Anda di halaman 1dari 22

AAUPB DAN

GOOD GOVERNANCE
Bahan dipersiapkan oleh: TRI HAYATI,S.H,M.H
Disampaikan oleh: Daly Erni (
daly972001@yahoo.com)

Istilah dan Pengertian (Kerja kelompok)


Review
Keterkaitan HAN dan Good Governance
AAUPB (Materi AUPB - Asas) pembentukan

UU dan Lembaga
Good Govenance Prinsip yang 8 Penerapan Implementasi
Faktor pendorong penerapan GG
hambatan dan kendala)

Diskusi Kelas
Resume

Berilah nama kelompok


1.Carilah istilah-istilah dan pengertian

terkait dengan AAUPB dan Good


Governance
2.Bagaimanakah keterkaitan HAN dan
Good Governance
3.Manakah yang terlebih dahulu AAUPB
atau Good Governance berikanlah
alasan kelompok Saudara

Sapienta
Bestuur
Rechtsregel
Willekeur
Detournement de Pouvoir
Juridische Wetten
Van Vollenhoven
Medebewit
Djokosoetono
Authority
Emmanuel Kant
Ex Officio
Kelompok Enam

1. Doelmatigeheid : setiap keptsn yg diambil


hrs sesuai dg tujuan yg telah ditetapkan ;
2. Azas yuridikitas (Rechtmatigeheid) : setiap
kept hrs didsrkan atas hukum sec umum
( keadilan, kepatutan, kewajaran );
3. Azas Legalitas (Wetmatigeheid): setiap
kepts hrs diambil berdsrkan ketentu hukum
tertulis (UU);
4. Azas Diskresi (Discretionary Power/Freies
Ermessen ): kewen pej utk mengambil
kepts berdsrkan pendptnya sendiri.
5. AUPB (algemene beginselen van behoorlijk
bestuur )

Paul Scholten :

AUPB mrpk pemberi dasar


&kecenderungan tis dalam tertib hukum
Bellefroid :

AUPB sbg norma dsr dan pedoman bagi


para pejabat AN dlm membuat kebijakan
publik
Konijnenbelt :

AUPB menentukan arah pada waktu


melaks
pemerintahan dlm membuat kepts pem.

Pertama dikembangkan di Belanda th 1950, oleh De

Monchy, krn banyak kepent masyarakat yg terabaikan


oleh Pemerintah.
Mulanya adalah mrpk azas tidak tertulis yg tdk
dicantumkan dalam suatu UU.
De Monchy melakk penelitian yurisprudensi Bld, dg
hasil, bhw utk menciptakan pem yg baik hrs diterapkan
beberapa azas umum, yaitu :

1. azas kepastian hukum;


2. azas keseimbangan;
3. azas kesamaan;
4. azas bertindak cermat;
5. azas permainan yang layak;
6. azas keadilan dan kewajaran;
7. azas perlindungan atas pandangan hidup;
8. zas kebijaksanaan;
9. azas penyelenggaraan kepentingan umum;
10.azas kejujuran;
11.azas tidak pandang bulu;
12.azas penghargaan terhadap pendapat orang lain;
13.azas pertanggung jawaban.

Prof. Prayudi Atmosudridjo


AUPB dikategorikan dalam 2 golongan, yaitu :
1. Azas mengenai Prosedur Pengambilan Keputusan :
- pemb kept tdk blh memp kepent pribadi dlm
kepts;
- kept yg merugikan kepent masy, terlebih dhl
minta pendpt masyarakat;
-kept mempertimbangkan kondisi nyata.
2. Azas ttg kebenaran fakta yg dijadikan dsr pembt
kept :
- azas larangan kesewenang-2an
- azas larangan penyalahgunaan dan pelampauan
wew
- azas kepastian hukum
- azas larangan melakukan diskriminasi hukum
- azas batal karena kecerobohan pejabat ybs.

1. Sebagai Pedoman bagi :


- pembuat keputusan;
- perbuatan pemerintah;
- penentuan hukum oleh para pej pem.
2. Bila terjadi pelanggaran, mk akan mrpk alasan
untuk menggugat keputusan (dsr gugatan);
3. Sbg dsr pengujian terhadap keptsn pemerintah an
yg bersifat melawan hukum/tdk melawan hkm
4. Sbg alat untuk mencegah pelampauan batas kewen,
penyalahgunaan wewenang, ketidak adilan dan
ketdk
jujuran.

Dalam Penjelasan umum UU 5/ 1986 tentang

Peradilan Tata Usaha Negara;


Undang-Undang Nomor 28/1999 tentang

Pemerintahan yang Bersih, bebas dari Korupsi,


Kolusi dan Nepotisme;
Rancangan UU tentang Administrasi

Pemerintahan ( MENPAN ).

UU No.28/1999 : ttg Pemerintahan yg Bersih, Berwibawa dan


Be bas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
Pasal 1 (6) : AUPB adalah azas yg menjunjung tinggi norma
kesu
silaan, kepatutan dan norma hukum untuk
mewujud
kan penyelenggaraan negara yg bersih bebas
korup
si, kolusi dan nepotisme.
Pasal 3 : azas2 untuk mewujudkan kepemerintahan yg baik :
a. azas kepastian hukum;
b. azas tertib penyelenggaraan negara;
c. azas kepentingan umum;
d. azas keterbukaan;
e. azas proporsionalitas;
f. azas profesionalitas;
g. azas akuntabilitas;
h. azas efisinesi dan efektivitas.

Government (Pemerintah) :
mencakup kekuasaan eksekutif saja, yaitu Kepala
Pemerintahan dan kabinetnya (Inggris);
mencakup kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif (AS);
mencakup kekuasaan eksekutif : ps 4 ayat 1 UUD 1945
menyatakan, Presiden memegang kekuasaan Pemerintahan.

Governance:
adalah proses pembuatan keputusan dan proses bgmn
keputusan tsb diimplementasikan di berbagai tingkat
Pemerintahan (Prof.Safri).
Pemerintah adalah salah satu pelaku dari governance.

Good Governance :
proses pembuatn kepts dan proses bgmn kepts itu
dilaksanakan dengan
mengadopsi 8 karakteristik (participation,concensus
oriented, accounta ble, transparency, responsive, effective
dan efficient, equity dan follows the rule of law).

Konsep GG merujuk pada tugas pelaksanaan

pemerintah/ organisasi;
Bank Dunia mrpk salah satu pencetus awal dr GG,
menyatakan bhw kegagalam ekonomi disebabkan
terlalu banyaknya campur tangan negara;
Laporan bank dunia ttg Sub Sahara Afrika 1989 yg
pertama memuat kt Governance, yaitu cara
bagaimana kekuasaan dijalankan dalam rangka
pengelolaan SD Ekonomi dan sosial sebuah
negara utk pembangunan.
Makna governance yg semula hny berfokus pd
manajemen, mulai juga dikembangkan untuk juga
memuat aspek transparansi dan akuntabilitas (jd
memuat aspek politis).

Dua k aki GG :
1. Kaki Politik : fokus pada persoalan legitimasi,
responsivitas pemerintah dan akuntabilitas;
2. Kaki Ekonomi : fokus pada pengelolaan sektor
publik, termasuk di dalamnya program2 yang
terkait dengan pengembangan kapasitas
aparatur negara , efisiensi dan efektivitas.
Laporan Bank Dunia 1992, 4 pilar GG :
a. Pengelolaan sektor publik : reformasi pelayanan
publik, termsk privatisasi badan usaha publik;
b.Kerangka hukum : pengembangan perangkat
hukum yg menunjang hak milik publik, yg berisi
pengaturan perilaku masy sipil dan dunia usaha
serta membatasi peran negara;
c. Akuntabilitas : keuangan, desentralisasi,
partisipasi;
d.Transparansi dan informasi utk membangun
pasar yang kompetitif.

PARTICIPATION: baik laki2 maupun perempuan

mempunyai hak suara dalam pembuatan keptsn, baik sec


langsung maupun melalui lembaga2 perwakilan
CONCENSUS ORIENTED: dalam pengambilan keputusan
hal tsb dijadikan media untuk mencapai kesepaka tan yang
terbaik yang mewakili berbagai kepentingan
ACCOUNTABLE: pembuatan keputusan, baik pemerintah,
swasta maupun masyarakat, sebagai skate holder
bertanggung jawab kepada publik
TRANSPARENSCY: adanya arus informasi yang terbuka
dalam proses pengambilan dan pelaksanaan keputusan
RESPONSIVE : lembaga dan proses melayani stake holder
secara tanggap
EFFECTIVE DAN EFFICIENT: proses dan pelaksanaan
keputusan dilakukan seoptimal mungkin dalam pencapaian
tujuan organisasi
EQUITY : baik laki2 maupun perempuan mempunyai
kesempatan yang sama dalam pengambilan keputusan
RULE OF LAW :Dasar dari kerangka bekerja haruslah jelas
dan menerapkan prinsip2 HAM

Supremacy of the law (supremasi hukum) : setiap

tindakan harus didasari oleh hukum bukan berdsr


diskresi;

Legal certainty (kepastian hukum) : menjamin suatu

masalah diatur secara jelas, tegas dan tidak


duplikatif;

Hukum yang responsive : hukum mampu menyerap

aspirasi masyarakat luas dan mengakomodasinya;

Penegakan hukum yang konsisten dannondiskriminasi;


Independensi peradilan sebagai syarat penting dalam

perwujudan rule of law;

Aparatur Pemerintah (birokrasi) yang profesional dan

memiliki integritas yang kokoh

Governance akan menjadi baik (Good Governance) bila :

a. tujuan yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan dg baik;


b. proses dlm pembuatan keputusan telah diamati dengan
baik;
c. para pejabat memperlihatkan fungsi dan tugas mereka
sesuai
dengan kewenangannya;
d. organisasni berkelanjutan.
Governance akan menjadi jelak (Bad Governance) bila :

a. hanya beberapa tujuan saja yg tercapai;


b. beberapa tindakan para pejabat melanggar peraturan yg
tertulis;
c. kekuasaan dan kelembagaan melampaui kewenangannya;
d. organisasi mengalami berbagai gangguan, sehingga
terpecah
belah.

Penerapan prinsip GG biasanya didahului oleh

penerapan AUPB (azas umum pemerintahan


yang baik = algemene beginselen van
behoorlijk bestuur)

AUPB merupakan panduan tidak tertulis bagi

badan atau pejabat pemerintah dalam


melaksanakan tugas pemerintahan sehari-hari.

Materi AUPB :

a. azas larangan penyalahagunaan wewenang


b. larangan melaks tindakan se-wenang2
c. azas kecermatan
d. azas kewajiban memberi dasar
pertimbangan pd putusan
e. azas kepentingan umum.

Menjaga keppentingan umum dan

meningkatkan efisiensi kinerja birokrasi;


Mewujudkan iklim birokrasi yg kondusive

melalui pengaturan kinerja yang profesional;


Mencegah praktek penylahagunaan

wewenang;
Terciptanya efektivitas dan efisiensi dalam

kegiatan pelayanan publik.

Jayal : GG mengandung ketidak konsistenan

krn di satu sisi menginginkan adanya


kapasitas negara dan di sisi lain berkeinginan
untuk mereduksi peran negara
Jika ini terjadi maka akan terjadi depolitisasi

pembuatan kebijakan
Pembangunan lebih diutamakan daripada

demokrasi,, yaitu dengan diktator yang baik


dan demokrasi yang otoriter, karena rezim
seperti ini tidak memenuhi syarat demokrasi,
tetapi memiliki birokrasi yang tangguh untuk
menjalankan agenda2 pembangunan.

Membentuk Peraturan perundang-2an, a.l :

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

UU No.5 Th 1986 : PTUN;


UU No.28 Th 1999 : Pem yg bersih bebas KKN;
UU Adm Pemerintrahan;
UU Etika Penyelenggara Negara;
Tersebar dalam berbagai UU lainnya;
UU No.10 Th 2004 : Pembentukan Perat. Perundang2an;
Peraturan2 Pelaksanaan.

Membtk Lembg yang membantu Pem. dalam mewujud kan

GG, a.l :
1. KPK;
2. Ombudsman;
3. Tim2 Independent;
3. Komisi2/ badan2 lainnya

Membtk Kegiatan intern Pem yg mendukung penciptaan GG,

misal nya membentuk Tim KORMONEV Pusat dan Daerah


(Inpres 15/05).
Membentuk Lembaga2 pengawas : Irjen, BPK,BPKP,BPK
Daerah, Bawasda, Tim2 Independent yg bertugas sbg
Pengawas dsb.

Masa Pemerintahan SBY dicanangkan 4 arahan, yaitu :

a. laksanakan reformasi birokrasi;


b. tegakkan dan terapkan prinsip GG;
c. tingkatkan kualitas pelayanan publik;
d. berantas korupsi.

Kenyataannya menurut CSIS, persoalan kinerja birokrasi dituduh

sebagai musabab keterpurukan bangsa ini, dengan tudingan :


a. birokrasi lambat;
b. birokrasi tidak efisiendan efektif;
c. birokrasi tidak tanggap;
d. banyak praktik KKN

Menteri Negara PAN menjelaskan 4 hal yang saat ini

terjadi :
a. berbagai keluhan masyarakat kurang direspons oleh aparatur;
b. belum adanya data awal yang pasti dan sama;
c. tolok ukur keberhasilan belum jelas;
d. belum ada analisis yg jelas mengapa pemberantasan korupsi
be
lum menunjukkan tanda2 keberhasilan

Anda mungkin juga menyukai