Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ILMU BAHAN REKAYASA

JUDUL MAKALAH:
BIO KERAMIK

Disusun Oleh
Kelompok 9
Eni Zumarsih

21030114120066

Evan Eduard Susanto

21030114120039

Hibatullah Arif Y.

21030114130152

Ihwan Fauzi

210301141

Lutfi Afidatul Kamila

21030114120045

Nadia Dwi Ayu

21030114140119

Normalia Ulfah K.

21030114120031

TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
201

DAFTAR ISI
COVER ...............................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang.............................................................................. 1
I.2 Rumusan Masalah.................................................................1
I.3 Tujuan Penulisan ......................................................................

BAB II PEMBAHASAN
II.1 Pengertian Biokeramik............................................................... 3
II.2 Sifat-Sifat Biokeramik...............................................................

II.3 Proses Pembuatan Biokeramik..............................................5


II.4 Aplikasi dan Kegunaan Gelas-Keramik..................................... 7
BAB III PENUTUP
III.1 Kesimpulan...................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 18

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi material telah melahirkan suatu material jenis
baru yang dibangun secara bertumpuk dari beberapa lapisan. Perkembangan
dibudang kesehatan mengalami perkembangan yang pesat, usaha untuk
memperbaiki tubuh semakin berkembang sehingga muncul bahan-bahan
biomaterial. Biomaterial merupakan bahan yang digunakan dalam tubuh
manusia dengan tujuan meningkatkan taraf hidup manusia.
Biomarerial sudah sejak lama digunakan dari zaman Mersir kuno dan
Phoenic, gigi yang lepas digantikan dengan gigi buatan yang diikatkan
dengan kawat emas ke gigi yang berada di sebelahnya (Park et. Al, 2000).
Dan pada awal 1900-an, pelat tulang digunakan untuk menyanggah tulang
yang rapuh dan patah untuk mempercepat penyembuhan tulang (Ben-Nissan,
2004)
Bahan biokeramik yang banyak digunakan dalam bidang reahbilitasi
jaringan adalah hidroksiapatit [HA, Ca10(PO4)6(OH)2]. Material tersebut
sering diaplikasikan dalam bidang medis diantaranya sebagai material untuk
menggantikan mineral jaringan tulang. Hal ini karena hidroksiapatif memiliki
komposisi dan kristalisasi ulang hampir mirip dengan tulang manusia yaitu
tersusun dari mineral kalsium dan fosfat yang diperoleh dari rangka sejenis
binatang karang dan diproses melalui proses hidrotermal.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari biokeramik?
2. Apa saja sifat-sifat biokeramik?
3. Bagaimana proses pembuatan biokematik dan aplikasi dari
biokeramik?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian biokeramik
2. Untuk mengetahui sifat-sifat biokeramik

3. Untuk mengetahui proses pembuatan biokeramik dan aplikasi


biokeramik

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bio Keramik (Keramik Biomaterial)
Biomaterial sudah sejak lama digunakan. Pada zaman Mesir kuno dan
Phoenic, gigi yang lepas digantikan dengan gigi buatan yang diikatkan dengan
kawat emas ke gigi yang berada disebelahnya (Park et. Al, 2000) dan pada awal
1900-an, pelat tulang digunakan untuk menyangga tulang yang patah dan untuk
mempercepat penyembuhan tulang (Ben Nissan, 2004).
Biomaterial menurut Black adalah material pasif yang digunakan dalam
dunia kesehatan, yang akan diinteraksikan dengan sistem biologi. Menurut
William, biomaterial adalah material yang digunakan pada sistem biologi untuk
mengevaluasi, mengobati, atau mengganti sel-sel, organ, atau fungsi tubuh. Dan
menurut Park dan Bronzio adalah material sintetis yang digunakan untuk
mengganti bagian sistem atau fungsi tubuh yang dihubungkan langsung dengan
sel-sel hidup. Secara umum biomaterial dapat diartikan sebagai material yang
ditanam di dalam tubuh manusia untuk pengganti jaringan atau organ tubuh yang
terserang penyakit ataupun yang rusak atau cacat. Jenis material yang dapat
digunakan yaitu logam, keramik, polimer, komposit, dan semikonduktor, dengan
syarat material yang digunakan tidak beracun dan tidak mengganggu jaringanjaringan lain dalam tubuh manusia.
Keramik Biomaterial ( Biokeramik )
Keramik adalah material logam dan non logam yang memiliki ikatan atom
ionik atau ikatan ionik dan ikatan kovalen. Sedangkan pengertian biokeramik
adalah keramik yang digunakan untuk kesehatan tubuh dan gigi pada manusia
(Billote, 2003). Sifat biokeramik antara lain tidak beracun, tidak mengandung zat
karsinogik, tidak menyebabkan alergi, tidak menyebabkan radang, memiliki
biokompatibel yang baik, tahan lama.
2.2 Sifat Keramik Biomaterial
Keramik merupakan material padat, campuran inorganik yang terdiri dari
elemen-elemen metalik dan nonmetalik terikat bersama melalui ikatan ionik atau
kovalen. Sebagian besar keramik termasuk ke dalam campuran-campuran seperti

silika (SiO2) dan alumina (Al2O3). Bila diproses secara tepat sehingga memiliki
kemurnian tinggi, mereka menunjukkan biokompatibilitas yang sempurna (satu
fungsi dari insolubilitas dan inertness kimia) dan ketahanan wear yang tinggi
(keras, licin, permukaan hidrofilik). Material keramik merupakan material yang
sangat kaku dan brittle, namun sangat kuat di bawah beban kompresi. Dalam
orthopedi, keramik merupakan material yang baik untuk dua aplikasi yang sangat
berbeda. Pertama, termasuk penggunaannya

dalam komponen-komponen

arthroplastisendi total sebagai keramik penuh, seperti alumina dan zirkonia,


dengan ke-inert-an dan ketahanan wear yang lebih superior dibandingkan alloyalloy metalik. Kedua, termasuk pemakaian keramik, seperti kalsium fosfat
dan bioglass (SiO2-Na2O-CaO-P2O5), sebagai pengganti graft tulang dan sebagai
selubungan osteokonduktif untuk implan-implan metalik, memungkinkan
permukaan-permukaan di mana tulang akan berikatan dengan peralatan tersebut.
Keberhasilan dan keterbatasan keramik pada aplikasi-aplikasi tersebut dapat
dipahami melalui pertimbangan akan ikatan-ikatan, struktur, dan sifat-sifat
mereka.
Kelebihan biokeramik adalah biokeramik memiliki biokompatibilitas yang
baik dengan sel-sel tubuh dibandingkan dengan biomaterial polimer atau logam
(Billote, 2003). Oleh karena itu, biokeramik digunakan untuk tulang, persendian,
dan gigi (Billote, 2003). Biokeramik juga digunakan untuk melapisi biomaterial
logam (Desai et. al, 2008). Selain itu, biokeramik juga digunakan sebagai penguat
komponen komposit, dengan menggabungkan kedua sifat material menjadi
material baru yang memiliki sifat mekanis dan biokompatibel yang baik. Struktur
keramik juga dapat dimodifikasi dengan tulang alami dengan tingkat porositas
yang beragam (Hench dan Wilson, 1993). Biokeramik juga memiliki kelemahan,
antara lain sangat rapuh, kekuatan rendah, dan kerap dipandang material yang
lemah.
Biokeramik dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Reaksi
implant
Bioinert

sel

Akibat

Contoh

Sel membetuk kapsul serabut

Alumina

yang tidak menempel pada disekitar(Al2O3),

Zirconia

implant
Sel membentuk ikatan antar

Bioaktif

muka dengan implant

Bioresorable

(ZrO2) dan karbon


Hidroksi
apatit, bio-glass, AW glass
-tricalsium

Sel mengganti implant

fosfat,

hidroksi

apatit

karbonat,

kalsium karbonat
1.

Bioaktif keramik
Bioaktif keramik memiliki stabilitas kimia yang tinggi dalam tubuh dan

ketika diimplan pada tulang yang hidup dapat berinkorporasi pada jaringan tulang
mengikuti pola dari kontak osteogenesis. Dengan kata lain, bioaktif keramik
memiliki sifat osteoconduction dan kapabilitas untuk berikatan kimia dengan
jaringan tulang yang hidup. Kekuatan mekanis dari bioaktif keramik umumnya
lebih

rendah

dibandingkan

bioinert

keramik.

Contoh

materialnya

adalah hidroksi apatite, bio-glass, A-W glass. Contoh aplikasinya untuk pelapisan
pada metal bone implants dan sebagai fillers pada dental implants.
2. Bioinert keramik
Bioinert keramik seperti namanya menghasilkan minimal respon pada
tubuh. Bioinert keramik tidak menyebabkan perubahan baik dari segi kimia
maupun fisik dalam tubuh. Sel membetuk kapsul serabut yang tidak menempel
pada sekitar implan. Implan ini memiliki kekuatan kompresi yang tinggi,
ketahanan aus yang tinggi dan bioinertness. Contoh materialnya adalah Alumina
(Al2O3), Zirconia (ZrO2) dan pyrolytic carbon. Contoh aplikasinya femoral head
in hip replacements dan dental implants.
3. Bioresorable keramik
Bioresorable keramik dapat diserap dalam tubuh dan tergantikan oleh tulang
pada jaringan tulang. Pola dari inkorporasinya pada jaringan tulang sama dengan
kontak osteogenesis walaupun antarmuka antara bioresorable keramik dengan

tulang tidak stabil. Contoh materialnya adalah -tricalsium fosfat, hidroksi apatite,
karbonat, kalsium karbonat. Contoh aplikasinya untuk perbaikan tulang.
2.3 Jenis-jenis Biokeramik
1. Alumina
Alumina jenis dense non-porous memiliki sifat kekerasan dan kekuatan yang lebih
baik dibanding jenis porous, baik dari kekuatan regang atau kekuatan tarik. Jenis
dense non-porous memiliki kepadatan yang tinggi dan struktur yang lebih kompak
karena tidak berpori-pori seperti pada jenis porous, oleh karena itu jenis dense
non-porous ini lebih banyak digunakan sebagai bahan pembuatan implan atau
prostesis tiruan tubuh yang memerlukan sifat kekerasan dan kekuatan yang baik.
Salah satu bahan dari jenis dense non-porous alumina adalah emerendum.
Emerendum terbentuk dari hasil pembentukan bijih emery yang kaya akan
aluminium oxide, material ini bersifat padat dan non-porous dengan struktur butir
yang halus. Material ini memiliki sifat kekerasan dan ketangguhan yang sangat
tinggi juga resistan terhadap terjadinya fraktur. Walaupun memiliki sifat kekerasan
dan ketangguhan yang sangat tinggi, namun material ini kurang cocok digunakan
sebagai bahan pembuatan implan ataupun prostesis tiruan dalam tubuh manusia
yang dinamis. Material ini digunakan untuk sebagai pencampur pada alumina
untuk meningkatkan kekerasan atau kekuatan pada implan atau prostesis.
Keuntungan menggunakan alumina

Akibat energi permukaan yang tinggi, memudahkan dalam pencapaian


permukaan yang sangat halus.

Dengan sifatnya yang bioinert, alumina memiliki biokompatibilitas yang


tinggi.

Dengan permukaan yang datar (tidak) menonjol keluar, hanya berorder


0,01 m.

Koefisien gesekan pada sambungan semakin menurun seiring dengan


berjalannya waktu bila dibandingkan dengan natural joint.

Karena adanya penyerapan oleh molekul biologis, suatu lapisan seperti


cairan dapat terbentuk, sehingga dapat memberikan pelumasan pada
komponen, dengan mengurangi kontak langsung dari dua permukaan.

Kerugian menggunakan alumina

Dapat terjadi failure (kegagalan) pada interface.

Gesekan dan keausan dari dua permukaan dapat dipicu oleh pergerakan
komponen acetabular.
2. Hidroksiapatit (HA/Hap) (Ca10(PO4)6(OH)2)
Sekarang ini ,perkembangan biomaterial pengganti tulang adalah dengan
mengkombinasikan dan mengamati secara mekanikal dari bentuk tulang
sesungguhnya yaitu dengan membentuk kembali aktivitas dari selnya.Umumnya
bahan yang dipakai adalah hydroxyapatite yang disingkat HA atau Hap. Secara
natural material ini mempunyai struktur kristal hexagonal dan berwarna putih.
Komponen

penting

dikalsiumpospat,

dari

CaHPO4,

HA adalah

Ca2+

trikalsiumpospat

dan

(PO4)3-,kalsium

(TCP),

dan

dan

Ca3(PO4)2

(Mitchell,B.S,2004). Material bioaktif memproduksi material khusus secara


biologi pada permukaan material yang menghasilkan ikatan antara jaringan lunak
dan material cangkokan. Bentuk permukaan dari lapisan hydroxycarbonateapatite
yang merupakan jaringan pengikat dari material cangkokan dan ini akan merubah
komposisi dari lapisan.
a.Keuntungan
Ada beberapa keuntungan dalam penggunaan Hidroxyapatite bioaktif keramik
base untuk menghasilka nmaterial yang unggul. Keuntungan dari kenyamanan
dalam tubuh (biocompartable) dariH idroxyapatiteadalah:
-Cepat bersesuaian kedalam tubuh manusia, saat bersamaan tubuh tidak
merasakan apa-apa kalau ada benda asing didalamnya.
-Hidroxyapatite mempunyai kemampuan pengikat ketulang.

b.Kerugian
-Tidak dapat digunakan untuk bentuk yang besar(bulk) khususnya beban
fatik(fatigue) karena tidak mampu menahan beban yang besar.Seperti dalam ilmu
bedah tulang.
-Sifat perakat antara pelapis kalsiumpospate dan material cangkoknya
sangatkurang/lemah.
2.4 Syarat-syarat material implan
Material implan hams memenuhi beberapa persyaratan antara lain: (a) persyaratan
biologis meliputi sifat non toksik, non karsinogenik, tidak menyebabkan alergi
atau respon inflamasi berkelanjutan (prolonged inflammatory respons), (b) Sifat
kimiawi: inert dan resisten terhadap korosi (c) Sifat mekanis: tetap kuat menahan
daya tekan pada waktu implan digarap dan penanaman, resisten terhadap fatique
failure (d) Sifat lain: dapat dilakukan sterilisasi, bernilai ekonomis, mudah
penggunaannya, (e) mempunyai tingkat biokompatibilitas tinggi.
2.5 Proses Produksi Biokeramik
1. Contoh proses produksi (komponen hip joint)
Produksi komponen sambungan persendian (hip joint) berdasarkan standar DIN
58 835, ASTM F603-83 dan ISO 6474 mengggunakan femoral ball head yang
terbuat dari keramik alumina (Al2O3) dengan kemurnian tinggi yang didoping oleh
magnesium okisda (MgO). Untuk tujuan ini, bola dengan conical bore
dihubungkan ke stem dengan suatu taper fitting (metal cone). Ukuran ball head
distandardisasi dengan diameter 22-56 mm.
Produksi biokeramik pada dasarnya sama dengan memproduksi keramik rekayasa
(engineering ceramics) kualitas tinggi, yang melibatkan beberapa tahapan:
1. Persiapan Bahan Baku
Untuk memenuhi FDA (Food & Drug Administration), sebelum pemrosesan
keramik, bahan baku harus melalui pemeriksaan / pengujian dengan sangat teliti

mengenai kemurnian kimiawi, batasan ppm, specific surface, dan distribusi


ukuran butir.
2. Pembentukan
Keramik ball heads diproduksi dari silinder yang di-press secara uni-aksial.
Conical bore dan bentuk dari ball head dibentuk melalui proses machining.
Pemrosesan material ini fleksibel dan jumlah impurities akan dikurangi sampai
tingkat terendah.
3. Firing
Firing material dilakukan pada suatu furnace di atas 1500oC. Karena tekanan
parsial O2 tinggi, dan masih adanya pengaruh dari impurities, maka warna yang
dihasilkan oleh medical grade alumina kualitas tinggi bukanlah putih, melainkan
berwarna seperti gading Namun, sterilisasi dengan menggunakan sinar gamma,
warna yang awalnya seperti gading berubah menjadi coklat muda yang
merupakan tanda dari material kualitas tinggi. Setelah pengujian densitas dan
grain size, ball head siap dilakukan proses machining.
4. Machining
Ball head dituntut untuk memiliki toleransi bentuk dan dimensi. Beban fracture
dari ball head tergantung dari kualitas cone yang digunakan untuk tapper fitting
pada femoral ball head dengan metal stem. Hip joint merupakan persendian antara
ball dan socket yang diberi pelumas berupa fluida synovial. Beberapa tuntutan
hanya dapat dipenuhi jika ball head dilakukan grinding dengan diamond tools dan
pemolesan (polishing) dengan suspensi diamond.
5. Kontrol mutu
Inspeksi ball head pada tahapan akhir ini untuk memenuhi rekomendasi GMP
yang berhubungan dengan spesifikasi standar nasional dan internasional, terutama
ISO 9001 dan spesifikasi pengujian customer. Tahapan control mutu ini meliputi
pengawasan kualitas secara komprehansif, meliputi:

1. Crack dan porositas menggunakan metode penetrasi dengan keefektifan


tinggi.
2. Verifikasi dimensi yang telah ditentukan dari cone dan spherisitas.
3. Inspeksi visual.
2.

Pembuatan hidroksiapatit

Dalam hal pembuatan hidroksiapatit sintetis, J. Czernuszka dari University of


Oxford menyebutkan sejumlah cara untuk memperoleh hidroksiapatit dalam
bentuk padat, kristalin, atau senyawa lain dengan nisbah Ca-P tertentu. Terdapat
metode basah (yakni reaksi kimia untuk mengendapkan padatan dari larutannya),
metode kering (yakni dengan memanfaatkan perubahan fase senyawa padatan),
dan reaksi hidrotermal untuk memperoleh kristal-kristal tunggal. Namun, dari
berbagai metode itu, yang paling umum adalah pemerolehan padatan
hidroksiapatit melalui pengendapan larutan bersuasana basa menurut reaksi kimia
10Ca2++6H2PO4+14OHCa10(PO4)6(OH)2.
Dalam proses basah, seperti diperlihatkan dengan persamaan reaksi kimia
di atas, ion kalsium dapat diperoleh dari senyawa garam klorida atau nitrat,
sedangkan ion fosfatnya dari garam potasium fosfat atau amonium fosfat. Secara
umum, hidroksiapatit biasanya tidak langsung terbentuk, melainkan akan diawali
dengan terbentuk serangkaian senyawa pendahulu seperti dikalsium fosfat dihidrat
dan oktakalsium fosfat, atau mungkin senyawa kalsium fosfat amorf. Perubahan
senyawa-senyawa itu untuk bisa menjadi hidroksiapatit berdasarkan jumlah total
konsentrasi ion kalsium dan ion fosfat, pH, dan suhu.
Proses pembuatan Hidroksiapatit yakni dengan melakukan pengontakan
bahan baku, proses pencampuran bahan baku diatur dengan menaruh larutan
garam kalsium dalam bejana reaktor berpengaduk, sedangkan larutan garam fosfat
ditambahkan sedikit demi sedikit. Selama penambahan tersebut, pengadukan perlu
dijalankan untuk membantu meratakan konsentrasi di semua titik. Proses yang
demikian dapat dikatakan semacam sistem reaktor semikontinu.

Terbentuk reaksi kimia yang membentuk hasil gelatin atau slurry. Oleh
karena itu, untuk memperoleh fase padat yang dikehendaki, setelah tahap reaksi
kimia selesai, pengolahan produk biasanya masih harus dilakukan. Proses
pengolahan lanjutan itu mengeringkan produk yang keluar dari reaktor,
menyaring, mencuci ulang, dan mengeringkannya lagi.
(Pada proses basah, keluaran produknya masih berupa bubuk. Oleh karena itu,
jika ingin memanfaatkan produknya sebagai implan, partikel-partikel bubuk
tersebut masih harus disatukan sehingga menjadi solid melalui proses sintering,
yaitu pembakaran dengan suhu 1000-1300 derajat celsius. Sayangnya, proses
sintering ini bisa menyebabkan tingkat kristalinitas hidroksiapatit menjadi
semakin tinggi dan pori-pori yang terbentuk juga dapat semakin kecil. Dua hal ini
kadang tidak diharapkan karena pertimbangan pentingnya biodegradasi implan di
dalam tulang. Oleh karena itu, dalam teknik pembakaran ada yang mencampurkan
batu kapur CaCO3 ke dalam hidroksiapatit dengan tujuan memperoleh solid
hidroksiapatit yang lebih berpori.)
Tahapan reaksi implan hidroksiapatit di dalam tubuh manusia
1. Awal proses implant, mulai terjadinya pelarutan permukaan hidroksiapatit
2. Pelaritan permukaan hidroksiapatit terus berlanjur
3. Kondisi equilibrium terbentuk antara larutan fisiologis dengan permukaan
4.
5.
6.
7.
8.

hidroksiapatit yang telah termodifikasi


Adsorpsi protein-proein dan/atau senyawa bio-organik lainnya
Adhesi sel
Perkembangan sel
Awal mula perkembangan sel tulang baru
Tulang baru terbentuk

2.4 Aplikasi dan Kegunaan Biokeramik


1. Dental Implan
Gigi Implan (Dental Implants) adalah gigi yang terbuat dari bahan titanium
berteknologi tinggi yang berfungsi sebagai pengganti akar gigi asli yang hilang.
Titanium digunakan karena secara biologis titanium adalah bahan yang dapat
beradaptasi dengan tubuh manusia. Gigi implan (Dental Implants) dapat
digunakan untuk menggantikan satu atau seluruh gigi yang hilang.

Melalui operasi, gigi implan diletakkan di dalam tulang rahang yang


berfungsi sebagai jangkar bagi gigi pengganti. Setelah terbentuk ikatan antara gigi
implan dan tulang rahang, gigi implan dapat menjadi penyangga yang kokoh
untuk crowns (makhota buatan), bridge (protesa gigi jembatan), ataupun gigi
palsu. Umunya biomaterial yang digunakan pada dental implant ini adalah Al2O3,
Hidroxyapatite, HA coating, bioactive glasses, Ca(OH)2.
Prosedur ini dapat menggantikan satu atau banyak gigi tanpa mempengaruhi
gigi di sebelahnya dan dapat menjadi solusi jangka panjang bagi orang yang
kehilangan seluruh giginya.
Keuntungan dari sebuah implan adalah
1)

Tidak perlu ada dua gigi untuk dijadikan penangga.

2)

Tidak perlu ada pekerjaan pemangkasan gigi untuk memasang mahkota.

3)

Hanya mengganti gigi yang hilang.

4)

Bisa dipasang untuk menggantikan beberapa gigi yang hilang. Tidak


ada batasan rentang asalkan kesehatan pasien dan tulang rahang baik.

5)

Gigi mirip seperti gigi asli.

Kendati demikian sistem implan ini juga memiliki kelemahan :


1)

Biaya lebih mahal.

2)

Waktu pemasangan relative lebih lama.

3)

Biaya tidak ditanggung asuransi gigi.

4)

Pasien akan mengalamai rasa ketidaknyamanan dan penyembuhan


relative lebih lama sebelum penanaman akar stabil.

2. Femoral heads for hip replacement.


Tindakan hip replacement diambil pada kasus-kasus tertentu, terutama pada
kasus osteoarthritis. Pembuatan prostesis tiruan untuk kasus ini sudah banyak
dikembangkan mengarah pada penggunaan biokeramik seperti alumina atau
zirconia. Pada mulanya, prostesis tiruan ini lebih banyak menggunakan bahan dari
metal seperti titanium atau stainless steel.

3. Wear plates for knee replacement

Total knee replacement, atau sering juga disebut total knee arthroplasty, adalah
sebuah prosedur operasi dimana terjadi trauma, keadaan patologis, atau kerusakan
yang terjadi pada permukaan sendi lutut sehingga sendi lutut harus diambil dan
digantikan oleh prostesis tiruan. Material yang digunakan untuk membuat
prostesis tiruan ini harus memiliki kekuatan yang baik, ketahanan pemakaian yang
baik, dan dapat berfungsi secara optimal sebagai sendi dengan menghasilkan gaya
gesek serendah mungkin.
Prostesis tiruan pada dasarnya mempunyai 2 buah komponen, yang pertama
berfungsi sebagai wear plates biasanya dibuat dari bahan metal atau biokeramik,
yang kedua adalah bantalan sendi yang biasanya dibuat dari polyethylene.
4. Porous Ceramic

Merupakan keramik inert, mekanikal stabilitasnya tinggi ketika tulang


tumbuh di pori-pori keramik. Biasanya digunakan untuk struktur penghubung atau
tempat penggantungan pada formasi tulang. Keramik porous ini hanya digunakan
pada aplikasi yang tidak menopang beban dikarenakan kekuatannya yang rendah.
Contohnya hydrokxyapatite.
5. Hydroxyapatite (Ca10(PO4)6(OH)2)
Merupakan komponen kristalin utama pada fasa mineral tulang. Encourages
pertumbuhan tulang pada sepanjang permukaannya. Hydroxiapatite ini dapat
membentuk ikatan fisik dengan tulang setelah di implankan ke dalam tubuh.
Aplikasi:

Scaffolds for tissue growth


Pengisi tulang yang rusak/cacat
Coating pada metal implants

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
a. Biokeramik adalah material padat, campuran inorganik yang terdiri dari
elemen-elemen metalik dan nonmetalik terikat bersama melalui ikatan ionik
atau kovalen yang digunakan untuk kesehatan tubuh dan gigi pada manusia.
b. Biokeramik memiliki biokompatibilitas yang baik dengan sel-sel tubuh
dibandingkan dengan biomaterial polimer atau logam tetapi biokeramik
sangat rapuh, kekuatan rendah, dan kerap dipandang material yang lemah
c. Proses pembuatan biokeramik terdiri dari tahapan persiapan bahan baku,
pembentukan, firing, machining, dan kontrol mutu. Produk yang dapat di
aplikasikan dari biokeramik adalah untuk dental implant, crystalline ceramic,
alumina (Al2O3), porous Ceramic, hydroxyapatite, dan (Ca10(PO4)6(OH)2).

DAFTAR PUSTAKA

Ananda.

2013.

http://www.scribd.com/doc/265933777/Bio-Keramik#scribd

diakses pada tanggal 5 Oktober 2015.


Arifin, Fatahul dan EkaSatriaMartomi. 2009. Keramik (Advanceceramics)
Sebagai Material Alternatif Dibidang Kesehatan. Jurnal Austenit Volume
1, Nomor 1 ,April 2009
Dewi, Erlinda Metta. 2011. Aplikasi Dense And Non-Porous Aluminium Oxide
Untuk Biomaterial Implan Dan Prostesis Tiruan. Makalah Program Studi
Teknobiomedik Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Airlangga
Surabaya.
Fuad.

2012.

http://fuadkim.blogspot.co.id/2012/03/biokeramik-pada-dental-

implant.html diakses pada tanggal 5 Oktober 2015.


Hidayah. 2011. http://ml.scribd.com/doc/241943908/Draft-Keramik diakses pada
tanggal 6 Oktober 2015

Anda mungkin juga menyukai