1. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Menurut Jaya (2006). Menyatakan bahwa setelah ikan mati, berbagai
proses perubahan fisika, kimia, dan organoleptik berlangsung dengan cepat
yang akhirnya mengarah ke pembusukan, dengan urutan proses perubahan
yang terjadi meliputi perubahan pre rigor, rigor mortis, aktivitas enzim,
aktivitas mikroba dan oksidasi. Secara umum peristiwa rigor mortis terdiri
dari tiga tahap yaitu pre rigor, rigor mortis dan post rigor, penentuan tingkat
kesegaran
ikan
dapat
dilakukan
melalui
parameter
fisika,
setelah
ikan
mati,
perubahan-perubahan
biokimia
pun
berlangsung dan mulai terjadi proses penurunan mutu ikan atau deteriosasi
yang disebabkan oleh tiga macam kegiatan, yaitu autolysis, kimiawi, dan
bacterial. Pada deteriosasi ikan, reaksi kimia yang terjadi adalah auto oksidas
ipigmen mioglobin, serta perubahan lainnya. Perubahan lainnya merupakan
suatu perangkat yang kompleks, yaitu reaksi bikimia yang tergantung pada
jumlah dan jenis enzim yang ada pada ikan, dan bakteri yang menghuni pada
ikan (Suwetja, 2011).
1.2
Maksud dan Tujuan
Maksud dari praktikum Penanganan Hasil Perikanan materi Kemunduran
Mutu Ikan adalah agar praktikan mengetahui cara penanganan hasil perikanan
secara langsung di lapang serta melakukan uji organoleptik dan mengetahui
faktor-faktor kemunduran mutu ikan segar.
Tujuan dari Praktikum Penanganan Hasil Perikanan materi Kemunduran
Mutu Ikan Segar adalah agar praktikan dapat mengetahui dan menjelaskan
berbagai macam penanganan hasil perikanan, melakukan uji organoleptik serta
mengetahui faktor-faktor kemunduran mutu ikan segar di berbagai pasar
tradisional di kota Malang.
1.3
2. METODOLOGI
2.1
2.2
Motor
Kamera
Buku
Bulpoin
Ikan tengiri
: Sebagai sampel yang diuji kesegarannya
Ikan bawal hitam
: Sebagai sampel yang diuji kesegarannya
Ikan nila
: Sebagai sampel yang diuji kesegarannya
Ikan kakap
: Sebagai sampel yang diuji kesegarannya
Ikan bawal putih : Sebagai sampel yang diuji kesegarannya
CD
: Untuk tempat dokumentasi saat pengamatan
Didokumentasi
Hasil
3.1
3.2
3.3
3. PEMBAHASAN
Data Hasil Pengamatan
Perhitungan
Analisa Prosedur
dalam kondisi suhu rendah(cold). Pada suhu ruang ikan akan lebih cepat
memasuki fase rigormortis dan berlangsung singkat(Munandar,.et.al.2009)
Ikan yang baru ditangkap mengandung mikroba yang secara alami
dimana mikroba tersebut terkonsentrasi pada tiga bagian utama yaitu :
permukaan kulit, insang dan isi perut. Jumlah bakteri pada ikab bervariasi
tergantung media dimana bakteri itu hidup (Nurmeilita taher.2010)
3.5
mati. Ditandai dengan melepasnya otot-otot ikan sesaat setelah ikan mati
sehingga ikan mudah dilenturkan perubahan ini terjadi karena terhentinya
peredaran darah yang membawa oksigen untuk kegiatan metabolismenya.
Meskiputn telah mati didalam tubuh ikan masih berlangsung proses enzymatik
proses ini berjalan tanpa kendari sehingga mengakibatkan perubahan biokimia
yang luar biasa (Pradana, 2008).
Perubahan prerigormortis merupakan peristiwa terlepasnya lendir dari
kelenjar dibawah permukaan kulit. Lendir yang dikeluarkan ini sebagian besar
terdiri dari glikoprotein dan musim yang merupakan media ideal bagi
pertumbuhan dan bakteri (Juniarto, 2003).
Pada tahap ini perubahan biokimia terjadi sebelum ikan menjadi kaku,
saat ini yang paling banyak mengalami perubahan adalah perombakan ATP dan
Kreatin fosfat yang akan mengalami ATP, hasil tersebut mengakibatkan
keadaan daging menjadi asam sehingga aktifitas enzim ATPase dan Kreatin
foskinase meningkat (Suwetja, 2011).
3.5.2
Rigor mortis
Fase ini ditandai dengan tubuh ikan yang kejang setelah ikan mati
(rigor = kaku, mortis = mati) ikan masih dikatakan masih sangat segar pada
fase ini. Tahap ini ditandai dengan tubuh ikan yang mengejang setelah ikan
mati akibat proses-proses biokimia yang kompleks di dalam jaringan tubuh,
yang menghasilkan kontraksi dan menghasilkan ketegangan ( Muriarti dan
Sunarman, 2000)
lipid, asam
amino dan sebagainya menghasilkan bau yang tidak enak (Harlin, 2011)
Defosforilasi dari IMP menjadi inosin relatif lambat tetapi inosen
dengan cepat berubah menjadi hipoksatin, konsentrasi hipoksatin akan
3.6
ikan
segar
pengolahan,
sampai
penyimpanan
produk
dengan
cara
I,
yaitu
boks
plystyrene
dengn
bahan
pendinginberupa es saja.
3) Pendinginan dengan cara III, digunakan kotak pedingin yang berupa
isolate box yang lebih mampu menahan panasdari luar sehingga lebih
hemat dalam pemakaian es.
Menurut Tim Penulis PS (2008), penanganan (handling) ikan adalah
sebagai berikut:
a) Penangann ikan segar di kapal-kapal ikan
Kemunduran Mutu Ikan
10
proses pembusukan.
Pendinginan agar ikan tetap segar dan dalam penyimpanan peril diberikan
es
b) Penanganan ikan segar di Pelabuhan
Handling ikan di Pelabuhan memerlikaperhatian yang baik karena terdiri
dari beberapa pekerja. Pertama ikan dibongkar dari kapal, lalu ditimbang
untuk di lelang lalu dimasukkan ke keranjang bambuatau kota kayu untuk
dipak kemudian dikirim ketepat lain.
3.7
Faktor Yang Mempengaruhi Kemunduran Mutu Ikan
Menurut
Zakaria
(2008),
faktor-faktor
yang
mempengeruhi
Jenis ikan
Umur dan ukuran ikan
Kandungan lemak
Kondisi fisik ikan
Karakteistik kulit dan bentuk tubuh
Sedangkan faktor eksternal yang berpengaruh terhadap kemunduran
11
4. PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum Penanganan Hasil Perikanan materi
Ikan segar adalah ikan yang baru ditangkap dan diangkat dari dalam perairan
air). Ikan basah belum tentu segar tetapi ikan segar sudah pasti ikan basah.
Ciri ciri ikan segar; bau masih terciu bau ikan segar, tekstur kenyal, mata
4.2
Saran
Dalam
praktikum
Penanganan
Hasil
Perikanan
dengan
materi
Kemunduran Mutu Ikan Segar diharapkan praktikan ikut serta dalam proses
berkunjung ke pasar tradisional agar mengetahui kegiatan apa saja yang
dilakukan pedagang ikan di pasar tersebut.
12
DAFTAR PUSTAKA
dan
Karakterisasi
Enzim
Katepsin
dari
ikan
2011.Warta
Pasar
Ikan.direktorat
pemasaran
dalam
dan
Sunarman
.2000.
Pendinginan,
Pembekuan
Pengawetankan.kanisius:Yogyakarta
13
Dan
Nurjannah,I.S.S,M.M.2004.Kemunduran
Mutu
Ikan
Nila
Merah
Guajava)
Terhadap
Kemunduran
Mutu
Fillet
(Psidium
Ikan
Nila
dan
Cahyo.Saparinto.2007.Ragam
Olahan
Bandeng.kanisius:Yogyakarta
Suprapti,M.Lies.2002. Bandeng Asap.kanisius:Yogyakarta
Sulistyati,2004.Kajian
Penyaringan
Dan
Lama
Penyimpanan
Dalam
Hasil
Perikanan.
FPIK.
Universitas
Diponegoro:Semarang
Suwedja.2011.Biokimia Hasil Perikanan.media prima aksara:Jakarta
Taher,nurmelita.2010.Peningkatan Mutu Organoleptik Ikan Mujaer Itilapia
Penulis.ps.2008.Agribisnis
Perikanan.media
prima
aksara
penerbit
swadaya:Jakarta
Utomo,2006.Radesain.pasar boyolali
Vatria,Belvi.2010.Pengolahan Ikan Bandeng (Chanos Chanos)Tanpa Duri.
Jurusan ilmu kelautan dan rekayasa edisi januari 2010
Winarno.F.G.2007.Kimia Pangan Dan Gizi.PT. Gramedia Utama:Jakarta
Yuniarti.2010.Purifikasi Dan Karakteristik Kolagenase Dari Organ Dalam
Ikan Bandeng (Chanos Chanos Forskal). Tesis. Sekolah pasca
sarjana. Institute pertanian bogor:bogor
14
Zakaria.Rinjani.2008.Kemunduran
Gouramy)
Mutu
Pasca
Panen
Ikan
Gurami
Pada
(Osphronemus
Penyimanan
Suhu
Chilling.FPIK.UB:malang
Zipcodezoo.2012.Klasifikasi Ikan.www.zipcodezoo.com
15
LAMPIRAN
Dokumentasi di depan pasar Oro-oro Dowo
16
Ikan Tenggiri
Ikan Kakap
Ikan Nila
17