Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
Segala sesuatu yang ada di dunia ini terkandung banyak ilmu yang
bermanfaat. Ilmu itu sendiri pada dasarnya adalah pengetahuan tentang sesuatu
hal atau fenomena, baik yang menyangkut alam atau sosial yang diperoleh
manusia melalui proses berfikir. Pengetahuan muncul ketika seseorang mulai
menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian
tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Ilmu itu sendiri
banyak macamnya. Diantaranya adalah ilmu tentang sains. Sains sebagai proses
merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan untuk melakukan
penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala alam.
Langkah tersebut adalah merumuskan

masalah, merumuskan hipotesis,

merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan akhirnya


menyimpulkan.
Dalam Fisika, ilmu itu sendiri mencakup banyak hal, misalnya tentang
Mekanika, Termodinamika, dll. Ilmu-ilmu itu diperoleh dari proses berfikir para
ilmuan zaman dahulu. Ilmuan ilmuan zaman dahulu menggunakan kemampuan
berfikirnya untuk menemukan sesuatu hal yang dianggapnya masih ragu-ragu.
Untuk menemukan sesuatu, para ilmuan tidak hanya melakukan 1 kali percobaan
langsung berhasil. Bahkan dari mereka ada yang sampai ratusan percobaan baru
berhasil.
Banyak sekali para ilmuan yang telah menemukan ilmu-ilmu dalam fisika,
contohnya Joseph Black yang telah menemukan teori Asas Black, ada juga
Galileo Galilei yang memiliki peran besar dalam revolusi ilmiah, dan masih
banyak lagi. Oleh karena itu, ilmu-ilmu yang sudah ada ini seharusnya kita
manfaatkan dan kita lestarikan, karena ilmu itu sangat berguna baik bagi diri
sendiri maupun orang lain

BAB II
PEMBAHASAN
Dalam kehidupan sehari-hari, suhu merupakan ukuran mengenai panas
atau dinginnya suatu zat atau benda. Oven yang panas dikatakan bersuhu tinggi,
sedangkan es yang membeku dikatakan memiliki suhu rendah. Suhu dapat
mengubah sifat zat, contohnya sebagian besar zat akan memuai ketika dipanaskan.
Sebatang besi lebih panjang ketika dipanaskan daripada dalam keadaan dingin.
Demikian juga warna yang dipancarkan benda, paling tidak pada suhu tinggi.
Kalau kita perhatikan, elemen pemanas kompor listrik memancarkan warna merah
ketika panas. Pada suhu yang lebih tinggi, zat padat seperti besi bersinar jingga
atau bahkan putih. Cahaya putih dari bola lampu pijar berasal dari kawat tungsten
yang sangat panas.
Sejak zaman dulu manusia berusaha mengukur temperatur. Dan bukan
hanya ingin mengetahui temperatur benda atau cuaca, tapi juga temperatur badan
manusia. Hipokrates, misalnya, telah menyadari bahwa temperatur badan manusia
bersangkut paut erat dengan kesehatan manusia bersangkutan. Namun baru sekitar
2000 tahun kemudian, ahli medik Santorio dapat menggunakan termometer untuk
mengukur temperatur pasien. Dapat dikatakan, bahwa dialah dokter pertama yang
menggunakan termometer sebagai alat bantu diagnosa penyakit.
Usaha untuk menciptakan alat yang dapat mengukur temperatur, yakni alat
termometer, timbul di kalangan ahli astronomi dan ahli ilmu alam. Mereka
mengetahui, bahwa temperatur dapat membuat zat memuai. Karena itu, mereka
berusaha menggunakan ukuran muai zat itu sebagai dasar untuk mengukur
temperatur. Sekalipun demikian, pengukuran temperartur secara teliti, tidaklah
terjadi dengan mudah. Mereka perlu menemukan zat yang tepat, teknik yang
tepat, serta skala ukur yang tepat untuk dapat mengukur temperatur secara cermat.
Alat yang dirancang untuk mengukur suhu suatu zat disebut termometer.
Ada beberapa jenis termometer, yang prinsip kerjanya bergantung pada beberapa
sifat materi yang berubah terhadap suhu. Sebagian besar termometer umumnya

bergantung pada pemuaian materi terhadap naiknya suhu. Ide pertama


penggunaan termometer adalah oleh Galileo.
Galileo Galilei (lahir di Pisa, Toscana, 15 Februari
1564 meninggal di Arcetri, Toscana, 8 Januari 1642
pada umur 77 tahun). Galileo adalah seorang astronom,
filsuf, dan fisikawan Italia yang memiliki peran besar
dalam revolusi ilmiah. Galileo Galilei dilahirkan di
Pisa, sebagai anak pertama dari Vincenzo Galilei,
seorang matematikawan dan musisi asal Florence, dan
Giulia Ammannati. Ia sudah dididik sejak masa kecil.
Kemudian, ia belajar di Universitas Pisa namun terhenti karena masalah
keuangan. Untungnya, ia ditawari jabatan di sana pada tahun 1589 untuk
mengajar matematika. Setelah itu, ia pindah ke Universitas Padua untuk mengajar
geometri, mekanika, dan astronomi sampai tahun 1610. Pada masa-masa itu, ia
sudah mendalami sains dan membuat berbagai penemuan.
Galileo Galilei menggunakan pemuaian udara untuk mengukur
temperatur. Alatnya terdiri atas bola gelas sebesar telur ayam yang dihubungkan
dengan pipa panjang. Pipa itu direndam di dalam air. Ketika temperatur berubah,
udara di dalam bola gelas itu memuai atau mengerut. Perubahan ini dicatat
melalui garis air pada tabung. Alat itu diciptakannya pada tahun 1593 serta
dikenal sebagai termoskop. Sekalipun ketelitiannya masih sangat rendah, namun
secara kasar alat ini sudah dapat mengukur temperatur.

Model gagasan awal galileo untuk termometer

Kawan Galileo yang bernama Santorio santorio (secara latin dikenal


sebagai Sanctorius) adalah dokter pertama yang menerapkan ukuran kuantitatif
pada tubuh manusia. Pada awal abad 17, dari hari ke hari, ia menimbang berat
badan manusia, serta menemukan, bahwa berat badan berkurang melalui
berkeringat. Ia juga menciptakan alat untuk mengukur banyaknya denyut nadi.
Dalam rangka ukur mengukur ini, Santorio Santorio juga ingin mengukur
temperatur tubuh manusia. Untuk itu ia menggunakan termoskop Galileo dengan
meletakkan bola gelas ke dalam tubuh manusia. Pada tabung termoskop itu, ia
menyusun skala dengan menggunakan dua titik patokan. Kedua titik patokan itu
adalah temperatur salju dan temperatur api lilin. Alat itu juga sangat tidak
teliti.
Kemudian Guillaume Amontons menyempurnakan termoskop Galileo.
Sebagai pengganti air, ia menggunakan (air) raksa untuk mengurung udara.
Volume udara dibuat tetap sehingga temperatur diukur berdasarkan
perubahan tekanan udara. Termoskop ini lebih baik dibandingkan termoskop
Galileo. Dengan alatnya itu, Amontons menemukan bahwa dalam batas ketelitian
alatnya, air mendidih pada temperatur yang sama. Selanjutnya, Amontons juga
mempelajari ciri muai berbagai jenis gas. Pada perubahan temperatur yang sama,
ia menemukan bahwa semua gas memuai dengan volume yang sama. Pengamatan
ini diumumkannya pada tahun 1699.
Di Florence bangsawan Tuscany, Ferdinand II, menciptakan termometer
yang lebih baik. Udara di bola gelas digantikan dengan anggur atau alcohol.
Kedua titik tetapnya adalah temperatur pada musim dingin yang terdingin
serta temperatur pada musim panas yang terpanas. Temperatur musim dingin
dan musim panas tidaklah konsisten. Karena itu, muncullah berbagai usul tentang
titik patokan itu.
Ada yang mengusulkan penggunaan satu titik patokan saja, tetapi ada pula
yang mengusulkan dua titik patokan. Pengusul satu titik patokan seperti Robert
Boyle, Robert Hooke dan Christian Huygens, mengusulkan temperatur pada tiitk
beku suatu cairan tertentu sebagai patokan. Boyle misalnya memilih minyak
dari adas manis (aniseed). Selanjutnya setiap derajat temperatur ditentukan oleh
perubahan volume zat cair itu sebesar suatu pecahan volume tertentu.

Pengusul dua titik patokan memiliki berbagai pendapat tentang kedua titik
patokan itu. Honore Fabni mengusulkan titik rendah pada temperatur cair es.
Namun, untuk titik tingginya, dia tetap mengusulkan temperatur musim
panas yang tidak menentu itu. Sepakat mengenai titik rendahnya, Delance
mengusulkan titik tinggi pada temperatur lebur mentega. Pada tahun 1694,
guru besar di Padua, Carlo Renaldini mengusulkan titik beku dan titik didih air
sebagi kedua titik patokan itu. Pada tahun 1701, Isaac Newton mengusulkan titik
rendah pada temperatur beku air serta titik tinggi pada temperatur tubuh
manusia. Di anatar kedua titik itu disusun 2 skala.
Untuk mengukur suhu secara kuantitatif, perlu didefinisikan semacam
skala numerik. Titik beku zat didefinisikan sebagai suhu di mana fase padat dan
cair ada bersama dalam kesetimbangan, yaitu tanpa adanya zat cair total yang
berubah menjadi padat atau sebaliknya. Secara eksperimen, hal ini hanya terjadi
pada suhu tertentu, untuk tekanan tertentu. Dengan cara yang sama, titik didih
didefinisikan sebagai suhu di mana zat cair dan gas ada bersama dalam
kesetimbangan. Karena titik-titik ini berubah terhadap tekanan, tekanan harus
ditentukan (biasanya sebesar 1 atm).
Kemudian pembuatan termometer jatuh ke tangan pembuat alat
meteorologi, Gabriel Daniel Fahrenheit. Besar kemungkinan bahwa Fahrenheit
didorong oleh Herman Boerhave untuk membuat alat itu. Fahrenheit mengulang
disain termometer serta menggunakan air raksa sebagai zat pengukurnya.
Gabriel Daniel Fahrenheit lahir di Danzig, sekarang
Gdansk, Polandia tahun 1686. Sejak kecil ia telah
beremigrasi ke Amsterdam. Ia memasuki pendidikan
bisnis, fisika dan pembuatan alat serta kemudian menjadi
pembuat alat meteorologi. Setelah membaca sejarah ilmu
yang mengisahkan penemuan Amotons tentang titik didih
air yang tetap maka ia pun terdorong untuk membuat termometer guna melihat
gejala alam di bidang temperatur.
Pada tahun 1708, Fahrenheit (seterusnya ditulis Fahr) bertemu dengan Ole
Romer yang telah membuat beberapa skala temperatur. Ia mencoba bentuk

perubahan dari salah satu termometer itu. Pada tahun 1714, Fahrenheit berhasil
menciptakan termometer raksa yang terkenal kemana-mana. Inilah termometer
yang benar-benar cermat dan teliti. Skala pada termometer Fahrenheit inipun
dikenal sebagai derajat Fahrenheit sampai sekarang masih digunakan di beberapa
negara terutama di Amerika Serikat dan Inggris.
Pada tahun 1724 Fahr melaporkan hasil karyanya ke Royal Society
sehingga diterima dalam keanggotaannya pada tahun itu juga. Segera pula skala
Fahr di terima di Inggris dan Belanda. Sekalipun kemudian sebagaian besar
negara menggunakan skala Celcius dan Kelvin, Fahr masih tetap menjadi orang
pertama yang dapat menciptakan termometer yang tepat.
Pada tahun 1734, di dalam Philosophical Transactions, Fahr mengisahkan
pembuatan termometernya. Dalam kisah itu Fahr berkata, bahwa ia terpengaruh
oleh keberhasilan amontons. Kisahnya: kira-kira 10 tahun lalu, saya membaca
didalam Sejarah ilmu yang diterbitkan akademi Kerajaan di Paris, bahwa dengan
menggunakan termometer ciptaannya sendiri, Amontons yang tenar itu telah
menemukan bahwa air mendidih pada tingkat panas yang tetap. Segera pula saya
dibakar oleh keinginan yang besar untuk membuat sendiri termometer sejenis itu
sehingga dengan mata saya sendiri saya dapat melihat gejala alaam yang idnah itu
serta dapat merasa yakin akan kebenaran perconaan itu.
Pada suatu saat Fahr teringat kepada barometer. Pengamat yang teliti telah
menulis tentang koreksi barometer. Mereka telah melihat bahwa tinggi (air) raksa
di dalam tabung barometer sedikit berubah pada temperatur yang berubah. Dari
ini saya ketahui bahwa suatu termometer mungkin dapat dibuat dengan
menggunakan raksa.. Fahr mengakui bahwa pembuatannya akan sangat sukar.
Namun dengan menggunakan termometer itu ia sangat yakin ia dapat melakukan
percobaan yang sangat ingin dilakukannya itu. Dan ternyata berhasil.
Tabung induk termometer air raksa Fahr itu berbentuk silinder
menggantikan bentuk bola termoskop Galileo. Sesuai dengan manmaya,
termometer ini menggunakan (air) raksa sebagai pengganti alkohol. Dengan
alatnya itu, mula-mula Fahr mencoba menggunakan temperatur di Eslandia dan
Lapland yang memang terkenal dingin, sebagai temperatur terdingin dalam
penentuan titik patokan skala temperatur. Namun kemudian ia menggantikannya

dengan air bercampur garam. Titik beku air bercampur garam ini menentukan
titik nol derajat di termometer.
Setelah itu Fahr tertarik kepada optika dan karya lain. Namun tiga tahun
kemduian ia kebali ke termometer dan temperatur. Fahr mengukur sifat panas dari
berbagai zat lain. Ia menentukan zat cair apa yang akan diukur, menetukan berat
jenisnya pada temperatur 48 derajat, serta menetukan temperatur didihnya. Di
dalam laporannya itu, tercatat zat seperti anggur, alcohol, air hujan, spiritus niter,
minyak vitriol.
Pada penetuan skala temperatur di termometernya, Fahr menggunakan dua
titik patokan. Untuk titik rendah, ia ingin mencari dingin yang terendah. Ia
mencampur garam ke dalam air; titik beku air itu dijadikan titik rendah. Titik
rendah itu dinyatakan sbeagai nol derajat. Dengan air bergaram itu Fahr ingin
menghindar dari temperatur negatif.
Sebagai titik patokan tertinggi, Fahr menggunakan temperatur badan
manusia. Berbeda dengan usul Newton untuk membagi kedua titik patokan itu
menjadi 12 bagian, Fahr membaginya ke dalam 8 x 12 atau 96 bagian. Dengan
pembagian semacam ini, ia mengukur titik didih air. Kemudian Fahr mengubah
sedikit skala temperaturnya sehingga tempertaur titik didih air tepat 212 derajat.
Dengan menemukan bahwa titik beku air adalah 32 derajat, amka sekala di
anatara titik beku dan didih air adalah 180 derajat.
Dengan skala ini, fahr menemukan bahwa temperatur badan manusia
menjadi 98,6 derajat. Skala temperatur demikian dikenal dengan skala Fahr. Skala
ini masih digunakan di Amerika dan beberapa negara lain.
Tidak lama setelah itu muncul skala temperatur lain pada tahun 1730 yang disusun
oleh Rene Antoine Ferchault de Reamur dan dikenal dengan skala Reamur.

Gambar Rene Antoine Ferchault de Reamur

Dalam percobaannya ia menggunakan campuran anggur dan air dalam


bandingan 4 dan 1. Ia menemukan bahwa 1000 satuan volume zat demikian pada
temperatur beku air akan berkembang menjadi 1080 satuan volume pada
temperatur didih air. Karena itu reamur membagi jarak dari titik beku air ke titik
didih air ke dalam 1080-1000 = 80 bagian.
Dengan demikian pada skala Reamur titik beku air adalah nol derajat serta
titik didih air adalah 80 derajat. Pada skala ini setiap derajat adalah serata dengan
ubahan sebesar 1/1000 satuan volume zat itu. Sampai sekarang skala Reamur
masih digunakan dibeberapa negara.
Skala lain lagi muncul pada tahun 1742. ahli astronomi Swedia di
Universitas Upsala, Anders Celcius.
Anders Celsius (lahir di Uppsala, Swedia, 27 November
1701 meninggal di Uppsala, Swedia, 25 April 1744
pada umur 42 tahun) adalah seorang astronom Swedia.
Celsius adalah salah satu pendiri Observatorium
Astronomi Uppsala pada 1741. Namanya paling dikenal
sebagai pengusul skala Celsius pada tahun 1742. Dia
meninggal

karena

penyakit

tuberkulosis.

Celcius

membagi jarak di antara titik beku dan titik didih air ke dalam 100 bagian. Skala
inipun dikenal dengan skala celcius atau skala centigrade. Pada skala ini titik
beku air adalah nol derajat dan titik didih air adalah 100 derajat.
Skala lain adalah dari Lord Kelvin sehingga dikenal dengan skala Kelvin.
Lord Kelvin, semasa kecil bernama William Thomson
lahir di Belfast tahun 1824, menempuh pendidikan di
rumah bersama ayahnya, seorang profesor teknik di
Universitas Belfast. Setelah ayahnya menerima gelar
profesor dalam bidang matematika di Universitas
Glasgow, William muda masuk universitas pada usia
sepuluh tahun untuk belajar filsafat alam, ia kemudian
pindah ke Cambridge University, dan ia lulus pada 1845. Setelah setahun di Paris,
ia diangkat sebagai guru besar filsafat alam di Glasgow. Di Glasgow ia
mendirikan laboratorium fisika pertama di universitas di Inggris. Pada 1866 ia

dianugerahi gelar kebangsawanan dan pada tahun 1892, di bawah pemerintahan


Royal Society, ia diberi gelar bangsawan Baron Kelvin dari Largs. Ia meninggal
di Largs, Ayrshire, pada tahun 1907 dan dimakamkan di Westminster Abbey, di
samping Isaac Newton.
Pada waktu itu ada skala suhu berbeda yang digunakan secarai umum.
Salah satu skala tersebut dirancang oleh fisikawan Belanda kelahiran Polandia
Gabriel Fahrenheit (1686-1736), yang menetapkan titik nol dari skalanya sebagai
suhu dari campuran garam laut, es, dan air dan didefinisikan temperatur normal
darah manusia yaitu 96 (sekarang diketahui lebih akurat 98,6 ). Skala yang lain
dirancang oleh Astronom dan fisikawan Swedia Anders Celsius (1701-1744),
yang menetapkan titik beku air sebagai 0 dan titik didih di permukaan laut 100
(32 dan 212 , berturut-turut pada skala Fahrenheit; sebenarnya Celsius
menetapkan titik didih 0 dan titik beku 100 tapi ini kemudian terbalik). Skala
Celcius ini digunakan di sebagian besar dunia.
Kedua skala suhu di atas memiliki keganjilan dari penggunaan angka nol
yang membatasi kegunaan ilmiah keduanya. Sebagai contoh, hukum gas yang
ditemukan Robert Boyle menyatakan bahwa produk PV dari tekanan P dan
volume V dari gas adalah konstan jika suhu dijaga tetap. Tetapi Charles dan GayLussac menemukan, jika suhu bervariasi, produk akan meningkat secara linear
dengan suhu. Kelvin berdasarkan skala derajat Celcius, mengusulkan skala yang
lebih relevan sehingga memenuhi persamaan hukum Boyle PV = RT, yang akan
dicapai pada -273,16 Celcius sebagai titik nol . Dalam bentuk ini, nilai R dalam
hukum Boyle disebut konstanta gas universal. menyiratkan bahwa volume gas
menyusut menjadi nol pada 0 K, implikasi ini tidak penting, karena tidak ada
substansi tetap gas yang suhunya sangat rendah.
Dengan menggunakan skala Celcius secara teoritis, Kelvin berusaha
menentukan temperatur terendah yg dinamakan nol derajat mutlak. Melalui
ketentuan itu, titik beku air menjadi kira2 273,15 derajat dan titik didih air 373,15
derajat. Skala inilah yang diterima sebagai satuan temperatur dalam Sistem
Internasioanl. Skala Kelvin, ditunjukkan oleh huruf K, juga disebut suhu mutlak
dan digunakan secara umum oleh para fisikawan.

Apabila dua buah benda yang berbeda temperaturnya saling berkontak


termal, temperatur benda yang lebih panas berkurang sedangkan temperatur benda
yang lebih dingin bertambah. Ada sesuatu yang berpindah dalam kasus ini, apa ?
Kalorik, suatu materi yang tak terlihat, yang mengalir dari benda yang
bertemperatur tinggi ke benda yang bertemperatur rendah.
Istilah kalor pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli kimia dari
Perancis bernama A.L.Lavoisier (1743-1794). Kalor berasal dari kata caloric.
Para ahli kimia dan fisika semula menganggap bahwa kalor merupakan jenis zat
alir yang tidak terlihat oleh manusia Berdasarkan anggapan inilah,satuan kalor
ditetapkan dengan nama kalori disingkat kal. Satu kalori didefinisikan sebagai
banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 gram air sehingga suhunya
naik 1oC dari 14,5 C menjadi 15,5 C. Dalam sistem British, 1 Btu (British
Thermal Unit)

adalah kalor untuk menaikkan temperatur 1 lb air dari 63 F

menjadi 64 F.
1 kal = 4,186 J = 3,968 x 10-3 Btu
1 J = 0,2389 kal = 9,478 x 10-4 Btu
1 Btu = 1055 J = 252,0 kal
Benyamin Thomson/Count Rumford (1753-1814) dengan eksperimen-nya,
dia mengebor logam, teramati bahwa mata bor menjadi panas dan didinginkan
dengan air (sampai airnya mendidih), tentunya dari teori kalorik, kalorik
tersebut lama kelamaan akan habis dan ternyata bila proses tersebut berlanjut terus
kalorik tersebut tidak habis, jadi teori kalorik tidak tepat. Jadi kalor bukan materi.
Ia selalu sangat tertarik pada sifat-sifat panas, ia merancang seragam baru bagi
para prajurit untuk mengurangi hilangnya panas tubuh mereka dan dirancang baik
domestik yang lebih efisien jangkauan dan perapian yang lebih baik. Thompson
membuat sebuah pengamatan pada tahun 1798 yang menentukan efek pada
kontroversi mengenai sifat panas. Sebagai komandan militer di Bavaria, berkaitan
dengan pembuatan meriam, yang dibentuk dari penempaan balok besi, proses itu
membuat besi menjadi merah panas. Menurut teori kalor, penempaan besi panas
dimungkinkan dalam bentuk cairan untuk melepaskan kalor. Namun, ia
mengamati bahwa bor yang sangat tumpul tidak akan memotong besi, tetapi akan
menghasilkan banyak panas. Panas itu dihasilkan oleh kerja yang dilakukan dalam

10

memutar bor, suatu kesimpulan yang mendukung gagasan bahwa panas adalah
suatu bentuk getaran gerakan materi konstituen. (Percobaan pertama ia
menunjukkan adanya konversi mekanik bekerja menjadi panas). Lima tahun
kemudian, Humphry Davy menarik kesimpulan yang sama setelah ia melakukan
percobaan peleburan dua potong es dengan mengusap mereka bersama-sama. Jika
panas bisa diproduksi dengan cara kerja mekanik, mungkinkah suatu fluida dapat
mengalir? Untuk membuktikan argumen itu tampaknya kita butuh waktu setengah
abad untuk membuktikan kalor yang hilang sepenuhnya.
Fisikawan Inggris James Prescott Joule (1818-1889)
berdasarkan pemikiran ilmiah awal dari John Dalton tetapi ia
menggunakan metode ilmiah berdasarkan pemikirannya
sendiri,

mengubah

pengamatan

kualitatif

Benjamin

Thompson ke dalam hukum kuantitatif. Ia melaksanakan


penelitian laboratorium dengan dana sendiri (sebagai anak
seorang kaya pemilik pabrik bir ia mampu melekukan itu)
dan tidak pernah mengambil posisi akademis, Joule melakukan penelitiannya
sebelum dan setelah bekerja di tempat pembuatan bir keluarganya. Kekuatan
besarnya sebagai peneliti terletak pada inspirasi dan kesabarannya dan presisi
yang sangat akurat dalam mengukur suhu dengan akurasi yang belum pernah
terjadi sebelumnya. Menggunakan keterampilan-keterampilan ini, ia merumuskan
persamaan mekanis dari panas. Pertama, dia mengatur satu set dayung berputar
dalam seember air, sehingga menaikkan suhunya, yang memungkinkannya untuk
mengukur berapa banyak usaha, memutar dayung yang

dibutuhkan untuk

menaikkan suhu air satu derajat. Demikian pula, ia berhasil menentukan panas
listrik dengan sebuah motor listrik yang memutar dayung, dan ia juga mengukur
panas dihasilkan dalam proses konduksi listrik. Setelah publikasi pertama dari
hasil penelitiannya di tahun 1843 diabaikan, ia menerbitkan versi perbaikannya
dengan presisi sangat tinggi di tahun 1845. Namun ia kesulitan agar penelitiannya
dikenal sebelum William Thomson (yang kemudian menjadi Lord Kelvin), Joule
menetapkan bahwa dalam semua proses ini jumlah total energinya adalah kekal.

11

Energi dapat diubah dari mekanik atau listrik ke panas tapi tidak ada yang
akan dihasilkan atau hilang dalam proses ini. Terlebih, panas yang diperoleh dari
kuantitas kerja tidak bergantung pada metode yang digunakan untuk konversi atau
kecepatannya. Hal ini membenarkan definisi energi sebagai konsep fisika yang
berwujud dalam bentuk yang berbeda di berbagai bidang fisika, konversi dari satu
ke yang lain tapi selalu kekal. (Ketika mesin latihan memberitahu anda jumlah
kalori yang telah terbakar setelah berlatih, itu menggunakan konservasi energi,
mengubah usaha yang telah Anda lakukan ke panas, diukur dalam kalori). Dari
konsep energi mekanik diperoleh bahwa bila gesekan terjadi pada sistem mekanis,
ada energi mekanis yang hilang. Dan dari eksperimen diperoleh bahwa energi
yang hilang tersebut berubah menjadi energi termal.

Gambar percobaan joule


Joule melakukan sejumlah percobaan yang penting untuk menetapkan
pandangan bahwa kalor merupakan bentuk transfer energi. Salah satu bentuk
percobaan Joule ditunjukkan secara sederhana seperti pada Gambar 6.16. Beban
yang jatuh menyebabkan roda pedal berputar. Gesekan antara air dan roda pedal
menyebabkan suhu air naik sedikit (yang sebenarnya hampir tidak terukur oleh
Joule). Kenaikan suhu yang sama juga bisa diperoleh dengan memanaskan air di

12

atas kompor. Joule menentukan bahwa sejumlah kerja tertentu yang dilakukan
selalu ekivalen dengan sejumlah masukan kalor tertentu. Dari eksperimen yang
dilakukan oleh Joule (aktif penelitian pada tahun 1837-1847)

diperoleh

kesetaraan mekanis dari kalor : 1 kal = 4,186 joule


Pada awal abad kesembilan belas gagasan mengenai energi belum
sempurna; fisikawan menggunakan kata-kata gaya dan energi bergantian,
meskipun gaya juga berarti dorongan yang diperlukan untuk mempercepat suatu
objek, sesuai hukum Newton tentang gerak. Sama seperti pemahaman tentang apa
yang dimaksud dengan kalori terikat pada gagasan bahwa panas cairan adalah
kekal, sehingga tercipta penemuan konservasi dalam konversi dari satu bentuk ke
bentuk lain untuk memperjelas arti energi, sebuah konsep yang hari ini dianggap
sebagai salah satu hal paling mendasar dalam semua bidang fisika.

Hukum kekekalan energi kalor


Ilmuwan yang pertama kali mengemukakan bahwa kalor merupakan salah
satu bentuk energi adalah Julius Robert Mayer (1814-1878) dari jerman, yang
sekitar tahun 1840an bekerja sebagai Dokter Kapal pada angkatan laut hindia
belanda di surabaya. Mayer mengamati bahwa darah pasien orang-orang di Jawa
berwarna lebih merah terang dibandingkan dengan darah pasiennya dari eropa. Ini
berarti bahwa darah penduduk daerah tropis mengandung lebih banyak oksigen.
Mayer menyimpulkan bahwa didaerah tropis diperlukan lebih sedikit pembakaran
makanan untuk menjaga agar suhu tubuh constant, dan panas daripada
pembakaran makanan itu lebih banyak dipakai untuk melakukan kerja dari
individu. Jika ternyata panas dapat di ubah menjadi kerja, hal ini berarti bahwa
ke- duanya merupakan bentuk energi. Mayer mempublikasikan pemikiran itu
tatkala ia kembali ke eropa tahun 1842.
Pada tahun 1850 an para ilmuwan mulai mengakui panas (kalor) sebagai salah
satu bentuk energi. Hal ini berkat beberapa eksperimen dari James Prescott Joule
(1818-1889),

seorang

murid

John

Dalton

di

Inggeris.

Dari

berbagai

eksperimennya, Joule merumuskan Asas Kekekalan Energi, yang berbunyi:

13

Energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari
bentuk energi yang satu menjadi bentuk energi yang lain. Nama Joule diabadikan
dalam satuan energi menurut System International dUnites (S.I.), satu Joule
adalah kerja yang dilakukan jika gaya 1 Newton bergerak sepanjang 1 Meter
Joseph black

Joseph

Black (lahir 16 April 1728 meninggal 6

Desember 1799

pada umur 71 tahun) adalah ahli fisika dan

pada tahun 1760


menyatakan

merupakan

prinsip

orang

pertama

yang

Asas Black yaitu prinsip mengenai perbedaan

antara suhu dan kalor. Kalor merupakan salah satu bentuk energi. Berarti kalor
merupakan besaran fisika yang dapat diukur. Kegiatan pengukuran-pengukuran
kalor (kalorimetri) dalam fisika, berkaitan dengan penentuan kalor jenis suatu zat.
Alat yang digunakan untuk mengukur kalor disebut kalorimeter.

Gambar Kalorimeter
Josep Black juga orang pertama yang menyadari bahwa kenaikkan suhu
suatu benda dapat digunakan untuk menentukan banyaknya kalor yang diserap
oleh benda. Jika sejumlah kalor Q menghasilkan perubahan suhu benda sebesar
T, kapasitas kalor didefinisikan :
C

Q
T

Keterangan :

14

C : kapasitas kalor (Joule/K atau kal/K)


Q : kalor pada perubahan suhu tersebut (J atau kal)
t : perubahan suhu (K atau C)
Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menghasilkan perubahan suhu T
ternyata sebanding dengan massa benda m dan perubahan suhunya.
Q m.c.T

Keterangan :
m = massa benda (kg)
c = kalor jenis (J/kg.K atau J/kg.C)
Q : kalor pada perubahan suhu tersebut (J atau kal)
t : perubahan suhu (K atau C)
Kalor merupakan energi yang dapat berpindah, prinsip ini merupakan
prinsip hukum kekekalan energi. Hukum kekekalan energi di rumuskan pertama
kali oleh Joseph Black (1728 1899). Oleh karena itu, pernyataan tersebut juga di
kenal sebagai asas Black. Joseph Black merumuskan perpindahan kalor antara dua
benda yang membentuk suhu termal sebagai berikut.
Qlepas Qterima

Keterangan:
Qlepas : besar kalor yang diberikan (Joule)
Qterima : besar kalor yang diterima (Joule)

BAB III
15

PENUTUP
A. Kesimpulan
1.Suhu
Suhu didefinisikan sebagai ukuran atau derajat panas dinginnya suatu
benda atau sistem. Benda yang panas memiliki suhu yang tinggi, sedangkan benda
yang dingin memiliki suhu yang rendah. Pada hakikatnya, suhu adalah ukuran
energi kinetik rata-rata yang dimiliki oleh molekul-molekul sebuah benda. Alat
untuk mengukur suhu adalah termometer. Ide pertama penggunaan termometer
adalah oleh Galileo. Galileo adalah seorang astronom, filsuf, dan fisikawan Italia
yang memiliki peran besar dalam revolusi ilmiah. Galileo Galilei menggunakan
pemuaian udara untuk mengukur temperatur. Ilmuan bernama Fahreinhait
mencoba menyempurnakan termometer buatan Galileo. Fahrenheit berhasil
menciptakan termometer raksa yang terkenal kemana-mana. Inilah termometer
yang benar-benar cermat dan teliti. Skala pada termometer Fahrenheit inipun
dikenal sebagai derajat Fahrenheit sampai sekarang masih digunakan di beberapa
negara terutama di Amerika Serikat dan Inggris.
Tidak lama setelah itu muncul skala temperatur lain pada tahun 1730 yang
disusun oleh Rene Antoine Ferchault de Reamur dan dikenal dengan skala
Reamur. Skala lain lagi muncul pada tahun 1742. ahli astronomi Swedia di
Universitas Upsala, Anders Celcius dan dikenal dengan skala Celcius. Skala lain
adalah dari Lord Kelvin sehingga dikenal dengan skala Kelvin.
2. Kalor
Kalor adalah energi yang berpindah akibat perbedaan suhu. Sampai pada
pertengahan abad 18, orang masih menyamakan pengertian suhu dan kalor. Baru
pada tahun 1760, joseph black membedakan kedua pengertian ini. Suhu adalah
sesuatu yang diukur pada termometer, dan kalor adalah sesuatu yang mengalir dari
benda yang panas ke benda yang dingin untuk mencapai keadaan termal. Satu
kalori didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan
suhu air sebesar 1 C. Pada tahun 1850 an para ilmuwan mulai mengakui panas

16

(kalor) sebagai salah satu bentuk energi. Hal ini berkat beberapa eksperimen dari
James Prescott Joule (1818-1889), seorang murid John Dalton di Inggeris. Dari
berbagai eksperimennya, Joule merumuskan Asas Kekekalan Energi, yang
berbunyi: Energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan, tetapi dapat
diubah dari bentuk energi yang satu menjadi bentuk energi yang lain.
Josep Black juga orang pertama yang menyadari bahwa kenaikkan suhu
suatu benda dapat digunakan untuk menentukan banyaknya kalor yang diserap
oleh benda. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menghasilkan perubahan
suhu T ternyata sebanding dengan massa benda m dan perubahan suhunya.
Q m.c.T

Kalor merupakan energi yang dapat berpindah, prinsip ini merupakan


prinsip hukum kekekalan energi. Hukum kekekalan energi di rumuskan pertama
kali oleh Joseph Black (1728 1899).
Qlepas Qterima

B. Saran
Untuk menambah khasanah pengetahuan kita tentang materi suhu dan
kalor, penyusun menyarankan agar dapat membacanya dalam buku-buku sumber
lainnya, selain melalui media internet.

DAFTAR PUSTAKA

17

http://definisi-pengertian.blogspot.com/2009/11/pengertian-ilmu-dan-ilmupengetahuan.html (diakses tanggal 3 Maret 2011)


http://www.google.co.id/search?hl=id&client=firefox-a&hs=AOr&rls=org.mozilla
%3Aid%3Aofficial&q=sejarah+penemuan+kelvin&aq=f&aqi=&aql=&oq=
(diakses 3 Maret 2011)
http://www.scribd.com/doc/12765583/Sejarah-Fisika-Suhu-Dan-Kalor

(diakses

tanggal 3 Maret 2011)


http://teguhsasmitosdp1.wordpress.com/txt/e/g/anders-celcius/ (diakses tanggal 3
Maret 2011)
Newton, Roger G. 2007. From Clockwork to Crapshoot a history of physics.
London : The Belknap Press of Harvard University Press
Nurachmandani,

Setya. 2009.

Fisika 1 untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional.


Sumarsono, Joko. 2009. Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.

18

19

20

Anda mungkin juga menyukai