Anda di halaman 1dari 9

RESUME

Diajukan sebagai salah satu tugas pada Mata Kuliah


Pengorganisasian dan Pemberdayaan Masyarakat

Disusun oleh :
Ainur Rahmah
Annisa Eka Pratiwi (1406647524)
Rindy Agustina (1406648615)
Siti Noor Choililah
Tantri Juliyanti

Fakultas Kesehatan Masyarakat


Universitas Indonesia
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmatNyalah kami dapat
menyelesaikan resume ini. Penulisan resume ini dilakukan dengan tujuan memenuhi tugas
mata kuliah Pengorganisasian dan Pemberdayaan Masyarakat. Dalam proses penyusunan
resume ini penulis mendapat banyak hambatan dan rintangan. Berkat semangat yang kuat
alhamdulillah rintangan tersebut dapat diatasi.

Dengan selesainya makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang membantu proses penyusunan makalah ini, diantaranya:
1. Bapak Dr Adi Sasongko dan Ibu Tiara Amelia S.K.M.,M.Sc. selaku pembimbing mata
kuliah Pengorganisasian dan Pemberdayaan Masyarakat.
2. Kepada kedua Orang Tua dan Keluarga, atas bantuan dan dukungan yang telah
diberikan baik moril maupun materil.
3. Kepada teman-teman program ekstensi UI, atas semangat dan dukungannya.
4. Kepada semua pihak yang telah membantu dan telah memberikan dukungan yang
tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu.
Kami menyadari bahwa Resume ini disusun masih dengan kekurangan dan
keterbatasan yang dimiliki, sehingga belum bisa dikatakan sempurna. Oleh karena itu, Kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan resume ini
dikemudian hari.
Semoga resume ini dapat bermanfaat khususnya dalam menambah wawasan dan
pengetahuan bagi semua pihak yang membaca dan yang menyusun makalah ini.

Depok, Oktober 2015


Penulis

Resume Pengorganisasian dan Pemberdayaan Masyarakat


A. Keterkaitan pengorganisasian dan pengembangan masyarakat dengan konsep
kesehatan masyarakat
Kesehatan masyarakat adalah suatu ilmu dan seni untuk mencegah penyakit,
memperpanjang hidup, dan meningkatkan derajat kesehatan manusia. Hal tersebut
bisa dicapai melalui upaya masyarakat yang terorganisir. Selain masyarakat yang
terorganisir, perlu adanya pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat

adalah proses untuk membuat masyarakat berdaya agar mampu meningkatkan


kesejahteraannya secara berkelanjutan dan berkeadilan.
Masyarakat yang berdaya dalam bidang kesehatan adalah masyarakat yang mau
dan mampu memelihara dan mengembangkan kesehatannya secara mandiri dan
berkelanjutan. Dalam mencapai hal tersebut juga diperlukan peran aktif petugas
melalui upaya edukatif dan bersifat kemitraan sehingga masyarakat akan
mengakumulasi pengalaman belajar dan akhirnya mampu untuk memelihara dan
mengembangkan kesehatan secara mandiri. Jadi pengorganisasian dan pengembangan
masyarakat diperlukan dalam kesehatan masyarakat.
B. Lima Tahap Pencegahan / Five Levels Of Prevention
Pendidikan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan lima tingkat pencegahan
(five levels of prevention) menurut Leavel dan Clark, yaitu sebagai berikut :
a) Peningkatan Kesehatan (Health Promotion)
Dapat dilakukan melalui beberapa kegiatan seperti pendidikan kesehatan
(health education), penyuluhan kesehatan, pengadaan rumah sakit, konsultasi
perkawinan, pendidikan seks, pengendalian lingkungan, dan lain-lain.
b) Perlindungan Umum dan Khusus (General and Specific Protection)
Usaha kesehatan untuk memberikan perlindungan secara khusus atau umum
kepada seseorang atau masyarakat. Bentuk perlindungan tersebut seperti vaksinasi
untuk mencegah penyakit-penyakit tertentu, isolasi penderita penyakit menular,
pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat-tempat umum maupun di
lingkungan kerja.
c) Diagnosis Dini dan Pengobatan Segera atau Adekuat (Early diagnosis and
Prompt Treatment)
Pengetahuan dan kesadaran masyarakat yang rendah terhadap kesehatan
mengakibatkan masyarakat mengalami kesulitan untuk mendeteksi penyakit
bahkan enggan untuk memeriksakan kesehatan dirinya dan mengobati penyakitnya.
d) Pembatasan Kecacatan (Disability Limitation)
Kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan
penyakit sering membuat masyarakat tidak melanjutkan pengobatannya sampai
tuntas, yang akhirnya dapat mengakibatkan kecacatan atau ketidakmampuan. Bila
sudah terjadi kecacatan maka dicegah agar kecacatan tersebut tidak bertambah
berat (dibatasi), dan fungsi dari alat tubuh ini dipertahankan semaksimal mungkin
e) Rehabilitasi (Rehabilitation)
Merupakan usaha untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam
masyarakat, sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang

berguna untuk dirinya sendiri dan masyarakat, semaksimal - maksimalnya sesuai


dengan kemampuannya.

C. Hakikat Manusia
Manusia merupakan salah satu makhluk hidup yang unik dan paling sempurna
diantara makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Dikatakan sempurna karena manusia
tidak hanya diberikan insting atau perasaan, tetapi juga akal yang tidak dimiliki
makhluk lainnya.

Berbagai pertanyaan ditanyakan mengenai apa hakikat dari

manusia itu sendiri. Beberapa pandangan tentang hakekat manusia disebutkan secara
ringkas dibawah ini.
1. Pandangan Psikoanalitik
Kaum psikoanalis tradisional (dalam Hansen dan Warner, 1977) menganggap
bahwa manusia pada dasarnya digerakkan oleh dorongan-dorongan dari dalam
dirinya yang bersifat instinktif. Tingkah laku individu ditentukan dan dikontrol
oleh kekuatan psikologis yang sejak semula memang sudah ada pada diri individu
itu. Dalam hal ini individu tidak memegang kendali atas "nasibnya" sendiri, tetapi
tingkah lakunya itu semata-mata diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan
instink biologisnya. Freud mengemukakan bahwa struktur kepribadian individu
terdiri dari tiga komponen yang disebut : id, ego dan super ego.

Id meliputi

berbagai instink manusia yang mendasari perkembangan individu. Dua instink


yang paling penting ialah instink seksual dan instink agresi. Instink-instink ini
menggerakkan individu untuk hidup didalam dunianya dengan prinsip pemuasan
diri. Demikian fungsi id, yaitu mendorong individu untuk memuaskan kebutuhan
dirinya setiap saat sepanjang hidup individu.
Ego berfungsi atas dasar prinsip realitas, mengatur perilaku id agar dalam
memuaskan instingnya selalu memperhatikan lingkungan. Ego tumbuh ketika
lingkungan tidak dapat merealisasikan dengan segera kebutuhannya sehingga
individu harus mempertimbangkan sikap yang berada diluar kendalinya.
Super ego berfungsi sebagai penentu atas sikap yang akan dipilih
berdasarkan pertimbangan. Super ego timbul ketika adanya interaksi antara indvidu
dengan lingkungannya, khususnya lingkungan yang bersifat aturan (perintah dan
larangan, ganjaran dan hukuman), nilai, moral, adat, dan istiadat.

Dalam individu bertingkah laku, id sebagai penggerak, ego sebagai pengatur


dan pengarah, dan super ego sebagai pengawas atau peng- ontrol. Dalam hal ini
fungsi super ego ialah mengawasi agar tingkahlaku individu sesuai dengan aturan,
nilai, moral, adat dan tradisi yang telah meresap pada diri individu itu. Super ego
merupakan fungsi kontrol dari dalam individu itu.
Dari pandangan yang tradisional seperti digambarkan diatas berkembanglah
paham yang disebut paham neo-analitik. Paham ini berpendapat bahwa manusia
hendaknya tidak secara mudah saja dianggap sebagai binatang yang digerakkan
oleh tenaga dalam (innate energy) yang ada pada dirinya; tingkah laku manusia itu
banyak yang terlepas dari atau dapat disangkutkan pada dorongan dari dalam itu.
Kaum neo-analis pada dasarnya masih mengakui adanya id, ego dan super
ego namun menekankan pentingnya ego sebagai pusat kepribadian individu. Ego
tidak dipandang hanya sebagai fungsi pengarah perwujudan id saja, melainkan
sebagai fungsi pokok yang bersifat rasional dan bertanggung jawab atas tingkah
laku intelektual dan sosial individu.
2. Pandangan Humanistik
Pandangan humanistik tentang manusia (dalam Hansen, dkk, 1977) menolak
pandangan

Freud

bahwa

manusia

pada dasarnya

tidak

rasional,

tidak

tersosialisasikan, dan tidak memiliki kontrol terhadap "nasib" dirinya sendiri.


Sebaliknya Rogers yang menokohi pandangan humanistik, berpendapat bahwa
manusia itu memiliki dorongan untuk mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif,
manusia itu rasional, tersosialisasikan dan untuk berbagai hal dapat menentukan
"nasibnya" sendiri.

Ini berarti bahwa manusia memiliki kemampuan untuk

mengarahkan, mengatur dan mengontrol diri sendiri.


Rogers pun berpendapat bahwa gambaran kepribadian manusia tidak pernah
berhenti atau selesai. Artinya selalu berkembang, tidak statis, tidak kaku dan terus
menerus berubah. Pada pandangan Adler tahun 1954, berpendapat bahwa manusia
tergolong ke dalam pandangan humanistik dimana manusia tidak hanya terdorong
untuk memuaskan dirinya sendiri, melainkan digerakkan oleh rasa tanggung jawab,
sosial (membantu orang lain), dan kebutuhan untuk mencapai sesuatu, serta
membuat dunia menjadi lebih baik untuk ditempati.
3. Pandangan Behavioristik

Kaum behavioristik (dalam Hansen, dkk., 1977) pada dasarnya menganggap


bahwa manusia sepenuhnya adalah mahluk reaktif yang tingkah lakunya di kontrol
oleh faktor-faktor yang datang dari luar. Lingkungan adalah penentu tunggal dari
tingkah laku manusia.
Manusia tidak datang ke dunia ini dengan membawa ciri-ciri yang pada
dasarnya baik atau jelek, tetapi netral. Hal-hal yang mempengaruhi perkembangan
kepribadian individu semata-mata tergantung pada lingkungannya. Tingkah laku
adalah hasil perkembangan individu dan sumber dari hasil ini tidak lain adalah
lingkungan.
Skinner (1976) mengatakan bahwa kemampuan-kemampuan itu sebenarnya
terwujud sebagai tingkah laku juga yang berkembangnya tidak berbeda dari
tingkah laku-tingkah laku lainnya. Justru tingkah laku inilah yang dapat didekati
dan dianalisis secara ilmiah dan pendekatan behavioristik adalah pendekatan
ilmiah. Semua ciri yang dimiliki oleh manusia harus dapat didekati dan dianalisis
secara ilmiah. Pendekatan behavioristik tidaklah mendehumanisasikan manusia,
melainkan justru men-dehomunkulisasikan manusia, yaitu mengatasi kekerdilan
manusia. Hanya dalam hubungannya dengan lingkungan yang didekati secara
ilmiahlah kekerdilan manusia dapat diatasi dan harkat ke manusiaan dipertinggi.
Setelah mengikuti beberapa pandangan tentang manusia tersebut di atas
dapatlah ditarik beberapa pengertian pokok berikut :
a.

Manusia pada dasarnya memiliki "tenaga dalam" yang menggerakkan


hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

b.

Dalam diri manusia

(individu) ada fungsi yang bersifat rasional yang

bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial individu.


c.

Manusia mampu mengerahkan dirinya ke tujuan yang positif, mampu


mengatur dan mengontrol dirinya, dan mampu menentukan "nasibnya" sendiri.

d.

Manusia pada hakekatnya dalam proses "menjadi", berkembang terus, tidak


pernah selesai.

e.

Dalam hidupnya individu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan


dirinya sendiri, membantu orang lain, dan membuat dunia lebih baik untuk
ditempati.

f.

Manusia merupakan suatu keberadaan berpotensi yang perwujudannya


merupakan ketakterdugaan. Namun potensi ini terbatas.

g.

Manusia adalah mahluk Tuhan yang sekaligus mengandung kemungkinan baik


dan jelek.

h.

Lingkungan adalah penentu tingkah laku manusia dan tingkah laku ini
merupakan kemampuan yang dipelajari.
Dari ketiga pandangan mengenai hakekat manusia, bahwasanya menurut

Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila setiap manusia mempunyai


keinginan untuk mempertahankan hidup dan menjaga kehidupan yang lebih baik.
Kekuatan manusia pada dasarnya tidak hanya terletak pada kemampuan fisik atau
jiwanya saja, tetapi terletak pada kemampuan untuk bekerja sama dengan orang
lain dalam bermasyarakat.

D. Konsep Pemberdayaan
Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep dan strategi pembangunan
ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma
baru pembangunan, yakni yang bersifat people-centered, participatory, empowering,
and sustainable. (Chambers, 1995 dalam Kartasasmita, 1996)
Pemberdayaan bertujuan dua arah. Pertama, melepaskan belenggu kemiskinan,
dan keterbelakangan. Kedua, memperkuat posisi lapisan masyrakat dalam struktur
ekonomi dan kekuasaan.
Secara

konseptual,

pemberdayaan

masyarakat

adalah

upaya

untuk

meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang
tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan.
Dengan kata lain memberdayakan adalah memampukan dan memandirikan
masyarakat.
Dalam konsep pemberdayaan, menurut Prijono dan Pranarka (1996), manusia
adalah subyek dari dirinya sendiri. Proses pemberdayaan yang menekankan pada
proses memberikan kemampuan kepada masyarakat agar menjadi berdaya,
mendorong atau memotivasi individu bahkan kelompok atau lapisan masyarakat agar
mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan pilihan hidupnya.
Adapun pemberdayaan masyarakat senantiasa menyangkut dua kelompok yang saling

terkait, yaitu masyarakat sebagai pihak yang diberdayakan dan pihak yang menaruh
kepedulian sebagai pihak yang memberdayakan.
Mubyarto (1998) menekankan bahwa terkait erat dengan pemberdayaan
ekonomi

rakyat.

Dalam proses

pemberdayaan

masyarakat

diarahkan pada

pengembangan sumberdaya manusia (di pedesaan), penciptaan peluang berusaha yang


sesuai dengan keinginan masyarakat. Masyarakat menentukan jenis usaha, kondisi
wilayah yang pada gilirannya dapat menciptakan lembaga dan sistem pelayanan dari,
oleh dan untuk masyarakat setempat. Upaya pemberdayaan masyarakat ini kemudian
pada pemberdayaan ekonomi rakyat. Keberdayaan dalam konteks masyarakat adalah
kemampuan individu yang bersenyawa dalam masyarakat dan membangun
keberdayaan masyarakat yang bersangkutan. Suatu masyarakat yang sebagian besar
anggotanya sehat fisik dan mental, terdidik dan kuat, tentunya memiliki keberdayaan
yang tinggi. Keberdayaan masyarakat merupakan unsur dasar yang memungkinkan
suatu masyarakat bertahan, dan dalam pengertian yang dinamis mengembangkan diri
dan mencapai kemajuan. Keberdayaan masyarakat itu sendiri menjadi sumber dari apa
yang di dalam wawasan politik disebut sebagai ketahanan nasional. Artinya bahwa
apabila masyarakat memiliki kemampuan ekonomi yang tinggi, maka hal tersebut
merupakan bagian dari ketahanan ekonomi nasional.
Dalam kerangka pikir inilah upaya memberdayakan masyarakat pertama-tama
haruslah dimulai dengan menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi
masyarakat berkembang. Di sini titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap
manusia, setiap masyarakat, memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Artinya,
bahwa tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa daya, karena kalau demikian akan
punah.
Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu sendiri, dengan
mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang
dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya.Upaya tersebut diikuti dengan
memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Dalam
konteks ini diperlukan langkah-langkah lebih positif, selain dari hanya menciptakan
iklim dan suasana yang kondusif. Perkuatan ini meliputi langkah-langkah nyata, dan
menyangkut penyediaan berbagai masukan (input), serta pembukaan akses kepada
berbagai peluang (opportunities) yang akan membuat masyarakat menjadi makin
berdaya (Kartasasmita, 1996). Pemberdayaan masyarakat selanjutnya adalah dengan
Program Pembangunan Pedesaan. Pemerintah di Negara-negara berkembang

termasuk Indonesia telah mencanangkan berbagai macam program pedesaan, yaitu (1)
pembangunan pertanian, (2) industrialisasi, (3) pembangunan masyarakat desa
terpadu, dan (4) strategi pusat pertumbuhan (Sunyoto Usman, 2004).
Dengan demikian, pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan individu
anggota masyarakat, tetapi bisa dilakukan oleh banyak elemen: pemerintah, perguruan
tinggi, lembaga swadaya masyarakat, pers, partai politik, lembaga donor, aktoraktor
masyarakat sipil, atau oleh organisasi masyarakat lokal sendiri. Proses pemberdayaan
bisa berlangsung lebih kuat, komprehensif dan berkelanjutan bila berbagai unsur
tersebut membangun kemitraan dan jaringan yang didasarkan pada prinsip saling
percaya dan menghormati (Sutoro Eko, 2002).
Menanamkan nilai-nilai budaya modern seperti kerja keras, hemat, keterbukaan,
kebertanggungjawaban dan lain-lain yang merupakan bagian pokok dari upaya
pemberdayaan itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai