Anda di halaman 1dari 19

FILSAFAT BARAT ABAD PERTENGAHAN

Filsafat Yunani mengalami kemegahan dan kejayaannya dengan hasil yang sangat
gemilang, yaitu melahirkan peradaban Yunani. Menurut pandangan sejarah filsafat, dikemukakan
bahwa peradaban Yunani merupakan titik tolak peradaban manusia di dunia. Maka pandangan
sejarah filsafat dikemukakan manusia di dunia. Giliran selanjutnya adalah warisan peradaban
Yunani jatuh ke tangan kekuasaan Romawi. Kekuasaan Romawi memperlihatkan kebesaran dan
kekuasaannya hingga daratan Eropa (Britania), tidak ketinggalan pula pemikiran filsafat Yunani
juga ikut terbawa. Hal ini berkat peran1
Caesar Augustus yang mencipta masa keemasan kesusastraan Latin, kesenian, dan
arsitektur Romawi2. Setelah filsafat Yunani sampai ke daratan Eropa, di sana mendapatkan lahan
baru dalam pertumbuhannya. Karena bersamaan dengan agama Kristen, filsafat Yunani
berintegrasi dengan agama Kristen, sehingga membentuk suatu formulasi baru. Maka, muncullah
filsafat Eropa yang sesungguhnya sebagai penjelmaan filsafat Yunani setelah berintegrasi dengan
agama Kristen.
Di dalam masa pertumbuhan dan perkembangan filsafat Eropa (kira-kira selama 5 abad)
belum memunculkan ahli pikir (filosof), akan tetapi setelah abad ke-6 Masehi, barulah muncul
para ahli pikir yang mengadakan penyelidikan filsafat. Jadi, filsafat Eropa yang men gawali
kelahiran filsafat barat abad pertengahan.
1 Roma, ibukota Italia, terletak di Italia Tengah di dekat Pantai Barat, di kedua belah tepi sungai Tiber,
tempat kedudukan Paus yang berdiam di kota Vatikan. Menurut perjanjian Lateran (pejanjian Tahta Suci
dengan pemerintah Italia tahun 1929) iata Vatikan adalah wilayah berdaulat. Vatikan disebut kota abadi
karena untuk suatu rnasa yang panjang merupakan suatu pusat kebudayaan, kesenian dan keagamaan.
Juga disebut kota suci. Menurut dongengnya, kota Roma didirikan oleh Romulus (753 SM). Roma terus
men aik kemasyhurannya pada akhir abad ketiga sebelum Masehi. lrtengahan awal abad I Masehi adalah
awal masa keemasan kebudayaan Romawi dan awal zaman kekaisaran. Roma pada masa abad
pertengahan (abad ke-5 hingga ke-14 Masehi), dengan lenyapn ya Kekaisaran Romawi, melahirkan
lembaga baru: kepausan. Paus pertama adalah Gregorius (590 604) yang Inenjadikan Roma sebuah
kota penting sebagai pusat dunia Kristen. Lihat, Pringgodigdo, (Ed.)., op. cit., hIm. 954.

2 Pringgodigdo, (Ed.), ibid., him. 953.

Kekuatan pengaruh antara filsafat Yunani dengan agama Kristen dikatakan seimbang.
Apabila tidak seimbang pengaruhnya, maka tidak mungkin berintegrasi membentuk suatu
formula baru. Walaupun agama Kristen relatif masih baru keberadaannya, tetapi pada saat itu
muncul anggapan yang sama terhadap filsafat Yunani ataupun agama Kristen. Anggapan
pertama, bahwa Tuhan turun ke bumi (dunia) dengan membawa kabar baik bagi umat manusia.
Kabar baik tersebut berupa firman Tuhan yang dianggap sebagai sumber kebijaksanaan yang
sempurna dan sejati. Anggapan kedua, bahwa walaupun orango rang telah mengenal agama baru,
tetapi juga mengenal filsafat Yunani yang dianggap sebagai sumber kebijaksanaan yang tidak
diragukan lagi kebenarannya.
Dengan demikian, di benua Eropa filsafat Yunani akan tumbuh dan berkembang dalam
suasana yang lain. Filsafat Eropa merupakan sesuatu yang baru, suatu formulasi baru, pohon
filsafat masih yang lama (dan Yunani), tetapi tunas yang barn (karena pengaruh agama Kristen)
memungkinkan perkembangan dan pertumbuhan yang rindang.3
Filsafat Barat Abad Pertengahan (476 - 1492) juga dapat dikatak an sebagai abad gelap.
Pendapat mi didasarkan pada pendekatan sejarah gereja. Memang pada saat itu tindakan gereja
sangat memb elenggu kehidupan manusia sehingga manusia tidak lagi memiliki kebebasan untuk
mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya. Para ahli pikir pada saat itu pun tidak
memiliki kebebasan berpikir. Apabila terdapat pemikiran-pemikiran yang bertentangan dengan
ajaran gereja, orang yang mengemukakannya akan mendapatkan hukuman berat. Pihak gereja
melarang diadakannya penyelidikanp enyelidikan berdasarkan rasio terhadap agama. Karena itu,
kajian terhadap agama/teologi yang tidak berdasarkan ketentuan gereja akan mendapatkan
larangan yang ketat. Yang berhak mengadakan penyel idikan terhadap agama hanyalah pihak
gereja. Walaupun demikian, ada juga yang melanggar larangan tersebut dan mereka dianggap
orang murtad dan kemudian diadakan pengejaran (inkuisisi). Pengejaran terhadap orang-orang
murtad mi mencapai puncaknya pada saat Ius Innocentius III di akhir abad XII, dan yang paling
berhasil dalam pen gejaran orang-orang murtad mi di Spanyol.
Ciri-ciri pemikiran filsafat barat abad Frtengahan adalah:
3 Poedjawijatna, op. cit., hIm. 80.

cara berfilsafatnya dipimpin oleh gereja;

berfilsafat di dalam lingkungan ajaran Aristoteles;

berfilsafat dengan pertolongan Augustinus dan lain-lain.4

Masa Abad Pertengahan mi juga dapat dikatakan sebagai suatu masa yang penuh dengan
upaya menggiring manusia ke dalam kehidupan/sistem kepercayaan yang picik dan fanatik,
dengan menerima ajaran gereja secara membabi buta. Karena itu perkembangan ilmu
pengetahuan terhambat.
Masa ini penuh dengan dominasi gereja, yang tujuannya untuk membimbing umat ke
arah hidup yang saleh. Namun, di sisi lain, dominasi gereja ini tanpa memikirkan martabat dan
kebebasan manusia yang mempunyai perasaan, pikiran, keinginan, dan cita-cita untuk
menentukan masa depannya sendiri.
Masa Abad Pertengahan mi terbagi menjadi dua masa yaitu: masa Patristik dan masa
Skolastik. Masa Skolastik terbagi menjadi: Skolastik Awal, Skolastik Puncak, dan Skolastik
Akhir.

A. Masa Patristik
Istilah Patristik berasal dan kata Latin pater atau bapak, yang artinya para
pemimpin gereja. Para pemimpin gereja ini dipilih dan golongan atas atau golongan ahli
pikir. Dan golongan ahli pikir inilah menimbulkan sikap yang beragam pemikirannya.
Mereka ada yang menolak filsafat Yunani dan ada yang menerimanya.
Bagi mereka yang menolak, alasannya karena beranggapan bahwa sudah
mempunyai sumber kebenaran yaitu fIrman Tuhan, dan tidak dibenarkan apabila mencari
sumber kebenaran yang lain seperti dan filsafat Yunani. Bagi mereka yang menerima sebagai
4 Epping, et. at., Filsafat ENSIE, Jemmars, Bandung, 1983, hIm. 126.

alasannya bera nggapan bahwa walaupun telah ada sumber kebenaran yaitu firman Tuhan,
tetapi tidak ada jeleknya menggunakan filsafat Yunani hanya diambil metodosnya saja (tata
cara berpikir). Juga, walaupun filsafat Yunani sebagai kebenaran manusia, tetapi manusia
juga sebagai ciptaan Tuhan. Jadi, memakai/menerima filsafat Yunani diperbolehkan selama
dalam hal-hal tertentu tidak bertentangan dengan agama.
Perbedaan pendapat tersebut berkelanjutan, sehingga orang-orang yang menerima
filsafat Yunani menuduh bahwa mereka (orang orang Kristen yang menolak filsafat Yunani)
itu munafik. Kemudian, orang-orang yang dituduh munafik tersebut menyangkal, bahwa
tuduhan tersebut dianggap fitnah. Dan pembelaan dan orang-orang yang menolak filsafat
Yunani mengatakan bahwa dirinyalah yang benar-benar hidup sejalan dengan Tuhan.
Akibatnya, muncul upaya untuk membela agama Kristen, yaitu para apologis
(pembela iman Kristen) dengan kesadarannya membela iman Kristen dan serangan filsafat
Yunani. Para pembela iman Kristen tersebut adalah Justinus Martir, lrenaeus, Kiemens,
Origenes, Gregorius Nissa, Tertullianus, Diosios Arepagos, Au-relius Augustinus.
1. Justinus Martir
Nama aslinya Justinus, kemudian nama Martir diambil dan istilah orang-orang
yang rela mati hanya untuk kepercayaannya.
Menurut pendapatnya, agama Kristen bukan agama baru karena Kristen lebih tua
dan filsafat Yunani, dan Nabi Musa dianggap sebagai awal kedatangan Kristen. Padahal,
Musa hidup sebelum Socrates dan Plato. Socrates dan Plato sendiri sebenarnya telah
menurunkan hikmahnya dengan memakai hikmah Musa. Selanjutnya dikatakan bahwa
filsafat Yunani itu mengambil dan kitab Yahudi. Pandangan ini didasarkan bahwa Kristus
adalah logos. Dalam mengembangkan aspek logosnya ini orang-orang Yunani (Socrates,
Plato dan lain-lain) kurang memahami apa yang terkandung dan memancar dan logosn
ya, yaitu pencerahan sehingga orang-orang Yunani dapat dikatakan menyimpang dan
ajaran murni. Mengapa mereka menyimpang? Karena orang-orang Yunani terpengaruh
oleh demon atau setan. Demon atau setan tersebut dapat mengubah pengetahuan yang

benar kemudian dipalsukan. Jadi, agama Kristen lebih bermutu dibanding dengan filsafat
Yunani. Demikian pembelaan Justinus Martir.
2. Klemens (150 - 215)
Ia juga termasuk pembela Kristen, tetapi ia tidak membenci filsafat Yunani.
Pokok-pokok pikirannya adalah sebagai berikut:
-

memberikan batasan-batasan terhadap ajaran Kristen untuk mempertahankan diri dan


otoritas fuisafat Yunani;

memerangi ajaran yang anti terhadap Kristen dengan menggun akan filsafat Yunani;

bagi orang Kristen, filsafat dapat dipakai untuk membela iman Kristen, dan
memikirkan secara mendalam.

3. Tertullianus (160 - 222)


Ia dilahirkan bukan dan keluarga Kristen, tetapi setelah melaksanakan pertobatan
ia menjadi gigih membela Kristen secara fanatik. Ia menolak kehadiran filsafat Yunani
karena flisafat dianggap sesuatu yang tidak perlu. Baginya berpendapat, bahwa wahyu
Tuhan sudahlah cukup. Tidak ada hubungan antara teologi dengan filsafat, tidak ada
hubungan antara Yerussalem (pusat agama) dengan Yunani (pusat filsafat), tidak ada
hubungan antara gereja dengan akademi, tidak ada hubungan antara Kristen dengan
penemuan baru.
Selanjutnya ia mengatakan bahwa dibanding dengan cahaya Kristen, segala yang
dikatakan oleh para filosof Yunani dianggap tidak penting. Apa yang dikatakan oleh para
filosof Yunani tentang kebenaran pada hakikatnya sebagai kutipan dan kitab Suci. Akan
tetapi karena kebodohan para filosof, kebenaran kitab suci tersebut dipalsukan.
Akan tetapi lama kelamaan, Tertullianus akhirnya menerima juga filsafat Yunani sebagai
cara berpikir yang rasional. Alasannya, bagaimanapun juga berpikir yang rasional
diperlukan sekali. Pada saat itu, karena pemikiran filsafat yang diharapkan tidak
dibakukan, saat itu filsafat hanya mengajarkan pemikiran-pemikiran ahli pikir Yunani

saja, sehingga, akhirnyaTertullianus melihat filsafat hanya dimensi praktisnya saja, dan ia
menerima filsafat sebagai cara atau metode berpikir untuk memikirkan kebenaran
keberadaan Tuhan beserta sifat-sifatnya.
4. Augustinus (354 - 430)
Sejak mudanya ia telah mempelajari bermacam-macam aliran filsafat, antara lain
Platonisme dan Skeptisisme. Ia telah diakui keberhasilann ya dalam membentuk filsafat
Kristen yang berpengaruh besar dalam filsafat abad pertengahan sehingga ia dijuluki
sebagai guru skolastik yang sejati. Ia seorang tokoh besar di bidang teologi dan filsafat.
Setelah mempelajari aliran Skeptisisme, ia kemudian tidak menyetujui atau
menyukainya, karena di dalamnya terdapat pertentangan batiniah. Orang dapat
meragukan segalanya, tetapi orang tidak dapat meragukan bahwa ia ragu-ragu. Seseorang
yang ragu-ragu sebenarnya ia berpikir dan seseorang yang berpikir sesungguhnya ia
berada (eksis).
Menurut pendapatnya, daya pemikiran manusia ada batasnya, tetapi pikiran
manusia dapat mencapai kebenaran dan kepastian yang tidak ada batasnya, yang bersifat
kekal abadi. Artinya, akal pikir manusia dapat berhubungan dengan sesuatu kenyataan
yang Iebih tinggi.
Akhirnya,

ajaran

Augustinus

berhasil

menguasai

sepuluh

abad,

dan

mempengaruhi pemikiran Eropa. Perlu diperhatikan bahwa para pemikir Patristik itu
sebagai pelopor pemikiran skolastik. Mengapa ajaran Augustinus sebagai akal dan
skolastik dapat mendominasi hampir sepuluh abad? Karena ajarannya Iebih bersifat
sebagai metode daripada suatu sistem sehingga ajarannya mampu meresap sampai masa
skolastik.

B. Masa Skolastik
Istilah skolastik adalah kata sifat yang berasal dan kata school, yang berarti sekolah.
Jadi, skolastik berarti aliran atau yang berkaitan dengan sekolah. Perkataan skolastik
merupakan corak khas dan sejarah filsafat abad pertengahan.
Terdapat beberapa pengertian dan corak khas skolastik, sebagai berikut.
a. Filsafat Skolastik adalah filsafat yang mempunyai corak semata-mata agama. Skolastik
ini sebagai bagian dan kebudayaan abad pertengahan yang religius.
b. Filsafat Skolastik adalah filsafat yang mengabdi pada teologi atau filsafat yang rasional
memecahkan persoalan-persoalan mengenai berpikir, sifat ada, kejasmanian, kerohanian,
baik buruk. Dan rumusan tersebut kemudian muncul istilah skolastik Yahudi, skol astik
Arab dan lain-lainnya.
c. Filsafat Skolastik adalah suatu sistem filsafat yang termasuk jajaran pengetahuan alam
kodrat, akan dimasukkan ke dalam bentuk sintesis yang lebih tinggi antara kepercayaan
dan akal.
d. Filsafat Skolastik adalah filsafat Nasrani karena banyak dipen garuhi oleh ajaran gereja.5
Filsafat Skolastik ini dapat berkembang dan tumbuh karena beb erapa faktor berikut.
Faktor Religius
Faktor religius dapat mempengaruhi corak pemikiran filsafatnya. Yang dimaksud
dengan faktor religius adalah keadaan lingkungan saat itu yang berperikehidupan religius.
Mereka beranggapan bahwa hidup di dunia ini suatu perjalanan ke tanah suci Yerussalem,
dunia ini bagaikan negeri asing dan sebagai tempat pembuangan limbab air mata saja (tempat
kesedihan). Sebagai dunia yang menjadi tanah airnya adalah surga. Manusia tidak dapat
5 lbid., him. 128.

sampai ke tanah airnya (surga) dengan kemampuannya sendiri, sehingga harus ditolong.
Karena manusia itu menurut sifat kodratnya mempunyai cela atau kelemahan yang dilakukan
(diwariskan) oleh Adam, mereka juga berkeyakinan bahwa isa anak Tuhan berperan sebagai
pembebas dan pemberi bahagia. Ia akan memberi pengampunan sekaligus menolongnya.
Maka, hanya dengan jalan pengampunan inilah manusia dapat tertolong agar dapat mencapai
tanah airnya (surga). Anggapan dan keyakinan inilah yang dijadikan dasar pemikiran
filsafatnya.6
Faktor Ilmu Pengetahuan
Pada saat itu telah banyak didirikan lembaga pengajaran yang diupayakan oleh biarabiara, gereja, ataupun dan keluarga istana. Kepustakaannya diambilkan dan para penulis
Latin, Arab (Islam), dan Yunani. Masa Skolastik terbagi menjadi tiga periode, yaitu:
a. Skolastik Awal, berlangsung dan tahun 800-1200;
b. Skolastik Puncak, berlangsung dan tahun 1200-1300;
c. Skolastik Akhir, berlangsung dan tahun 1300-1450.

1. SkolastikAwal
Sejak abad ke-5 hingga ke-8 Masehi, pemikiran flisafat Patristik mulai merosot,
terlebih lagi pada abad ke-6 dan 7 dikatakan abad kacau. Hal ini disebabkan pada saat itu
terjadi serangan terhadap Romawi sehingga kerajaan Romawi beserta peradabannya ikut
runtuh yang telah dibangun selama berabad-abad.7
6 Loc. cit.,

7 Roma dirampok oleh Kaum\Tisigot di bawah Alarik I (tahun 410) sehingga kota
tersebut kehilangan artinya dan menderita berat dalam perang terhadap orang-orang Germania dan
Byzantium (Kekaisaran Romawi lenyap).

Baru pada abad ke-8 Masehi, kekuasaan berada di bawah Karel Agung (742 814)8 dapat memberikan suasana ketenangan dalam bidang politik, kebudayaan, dan ilmu
pengetahuan, termasuk kehid upan manusia serta pemikiran filsafat yang semuanya
menampakk an mulai adanya kebangkitan. Kebangkitan inilah yang merupakan
kecemerlangan abad pertengahan, di mana arab pemikirannya berbeda sekali dengan
sebelumnya.
Saat ini merupakan zaman baru bagi bangsa Eropa. Hal ini ditandai dengan
skolastik yang di dalamnya banyak diupayakan pengembangan ilmu pengetahuan di
sekolah-sekolah. Pada mulanya skolastik ini timbul pertama kalinya di biara Italia Selatan
dan akhirnya sampai berpengaruh ke Jerman dan Belanda.
Kurikulum pengajarannya meliputi studi duniawi atau artes liberales, meliputi tata
bahasa, retorika, dialektika (seni berdiskusi), ilmu hitung, ilmu ukur, ilmu perbintangan,
dan musik.
Di antara tokoh-tokohnya adalab Aquinas (735-805), Johannes Scotes Eriugena
(815 - 870), Peter Lombard (1100 - 1160), John Salis bury (1115-1180), Peter Abaelardus
(1079-1180).

Peter Abaelardus (1079-1180)


Ia dilahirkan di Le Pallet, Prancis. Ta mempunyai kepribadian yang keras dan
pandangannya sangat tajam sehingga sering kali bertengkar dengan para ahli pikir dan
pejabat gereja. Ia termasuk orang konseptualisme dan sarjana terkenal dalam sastra
romantik, sekaligus sebagai rasionalistik, artinya peranan akal dapat menundukkan kek
uatan iman. Iman harus mau didahului akal. Yang harus dipercaya adalah apa yang telah
disetujui atau dapat diterima oleh akal.
8
Ia menyerbu Italia untuk membantu Paus (tahun 800) Paus Leo III dinobatkan sebagai Kaisar di
Roma. Lihat Pringgodigdo, (Ed.), op. cit., him. 214 dan 954.

Berbeda dengan Anselmus yang mengatakan bahwa berpikir harus sejalan dengan
iman, Abaelardus memberikan alasan bahwa berpikir itu berada di luar iman (di luar
kepercayaan). Karena itu berpikir merupakan sesuatu yang berdiri sendiri. Hal ini sesuai
dengan metode dialektika yang tanpa ragu-ragu ditunjukkan dalam teologi, yaitu bahwa
teologi harus memberikan tempat bagi semua bukti-bukti. Dengan demikian, dalam
teologi itu iman hampir kehilangan tempat. Ia mencontohkan, seperti ajaran Trinitas juga
berdasarkan pada bukti-bukti, termasuk bukti dalam wahyu Tuhan.9

2. Skolastik Puncak
Masa mi merupakan kejayaan skolastik yang berlangsung dan tahun 1200 - 1300
dan masa ini juga disebut masa berbunga. Masa itu ditandai dengan munculnya
universitas-Universitas dan ordo-ordo, yang secara bersama-sama ikut menyelenggarakan
atau memajukan ilmu pengetahuan, disamping juga peranan universitas sebagai sumber
atau pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
Berikut ini beberapa faktor mengapa masa skolastik mencapai pada puncaknya.
a. Adanya pengaruh dan Aristoteles, Ibnu Rusyd, Ibnu Sin sejak abad ke-12 sehingga
sampai abad ke-13 teiah tumbuh menjadi ilmu pengetahuan yang luas.
b. Tahun 1200 didirikan Universitas Almamater di Prancis. Universitas ini merupakan
gabungan dan beberapa sekolah. Almamater inilah sebagai awal (embrio) berdirinya
Universitas di Paris, di Oxford, di Mont Pellier, di Cambridge dan lain-lainnya.
c. Berdirinya ordo-ordo. Ordo-ordo inilah yang muncul karena banyaknya perhatian
orang terhadap ilmu pengetahuan sehingga menimbulkan dorongan yang kuat untuk
memberikan suasana yang semarak pada abad ke-13. Hal ini akan berpengaruh
terhadap kehidupan kerohanian di mana kebanyakan tokoh-tokohnya memegang
9
Samue1 Smith, Gagasan-gagasan Besar Tokoh-takoh dalam Bidang Pendidikan, alih bahasa siapa?,
Bumi Aksara, Jakarta, 1986, hIm. 79.

peran di bidang filsafat dan teologi, seperti Albertus de Grote, Thomas Aquinas,
Binaventura, J.D. Scotus, William Ocham.

Upaya Kristenisasi Ajaran Aristoteles


Pada mulanya hanya sebagian ahli pikir yang membawa dan meneruskan ajaran
Aristoteles, akan tetapi upaya ini mendapatkan perlawanan dan Augustinus. Hal ini
disebabkan oleh adanya suatu anggapan bahwa ajaran Aristoteles yang mulai dikenal
pada abad ke-12 telah diolah dan tercemar oleh ahli pikir Arab (Islam). Hal ini dianggap
sangat membahayakan ajaran Kristen. Keadaan yang demikian ini bertolak belakang
bahwa ajaran Aristoteles masih diajarkan di fakultas-fakultas, bahkan dianggapnya
sebagai pelajaran yang penting dan harus dipelajari.
Untuk menghindari adanya pencemaran tersebut di atas (dan ahli pikir Arab atau
Islam), Albertus Magnus dan Thomas Aquinas sengaja menghilangkan unsur-unsur atau
selipan dan Ibnu Rusyd, dengan menerjemahkan langsung dan bahasa Latinnya. Juga,
bagianb agian ajaran Aristoteles yang bertentangan dengan ajaran Kristen diganti dengan
teori-teori baru yang bersumber pada ajaran Aristot eles dan diselaraskan dengan ajaran
Kristen. Langkah terakhir, dan ajaran Aristoteles telah diselaraskan dengan .ajaran ilmiah
(suatu sintesis antara kepercayaan dan akal).
Upaya Thomas Aquinas ini sangat berhasil dengan terbitnya sebuah buku Summa
Theologiae dan sekaligus merupalcan bukti bahwa ajaran Aristoteles telah mendapatkan
kemenangan dan sangat memp engaruhi seluruh perkembangan skolastik.

Albertus Magnus (1203- 1280)


Di samping sebagai biarawan, Albertus Magnus 10 juga dikenal sebagai
cendekiawan abad pertengahan. Ia lahir dengan nama Albert von Bollstadt yang juga
dikenal sebagai doktor universalis dan doktor magnus, kemudian bernama Albertus
Magnus (Albert the Great). Ia mempunyai kepandaian luar biasa. Di universitas Padua ia
belajar artes liberales, ilmu-ilmu pengetahuan alam, kedokteran, filsafat Aristoteles,
belajar teologi di Bulogna, dan masuk ordo Domin ican tahun 1223, kemudian masuk ke
Koin menjadi dosen fllsafat dan teologi.
Terakhir ia diangkat sebagai uskup agung. Pola pemikirannya meniru Ibnu
Rusyd dalam menulis tentang Aristoteles. Dalam bidang ilmu pengetahuan, ia
mengadakan penelitian dalam ilmu biologi dan ilmu kimia.11

Thomas Aquinas (1225-1274)


Nama sebenarnya adalah Santo Thomas Aquinas, yang artinya Thomas yang suci
dan Aquinas. Di samping sebagai ahli pikir, ia juga seorang dokter gereja bangsa Italia. Ia
lahir di Rocca Secca, Napoli, Italia. Ia merupakan tokoh terbesar Skolastisisme, salah
seorang suci gereja Katolik Romawi dan pendiri aliran yang dinyatakan menjadi filsafat
resmi gereja Katolik. Tahun 1245 belajar pada Albertus Magnus. Pada tahun 1250 ia

10
Karya-karya Aibertus Magnus yang terbit pada tahun 1951 di Lyon terdiri atas 21 jilid. Sebuah di
antaranya adalah komentarnya terhadap Aristoteles, sehingga Ia dianggap sebagai pelopor yang
membawa flisafat Aristoteles ke dalam agama Kristen Katolik. Albertus Magnus menyebut Aristoteles
sebagai orang yang sempurna (the PeTf ect). Filsafat morainya berdasarkan pada tiga hal: kesatuan, cinta,
dan harapan
11
Smith, op. cit., him. 82.

menjadi guru besar dalam ilmu agama di 1ancis dan tahun 1259 menjadi guru besar dan
penasihat istana Paus.12
Karya Thomas Aquinas telah menafldai taraf yang tinggi dan aliran
Skolastisisme pada abad pertengahan.
Ia berusaha untuk membuktikan bahwa iman Kristen secara penuh dapat
dibenarkan dengan pemikiran logis. Ia telah menerima pemikiran Aristoteles sebagai
otoritas tertinggi tentang pemikirannya yang logis.
Menurut pendapatnya, semua kebenaran asalnya dan Tuhan. Kebenaran
diungkapkan dengan jalan yang berbeda-beda, sedangkan iman berjalan di luar jangkauan
pemikiran. Ia mengimbau agar orango rang untuk mengetahui hukum alamiah
(pengetahuan) yang terungkap dalam kepercayaan. Tidak ada kontradiksi antara
pemikiran dan iman. Semua kebenaran mulai timbul secara ketuhanan walaupun iman
diungkapkan lewat beberapa kebenaran yang berada di luar kekuatan pikir.
Thomas telah menafsirkan pandangan bahwa Tuhan sebagai Tukang Boyong yang tidak
berubah dan yang tidak berhubungan den gan atau tidak mempunyai pengetahuan tentang
kajahatan-kejahatan di dunia. Tuhan tidak pernah mencipta dunia, tetapi zat dan
pemikirannya tetap abadi)13
Selanjutnya ia katakan bahwa iman lebih tinggi dan berada di luar pemikiran
yang berkenaan sifat Tuhan dan alam semesta. Timbulnya pokok persoalan yang aktual
dan praktis dan gagasannya adalah pemikirannya dan kepercayaannya telah menemukan
kebenaran mutlak yang harus diterima oleh orang-orang lain. Pandangannya inilah yang
menjadikan perlawanan kaum Protestan karena sikapnya yang otoriter.
12
Julukan Santo Thomas yang terkenal adalah Lembu Jantan Bisu, artinya ia lambat dalam tingkah
lakunya dan gagah. Namun, ia merupakan mahaguru yang pandai, tajam pikirannya. Sebutan-sebutan:
Thomisme baru, Neo Thomisme, Neo-Skoiastisisme dipakai untuk aliran filsafat dalam abad kedua puluh.
Lihat Pringgodigdo (Ed.), op. cit., hIm. 1106.
13
Smith, op. cit., him, 86.

Thomas sendiri menyadari bahwa tidak dapat menghilangkan unsur-unsur


Aristoteles. Bahkan ia menggunakan ajaran Aristoteles, tetapi sistem pemikirannya
berbeda. Masuknya unsur Aristoteles ini didorong oleh kebijakan pimpinan gereja Paus
Urbanus V (1366) yang memberikan angin segar untuk kemajuan filsafat.
Kemudian Thomas mengadakan langkah-langkah sebagai berikut.

Langkah

pertama, Thomas menyuruh teman sealiran Willem van Moerbeke untuk membuat
terjemahan baru yang langsung dan Yunani. Hal ini untuk melawan Aristotelianisme yang
berorientasi pada lbnu Rusyd, dan upaya ini mendapat dukungan dan Siger van Brabant.
Langkah kedua, pengkristenan ajaran Aristoteles dan dalam. Bagian-bagian yang
bertentangan dengan apa yang dianggap Kristen bertentangan sebagai firman Aristoteles,
tetapi diupayakan selaras dengan ajaran Kristen.
Langkah ketiga, ajaran Aristoteles yang telah dikristenkan dipakai untuk
membuat sintesis yang lebih bercorak ilmiah (sintesis deduktif antara iman dan akal).
Sistem barunya itu untuk menyusun Summa Theologiae.
3.

Skolastik Akhir
Masa ini ditandai dengan adanya rasa jemu terhadap segala macam pemikiran
filsafat yang menjadi kiblatnya sehingga memperlihatkan stagnasi (kemandegan). Di
antara tokoh-tokohnya adalah William Ockham (1285 - 1349), Nicolas Cusasus (14011464).

William Ockham (1285 - 1349)


Ia merupakan ahli pikir Inggris yang beraliran skolastik. Karena terlibat dalam
pertengkaran umum dengan Paus John XXII, ia dipenjara di Avignon, tetapi ia dapat
melarikan diri dan mencari perlindungan pada Kaisar Louis IV. Ia menolak ajaran Thomas
dan mendalilkan bahwa kenyataan itu hanya terdapat pada benda-benda satu demi satu, dan
hal-hal yang umum itu hanya tanda-tanda abstrak.

Menurut pendapatnya, pikiran manusia hanya dapat mengetahui barang-barang atau


kejadian-kejadian individual. Konsep-konsep atau kesimpulan-kesimpulan umum tentang
alam hanya merupakan abstraksi buatan tanpa kenyataan. Pemikiran yang demikian ini,
dapat dilalui hanya lewat intuisi, bukan lewat logika. Di samping itu, ia membantah
anggapan skolastik bahwa logika dapat membuktikan doktrin teologis. Hal ini akan
membawa kesulitan dirinya yang pada waktu itu sebagai penguasanya Paus John XXII.

Nicolas Cusasus (1401 - 1464)


Ia sebagai tokoh pemikir yang berada paling akhir masa skolastik. Menurut
pendapatnya, terdapat tiga cara untuk mengenal, yaitu lewat indra, akal, dan intuisi. Dengan
indra kita akan mendapatkan pengetahuan tentang benda-benda berjasad, yang sifatnya tidak
sempurna. Dengan akal kita akan mendapatkan bentuk-bentuk pengertian yang abstrak
berdasar pada sajian atau tangkapan indra. Dengan intuisi, kita akan mendapatkan
pengetahuan yang lebih tinggi. Hanya dengan intuisi inilah kita akan dapat mempersatukan
apa yang oleh akal tidak dapat dipersatukan. Manusia seharusnya menyadari akan ket
erbatasan akal, sehingga banyak hal yang seharusnya dapat diketahui.
Karena keterbatasan akal tersebut, hanya sedikit saja yang dapat diketahui oleh akal.
Dengan intuisi inilah diharapkan akan sampai pada kenyataan, yaitu suatu tempat di mana
segala sesuatu bentuknya menjadi larut, yaitu Tuhan.
Pemikiran Nicolaus ini sebagai upaya mempersatukan seluruh pemikiran abad
pertengahan, yang dibuat ke suatu sintesis yang lebih luas. Sintesis ini mengarah ke masa
depan, dan pemikirannya ini ters irat suatu pemikiran para humanis.

4. Skolastik Arab (Islam)


Dalam bukunya, Hasbullah Bakry menerangkan bahwa istilah skolastik Islam
jarang dipakai di kalangan umat Islam. Istilah yang biasa dipakai adalah ilmu kalam atau

filsafat Islam. Dalam pembah asan antara ilmu kalam dan filsafat Islam biasanya
dipisahkan.14
Tokoh-tokoh yang termasuk para ahli pikir Islam (pemikir Arab atau Islam pada
masa skolastik), yaitu A1-Farabi, Ibnu Sina, Al-Kindi, Ibnu Rusyd. Peranan para ahli
pikir tersebut besar sekali, yaitu sebagai berikut.
a. Sampai pertengahan abad ke-12 orang-orang Barat belum pern ah mengenal filsafat
Aristoteles sehingga yang dikenal hanya buku Logika Aristoteles.
b. Orang-orang Barat itu mengenal Aristoteles berkat tulisan dan para ahli pikir Islam,
terutama dan lbnu Rusyd15 sehingga Ibnu Rusyd dikatakan sebagai guru terbesar para
ahli pikir Skolastik Latin.
c. Skolastik Islamlah yang membawakan perkembangan Skolastik Latin.
Tidak hanya dalam pemikiran filsafat saja, tetapi para ahli pikir Islam tersebut
memberikan sumbangan yang tidak kecil bagi Eropa, yaitu dalam bidang ilmu
pengetahuan. Para ahli pikir Islam sebagian menganggap bahwa filsafat Aristoteles benai
Plato dan Aiquran benar, mereka mengadakan perpaduan dan sinkretisme antara agama
dan filsafat. Pemikiran-pemikiran tersebut kemudian masuk ke Eropa yang merupakan
sumbangan Islam paling besar.16

14
Hasbullah Bakr)c op. cit., hIm. 9.
15
5lbnu Rusyd (Muhammad Ibnu Rusyd) dalam flisafat Barat dikenal dengan nama Averroes. Lahir tahun
1126 di Cordova. Di samping sebagai ahii piki ia juga ahii huk um dan ilmu kedokteran. Hanya karena
Ibnu Rusydiah Universitas Cordova semakin terkenal. Ia meninggal di pengasingan (Maroia) tahun 1198.
Ia teiah banyak sekali memberikan tuiisannya tentang ajaran Aristoteies. Dibandingkan dengan Ibnu Sina,
ia lebih besar pengaruhnya terhadap Sidastik Latin. Lihat Epping, et. at., op. cit.,hlm. 160.
16
MusIim Ishaic, op. cit., him. 7.

Dengan demikian, dalam pembahasan skolastik Islam terbagi menjadi dua periode,
yaitu:
a. Periode Mutakallimin (700 - 900);
b. Periode Filsafat Islam (850 - 1200).
Banyak buku filsafat dan sejenisnya mengenai peranan para ahli pikir Islam atas
kemajuan dan peradaban Barat sengaja disembunyikan karena mereka (Barat) tidak
mengakui secara terus terang jasa para ahli pikir Islam itu dalam mengantarkan
kemoderenan Barat.

C. Masa Peralihan
Setelah abad pertengahan berakhir sampailah pada masa peralihan yang diisi dengan
gerakan kerohanian yang bersifat pembah aruan. Zaman peralihan ini merupakan embrio
masa modern. Masa peralihan ini ditandai dengan munculnya renaissance, humanisme, dan
reformasi yang berlangsung antara abad ke-14 hingga ke-16.

Renaissance
Renaissance atau kelahiran kembali di Eropa ini merupakan suatu gelombang
kebudayaan dan pemikiran yang dimulai di Italia, kemudian di Prancis, Spanyol, dan
selanjutnya hingga menyebar ke seluruh Eropa. Di antara tokoh-tokohnya adalah Leonardo
da Vinci, Michelangelo, Machiavelli, dan Giordano Bruno.

Humanisme

Humanisme pada mulanya dipakai sebagai suatu pendirian di kalangan ahli pikir
Renaissance yang mencurahkan perhatiannya terhadap pengajaran kesusastraan Yunani dan
Romawi, serta penk emanusiaan. Kemudian, Humanisme berubah fungsinya menjadi gerakan
untuk kembali melepaskan ikatan dan gereja dan berusaha menemukan kembali sastra Yunani
atau Romawi. Di antara para tokohnya adalah Boccaccio, Petrarcus, Lorenco Vallia,
Erasmus, dan Thomas Morre.

Reformasi
Reformasi merupakan revolusi keagamaan di Eropa Barat pada abad ke-1 6. Revolusi
tersebut dimulai dan gerakan terhadap perbaikan keadaan gereja Katolik. Kemudian
berkembang menjadi asas-asas Protestantisme. Para tokohnya antara lain Jean Calvin dan

Martin Luther.
Akhirnya dalam filsafat Renaissance salah satu unsur pokoknya adalah manusia. Suatu
pemikiran yang sejajar dengan Renaissance. Pemikiran yang ingin menempatkan manusia
pada tempat yang sentral dalam pandangan kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai