Anda di halaman 1dari 14

DIMENSI LINGKUNGAN

OLEH :

DR. SUAIB DJAFAR, M.Si

PENDAHULUAN
Dinamika atau perubahan dimensi internal administrasi publik
seperti kebijakan, manajemen, organisasi, moral atau etika,
dan kinerja dalam administrasi publik sangat dipengaruhi oleh
dimensi eksternal administrasi publik yaitu lingkungan.

BATASAN DAN RUANG LINGKUP


Lingkungan diartikan sebagai semua faktor yang berada diluar
organisasi atau semua yang berada diluar batas organisasi.
Lingkungan

ini

mencakup

lingkungan

umum

(general

environment)
Ruang lingkup yang lain disingkat dalam suatu akronim yaitu
PEST yaitu politik, ekonomi, sosial dan teknologi.

PERGESERAN PARADIGMA
Dalam perkembangan administrasi publik terdapat dua
paradigma umum tentang hubungan antara organisasi dengan
lingkungan. Paradigma ini dibangun berdasarkan organisasi
terhadap lingkungannya.
Paradigma ini dibagi menjadi dua yaitu :

Sistem tertutup (closed system)

Sistem terbuka (Open system)

Sistem tertutup (close system) menggambarkan interaksi


yang terbatas dari suatu organisasi terhadap lingkungannya
dan apa yang dikerjakan organisasi tersebut hampi tidak
tergantung kepada dinamika lingkungan.

Sistem terbuka (open system) selalu melihat eksistensi dan


perkembangan suatu organisasi dalam kaitannya dengan
sistem lingkungan yang ada disekitarnya.

KARAKTER LINGKUNGAN
Ada dua karakter penting dari lingkungan yaitu turbulance dan
munificience (Katz dan Kahn, 1978; March & Simon, 1958;
Thompson, 1967).

Turbulence berkenan dengan sifat lingkungan mengalami


perubahan yang kacau balau, atau tetap stabil.

Munificient

berkenan

dengan

sifat

lingkungan

yang

mengalami tingkat kelangkaan atau kelimpahan sumberdaya


yang penting.

ADAPTASI TERHADAP LINGKUNGAN

Suatu organisasi hanya dapat bertahan hidup sepanjang ia


mampu melakukan penyesuaian diri dengan lingkungannya
dalam berbagai bentuk yaitu perubahan strategi, struktur dan
budaya kerja.
Dalam literatur tentang hubungan antara organisasi dengan
lingkungan, kita mengenal apa yang disebut dengan strategi
kompetisi atau sebaliknya kooperasi.

Demikian Pula, apabila karakteristik lingkungan sangat


desentralisasi mau tidak mau harus diterapkan. Beberapa
Kesimpulan yang disampaikan Robbins (1990: 233) adalah
1.

Efek lingkungan terhadap suatu organisai merupakan suatu


fungsi dependensi;

2.

Suatu lingkungan yang dinamis memiliki pengaruh yang lebih


besar terhadap perubahan struktur dari pada suatu
lingkungan yang statis.

3.

Kompleksitas organisasi dan ketidaktentuan lingkungan


berhubungan secara langsung.

4.

Semakin kompleks lingkungan, semakin tinggi tingkat


desentralisasi.

BEBERAPA ISU PENTING

1.

Tantangan Situasi dan Kondisi Indonesia

2.

Tantangan Reformasi Administrasi Publik

3.

Tantangan Ide Pembangunan dari Barat

4.

Capacity Building: Strategi Baru atau Masalah Baru?

5.

Tantangan Good Governance

1.

Tantangan Situasi dan Kondisi Indonesia

Situasi dan kondisi yang ada di Indonesia selama ini ditandai


oleh (1) kondisi dan situasi sosial politik dan budaya
masyarakat sebagai akibat dari perjalanan sejarah khas; (2)
inertia (kelembagaan) didalam birokrasi Indonesia yang
kemudian cenderung menolak berbagai bentuk perubahan,
ataupun kalau menerima hanya sebatas formalitas atau
kamuflase; (3) negara dengan luas wilayah, fisik yang begitu
kompleks, dengan ribuan pula dan etnis pasti menuntut jenis
pelayanan publik yang sangat kompleks, dengan ribuan pulau
dan etnis, pasti menuntut jenis pelayanan publik yang sangat
kompleks

2. Tantangan Reformasi iPublik

Konsenkuensi dan sentralisasi yang berlebihan tersebut adalah


ketika kekuatan pemerintah pusat yang sedang berkuasa
digoyang oleh kekuatan-kekuatan dari dalam dan dari luar
negeri, negara secara keseluruhan menjadi mudah collapse
lamban untuk bangkit kembali.
Daerah-daerah administratif di Indonesia seperti Provinsi,
kabupaten dan kota seakan tidak berdaya karena selama ini
tidak diberi kepercayaan dan kesempatan untuk belajar sendiri
membangun daerahnya.

3. Tantangan Ide Pembangunan dari Barat


Nasihat, saran dan ajakan mengikuti cara Barat tersebut telah
diadopsi oleh beberapa negara, tetapi hasilnya justru tidak
sebagaimana yang diharapkan, sementara ajakan yang dilakukan
untuk meniru negara-negara Barat tersebut dikritik kaum liberal
sebagai upaya westermisasi semata, dan cenderung
etnosentrik.
Strategi pembangunan yang mengarah pada pertumbuhan ini
disamping tidak memberikan pemerataan dan kesejahteraan
melalui tetesan kebawah, juga menimbulkan instabilitas, yang
berarti bertentangan dengan strategi stabilitas dan pemerataan.

4. Capacity Building : Strategi Baru atau Masalah Baru


Capacity Building merupakan serangkaian strategi yang
ditunjukan untuk meningkatkan efesiensi, efektifitas dan
responsivitas dalam kinerja pemerintahan, dengan memusatkan
perhatian kepada dimensi (1) pengembangan sumberdaya
manusia, (2) penguatan organisasi, dan (3) reformasi
kelembagaan (Grindle, 1997 1 28).
Capacity Building dipersepsikan sebagai kegiatan proyek
sehingga hasilnya tidak berbeda dengan proyek-proyek lain yang
dilakukan setiap tahun.

5. Tantangan Good Governance


Istilah good governance dipromosikan oleh beberapa
multilateral dan bilateral (JICA, OECD, GTZ) sejak tahun 1991,
dengan memberikan tekanan pada beberapa indikator antara
lain (1) demokrasi, desentralasisasi, dan peningkatan
kemampuan pemerintah, (2) hormat terhadap hak asasi manusia
dan kepatuhan terhadap hukum yang berlaku, (3) partispasi
rakyat, (4) effisiensi, akuntabilitas, transparansi dalam
pemerintahan dan administrasi publik, (5) pengurangan
anggaran militer, dan (6) tata ekonomi yang berorientasi pasar.

Anda mungkin juga menyukai