhadap derau untuk resolusi
yang berbeda menunjukkan semakin banyak jumlah payar dan semakin besar
resolusi maka nilai S/N semakin meningkat. Hasil penelusuran spektrum FTIR
dan nisbah sinyal terhadap derau asam benzoat untuk jumlah payar yang berbeda
(Gambar 1 dan Gambar 2) diketahui bahwa spektrum FTIR asam benzoat yang
menghasilkan nilai S/N yang paling besar adalah pada jumlah payar 64, yaitu
sebesar 6,434 (Tabel 1), sedangkan untuk spektrum FTIR asam benzoat dengan
resolusi berbeda (Gambar 3 dan Gambar 4) yang menghasilkan nilai S/N yang
paling besar adalah 16, yaitu sebesar 8,673 (Tabel 2). Namun seharusnya resolusi
yang semakin kecil untuk spektrum FTIR akan menghasilkan nilai S/N yang
paling baik. Hal ini dapat terlihat dari spektrum FTIR pada resolusi berbeda
(Gambar 3) yang menunjukkan peningkatan resolusi akan menghilangkan
beberapa puncak sehingga hasil analisis menjadi kurang akurat.
Daun teh yang akan diukur kadar kafeinnya harus diektraksi terlebih
dahulu dengan menggunakan kloroform. Ekstraksi ini bertujuan untuk
memisahkan kafein dari dalam daun teh tersebut. Kafein akan terpisah pada fase
organik (kloroform) karena sifat kafein yang cenderung nonpolar. Pengukuran
kadar kafein standar dan sampel dilakukan dengan menggunakan spektrofotometri
FTIR dengan menggunakan kloroform sebagai pengkoreksi garis dasar karena
terdapat kemungkinan spektrum dari kloroform akan ikut terbaca pada spektrum
kafein. Sebelum dilakukan pengukuran standar dan sampel yang mengandung
kafein, dilakukan penentuan bilangan gelombang tertinggi dari 1801-1598 cm-1.
Berdasarkan hasil pengukuran, absorbansi kafein yang tertinggi adalah pada
bilangan gelombang 1658 cm-1 (Tabel 3). Bilangan gelombang tertinggi tersebut
digunakan untuk penentuan kadar kafein dalam standar dan sampel yang
mengandung kafein.

3|G44120016

Pengukuran standar kafein dilakukan pada konsentrasi 300, 500, 1000,


5000, dan 10000 ppm pada bilangan gelombang 1658 cm-1 (Tabel 4). Hasil dari
pengukuran standar kafein tersebut digunakan untuk menentukan kadar kafein
sampel berdasarkan persamaan regresi linear kurva kalibrasi standar hubungan
antara konsentrasi standar kafein dengan absorbansinya (Gambar 4). Berdasarkan
spektrum FTIR untuk sampel daun teh (Gambar 5), nilai absorbansi kafein dalam
sampel daun teh sebesar 0,1275 sehingga konsentrasi kafein yang diperoleh
sebesar 1379 ppm. Kadar kafein dalam 246,5 mg sampel daun teh tersebut sebesar
2,79%(b/b), artinya dalam 246,5 mg sampel daun teh 2,79% bobot sampel daun
teh tersebut adalah kafein.
SIMPULAN
Kadar kafein dalam sampel daun teh dapat ditentukan dengan
menggunakan metode spektrofotometri inframerah transformasi fourier (FTIR).
Penenlusuran spektrum FTIR dan nisbah sinyal terhadap derau menggunakan
asam benzoat dan media KBr. Spektrum FTIR asam benzoat yang paling baik
adalah pada jumlah payar 64 dan resolusi 16. Peningkatan jumlah payar dan
resolusi akan meningkatkan nisbah sinyal terhadap derau. Kafein dalam daun teh
menghasilkan absorbansi terbesar pada bilangan gelombang 1658 cm-1. Kadar
kafein dalam 246,5 mg daun teh sebesar 2,79%.
DAFTAR PUSTAKA
Harvey D. 2000. Modern Analytical Chemistry. Amerika(US): McGraw-Hill.
Hersanti D. 2010. Sintesis dan karakterisasi boron karbida dari asam borat, asam
sitrat, dan karbon aktif. Sains dan Teknologi Modifikasi Cuaca. 11(1):
29-40.
Marsyahyo E, Rocharjo HSB, Soekrisno R, Jamasri. 2005. Penelitian awal
pengaruh lama post curing terhadap kekuatan tarik dan kekerasan mikro
skala vickers paduan polimer epoxy dgeba dan hardener diamine.
Teknik Mesin IV;2005 Nov 21-22; Bali, Indonesia. Bali (ID):
Teknologi, Pengembangan, dan Pengujian Material. hlm 7-12.
Nersyanti F. 2006 Spektrofotometri derivat ultraviolet untuk penentuan kadar
kafein dalam minuman suplemen dan ekstrak teh [skripsi]. Bogor(ID):
Institut Pertanian Bogor.
Shaker SA, FarinaY, Mahmmod S, Eskender M. 2010. Synthesis and
characterization of mixed ligand complexes of caffeine adenine and
thiocyanate with some transition metal ion. Sains Malaysiana. 39(6):
957-962.
Skoog DA, Holler FJ, West DM, Crouch SR. 2014. Fundamental of Analytical
Chemistry Ninth Edition: Brooks/Cole.

4|G44120016

LAMPIRAN

Gambar 1 Spektrum FTIR asam benzoat terhadap perbedaan jumlah payar


Keterangan:

Ungu
Merah
Biru
Hijau

= Spektrum asam benzoat dengan jumlah payar 8


= Spektrum asam benzoat dengan jumlah payar 16
= Spektrum asam benzoat dengan jumlah payar 32
= Spektrum asam benzoat dengan jumlah payar 64

Gambar 2 Rasio S/N spektrum FTIR asam benzoat terhadap perbedaan jumlah
payar

5|G44120016

Tabel 1 S/N spektrum FTIR asam benzoat terhadap perbedaan jumlah payar
Jumlah payar S/N (RMS) S/N (PP)
8
23.167
6.428
16
23.174
6.419
32
23.189
6.421
64
23.250
6.434

Gambar 3 Spektrum FTIR asam benzoat terhadap perbedaan resolusi


Keterangan:

Biru = Spektrum asam benzoat dengan resolusi 4


Merah = Spektrum asam benzoat dengan resolusi 8
Hijau = Spektrum asam benzoat dengan resolusi 16

Gambar 4 Rasio S/N spektrum FTIR asam benzoat terhadap perbedaan resolusi

6|G44120016

Tabel 2 Rasio S/N spektrum FTIR asam benzoat terhadap perbedaan resolusi
Resolusi
S/N (RMS) S/N (PP)
4
23.189
6.421
8
24.150
7.061
16
25.879
8.573
Tabel 3 Hasil pengukuran absorbansi standar dan sampel kafein
Absorbansi
Bilangan
Gelombang
Standar
Standar
Standar
Standar
Standar
Sampel
-1
(cm )
1000
5000
10000
300 ppm 500 ppm
kafein
ppm
ppm
ppm
1801,38409 0.00030
0.00032 0.00037 0.00004
1799,45542 0.00030 0.00072 0.00049 0.00032 0.00037 0.00004
1797,52674 0.00030 0.00072 0.00049 0.00032 0.00037 0.00004
1795,59806 0.00030 0.00072 0.00049 0.00032 0.00037 0.00004
1793,66938 0.00030 0.00072 0.00049 0.00032 0.00037 0.00004
1791,74071 0.00036 0.00087 0.00055 0.00032 0.00036 0.00004
1789,81203 0.00041 0.00100 0.00058 0.00034 0.00042 0.00004
1787,88335 0.00046 0.00108 0.00058 0.00038 0.00055 0.00008
1785,95468 0.00052 0.00118 0.00060 0.00050 0.00088 0.00012
1784,02600 0.00062 0.00133 0.00070 0.00075 0.00142 0.00017
1782,09732 0.00076 0.00155 0.00090 0.00112 0.00214 0.00023
1780,16865 0.00091 0.00178 0.00111 0.00150 0.00287 0.00031
1778,23997 0.00109 0.00206 0.00140 0.00192 0.00359 0.00039
1776,31129 0.00130 0.00240 0.00175 0.00233 0.00423 0.00044
1774,38262 0.00148 0.00272 0.00207 0.00259 0.00456 0.00043
1772,45394 0.00162 0.00296 0.00229 0.00259 0.00446 0.00039
1770,52526 0.00169 0.00307 0.00234 0.00226 0.00385 0.00033
1768,59659 0.00170 0.00310 0.00229 0.00171 0.00288 0.00024
1766,66791 0.00167 0.00309 0.00217 0.00107 0.00179 0.00015
1764,73923 0.00164 0.00311 0.00207 0.00048 0.00079 0.00005
1762,81056 0.00169 0.00327 0.00214 0.00020 0.00028 -0.00004
1760,88188 0.00176 0.00348 0.00227 0.00008 0.00007 -0.00010
1758,95320 0.00184 0.00367 0.00237 0.00002 -0.00002 -0.00007
1757,02453 0.00196 0.00391 0.00253 0.00006 0.00001 0.00007
1755,09585 0.00214 0.00424 0.00279 0.00026 0.00024 0.00033
1753,16717 0.00241 0.00465 0.00315 0.00064 0.00069 0.00075
1751,23850 0.00272 0.00506 0.00350 0.00108 0.00122 0.00137
1749,30982 0.00304 0.00540 0.00379 0.00160 0.00192 0.00232
1747,38114 0.00338 0.00570 0.00402 0.00222 0.00290 0.00374
1745,45247 0.00372 0.00591 0.00416 0.00312 0.00453 0.00550
1743,52379 0.00404 0.00603 0.00420 0.00438 0.00700 0.00781
1741,59511 0.00441 0.00622 0.00435 0.00624 0.01064 0.01075
1739,66644 0.00490 0.00669 0.00486 0.00912 0.01609 0.01416
1737,73776 0.00544 0.00726 0.00548 0.01246 0.02239 0.01792
7|G44120016

1735,80908
1733,88041
1731,95173
1730,02305
1728,09437
1726,16570
1724,23702
1722,30834
1720,37967
1718,45099
1716,52231
1714,59364
1712,66496
1710,73628
1708,80761
1706,87893
1704,95025
1703,02158
1701,09290
1699,16422
1697,23555
1695,30687
1693,37819
1691,44952
1689,52084
1687,59216
1685,66349
1683,73481
1681,80613
1679,87746
1677,94878
1676,02010
1674,09143
1672,16275
1670,23407
1668,30540
1666,37672
1664,44804
1662,51937
1660,59069
1658,66201
1656,73333
1654,80466
1652,87598

0.00592
0.00627
0.00649
0.00660
0.00665
0.00670
0.00694
0.00748
0.00834
0.00959
0.01134
0.01374
0.01678
0.01999
0.02286
0.02491
0.02540
0.02439
0.02220
0.01942
0.01672
0.01444
0.01275
0.01167
0.01096
0.01058
0.01037
0.01021
0.01018
0.01042
0.01090
0.01179
0.01338
0.01561
0.01847
0.02204
0.02620
0.03046
0.03414
0.03718
0.03866
0.03783
0.03519
0.03145

0.00779
0.00818
0.00839
0.00849
0.00848
0.00849
0.00888
0.00972
0.01095
0.01252
0.01451
0.01709
0.02030
0.02371
0.02682
0.02921
0.03004
0.02928
0.02723
0.02443
0.02163
0.01923
0.01740
0.01629
0.01572
0.01556
0.01554
0.01545
0.01540
0.01561
0.01603
0.01699
0.01882
0.02133
0.02446
0.02836
0.03292
0.03757
0.04158
0.04502
0.04695
0.04634
0.04371
0.03992

0.00603
0.00639
0.00650
0.00647
0.00632
0.00623
0.00664
0.00766
0.00925
0.01136
0.01414
0.01782
0.02244
0.02737
0.03189
0.03531
0.03642
0.03522
0.03213
0.02797
0.02381
0.02022
0.01746
0.01571
0.01471
0.01428
0.01408
0.01383
0.01371
0.01395
0.01453
0.01581
0.01831
0.02178
0.02618
0.03170
0.03819
0.04484
0.05061
0.05552
0.05819
0.05722
0.05336
0.04781

0.01551
0.01772
0.01901
0.01976
0.02063
0.02197
0.02467
0.03056
0.04110
0.05818
0.08420
0.12135
0.16957
0.22121
0.26740
0.29945
0.30637
0.28971
0.25451
0.21082
0.16934
0.13469
0.10973
0.09288
0.07947
0.07046
0.06419
0.06019
0.05914
0.06281
0.07074
0.08362
0.10599
0.13923
0.18323
0.23903
0.30537
0.37476
0.43629
0.48645
0.50897
0.49545
0.45317
0.39207

0.02815
0.03235
0.03485
0.03635
0.03825
0.04112
0.04641
0.05779
0.07825
0.11172
0.16272
0.23565
0.33121
0.43389
0.52641
0.59034
0.60432
0.57156
0.50154
0.41455
0.33238
0.26367
0.21443
0.18043
0.15296
0.13434
0.12120
0.11297
0.11083
0.11815
0.13417
0.15981
0.20349
0.26868
0.35505
0.46431
0.59580
0.73386
0.85784
0.95931
1.00331
0.97580
0.89091
0.76793

0.02188
0.02581
0.02944
0.03249
0.03469
0.03609
0.03688
0.03742
0.03871
0.04165
0.04696
0.05434
0.06305
0.07190
0.07845
0.08178
0.08101
0.07606
0.06755
0.05656
0.04470
0.03358
0.02459
0.01781
0.01335
0.01059
0.00840
0.00759
0.00764
0.00857
0.01120
0.01598
0.02311
0.03326
0.04682
0.06282
0.08014
0.09820
0.11359
0.12363
0.12750
0.12480
0.11585
0.10188

8|G44120016

1650,94730 0.02696 0.03524 0.04102


1649,01863 0.02227 0.03016 0.03373
1647,08995 0.01809 0.02549 0.02712
1645,16127 0.01506 0.02206 0.02233
1643,23260 0.01269 0.01947 0.01869
1641,30392 0.01072 0.01739 0.01579
1639,37524 0.00937 0.01601 0.01393
1637,44657 0.00838 0.01508 0.01271
1635,51789 0.00740 0.01414 0.01152
1633,58921 0.00648 0.01319 0.01036
1631,66054 0.00562 0.01226 0.00926
1629,73186 0.00491 0.01146 0.00833
1627,80318 0.00443 0.01096 0.00778
1625,87451 0.00413 0.01066 0.00745
1623,94583 0.00392 0.01040 0.00715
1622,01715 0.00383 0.01021 0.00694
1620,08848 0.00379 0.00997 0.00670
1618,15980 0.00374 0.00961 0.00636
1616,23112 0.00365 0.00912 0.00596
1614,30245 0.00353 0.00850 0.00558
1612,37377 0.00328 0.00761 0.00509
1610,44509 0.00282 0.00630 0.00436
1608,51642 0.00218 0.00469 0.00344
1606,58774 0.00150 0.00310 0.00248
1604,65906 0.00150 0.00310 0.00248
1602,73039 0.00150 0.00310 0.00248
1600,80171 0.00150 0.00310 0.00248
1598,87303 0.00150 0.00310 0.00248
Keterangan: Kuning = Absorbansi maksimum

0.32033
0.24765
0.18543
0.14167
0.10618
0.07781
0.05987
0.04769
0.03705
0.02847
0.02168
0.01636
0.01269
0.00975
0.00699
0.00479
0.00301
0.00169
0.00116
0.00213
0.00487
0.00891
0.01311
0.01574
0.01574
0.01574
0.01574
0.01574

0.62543
0.48204
0.36086
0.27620
0.20587
0.15007
0.11464
0.09012
0.06892
0.05213
0.03902
0.02890
0.02186
0.01608
0.01063
0.00620
0.00266
0.00011
-0.00075
0.00152
0.00764
0.01686
0.02669
0.03341
0.03341
0.03341
0.03341
0.03341

0.08478
0.06710
0.05081
0.03701
0.02663
0.02018
0.01530
0.01157
0.00949
0.00809
0.00670
0.00546
0.00438
0.00339
0.00255
0.00183
0.00118
0.00118
0.00118
0.00118
0.00118
0.00118
0.00118
-

Tabel 4 Data konsentrasi dan absorbansi sampel pada bilangan gelombang 1658
cm-1
Larutan
Konsentrasi (ppm) Absorbansi
Standar 1
300
0.03866
Standar 2
500
0.04695
Standar 3
1000
0.05819
Standar 4
5000
0.50897
Standar 5
10000
1,00331
Sampel teh
1778.42
0.12750

9|G44120016

Absorbansi

1,2
y = 0.0001x - 0.0104
R = 0.9978

1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

[Konsentrasi] (ppm)
Gambar 4 Kurva hubungan absorbansi dan konsentrasi sampel pada bilangan
gelombang 1658 cm-1

Gambar 5 Spektrum FTIR larutan kafein dalam sampel daun teh


Contoh perhitungan :
[Kafein](ppm)
A = 0.0001[kafein] - 0.0104
(+0.0104 )
= 0.0001
(0.1275 +0.0104 )

=
0.0001
= 1379 ppm
[Kafein] dalam 0.2465 gram

Kadar kafein teh = 1379

1
1000

1
246,5

100%

= 2.79% (b/b)

10 | G 4 4 1 2 0 0 1 6

Anda mungkin juga menyukai