JUDUL MAKALAH:
BIO KERAMIK
Disusun Oleh
Kelompok 9
Eni Zumarsih
21030114120066
21030114120039
Hibatullah Arif Y.
21030114130152
Ihwan Fauzi
210301141
21030114120045
21030114140119
Normalia Ulfah K.
21030114120031
DAFTAR ISI
COVER ...............................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang.............................................................................. 1
I.2 Rumusan Masalah.................................................................1
I.3 Tujuan Penulisan ......................................................................
BAB II PEMBAHASAN
II.1 Pengertian Biokeramik............................................................... 3
II.2 Sifat-Sifat Biokeramik...............................................................
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bio Keramik (Keramik Biomaterial)
Biomaterial sudah sejak lama digunakan. Pada zaman Mesir kuno dan
Phoenic, gigi yang lepas digantikan dengan gigi buatan yang diikatkan dengan
kawat emas ke gigi yang berada disebelahnya (Park et. Al, 2000) dan pada awal
1900-an, pelat tulang digunakan untuk menyangga tulang yang patah dan untuk
mempercepat penyembuhan tulang (Ben Nissan, 2004).
Biomaterial menurut Black adalah material pasif yang digunakan dalam
dunia kesehatan, yang akan diinteraksikan dengan sistem biologi. Menurut
William, biomaterial adalah material yang digunakan pada sistem biologi untuk
mengevaluasi, mengobati, atau mengganti sel-sel, organ, atau fungsi tubuh. Dan
menurut Park dan Bronzio adalah material sintetis yang digunakan untuk
mengganti bagian sistem atau fungsi tubuh yang dihubungkan langsung dengan
sel-sel hidup. Secara umum biomaterial dapat diartikan sebagai material yang
ditanam di dalam tubuh manusia untuk pengganti jaringan atau organ tubuh yang
terserang penyakit ataupun yang rusak atau cacat. Jenis material yang dapat
digunakan yaitu logam, keramik, polimer, komposit, dan semikonduktor, dengan
syarat material yang digunakan tidak beracun dan tidak mengganggu jaringanjaringan lain dalam tubuh manusia.
Keramik Biomaterial ( Biokeramik )
Keramik adalah material logam dan non logam yang memiliki ikatan atom
ionik atau ikatan ionik dan ikatan kovalen. Sedangkan pengertian biokeramik
adalah keramik yang digunakan untuk kesehatan tubuh dan gigi pada manusia
(Billote, 2003). Sifat biokeramik antara lain tidak beracun, tidak mengandung zat
karsinogik, tidak menyebabkan alergi, tidak menyebabkan radang, memiliki
biokompatibel yang baik, tahan lama.
2.2 Sifat Keramik Biomaterial
Keramik merupakan material padat, campuran inorganik yang terdiri dari
elemen-elemen metalik dan nonmetalik terikat bersama melalui ikatan ionik atau
kovalen. Sebagian besar keramik termasuk ke dalam campuran-campuran seperti
silika (SiO2) dan alumina (Al2O3). Bila diproses secara tepat sehingga memiliki
kemurnian tinggi, mereka menunjukkan biokompatibilitas yang sempurna (satu
fungsi dari insolubilitas dan inertness kimia) dan ketahanan wear yang tinggi
(keras, licin, permukaan hidrofilik). Material keramik merupakan material yang
sangat kaku dan brittle, namun sangat kuat di bawah beban kompresi. Dalam
orthopedi, keramik merupakan material yang baik untuk dua aplikasi yang sangat
berbeda. Pertama, termasuk penggunaannya
dalam komponen-komponen
sel
Akibat
Contoh
Alumina
Zirconia
implant
Sel membentuk ikatan antar
Bioaktif
Bioresorable
fosfat,
hidroksi
apatit
karbonat,
kalsium karbonat
1.
Bioaktif keramik
Bioaktif keramik memiliki stabilitas kimia yang tinggi dalam tubuh dan
ketika diimplan pada tulang yang hidup dapat berinkorporasi pada jaringan tulang
mengikuti pola dari kontak osteogenesis. Dengan kata lain, bioaktif keramik
memiliki sifat osteoconduction dan kapabilitas untuk berikatan kimia dengan
jaringan tulang yang hidup. Kekuatan mekanis dari bioaktif keramik umumnya
lebih
rendah
dibandingkan
bioinert
keramik.
Contoh
materialnya
adalah hidroksi apatite, bio-glass, A-W glass. Contoh aplikasinya untuk pelapisan
pada metal bone implants dan sebagai fillers pada dental implants.
2. Bioinert keramik
Bioinert keramik seperti namanya menghasilkan minimal respon pada
tubuh. Bioinert keramik tidak menyebabkan perubahan baik dari segi kimia
maupun fisik dalam tubuh. Sel membetuk kapsul serabut yang tidak menempel
pada sekitar implan. Implan ini memiliki kekuatan kompresi yang tinggi,
ketahanan aus yang tinggi dan bioinertness. Contoh materialnya adalah Alumina
(Al2O3), Zirconia (ZrO2) dan pyrolytic carbon. Contoh aplikasinya femoral head
in hip replacements dan dental implants.
3. Bioresorable keramik
Bioresorable keramik dapat diserap dalam tubuh dan tergantikan oleh tulang
pada jaringan tulang. Pola dari inkorporasinya pada jaringan tulang sama dengan
kontak osteogenesis walaupun antarmuka antara bioresorable keramik dengan
tulang tidak stabil. Contoh materialnya adalah -tricalsium fosfat, hidroksi apatite,
karbonat, kalsium karbonat. Contoh aplikasinya untuk perbaikan tulang.
2.3 Jenis-jenis Biokeramik
1. Alumina
Alumina jenis dense non-porous memiliki sifat kekerasan dan kekuatan yang lebih
baik dibanding jenis porous, baik dari kekuatan regang atau kekuatan tarik. Jenis
dense non-porous memiliki kepadatan yang tinggi dan struktur yang lebih kompak
karena tidak berpori-pori seperti pada jenis porous, oleh karena itu jenis dense
non-porous ini lebih banyak digunakan sebagai bahan pembuatan implan atau
prostesis tiruan tubuh yang memerlukan sifat kekerasan dan kekuatan yang baik.
Salah satu bahan dari jenis dense non-porous alumina adalah emerendum.
Emerendum terbentuk dari hasil pembentukan bijih emery yang kaya akan
aluminium oxide, material ini bersifat padat dan non-porous dengan struktur butir
yang halus. Material ini memiliki sifat kekerasan dan ketangguhan yang sangat
tinggi juga resistan terhadap terjadinya fraktur. Walaupun memiliki sifat kekerasan
dan ketangguhan yang sangat tinggi, namun material ini kurang cocok digunakan
sebagai bahan pembuatan implan ataupun prostesis tiruan dalam tubuh manusia
yang dinamis. Material ini digunakan untuk sebagai pencampur pada alumina
untuk meningkatkan kekerasan atau kekuatan pada implan atau prostesis.
Keuntungan menggunakan alumina
Gesekan dan keausan dari dua permukaan dapat dipicu oleh pergerakan
komponen acetabular.
2. Hidroksiapatit (HA/Hap) (Ca10(PO4)6(OH)2)
Sekarang ini ,perkembangan biomaterial pengganti tulang adalah dengan
mengkombinasikan dan mengamati secara mekanikal dari bentuk tulang
sesungguhnya yaitu dengan membentuk kembali aktivitas dari selnya.Umumnya
bahan yang dipakai adalah hydroxyapatite yang disingkat HA atau Hap. Secara
natural material ini mempunyai struktur kristal hexagonal dan berwarna putih.
Komponen
penting
dikalsiumpospat,
dari
CaHPO4,
HA adalah
Ca2+
trikalsiumpospat
dan
(PO4)3-,kalsium
(TCP),
dan
dan
Ca3(PO4)2
b.Kerugian
-Tidak dapat digunakan untuk bentuk yang besar(bulk) khususnya beban
fatik(fatigue) karena tidak mampu menahan beban yang besar.Seperti dalam ilmu
bedah tulang.
-Sifat perakat antara pelapis kalsiumpospate dan material cangkoknya
sangatkurang/lemah.
2.4 Syarat-syarat material implan
Material implan hams memenuhi beberapa persyaratan antara lain: (a) persyaratan
biologis meliputi sifat non toksik, non karsinogenik, tidak menyebabkan alergi
atau respon inflamasi berkelanjutan (prolonged inflammatory respons), (b) Sifat
kimiawi: inert dan resisten terhadap korosi (c) Sifat mekanis: tetap kuat menahan
daya tekan pada waktu implan digarap dan penanaman, resisten terhadap fatique
failure (d) Sifat lain: dapat dilakukan sterilisasi, bernilai ekonomis, mudah
penggunaannya, (e) mempunyai tingkat biokompatibilitas tinggi.
2.5 Proses Produksi Biokeramik
1. Contoh proses produksi (komponen hip joint)
Produksi komponen sambungan persendian (hip joint) berdasarkan standar DIN
58 835, ASTM F603-83 dan ISO 6474 mengggunakan femoral ball head yang
terbuat dari keramik alumina (Al2O3) dengan kemurnian tinggi yang didoping oleh
magnesium okisda (MgO). Untuk tujuan ini, bola dengan conical bore
dihubungkan ke stem dengan suatu taper fitting (metal cone). Ukuran ball head
distandardisasi dengan diameter 22-56 mm.
Produksi biokeramik pada dasarnya sama dengan memproduksi keramik rekayasa
(engineering ceramics) kualitas tinggi, yang melibatkan beberapa tahapan:
1. Persiapan Bahan Baku
Untuk memenuhi FDA (Food & Drug Administration), sebelum pemrosesan
keramik, bahan baku harus melalui pemeriksaan / pengujian dengan sangat teliti
Pembuatan hidroksiapatit
Terbentuk reaksi kimia yang membentuk hasil gelatin atau slurry. Oleh
karena itu, untuk memperoleh fase padat yang dikehendaki, setelah tahap reaksi
kimia selesai, pengolahan produk biasanya masih harus dilakukan. Proses
pengolahan lanjutan itu mengeringkan produk yang keluar dari reaktor,
menyaring, mencuci ulang, dan mengeringkannya lagi.
(Pada proses basah, keluaran produknya masih berupa bubuk. Oleh karena itu,
jika ingin memanfaatkan produknya sebagai implan, partikel-partikel bubuk
tersebut masih harus disatukan sehingga menjadi solid melalui proses sintering,
yaitu pembakaran dengan suhu 1000-1300 derajat celsius. Sayangnya, proses
sintering ini bisa menyebabkan tingkat kristalinitas hidroksiapatit menjadi
semakin tinggi dan pori-pori yang terbentuk juga dapat semakin kecil. Dua hal ini
kadang tidak diharapkan karena pertimbangan pentingnya biodegradasi implan di
dalam tulang. Oleh karena itu, dalam teknik pembakaran ada yang mencampurkan
batu kapur CaCO3 ke dalam hidroksiapatit dengan tujuan memperoleh solid
hidroksiapatit yang lebih berpori.)
Tahapan reaksi implan hidroksiapatit di dalam tubuh manusia
1. Awal proses implant, mulai terjadinya pelarutan permukaan hidroksiapatit
2. Pelaritan permukaan hidroksiapatit terus berlanjur
3. Kondisi equilibrium terbentuk antara larutan fisiologis dengan permukaan
4.
5.
6.
7.
8.
2)
3)
4)
5)
2)
3)
4)
Total knee replacement, atau sering juga disebut total knee arthroplasty, adalah
sebuah prosedur operasi dimana terjadi trauma, keadaan patologis, atau kerusakan
yang terjadi pada permukaan sendi lutut sehingga sendi lutut harus diambil dan
digantikan oleh prostesis tiruan. Material yang digunakan untuk membuat
prostesis tiruan ini harus memiliki kekuatan yang baik, ketahanan pemakaian yang
baik, dan dapat berfungsi secara optimal sebagai sendi dengan menghasilkan gaya
gesek serendah mungkin.
Prostesis tiruan pada dasarnya mempunyai 2 buah komponen, yang pertama
berfungsi sebagai wear plates biasanya dibuat dari bahan metal atau biokeramik,
yang kedua adalah bantalan sendi yang biasanya dibuat dari polyethylene.
4. Porous Ceramic
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Biokeramik adalah material padat, campuran inorganik yang terdiri dari
elemen-elemen metalik dan nonmetalik terikat bersama melalui ikatan ionik
atau kovalen yang digunakan untuk kesehatan tubuh dan gigi pada manusia.
b. Biokeramik memiliki biokompatibilitas yang baik dengan sel-sel tubuh
dibandingkan dengan biomaterial polimer atau logam tetapi biokeramik
sangat rapuh, kekuatan rendah, dan kerap dipandang material yang lemah
c. Proses pembuatan biokeramik terdiri dari tahapan persiapan bahan baku,
pembentukan, firing, machining, dan kontrol mutu. Produk yang dapat di
aplikasikan dari biokeramik adalah untuk dental implant, crystalline ceramic,
alumina (Al2O3), porous Ceramic, hydroxyapatite, dan (Ca10(PO4)6(OH)2).
DAFTAR PUSTAKA
Ananda.
2013.
http://www.scribd.com/doc/265933777/Bio-Keramik#scribd
2012.
http://fuadkim.blogspot.co.id/2012/03/biokeramik-pada-dental-