Makalah Black
Makalah Black
PENDAHULUAN
Segala sesuatu yang ada di dunia ini terkandung banyak ilmu yang
bermanfaat. Ilmu itu sendiri pada dasarnya adalah pengetahuan tentang sesuatu
hal atau fenomena, baik yang menyangkut alam atau sosial yang diperoleh
manusia melalui proses berfikir. Pengetahuan muncul ketika seseorang mulai
menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian
tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Ilmu itu sendiri
banyak macamnya. Diantaranya adalah ilmu tentang sains. Sains sebagai proses
merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan untuk melakukan
penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala alam.
Langkah tersebut adalah merumuskan
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam kehidupan sehari-hari, suhu merupakan ukuran mengenai panas
atau dinginnya suatu zat atau benda. Oven yang panas dikatakan bersuhu tinggi,
sedangkan es yang membeku dikatakan memiliki suhu rendah. Suhu dapat
mengubah sifat zat, contohnya sebagian besar zat akan memuai ketika dipanaskan.
Sebatang besi lebih panjang ketika dipanaskan daripada dalam keadaan dingin.
Demikian juga warna yang dipancarkan benda, paling tidak pada suhu tinggi.
Kalau kita perhatikan, elemen pemanas kompor listrik memancarkan warna merah
ketika panas. Pada suhu yang lebih tinggi, zat padat seperti besi bersinar jingga
atau bahkan putih. Cahaya putih dari bola lampu pijar berasal dari kawat tungsten
yang sangat panas.
Sejak zaman dulu manusia berusaha mengukur temperatur. Dan bukan
hanya ingin mengetahui temperatur benda atau cuaca, tapi juga temperatur badan
manusia. Hipokrates, misalnya, telah menyadari bahwa temperatur badan manusia
bersangkut paut erat dengan kesehatan manusia bersangkutan. Namun baru sekitar
2000 tahun kemudian, ahli medik Santorio dapat menggunakan termometer untuk
mengukur temperatur pasien. Dapat dikatakan, bahwa dialah dokter pertama yang
menggunakan termometer sebagai alat bantu diagnosa penyakit.
Usaha untuk menciptakan alat yang dapat mengukur temperatur, yakni alat
termometer, timbul di kalangan ahli astronomi dan ahli ilmu alam. Mereka
mengetahui, bahwa temperatur dapat membuat zat memuai. Karena itu, mereka
berusaha menggunakan ukuran muai zat itu sebagai dasar untuk mengukur
temperatur. Sekalipun demikian, pengukuran temperartur secara teliti, tidaklah
terjadi dengan mudah. Mereka perlu menemukan zat yang tepat, teknik yang
tepat, serta skala ukur yang tepat untuk dapat mengukur temperatur secara cermat.
Alat yang dirancang untuk mengukur suhu suatu zat disebut termometer.
Ada beberapa jenis termometer, yang prinsip kerjanya bergantung pada beberapa
sifat materi yang berubah terhadap suhu. Sebagian besar termometer umumnya
Pengusul dua titik patokan memiliki berbagai pendapat tentang kedua titik
patokan itu. Honore Fabni mengusulkan titik rendah pada temperatur cair es.
Namun, untuk titik tingginya, dia tetap mengusulkan temperatur musim
panas yang tidak menentu itu. Sepakat mengenai titik rendahnya, Delance
mengusulkan titik tinggi pada temperatur lebur mentega. Pada tahun 1694,
guru besar di Padua, Carlo Renaldini mengusulkan titik beku dan titik didih air
sebagi kedua titik patokan itu. Pada tahun 1701, Isaac Newton mengusulkan titik
rendah pada temperatur beku air serta titik tinggi pada temperatur tubuh
manusia. Di anatar kedua titik itu disusun 2 skala.
Untuk mengukur suhu secara kuantitatif, perlu didefinisikan semacam
skala numerik. Titik beku zat didefinisikan sebagai suhu di mana fase padat dan
cair ada bersama dalam kesetimbangan, yaitu tanpa adanya zat cair total yang
berubah menjadi padat atau sebaliknya. Secara eksperimen, hal ini hanya terjadi
pada suhu tertentu, untuk tekanan tertentu. Dengan cara yang sama, titik didih
didefinisikan sebagai suhu di mana zat cair dan gas ada bersama dalam
kesetimbangan. Karena titik-titik ini berubah terhadap tekanan, tekanan harus
ditentukan (biasanya sebesar 1 atm).
Kemudian pembuatan termometer jatuh ke tangan pembuat alat
meteorologi, Gabriel Daniel Fahrenheit. Besar kemungkinan bahwa Fahrenheit
didorong oleh Herman Boerhave untuk membuat alat itu. Fahrenheit mengulang
disain termometer serta menggunakan air raksa sebagai zat pengukurnya.
Gabriel Daniel Fahrenheit lahir di Danzig, sekarang
Gdansk, Polandia tahun 1686. Sejak kecil ia telah
beremigrasi ke Amsterdam. Ia memasuki pendidikan
bisnis, fisika dan pembuatan alat serta kemudian menjadi
pembuat alat meteorologi. Setelah membaca sejarah ilmu
yang mengisahkan penemuan Amotons tentang titik didih
air yang tetap maka ia pun terdorong untuk membuat termometer guna melihat
gejala alam di bidang temperatur.
Pada tahun 1708, Fahrenheit (seterusnya ditulis Fahr) bertemu dengan Ole
Romer yang telah membuat beberapa skala temperatur. Ia mencoba bentuk
perubahan dari salah satu termometer itu. Pada tahun 1714, Fahrenheit berhasil
menciptakan termometer raksa yang terkenal kemana-mana. Inilah termometer
yang benar-benar cermat dan teliti. Skala pada termometer Fahrenheit inipun
dikenal sebagai derajat Fahrenheit sampai sekarang masih digunakan di beberapa
negara terutama di Amerika Serikat dan Inggris.
Pada tahun 1724 Fahr melaporkan hasil karyanya ke Royal Society
sehingga diterima dalam keanggotaannya pada tahun itu juga. Segera pula skala
Fahr di terima di Inggris dan Belanda. Sekalipun kemudian sebagaian besar
negara menggunakan skala Celcius dan Kelvin, Fahr masih tetap menjadi orang
pertama yang dapat menciptakan termometer yang tepat.
Pada tahun 1734, di dalam Philosophical Transactions, Fahr mengisahkan
pembuatan termometernya. Dalam kisah itu Fahr berkata, bahwa ia terpengaruh
oleh keberhasilan amontons. Kisahnya: kira-kira 10 tahun lalu, saya membaca
didalam Sejarah ilmu yang diterbitkan akademi Kerajaan di Paris, bahwa dengan
menggunakan termometer ciptaannya sendiri, Amontons yang tenar itu telah
menemukan bahwa air mendidih pada tingkat panas yang tetap. Segera pula saya
dibakar oleh keinginan yang besar untuk membuat sendiri termometer sejenis itu
sehingga dengan mata saya sendiri saya dapat melihat gejala alaam yang idnah itu
serta dapat merasa yakin akan kebenaran perconaan itu.
Pada suatu saat Fahr teringat kepada barometer. Pengamat yang teliti telah
menulis tentang koreksi barometer. Mereka telah melihat bahwa tinggi (air) raksa
di dalam tabung barometer sedikit berubah pada temperatur yang berubah. Dari
ini saya ketahui bahwa suatu termometer mungkin dapat dibuat dengan
menggunakan raksa.. Fahr mengakui bahwa pembuatannya akan sangat sukar.
Namun dengan menggunakan termometer itu ia sangat yakin ia dapat melakukan
percobaan yang sangat ingin dilakukannya itu. Dan ternyata berhasil.
Tabung induk termometer air raksa Fahr itu berbentuk silinder
menggantikan bentuk bola termoskop Galileo. Sesuai dengan manmaya,
termometer ini menggunakan (air) raksa sebagai pengganti alkohol. Dengan
alatnya itu, mula-mula Fahr mencoba menggunakan temperatur di Eslandia dan
Lapland yang memang terkenal dingin, sebagai temperatur terdingin dalam
penentuan titik patokan skala temperatur. Namun kemudian ia menggantikannya
dengan air bercampur garam. Titik beku air bercampur garam ini menentukan
titik nol derajat di termometer.
Setelah itu Fahr tertarik kepada optika dan karya lain. Namun tiga tahun
kemduian ia kebali ke termometer dan temperatur. Fahr mengukur sifat panas dari
berbagai zat lain. Ia menentukan zat cair apa yang akan diukur, menetukan berat
jenisnya pada temperatur 48 derajat, serta menetukan temperatur didihnya. Di
dalam laporannya itu, tercatat zat seperti anggur, alcohol, air hujan, spiritus niter,
minyak vitriol.
Pada penetuan skala temperatur di termometernya, Fahr menggunakan dua
titik patokan. Untuk titik rendah, ia ingin mencari dingin yang terendah. Ia
mencampur garam ke dalam air; titik beku air itu dijadikan titik rendah. Titik
rendah itu dinyatakan sbeagai nol derajat. Dengan air bergaram itu Fahr ingin
menghindar dari temperatur negatif.
Sebagai titik patokan tertinggi, Fahr menggunakan temperatur badan
manusia. Berbeda dengan usul Newton untuk membagi kedua titik patokan itu
menjadi 12 bagian, Fahr membaginya ke dalam 8 x 12 atau 96 bagian. Dengan
pembagian semacam ini, ia mengukur titik didih air. Kemudian Fahr mengubah
sedikit skala temperaturnya sehingga tempertaur titik didih air tepat 212 derajat.
Dengan menemukan bahwa titik beku air adalah 32 derajat, amka sekala di
anatara titik beku dan didih air adalah 180 derajat.
Dengan skala ini, fahr menemukan bahwa temperatur badan manusia
menjadi 98,6 derajat. Skala temperatur demikian dikenal dengan skala Fahr. Skala
ini masih digunakan di Amerika dan beberapa negara lain.
Tidak lama setelah itu muncul skala temperatur lain pada tahun 1730 yang disusun
oleh Rene Antoine Ferchault de Reamur dan dikenal dengan skala Reamur.
karena
penyakit
tuberkulosis.
Celcius
membagi jarak di antara titik beku dan titik didih air ke dalam 100 bagian. Skala
inipun dikenal dengan skala celcius atau skala centigrade. Pada skala ini titik
beku air adalah nol derajat dan titik didih air adalah 100 derajat.
Skala lain adalah dari Lord Kelvin sehingga dikenal dengan skala Kelvin.
Lord Kelvin, semasa kecil bernama William Thomson
lahir di Belfast tahun 1824, menempuh pendidikan di
rumah bersama ayahnya, seorang profesor teknik di
Universitas Belfast. Setelah ayahnya menerima gelar
profesor dalam bidang matematika di Universitas
Glasgow, William muda masuk universitas pada usia
sepuluh tahun untuk belajar filsafat alam, ia kemudian
pindah ke Cambridge University, dan ia lulus pada 1845. Setelah setahun di Paris,
ia diangkat sebagai guru besar filsafat alam di Glasgow. Di Glasgow ia
mendirikan laboratorium fisika pertama di universitas di Inggris. Pada 1866 ia
menjadi 64 F.
1 kal = 4,186 J = 3,968 x 10-3 Btu
1 J = 0,2389 kal = 9,478 x 10-4 Btu
1 Btu = 1055 J = 252,0 kal
Benyamin Thomson/Count Rumford (1753-1814) dengan eksperimen-nya,
dia mengebor logam, teramati bahwa mata bor menjadi panas dan didinginkan
dengan air (sampai airnya mendidih), tentunya dari teori kalorik, kalorik
tersebut lama kelamaan akan habis dan ternyata bila proses tersebut berlanjut terus
kalorik tersebut tidak habis, jadi teori kalorik tidak tepat. Jadi kalor bukan materi.
Ia selalu sangat tertarik pada sifat-sifat panas, ia merancang seragam baru bagi
para prajurit untuk mengurangi hilangnya panas tubuh mereka dan dirancang baik
domestik yang lebih efisien jangkauan dan perapian yang lebih baik. Thompson
membuat sebuah pengamatan pada tahun 1798 yang menentukan efek pada
kontroversi mengenai sifat panas. Sebagai komandan militer di Bavaria, berkaitan
dengan pembuatan meriam, yang dibentuk dari penempaan balok besi, proses itu
membuat besi menjadi merah panas. Menurut teori kalor, penempaan besi panas
dimungkinkan dalam bentuk cairan untuk melepaskan kalor. Namun, ia
mengamati bahwa bor yang sangat tumpul tidak akan memotong besi, tetapi akan
menghasilkan banyak panas. Panas itu dihasilkan oleh kerja yang dilakukan dalam
10
memutar bor, suatu kesimpulan yang mendukung gagasan bahwa panas adalah
suatu bentuk getaran gerakan materi konstituen. (Percobaan pertama ia
menunjukkan adanya konversi mekanik bekerja menjadi panas). Lima tahun
kemudian, Humphry Davy menarik kesimpulan yang sama setelah ia melakukan
percobaan peleburan dua potong es dengan mengusap mereka bersama-sama. Jika
panas bisa diproduksi dengan cara kerja mekanik, mungkinkah suatu fluida dapat
mengalir? Untuk membuktikan argumen itu tampaknya kita butuh waktu setengah
abad untuk membuktikan kalor yang hilang sepenuhnya.
Fisikawan Inggris James Prescott Joule (1818-1889)
berdasarkan pemikiran ilmiah awal dari John Dalton tetapi ia
menggunakan metode ilmiah berdasarkan pemikirannya
sendiri,
mengubah
pengamatan
kualitatif
Benjamin
dibutuhkan untuk
menaikkan suhu air satu derajat. Demikian pula, ia berhasil menentukan panas
listrik dengan sebuah motor listrik yang memutar dayung, dan ia juga mengukur
panas dihasilkan dalam proses konduksi listrik. Setelah publikasi pertama dari
hasil penelitiannya di tahun 1843 diabaikan, ia menerbitkan versi perbaikannya
dengan presisi sangat tinggi di tahun 1845. Namun ia kesulitan agar penelitiannya
dikenal sebelum William Thomson (yang kemudian menjadi Lord Kelvin), Joule
menetapkan bahwa dalam semua proses ini jumlah total energinya adalah kekal.
11
Energi dapat diubah dari mekanik atau listrik ke panas tapi tidak ada yang
akan dihasilkan atau hilang dalam proses ini. Terlebih, panas yang diperoleh dari
kuantitas kerja tidak bergantung pada metode yang digunakan untuk konversi atau
kecepatannya. Hal ini membenarkan definisi energi sebagai konsep fisika yang
berwujud dalam bentuk yang berbeda di berbagai bidang fisika, konversi dari satu
ke yang lain tapi selalu kekal. (Ketika mesin latihan memberitahu anda jumlah
kalori yang telah terbakar setelah berlatih, itu menggunakan konservasi energi,
mengubah usaha yang telah Anda lakukan ke panas, diukur dalam kalori). Dari
konsep energi mekanik diperoleh bahwa bila gesekan terjadi pada sistem mekanis,
ada energi mekanis yang hilang. Dan dari eksperimen diperoleh bahwa energi
yang hilang tersebut berubah menjadi energi termal.
12
atas kompor. Joule menentukan bahwa sejumlah kerja tertentu yang dilakukan
selalu ekivalen dengan sejumlah masukan kalor tertentu. Dari eksperimen yang
dilakukan oleh Joule (aktif penelitian pada tahun 1837-1847)
diperoleh
seorang
murid
John
Dalton
di
Inggeris.
Dari
berbagai
13
Energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari
bentuk energi yang satu menjadi bentuk energi yang lain. Nama Joule diabadikan
dalam satuan energi menurut System International dUnites (S.I.), satu Joule
adalah kerja yang dilakukan jika gaya 1 Newton bergerak sepanjang 1 Meter
Joseph black
Joseph
Desember 1799
merupakan
prinsip
orang
pertama
yang
antara suhu dan kalor. Kalor merupakan salah satu bentuk energi. Berarti kalor
merupakan besaran fisika yang dapat diukur. Kegiatan pengukuran-pengukuran
kalor (kalorimetri) dalam fisika, berkaitan dengan penentuan kalor jenis suatu zat.
Alat yang digunakan untuk mengukur kalor disebut kalorimeter.
Gambar Kalorimeter
Josep Black juga orang pertama yang menyadari bahwa kenaikkan suhu
suatu benda dapat digunakan untuk menentukan banyaknya kalor yang diserap
oleh benda. Jika sejumlah kalor Q menghasilkan perubahan suhu benda sebesar
T, kapasitas kalor didefinisikan :
C
Q
T
Keterangan :
14
Keterangan :
m = massa benda (kg)
c = kalor jenis (J/kg.K atau J/kg.C)
Q : kalor pada perubahan suhu tersebut (J atau kal)
t : perubahan suhu (K atau C)
Kalor merupakan energi yang dapat berpindah, prinsip ini merupakan
prinsip hukum kekekalan energi. Hukum kekekalan energi di rumuskan pertama
kali oleh Joseph Black (1728 1899). Oleh karena itu, pernyataan tersebut juga di
kenal sebagai asas Black. Joseph Black merumuskan perpindahan kalor antara dua
benda yang membentuk suhu termal sebagai berikut.
Qlepas Qterima
Keterangan:
Qlepas : besar kalor yang diberikan (Joule)
Qterima : besar kalor yang diterima (Joule)
BAB III
15
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.Suhu
Suhu didefinisikan sebagai ukuran atau derajat panas dinginnya suatu
benda atau sistem. Benda yang panas memiliki suhu yang tinggi, sedangkan benda
yang dingin memiliki suhu yang rendah. Pada hakikatnya, suhu adalah ukuran
energi kinetik rata-rata yang dimiliki oleh molekul-molekul sebuah benda. Alat
untuk mengukur suhu adalah termometer. Ide pertama penggunaan termometer
adalah oleh Galileo. Galileo adalah seorang astronom, filsuf, dan fisikawan Italia
yang memiliki peran besar dalam revolusi ilmiah. Galileo Galilei menggunakan
pemuaian udara untuk mengukur temperatur. Ilmuan bernama Fahreinhait
mencoba menyempurnakan termometer buatan Galileo. Fahrenheit berhasil
menciptakan termometer raksa yang terkenal kemana-mana. Inilah termometer
yang benar-benar cermat dan teliti. Skala pada termometer Fahrenheit inipun
dikenal sebagai derajat Fahrenheit sampai sekarang masih digunakan di beberapa
negara terutama di Amerika Serikat dan Inggris.
Tidak lama setelah itu muncul skala temperatur lain pada tahun 1730 yang
disusun oleh Rene Antoine Ferchault de Reamur dan dikenal dengan skala
Reamur. Skala lain lagi muncul pada tahun 1742. ahli astronomi Swedia di
Universitas Upsala, Anders Celcius dan dikenal dengan skala Celcius. Skala lain
adalah dari Lord Kelvin sehingga dikenal dengan skala Kelvin.
2. Kalor
Kalor adalah energi yang berpindah akibat perbedaan suhu. Sampai pada
pertengahan abad 18, orang masih menyamakan pengertian suhu dan kalor. Baru
pada tahun 1760, joseph black membedakan kedua pengertian ini. Suhu adalah
sesuatu yang diukur pada termometer, dan kalor adalah sesuatu yang mengalir dari
benda yang panas ke benda yang dingin untuk mencapai keadaan termal. Satu
kalori didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan
suhu air sebesar 1 C. Pada tahun 1850 an para ilmuwan mulai mengakui panas
16
(kalor) sebagai salah satu bentuk energi. Hal ini berkat beberapa eksperimen dari
James Prescott Joule (1818-1889), seorang murid John Dalton di Inggeris. Dari
berbagai eksperimennya, Joule merumuskan Asas Kekekalan Energi, yang
berbunyi: Energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan, tetapi dapat
diubah dari bentuk energi yang satu menjadi bentuk energi yang lain.
Josep Black juga orang pertama yang menyadari bahwa kenaikkan suhu
suatu benda dapat digunakan untuk menentukan banyaknya kalor yang diserap
oleh benda. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menghasilkan perubahan
suhu T ternyata sebanding dengan massa benda m dan perubahan suhunya.
Q m.c.T
B. Saran
Untuk menambah khasanah pengetahuan kita tentang materi suhu dan
kalor, penyusun menyarankan agar dapat membacanya dalam buku-buku sumber
lainnya, selain melalui media internet.
DAFTAR PUSTAKA
17
(diakses
Setya. 2009.
18
19
20