Anda di halaman 1dari 7

Bab 10

MASALAH DALAM INDUKSI

I.

Kesimpulan Induktif

Kesimpulan induktif: keteraturan masa lampau yang didalam pengalaman saya diambil untuk
membenarkan kepercayaan tentang sesuatu yang belum pernah saya alami. Perlu dicatat bahwa
pertimbangan semacam itu sering digunakan untuk mewakili pengetahuan kita yang sedikit
tentang masa depan, tetapi tidak dalam hal ini. Argumen Induktif berkenaan dengan masa depan,
masa sekarang dan masa lampau. Pertimbangkan argument-argumen berikut:
Waktu
Masa

Penalaran
Setiap hari dalam hidup saya

Kesimpulan
Matahari akan bersinar esok

Depan
Masa Kini

matahari selalu bersinar


Salju yang pernah saya lihat

Salju

Masa Lalu

semua berwarna putih


Semua apel yang pernah saya

adalah salju berwarna putih


Apel yang dipetik William Tell

yang

ada

sekarang

makan mengandung biji


mengandung biji
Saya tidak menanggap bahwa kesimpulan ini pasti, bagaimanapun ada kemungkinan bahwa
matahari tidak bersinar esok hari jika secara tidak wajar terjadi supernova atau bumi di hantam
keluar orbitnya oleh meteorit besar. Namun saya ingin menganggap bahwa ada kesempatan
yang sangat baik bahwa kesimpulan induktif saya akan menjadi kenyataan dan maka dari itu
dibenarkan untuk menerimanya.
II. Skeptisime terhadap Induksi milik Hume
Prinsip Keseragaman adalah asumsi-asumsi yang digunakan untuk menganggap bahwa dunia ini
bertindak secara teratur dan berkelanjutan, dan bahwa pengalaman kita membantu memahami
alam dan keteraturannya.
Premise
: Semua salju yang pernah saya lihat berwarna putih
Premise
: Prinsip Keseragaman
Misalkan, dimana kita tidak memiliki pengalaman harus menyerupai mereka yang memiliki
pengalaman dan tentu saja alam selalu berlanjut secara sama
Kesimpulan
: Semua salju yang ada sekarang berwarna putih

Dengan penyertaan premis ini, pertimbangan tersebut adalah valid secara deduktif. Namun
apakah premis tambahan ini dibenarkan? Ada dua hal yang bisa dibenarkan dalam meyakini
prinsip keseragaman. Bisa jadi merupakan kebenaran apriori bisa juga anggapan empiris tentang
dunia, satu dari yang mana yang memiliki bukti posteriori.

Filsafat Bisnis

Page 1

Hume berpendapat bahwa tidak bisa dijelaskan dengan cara manapun. Prinsip keseragaman
bukanlah kebenaran apriori karena tidak menolak secara kontradiktif, dunia tidak perlu untuk
teratur. Jika prinsip keseragaman memang benar adanya, ini merupakan kebenaran empiris, satu
dari yang mana pengalaman kita harus memberikan pembenaran. Bagaimanapun bukti yang kita
punya untuk melangsungkan hidup hanyalah pengalaman dari sepotong kecil ruang dan waktu
yang kita tinggali. Disini prinsip keseragaman telah diberlakukan, namun prinsip ini berkenaan
dengan semua ruang dan waktu, dan kita tidak punya bukti pengalaman yang pengaplikasiannya
sangat luas. Kita bisa melihat pada pendapat sebagai berikut:
Premise
: Dalam pengalaman saya perjalanan semesta selalu berjalan sama secara
Serempak
Kesimpulan
: Perjalanan semesta selalu dan akan selalu berjalan sama secara serempak
Hal ini bagaimanapun akan menggunakan kesimpulan induktif untuk membenarkan prinsip
keseragaman: keteraturan masa lalu menurut pengalaman saya digunakan untuk membenarkan
keyakinan tentang kejadian di alam semesta dengan keteraturan seperti itu.
Penarikan kesimpulan seperti itu miskin pertanyaan, jika prinsip keseragaman adalah untuk
alasan penyertaan, kita membutuhkan pendapat independen untuk menjelaskan mengapa kita
dibenarkan dalam menerimanya. Hume menganggap bahwa ini adalah sesuatu yang tidak kita
miliki.
Sangat penting untuk menyadari sifat dari anggapan Hume. Dia berpendapat bahwa semua
penarikan kesimpulan secara induktif adalah invalid: Kita tidak memiliki baik penarikan
kesimpulan secara apriori maupun empiris untuk menerima keyakinan berdasarkan kesimpulan
induktif. Kita tidak dibenarkan untuk meyakini bahwa matahari akan bersinar esok. Disini inti
persoalannya: Saya mungkin menganggap matahari akan terbit esok hari dimana teman saya
mungkin menganggap bahwa matahari akan bersinar sangat terik. Berdasarkan Hume,
keyakinan saya tidak bisa lebih dibenarkan daripada itu oleh teman saya.
Berdasarkan adat dan kebisaaan kita semua berpikir sepanjang garis induktif. Bagaimanapun
pemikiran seperti itu tidak dibenarkan, hal itu hanyalah hasil dari watak psikologis tertentu yang
dimiliki manusia. ( Hume, Abstract, in Hume 1978 : bukanlah, maka dari itu, alasan, yang mana
merupakan panduan hidup, tapi kebisaaan )
Binatang juga memiliki watak dan dipandu oleh kebisaaan dan mereka mengharapkan
keteraturan seperti yang telah mereka alami.
Kita berada dalam posisi yang analogis dengan watak ayam tersebut, kita mengharapkan
matahari akan bersinar esok sama seperti ayam mengharapkan akan diberi makan esok, namun
tidak ada pembenaran akan keyakinan tersebut. Sama seperti pendapat Hume tentang para
ilmuwan tidak mampu membenarkan keyakinannya bahwa gravitasi akan terus menjaga tubuh
kita berada pada orbit, yang mana ilmuwan telah mengobservasinya sebagai tindak lanjut
III.

Tanggapan terhadap Skeptisisme Induktif

Filsafat Bisnis

Page 2

Beberapa komentator mengkritik Hume karena mengandaikan bahwa semua penarikan


kesimpulan yang valid seharusnya deduktif, penarikan kesimpulan yang baik seharusnya
memberikan kita alasan yang pasti untuk memegang keyakinan kita.
III.1 Pengartian Deduktif Popper tentang Sains

Popper menganggap bahwa metodologi saintifik bukanlah induktif, namun seharusnya


dipandang sebagai dua tahap hipotetiko-deduktif model. Pertama, kita menaruh di
depan hipotesis atau teori untuk melaporkan data-data yang bisa diobservasi. Kedua,
kita menguji teori dengan mencoba memperoleh data yang tidak dijelaskannya.
Observasi lanjutan dari keteraturan induktif tidak memberikan pembenaran lebih lanjut
untuk teori kita, observasi, cenderung, lebih memperhatikan pembongkaran kasus
yang diusulkan untuk mematahkan keteraturan.
Mengikuti model Hipotetiko-deduktif, kita tiba pada dunia dengan prasangka, yang
menggunakan hipotesis mengenai alam dan keteraturannya yang akan ditemukan
dalam model tersebut. Popper menganggap bahwa laporannya memiliki dua
kebaikan, pertama: memberikan deskripsi yang lebih baik mengenai aplikasi-aplikasi
yang sedang dikerjakan oleh ilmuwan-ilmuwan, kedua: kesimpulan yang digunakan
untuk pemalsuan adalah valid secara deduktif.
Hipotesis
: Semua angsa berwarna putih
Observasi
: Tidak ada angsa non-putih di Australia
( Angsa hitam ditemukan di Australia )
Kesimpulan
: Tidaklah benar bahwa semua angsa berwarna putih
Jika premis-premis dalam argumen ini benar maka kesimpulannya juga pasti benar.
Satu masalah dalam laporan Popper adalah bahwa kita harus tetap hormat pada

pembenaran dan pengetahuan. Kita tidak punya alasan untuk menganggap bahwa
teori yang kita miliki adalah benar, mereka hanya belum dibuktikan salah.
III.2 Probabilitas
Russel ( 1912 ) menerima bahwa induksi tidak memberikan kita keyakinan yang pasti
tentang hal-hal yang belum teramati, dia menganggap, bagaimanapun, bahwa terdapat
kemungkinan tinggi kesimpulan induktif kita adalah benar. Jika semua jamrud yang kita
uji sejauh ini berwarna hijau, maka ada kemungkinan yang cukup yang berikutnya juga
akan berwarna hijau. Dan kesimpulan yang memiliki kemungkinan besar akan menjadi
benar adalah satu yang bisa kita terima secara benar. Namun, pendekatan itu
mendapatkan masalah dimana kita tidak mengetahui apakah kita telah menguji sampel
yang mewakili jenis dari yang kita pertanyakan. Maka dari itu, kita tidak bisa
membenarkan dalam membuat kemungkinan probabilistic mengenai hal-hal yang belum
teramati.
III.3 Tanggapan Kaum Reliabilis tentang Masalah Penginduksian

Filsafat Bisnis

Page 3

Untuk kaum reliabilis, pengetahuan adalah hasil mekanisme kognitif yang umumnya
mengantar kita pada perolehan keyakinan sejati. Anda tidak perlu untuk mampu
mengartikulasikan alasan untuk membenarkan keyakinanmu, dan anda tidak perlu
menyadari jenis proses kognitif yang tergabung dalam pemikiran anda; tujuan dari
hubungan kepada kebenaran adalah satu-satunya yang dibutuhkan oleh pengetahuan.
Maka dari itu kesimpulan induktif adalah metode yang bisa diandalkan untuk
memperoleh keyakinan sejati. Jika terdapat keteraturan pada dunia ini maka kesimpulan
induktif adalah cara yang bagus untuk mengidentifikasikannya. Maka dari itu, kita
memiliki pengetahuan tentang hal-hal yang belum teramati.
III.4 Tanggapan Kaum Koherentis
Berdasarkan kaum Koherentis, jika mempercayai prinsip keseragaman mengantar kita
pada system kepercayaan yang lebih koheren, maka keyakinan seperti itu bisa
dibenarkan.
Kesimpulan dari tanggapan-tanggapan mengenai Skeptisme Induktif Hume:
a) Hume benar: kesimpulan induktif tidak bisa memberikan kita pembenaran akan
keyakinan mengenai hal-hal yang belum teramati. Bagaimanapun, sains adalah
disiplin ilmu yang deduktif.
b) Induksi mungkin tidak memberikan pembenaran yang pasti, namun ada
kemungkinan yang besar bahwa kepercayaan induktif kita adalah benar.
c) Bisa atau tidak kita memberikan pendapat yang beralasan untuk membenarkan
induksi, sudah menjadi fakta bahwa metode kesimpulan seperti itu secara andal
memberikan kita keyakinan sejati tentang keteraturan alam.
d) Koherentis menganggap bahwa prinsip keseragaman meningkatkan koherensi
system kepercayaan kita dan maka dari itu kesimpulan induktif dibenarkan.
IV.

Teka-teki Baru dari Induksi


Goodman ( 1953 ) memperkenalkan pendapat yang unik tentang skeptisme induktif. Kita
harus menghadapi argument ini meski pendapat Hume ditolak. Menurutnya, ada
sejumlah cara untuk menjelaskan keteraturan yang telah diobservasi, dan kita tidak lebih
dibenarkan untuk mempercayai satu deskripsi disbanding yang lainnya, maka dari itu kita
tidak memiliki pembenaran untuk keyakinan induktif tertentu yang kita pegang.
Goodman menetapkan predikat baru: grue, yang menyatakan warna jamrud yang
berubah-ubah, diuji sebelum tahun 2010 adalah green dan setelah 2010 adalah
blue .
Rahasia baru Goodman sering dianggap aneh dan sembrono. Pendapat Hume lebih
memberikan keyakinan dengan kenyataan bahwa kita terkadang menemukan kasuskasus yang membawa kita untuk menolak apa yang sebelumnya kita piker sebagai
keteraturan semesta. Semua angsa dianggap putih sampai saat Angsa hitam ditemukan.
Maka dari itu kita bisa berharap adanya kemungkinan bahwa keteraturan apapun tidak
akan berlangsung terus-menerus. Berikut akan dibahas tanggapan mengenai pendapat

Filsafat Bisnis

Page 4

Goodman yang lebih tajam, kita harus mencoba dan menjelaskan apa yang
menyebabkan sebutannya mengundang keberatan.
V.

Tanggapan tentang Teka-Teki Baru Induksi


V.I Kesederhanaan
Satu tanggapan yang telah dibuat untuk pendapat Goodman adalah green lebih
sederhana dibandingkan sebutan grue ; Grue lebih kompleks karena mencoba
menyederhanakan sebutan green dan blue. Dan merupakan pilihan yang lebih
sederhana yang seharusnya digunakan untuk penarikan kesimpulan induktif.
Sebagai berikut adalah contoh dari sisi sains.
X

10

12

Y bisa didapat melalui: Y = 2X


Atau Y= 2X + [( X-1) ( X-2 ) ( X-4 ) (X-6)]
Jika hanya ini bukti yang kita miliki untuk berlanjut, maka ilmuwan juga akan selalu
nilai berikutnya menjadi 20 daripada 1,748. Atau jika anda diberitahukan bahwa satu
bir seharga $2 dan 4 bir seharga $8 maka untuk 10 bir anda akan membayar $20
dan bukannya $ 1,748.
Hal pertama yang dipertanyakan tentang tanggapan seperti itu terhadap teori
Goodman adalah apakah metodologi ini dibenarkan. Kita beranggapan bahwa teoriteori yang sederhana lebih cenderung dianggap benar, dan tidak jelas mengapa
demikian.
Graham juga menggunakan sebutan yang aneh untuk kita, yang mana disebutnya

bleen. Bleen digunakan untuk hal-hal yang diuji sebelum tahun 2010 dan hal-hal
yang diuji setelah 2010. Ketika kami tanya Graham mengapa dia menggunakan
sebutan aneh seperti itu dan mengapa dia tidak menggunakan sebutan yang lebih
sederhana, dia menjawab dengan bingung: Lebih sederhana? Apa maksudnya?
Green-mu jauh lebih kompleks. Kelihatan bagiku bahwa dunia green mu
menerapkan sesuatu yang grue sebelum tahun 2010 dan bleen sesudahnya.
Menurut kita Grue lebih kompleks karena untuk menerapkannya kita perlu
mengerti baik green maupun blue. Bagaimanapun, menurut Graham, green dan
blue lebih kompleks, dan teka-teki Goodman tidak bisa diselesaikan dengan
menggunakan gagasan kesederhanaan.
V.II Grue bukanlah sebuah warna
Grue tidak bisa disebut warna karena mengandung makna tersembunyi dari waktu.
Jika Graham tidak mengetahui tanggal dari suatu kejadian maka dia tidak bisa
menentukan

sebutan

warnanya.

Satu-satunya

cara

untuk

menjelaskan

ketidakmampuan Graham menyebut grue sebuah warna adalah karena tidak bisa

Filsafat Bisnis

Page 5

digunakan sebagaimana cara menjelaskan warna tersebut. Warna itu menyolok


secara visual dan kita bisa menentukannya hanya dengan melihatnya. Untuk
menentukan benda tersebut kita harus mengetahui tanggalnya, maka grue bukanlah
sebuah warna.
Tidak jelas seberapa nyaman kita mampu mengambil tanggapan tersebut. Goodman
mungkin

dapat

menerima

bahwa

grue

adalah

sebutan

warna.

Namun

bagaimanapun, dia bisa menganggap bahwa Graham tidak melihat bahwa jamrud
memiliki warna yang umum, namun pada benda yang lain, pengenalannya
membutuhkan pengetahuan akan waktu. Hal ini membawa pada kesimpulan skeptis
karena bukti yang sama mendukung dua dari ekspektasi saya tentang jamrud
berwarna hijau dan ekspektasi Graham. Hal ini menunjukkan bahwa milik Goodman
lebih tangguh dan tidak jelas mengapa bisa ditolak.
Pertanyaan:
1. Dapatkah kita hidup secara skeptic induktif? Bagaimanakah hidup orang-orang yang tidak
menerima simpulan induktif?
Skeptisme terhadap induksi berarti kita meragukan semua kesimpulan yang diturunkan oleh induksi dan
juga meragukan teori atau prinsip yang dilalui oleh kesimpulan-kesimpulan yang tidak pasti tadi.
Kita bisa hidup seperti ini, kehidupan dengan sikap skeptis terhadap induksi akan membuat manusia
selalu penasaran dan mencoba mencari jawaban akan apa yang akan terjadi di masa depan, karena
masa lalu tidak mampu menjadi dasar dan kita tidak mempercayai keteraturan alam. Maka manusia akan
selalu awas dan siaga terhadap kemungkinan yang akan terjadi di masa depan. Kehidupan seperti ini
dapat saya contohkan dialami oleh para ilmuwan yang selalu mencoba menemukan hal-hal baru atau
hal-hal yang mampu mematahkan prinsip keteraturan tadi dan menghindarkan kita hidup dalam dogma.
Jika orang tidak menerima simpulan induktif, maka menurut kami hidupnya akan terus dipenuhi oleh
prasangka-prasangka dan rasa ingin tahu tentang hal apakah yang akan terjadi besok, dan mungkin
keingintahuan ini ditindaklajuti dengan observasi, manusia akan memiliki pikiran yang terbuka akan halhal yang baru.
2. Apakah saya dibenarkan untuk mempercayai bahwa semua jamrud berwarna hijau?
Dibenarkan menurut kesimpulan induktif, kaum Koherentis,dan Reliabilis.
3. Model hipotetis-deduktif Popper tidak hanya bisa diterapkan pada sains. Pertimbangkan
bagaimana hipotetis-deduktif model dan induktif memberikan penjelasan berbeda tentang
bagaimana kita memperoleh kepercayaan non-sains tertentu. Ambil contoh semua atlet
sepeda gayung pada Tour de France berbadan kurus. Model manakah yang paling sesuai?
Hipotetis- Deduktif ala Popper.
Hipotesis: Semua atlet sepeda gayung Tour de France berbadan kurus.
Observasi: Semua atlet sepeda gayung Tour de France berbadan kurus, tidak ada yang berbadan gemuk
Kesimpulan: Semua atlet sepeda gayung Tour de France berbadan kurus
( Dalam model ini, jika semua premisnya benar, maka akan mengarah pada kesimpulan yang
benar juga )
Kesimpulan Induktif.
Hipotesis: Semua atlet sepeda gayung berbadan kurus
Kesimpulan: Semua atlet Tour de France berbadan kurus

Filsafat Bisnis

Page 6

( Dalam model ini kita tidak menganggap bahwa kesimpulannya pasti benar, namun karena berdasarkan
bukti apriori bahwa sebagai atlet sepeda tidak mungkin badan anda gemuk karena anda berlatih otot
setiap hari, maka saya dibenarkan untuk meyakininya ).
4. Apakah Teka-Teki Baru dari Induksi benar-benar bisa dikatakan baru? Apakah berbeda dari
Skeptisme terhadap Induksi milik Hume?
Teka-teki baru dari induksi memperdebatkan bahwa terdapat banyak cara untuk menggambarkan
keteraturan-keteraturan yang telah terobservasi yang ada di duinia ini, dan kita tidak dibenarkan untuk
meyakini satu gambaran saja dibanding gambar yang lain.
Sedangkan Skeptisme Induksi Hume menerangkan tentang keragu-raguan dalam menerima kesimpulan
induktif atas premis-premis karena tidak adanya pembenaran.
Skeptisme terhadap induksi milik Hume menolak mengakui adanya prinsip keteraturan sedangkan Tekateki baru membenarkan untuk meyakini bahwa dunia ini berjalan secara teratur namun diharapkan
berpikiran terbuka untuk mempercayai deskripsi-deskripsi akan hal-hal yang telah terobservasi.
Jadi, keduanya sama-sama skeptic, namun terhadap dua hal yang berbeda.
5. Apakah kita memiliki alasan untuk memilih sebutan green dan blue dibanding grue dan
bleen
Green dan Blue memiliki arti yaitu sebuah warna yang bisa kita identifikasi langsung ketika kita
melihatnya. Sedangkan apakah artinya grue dan bleen? Manusia cenderung membuat nama baru
untuk sesuatu hal baru yang mereka temukan, seperti misalnya jika warna suatu property terkadang hijau
( green ) terkadang biru ( blue ) maka mereka akan menyebutnya warna turquoise, bukannya grue.
Dalam hal ini teori kesederhanaan diterapkan.

( tamat )

Filsafat Bisnis

Page 7

Anda mungkin juga menyukai