Anda di halaman 1dari 22

KELOMPOK PULL APART :

1. Muhammad Mahendra Y. W (410012260)


2. Marisi Yoel Syahputra (410012230)
3. Surya Endra Laksana ( 410012240)
4. Wahyu Prayoga (410012036)

5. Alvin Ghivari (410012207)


6. Wildan aulia rahman (410012251)
7. Yohanes Kabes (412213188)

Fisiografi
Ombilin Basin adalah
cekungan Tersier
intermontane terletak di
pegunungan Barisan
Luas area sekitar 1.500
km2 dan beberapa
tempat ditemukan
sumber daya alam
batubara yang telah
ditambang di daerah
Sawahlunto sejak 1891.
Dari data seismik dan
sumur menunjukkan
bahwa cekungan telah
diisi sedimen sejak
pertengahan Eosen
sampai awal Miosen

Cekungan terletak pada bagian


tengah jalur Pegunungan Barisan,
mengandung batuan sedimen
mencapai ketebalan 4.600 m
(Koning, 1985) serta diendapkan
pada lingkungan darat atau danau
sampai laut dangkal.
Pada kala Eosen akhir ditandai
dengan pembentukan cekungan
ombilin berupa graben yang
secara regional dibentuk oleh
dua sesar geser menganan, yaitu
sesar Sitangkai disebelah barat
dan sesar Tigojangko disebelah
timur.
Sesar Tigojangko semakin kearah
tenggara berkembang menjadi
sesar naik Takung (Sitomorang,
dkk, 1991).

STRATIGRAFI

General lithostratigraphic column of Ombilin Basin (Noeradi et al, 2005)

Formasi Sawah Tambang


Formasi Sawah Lunto
Formasi Sangkarewang
Formasi Brani

STRATIGRAFI
Formasi Brani yang menjemari dengan Formasi Sangkarewang menurut P.H.
Silitonga dan Kastowo berumur Eosen-Oligosen.
Selaras diatas Formasi Sangkarewang menurut P.H. Silitonga dan Kastowo
adalah Anggota Bawah Formasi Ombilin yang berumur Oligo-Miosen.
Selaras diatasnya lagi menurut P.H. Silitonga dan Kastowo adalah Anggota
Atas Formasi Ombilin yang berumur Miosen Awal-Tengah.
Secara tidak selaras diatasnya lagi diendapkan hasil produksi volkanik yang
menurut P.H. Silitonga dan Kastowo dinamakan Volkanik tak terpisahkan,
Tuf Batuapung dan Tuf Basal.
Formasi Brani terdiri dari konglomerat sisipan batupasir, berwarna abu-abu
sampai keungu-unguan. Formasi ini menjemari dengan Formasi
Sangkarewang.
Formasi Sangkarewang merupakan formasi pembawa bitumen padat, terdiri
dari serpih yang berselang seling dengan batulanau dan batupasir berbutir
halus sampai kasar, kadang-kadang dijumpai sisipan tipis atau pita-pita
batubara.

Formasi Sawahlunto Terdiri dari perulangan batupasir kuarsa, konglomerat, serpih


dan batubara. Tersingkap di bagian baratlaut dan tenggara daerah yaitu daerah Koto
Gadang, Salak dan Sawah Lunto. Menurut P.H. Silitonga dan Kastowo Anggota Bawah
Formasi Ombilin berumur Oligo Miosen
Formasi SawahTambang terdiri dari batulempung, napal, sisipan batupasir,
konglomerat dan batupasir tufaan. Menurut P.H. Silitonga dan Kastowo Anggota Atas
Formasi Ombilin berumur Miosen Awal-Tengah
Formasi Ombilin yang terdiri dari batupasir dengan batugamping melensis,
diendapkan pada lingkungan neritik (Noeradi et al, 2005)
Formasi Ranau yang terdiri dari Bahan Volkanik yang merupakan produk dari aliran
lahar, konglomerat dan endapan koluvium yang bersifat andesitis sampai basaltis.
Tersingkap dibagian baratlaut daerah yaitu sekitar daerah Tanjung Emas. Menurut
P.H. Silitonga dan Kastowo satuan ini berumur Plio Plistosen.

Pola Struktur Cekungan Ombilin

Pola Struktur Cekungan Ombilin

Perkembangan struktur pola cekungan ombilin dikontrol oleh


pergerakan sistim sesar sumatera yang membuat sesar tua yang
telah terbentuk ditimpah oleh sesar yang lebih muda oleh sistim
sesar yang sama

Menurut Sitomorang, dkk (1991) keseluruhan geometri cekungan


ombilin memanjang dengan arah umum barat laut tenggara,
dibatasi oleh Sesar Sitangkai berarah barat laut tenggara di utara
dan Sesar Silungkang di selatan yang keduanya kurang lebih
paralel terhadap sistim Sesar Sumatera

Menurut Situmorang, dkk (1991), secara umum keseluruhan


Cekungan Ombilin dibentuk oleh dua terban berumur Paleogen
dan Neogen , dibatasi oleh sesar Tanjung Ampalu berarah utara
selatan

Evolusi Tektonik
Hipotesa Pertama

Van Bemmelen, 1949)

Hipotesa Kedua

Koning, 1985)

Van Bemmelen, 1949)

Cekungan Ombilin terjadi oleh pengangkatan akibat


aktivitas magma (intrusi) batuan granit yang
penyebarannya terlihat disekitar Cekungan Ombilin.

Umur granit tersebut adalah 206 sampai 112 juta tahun atau pada
Jaman Jura Atas sampai Kapur Bawah. Umur tersebut sedikit
lebih tua dibandingkan dengan umur Cekungan Ombilin, yaitu
Kapur sampai dengan Awal Tersier yang diperkirakan
berdasarkan umur batuan sedimen di dalam cekungan tersebut.
Kenyataan ini mendukung hipotesa pertama.

(Buchfiel and Stewart, 1966)

menyatakan bahwa Cekungan Ombilin terbentuk


akibat pensesaran blok oleh pensesaran mendatar.
Mekanisme terjadinya disebut pull apart atau tarik
pisah. Disebut demikian di dalamnya terdapat proses
penarikan kerak bumi yang menimbulkan sesar-sesar
normal. Cekungan yang terbentuk dikenal sebagai
pull apart basin atau cekungan tarik pisah
Koning, 1985)

Penyelidikan-penyelidikan lain terhadap cekungan


tarik pisah menunjukan adanya bentuk pull apart
basin

Ciri-Ciri Umum Cekungan tersebut sebagai berikut:


Endapan sedimen cukup
ukuran luas relatif kecil.

tebal

dengan

Komposisi dan tekstur sedimen menunjukan


tingginya kecepatan sedimentasi.
Siklus tekstur sedimennya menunjukan
adanya aktifitas tektonik.
Semua ciri tersebut di atas terdapat di cekungan
Ombilin/Sawahlunto, sehingga merupakan bukti pendukung
hipotesa Koning (1985) atau hipotesa kedua.

Penyebab sesar mendatar di Cekungan Ombilin, kita kenal adanya


sesar mendatar Sumatra yang bersifat dekstral, yaitu akibat
penyusupan lempeng Hindia-Australia (Plate Tectonic Theory).

Cekungan Ombilim

Peta Regional Pulau Sumatera

Hubungan sistem geser di lapangan, offest dan


bifurkasi di dalam sesar strike slip menyebabkan
area transpressional dan transtensional.

Transtensional akan menghasilkan pull apart


basin/cekungan sedangkan transpressional akan
menghasilkan push up, deretan pegunungan.

Transtensional disebabkan sesar stike slip yang


bergerakan secara bertahap ke kanan (right stepping)
sedangkan transpressional disebabkan sesar stike slip
bergerakan secara bertahap ke kiri (left stepping).

Model pull apart basin pada suatu zona sesar

Hubungan sistem ekstensional di penampang crosssection, sesar


strike slip biasanya menunjukkan kemiringan yang curam dari PDZ
(principle displacement zone) yang mana berhubungan dengan
sesar sampai cabang sesar ke arah luar dari dasar yang curam
sampai permukaan

Pada mekanisme pure shear, Reider shear akan mendominasi. Di


sepanjang PDZ akan menghasilkan cekungan sedimen yang bisa
membentuk struktur bunga.

Belokan PDZ merupakan zona lemah dari lapisan subhorisontal


yang membentuk detachment bagian atas yang disebut sesar
cembung ke atas (palm structure), sedangkan kombinasi gaya
transform dengan tensional akan menghasilkan sesar listrik atau
tulips structure, dengan bentuk sesar cekung ke bawah.

1.

Berpotensi Penghasil Batubara


Unit batuan dari Formasi
Sawahlunto
terdiri dari
batulempung, batulempung lanauan dan batulanau yang
berselang seling dengan batupasir kuarsa, dan dicirikan
dengan kehadiran batubara. Bagian atas dari formasi ini
adalah penghasil batubara yang ekonomis. Ketebalan formasi
ini adalah 274 m dan maksimum 500 m (Koesoemadinata dan
Matasak, 1981). Formasi Sawahlunto menindih selaras
formasi Brani dan Formasi Sangkarewang.

2. Berpotensi Penghasil Hidrokarbon


Formasi Sangkarewang menindih tidak selaras batuan pra
tersier di bawahnya, ditindih secara selaras oleh formasi
sawahlunto. Formasi inni di beberapa lokasi menjemari
dengan formasi Brani, bahkan Formasi Sangkarewang ini
menurut
Koesoemadinata
dan
Matasak
(1981)
kemungkinan bisa dianggap sebagai lensa di dalam Formasi
Brani. Formasi ini juga menjemari dengan Formasi
Sawahlunto. Lingkungan pengendapan formasi ini adalah
lingkungan danau. Formasi ini dalam Cekungan Ombilin
mempunyai arti yang penting karena merupakan batuan
sumber penghasil hidrokarbon (Koning, 1985)

Anda mungkin juga menyukai