Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

UJI MATERIAL

Disusun Oleh :
Muhammad ridho putra

(061440410802)

Puspita Anggraini

(061440410804)

Rahmat Rendi Setiady

(061440410805)

Ridho Anugerah

(061440410806)

Rizka Elvira Husni

(061440410807)

Instruktur : Tahdid S.T. M.T.


Judul percobaan : Pampatan Tetap
Kelas/kelompok : 2EGB / 02

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


2014/2015

Uji Pampatan Tetap


I.

Tujuan Percobaan

Mengetahui sifat elastis karet setelah ditekan pada waktu dan kondisi
tertentu terutama untuk vulkanisasi yang dalam pemakainanya mengalami
penakanan.

II.

III.

Alat yang digunakan


Kompresion set tester
Jangka sorong
Acuan
1. ISO 851-1991 (E) rubber vulcanized of thermoplastic determination of
compression set a ambient elevated or low temperatures.
2. ASTM D 395-1994 , standard test methods for rubber propherty
comppression set.

IV. Batasan
1. Standar ini menjelaskan metode pengujian pampatan tetap untuk
vulkanisat dna termoplastik karet dengan kelembaban tertentu pada suhu
kamar keudian pengukuran diatas suhu kamar .
2. Standar ini ditekankan pada kemampuan karet dengan tekanan 10-95
IRHD terutama sifat elastisnya selesai mengalami tekanan yang tetap
selama beberapa waktu pada suhu tertentu.
3. Penekanan biasanya sebesar 25% untuk ukuran vulkanisat karet karena
kekerasan sampai 80 IRHD, 15% untuk kekerasan 81-89 IRHD dan 10%
untuk vulkanisat dengan kekerasan 90-95 IRHD.
V. Prinsip
1. Potongan uji yang telah diketahui tebalya dengan tekanan tetap dalam
waktu tertentu pada suhu kamar atau diatasnya.
2. Setelah penekanan selesai, diamkan beberapa saat pada suhu kamar
kemudian ukur kembali ketebalan sampel tersebut.
VI.

Persiapan Contoh
Menyiapkan 3 buah potongan uji dari kompon yang telah divulkanisasi
Dari barang jadi dapat dibuat dengan menggunakan bor gabus

Contoh berdiameter 13mm , tebal 6,3 0,5 mm (ISO) atau 6,00 0,2 mm
(ASTM).
Untuk tpe yang besar berdiameter 29 0,5mm ,tebal 12,5 0,5 mm.
Kemudian digerinda dan dihaluskan menggunakan amplas.
VII.

Dasar Teori
Pada dasarnya karet bisa berasal dari alam yaitu dari getah pohon karet
(atau dikenal dengan istilah latex), maupun produksi manusia (sintetis). Saat
pohon karet dilukai, maka getah yang dihasilkan akan jauh lebih banyak.
Sumber utama getah karet adalah pohon karet Para Hevea Brasiliensis
(Euphorbiaceae). Saat ini Asia menjadi sumber karet alami. Awal mulanya
karet hanya hidup di Amerika Selatan, namun sekarang sudah berhasil
dikembangkan di Asia Tenggara. Kehadiran karet di Asia Tenggara berkat jasa
dari Henry Wickham. saat ini, negara-negara Asia menghasilkan 93% produksi
karet alam, yang terbesar adalah Thailand, diikuti oleh Indonesia, dan
Malaysia.
Karet sintetik berkembang pesat sejak berakhirnya perang dunia kedua tahun
1945. Saat ini lebih dari 20 jenis karet sintetik terdapat di pasaran dunia. Sifatsifat, spesial karakteristik dan harga karet sangat bervariasi. Pengetahuan
tentang keuntungan dan kekurangan karet sangat membantu dalam pemilihan
karet termurah dan cocok dengan spesifikasi penggunaannya. Karet alam
maupun karet sintetik tidak dipergunakan dalam keadaan mentah, antara lain
karena tidak kuat dan sebagian mudah teroksidasi. Selanjutnya karet mentah
mengalami perubahan bentuk yang tetap bila ditarik atau ditekan, yaitu tidak
bisa kembali kebentuk semula. Dengan kata lain karet mentah tidak elastis.
Karet yang tidak elastis cenderung sulit untuk dimanfaatkan lebih jauh, oleh
karena itu karet mentah harus terlebih dahulu diproses dengan perlakuanperlakuan tertentu serta penambahan bahan-bahan kimia tertentu untuk
memperoleh suatu kompon.
Kompon merupakan campuran karet dengan bahan-bahan kimia yang
mempunyai komposisi tertentu dengan cara pencampuran digiling pada suhu
tertentu, kompon karet dapat dibuat pada mesin giling 2 rol atau pada mesin
pencampur tertutup (Banbury mixer, Internal mixer). Akan tetapi dalam
pembahasan makalah ini hanya dibahas tentang kompon sol luar sepatu.
Pembuatan kompon karet adalah ilmu dan seni untuk menyeleksi dan
mencampur jenis karet mantah dan jenis-jenis bahan kimia karet, sehingga
diperoleh kompon karet yang setelah dimasak, dapat dihasilkan barang jadi
karet dengan sifat-sifat fisik yang dibutuhkan.

Pada pembuatan kompon karet ada 3 faktor yang perlu diperhatikan, yaitu sifat
kompon, karakteristk pengolahan dan harga
Kompon karet selain karet mentah pada umumnya mengandung 8 atau lebih
jenis bahan kimia karet. Setiap jenis bahan tersebut memiliki fungsi spesifik
dan mempunyai pengaruh terhadap sifat, karakteristik pengolahan dan harga
dari kompon karetnya, bahan kimia tersebut adalah:
Bahan Pemvulkanisasi
Adalah bahan kimia yang dapat bereaksi dengan gugus aktif pada molekul
karet membentuk ikatan silang tiga dimensi. Bahan pemvulkanisasi yang
pertama dan paling umum digunakan adalah belerang(sulfur), khusus
digunakan untuk memvulkanisasi karet alam atau karet sintetis jenis SBR,
NBR, BR, IR, dan EPDM.
Bahan Pencepat
Adalah bahan kimia yang digunakan dalam jumlah sedikit bersama-sama
dengan belerang untuk mempercepat reaksi vulkanisasi. Bahan pencepat yang
digunakan dapat berupa satu atau kombinasi dari dua atau lebih jenis pencepat.
Pencepat dikelompokkan berdasarkan fungsinya sebagai berikut;
a. Pencepat primer : - Thiazol (semi cepat), contoh: MBT, MBTS
- Sulfenamida (cepat-ditunda), contoh: CBS
b. Pencepat sekunder : - Guanidine (sedang), contoh : DPG, DOTG
- Thiuram (sangat cepat), contoh : TMT, TMTD
- Dithiokarbonat (sangat cepat), contoh : ZDC
- Dithiofosfat (cepat), contoh : ZBPP
Bahan Penggiat
Adalah bahan kimia yang ditambahkan kedalam sistim vulkanisasi dengan
pencepat untuk menggiatkan kerja pencepat. Penggiat yang paling umum
digunakan adalah kombinasi antara ZnO dengan asam stearat.
Bahan Antidegradant
Adalah bahan kimia yang berungsi sebagai anti ozonan dan anti oksidan, yang
melindungi barang jadi karet dari pengusangan dan meningkatkan usia
penggunaanya. Contoh : wax (anti ozonan), senyawa amina dan senyawa
turuna fenol (ionol).
Bahan Pengisi
Bahan pengisi ditambahkan kedalam kompon karet dalam jumlah yang cukup
besar dengan tujuan untuk meningkatkan sifat fisik, memperbaiki karakteristik
pengolahan tertentu dan menekan biaya. Bahan pengisi dibagi dalam dua
golongan besar yaitu bahan pengisi yang bersifat penguat, contoh carbon

black, silica, dan silikat serta bahan pengisi yang bukan penguat, contoh
CaCO3, kaolin, BaSO4 dan sebagainya.
Bahan Pelunak (Softener)
Adalah bahan yang berfungsi untuk melunakkan karet mentah agar mudah
diolah menjadi kompon karet. Jenis bahan pelunak antara lain jenis aromatic,
naftenik, parafinik, ester dan sebagainya.
Bahan Kimia Tambahan
Bahan ini ditambahkan kedalam kompon karet dengan tujuan tertentu dan
sesuai dengan kebutuhan, misalkan :
Bahan pewarna
Bahan Penghambat (inhibitor)
Bahan pewangi
Bahan peniup (blowing agent)
Bahan bantu olah (homogenizer, peptizer, senyawa pendispersi, tackifier dan
sebagainya)
B. MESIN VULKANISASI ACUAN
Pada sat pemasakan dengan mesin vulkanisasi acuan, kompon karet
dimasukkan ke dalam rongga matris (sebagai tahap pembentukan), lalu matris
ditutup dan ditekan rapat pada piston bertekanan tinggi yang dioperasikan
secara hidrolik atau mekanik. Matris/mould dibuat dari nikel kromium yang
tahan terhadap tekanan, suhu tinggi dan tidak berkarat. Berdasarkan cara
pemasukan kompon ke dalam matris, mesin vulkanisasi acuan dibagi dalam 4
macam yaitu:
1. Compression moulding Machine/Mesin acuan kempa
2. Transfer Moulding Machine/Mesin acuan alih
3. Injection Molding Machine/Mesin acuan injeksi
4. Blow moulding Machine/Mesin acuan tiup
1. COMPRESSION MOULDING (MESIN ACUAN KEMPA)
Pada compression moulding, mould terdiri dari dua bagian, yaitu bagian bawah
dan atas. Pemasukan kompon ke dalam rongga mould dilakukan dalam keadaan
matris terbuka. Kedua bagian matris dijepit dan ditekan oleh plat piston yang
bergerak vertikal dari bawah ke atas. Plat mesin bagian atas (plat stationer)

mesin berfungsi sebagai penahan atau tumpuan gaya tekan plat piston (plat
bergerak). Di bagian dalam plat diam dan plat bergerak dibuat rongga sebagai
ruang pemanasan. Kedua plat mesin memanasi kompon karet dengan
mengalirkan panas konduksi melalui dinding mould. Berdasarkan banyaknya
plat-plat pemanas yang dipasang secara bertingkat/bersusun di antara plat diam
dan plat bergerak, mesin acuan tekanan dikelompokkan menjadi mesin acuan
kempa tunggal dan mesin acuan kempa ganda/bersusun.
Mesin acuan kempa tunggal hanya dapat berisi satu matris, sedangkan mesin
acuan kempa ganda dapat berisi lebih dari satu matris yang diletakkan secara
bertingkat pada beberapa pelat pemanas yang dapat naik turun di antara pelat
bergerak dan pelat tetap. Demikian juga dengan pelat matris, jika hanya
mempunyai satu rongga disebut matris berongga tunggal, dan disebut matris
berongga ganda jika mempunya lebih dari satu rongga. Unit lain yang penting
pada mesin acuan kempa, antara lain motor penggerak dan pompa hidrolik;
pengatur suhu dan pengatur tekanan uap; pengatur hidrolik dan sistem sirkulasi
pemanas, pendingin dan pelumas.
2. TRANSFER MOULDING MACHINE (MESIN ACUAN ALIH)
Pada mesin acuan alih, pengisian kompon ke dalam rongga matris dilakukan
dalam keadaan matris tertutup. Sebelum kompon karet dimasukkan ke dalam
rongga matris (rongga pemasakan), kompon lebih dahulu dipanasi atau
dilunakkan di dalam ruang transfer. Biasanya matris mempunyai lebih dari
sebuah rongga dan masing-masing rongga dihubungkan ke ruang transfer
dengan saluran yang berbentuk cerat yang disebut sprue. Sprue ini berfungsi
sebagai saluran kompon dari ruang transfer ke dalam rongga matris.
Kompon karet yang dipanasi atau dilunakkan di dalam ruang transfer ditekan
dan diinjeksikan melalui cerat penghubung ke dalam rongga matris oleh unit
injeksi atau piston penekan. Matris yang berisi kompon karet ditekan oleh
plunger dan ditahan atau ditumpu oleh pelat penahan.
Dengan menggunakan transduser tekanan, maka dapat diketahui variasi tekanan
pada permukaan plunger dan rongga matris yang merupakan fungsi dari waktu.
Tekanan pada permukaan plunger naik mendadak pada saat matris tertutup, dan
turun lagi pada saat kompon mengalir melalui cerat di atas rongga. Setelah 8
detik rongga paling luar (0) mulai terisi dan tekanannya mulai naik, dan setelah

29 detik tekanan rongga tengah mulai naik. Tekanan pada permukaan matris
merata setelah 60 detik.
3. INJECTION MOULDING MACHINES (MESIN ACUAN INJEKSI)
Seperti pada mesin acuan alih, matris (mould) pada mesin acuan injeksi juga
diisi dalam keadaaan tertutup dan dijepit di antara kedua pelat mesin, yaitu pelat
bergerk dan pelat diam. Kompon dimasukkan ke dalam silinder panas melalui
pintu umpan (hopper), dan unit injeksi menekannya melalui sprue, runner, dan
gate ke dalam rongga matris (mould cavity).
Mesin acuan injeksi dapat diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu mesin acuan
injeksi ram dan mesin acuan injeksi sekrup.
4. BLOW MOULDING MACHINE (MESIN ACUAN TIUP)
Barang karet yang berongga, seperti botol karet, bola karet, dll, dapat dibuat
dengan menggunakan mesin vulkanisasi acuan tiup. Matris yang digunakan
adalah matris berongga yang dapat dibelah (terpisah) dengan bentuk rongga
sama dengan bentuk barang karet yang dibuat.
Cara pembuatannya :
Kompon lunak dari ekstruder disemprotkan melalui matris berkepala silang
(cross head) ke dalam rongga matris hingga mencapai ujung saluran udara
(spigot) pada bagian bawah matris. Kompon karet yang keluar dari matris cross
head berbentuk pipa atau tabung berongga yang disebut parison.
Ujung kompon (parison) diikat pada spigot dan lobang atas matris tertutup pada
saat kedua belahan matris disatukan. Melalui spigot udara ditiup ke dalam
rongga sehingga parison mengembang dan menyentuh dinding rongga sehingga
parison mengembang dan menyentuh dinding rongga di dalam matris. Di dalam
matris, kompon dimasak selama periode tertentu, dan matris dibuka (dipisah)
pada saat pengeluaran vulkanisat.

VIII.

Langkah Kerja

Menulis nomor sampel , tanggal pengujian , metode , suhu dan


kelembaban udara.
Mengukur ketebalan awal sampel.
Membersihkan permukaan bagian dalam alat uji
Memasukan sampel diantara celah kemudian kencangkan ketiga bautnya
hingga celah pada saat uji menjadi 75% dari tebal awal.
Kondisi pengujian sesuai dengan metode uji.
Setelah selesai perlakuan , membuka bautnya kemudian sampel
dikeluarkan . kondisikan selama 30 menit.
Mengukur kebali dari tebal sampel tersebut.

IX.

Analisa Data

Pada percobaan kali ini tentang pampatan tetap bahan baku yang
digunakan ialah karet kompon yang telah divulkanisasi , yang mana karet ini
disebut karet yang setengah jadi . dalam proses pembuatan karet kompon itu
sendiri ada beberapa tahapan dan penambahan zat-zat kimia dari proses
vulkanisasi , sehingga karet kompon tersebut banyak menagandung zat kimia ,
seperti aldehid , amina , quanidin dll zat ini ada karena pada proses vulkanisasi
membutuhkan bahan pencepat vulkanisasi . selanjutnya zine streat yang mana
zat ini ada karena sebagai bahan activator di proses vulkanisasi . selanjutnya
LID dan DBP yang mana zat ini berfungsi sebagai pelunak . dan yang terakhir
BHT yosinox dan BHT fujichen zat ini dari bahan pengisi.
Untuk mesin pembuatan karet ini dikenal dengan sebutan compression
moulding, mould terdiri dari dua bagian, yaitu bagian bawah dan atas.
Pemasukan kompon ke dalam rongga mould dilakukan dalam keadaan matris
terbuka. Kedua bagian matris dijepit dan ditekan oleh plat piston yang bergerak
vertikal dari bawah ke atas. Plat mesin bagian atas (plat stationer) mesin
berfungsi sebagai penahan atau tumpuan gaya tekan plat piston (plat bergerak).
Di bagian dalam plat diam dan plat bergerak dibuat rongga sebagai ruang
pemanasan. Kedua plat mesin memanasi kompon karet dengan mengalirkan
panas konduksi melalui dinding mould. Berdasarkan banyaknya plat-plat
pemanas yang dipasang secara bertingkat/bersusun di antara plat diam dan plat
bergerak, mesin acuan tekanan dikelompokkan menjadi mesin acuan kempa
tunggal dan mesin acuan kempa ganda/bersusun.
Pada saat pembuatan karet jadi ini kami menggunakan suhu 140 c yang
mana itu adalah suhu standar untuk pembuatan karet , saat mesin bekerja karet
yang berada didalam cetakan mengalami reaksi , yang mana karet tersebut
menyatu dan membentuk pola sesuai dengan cetakan, hal ini karena kompon
karet mengalami reaksi ikatan silang antar molekulnya hal ini karena suhu yang
panas menyebabkan molekulnya saling mengikat atau berikatan.
Hal ini juga yang membuat mengapa karet tidak dapat didaur ulang atau
bersifat irreversible. Peranan suhu disini juga sangat penting yang mana suhu
berpengaruh terhadap bagus tidaknya kualitas karet , yang mana kalau suhu
pada mesin rendah (dibawah 140 c) maka kualitas karet akan buruk misalnya
karet akan mudah putus , jika suhu pada mesin normal atau sesuai standar maka
karet akan bagus kualitasnya , sedangkan apabila suhu yang tinggi maka karet
akan mengalami kegosongan atau terlalu matang sehingga karet menjadi rapuh.
Dan hal yang perlu diperhatikan lainya ialah waktu yang diperlukan , waktu

yang standar dalam pembuatan karet ialah 15 menit yang mana apabila waktu
yang digunakan kurang atau waktu yang digunakan lebih dari 15 menit , hal ini
akan mempengaruhi kualitas karet itu sendiri. Terjadinya perubahan sifat fisik
karet, yang semula bersifat plastis berubah menjadi bersifat elastis atau karet
yang mulanya bersifat termoplastis menjadi termoset. Hal ini dapat terjadi
karena pada proses vulkanisasi adanya perubahan pada stuktur molekul polimer
karet, yaitu terbentuknya ikatan silang antar rantai polimer karet oleh atomatom belerang membentuk ikatan tiga dimensi, dengan adanya ikatan ini
membuat molekul polimer karet menjadi tidak bergerak bebas lagi.

X.

Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ;
Proses pembuatan karet ini yang sangat berpengaruh ialah suhu dan
waktu
Pada proses vulkanisasi ini terjadi perubahan sifat fisik barang karet yaitu
dari yang mulanya bersifat plastis menjadi elastis
Sifat karet Irreversible , karena terjadinya ikatan silang pada molekulmolekulnya

Anda mungkin juga menyukai