RN
15 Desember 2009
PSAK No. 57
YA
TA
AN
ST
AN
DA PERNYATAAN
R STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
AK
UN
TA PROVISI, LIABILITAS KONTINJENSI, DAN
NSI
KE ASET KONTINJENSI
UA
NG
PSAK No.
57
(revisi 2009)
PERNYATAAN
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
PROVISI, LIABILITAS KONTINJENSI, DAN ASET
KONTINEJNSI
Hak cipta 2009, Ikatan Akuntan Indonesia
Dikeluarkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan
Ikatan Akuntan Indonesia
Jalan Sindanglaya No. 1
Menteng
Jakarta 10310
Telp: (021) 3190-4232
Fax : (021) 724-5078
Email: iai-info@iaiglobal.or.id, dsak@iaiglobal.or.id
Desember 2009
Ketua
Wakil Ketua
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
57.iii
57.iv
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ..............................................
Tujuan .................................................................
Ruang Lingkup......................................................
Definisi ................................................................
Provisi dan Liabilitas Lainnya ..............................
Hubungan antara Provisi dan Liabilitas
Kontinjensi.....................................................
Paragraf
01-13
01
02- 09
10
11
12-13
PENGAKUAN ....................................................
Provisi ................................................................
Kewajiban Kini .....................................................
Peristiwa Masa Lalu .............................................
Kemungkinan Besar Arus Keluar Sumber Daya .
Estimasi Liabilitas yang Andal .............................
Liabilitas Kontinjensi............................................
Aset Kontinjensi ...................................................
14-35
14
15-16
17-22
23-24
25-26
27-30
31-35
PENGUKURAN .................................................
Estimasi Terbaik ...................................................
Risiko dan Ketidakpastian ....................................
Nilai Kini ..............................................................
Peristiwa Masa Depan ..........................................
Rencana Pelepasan Aset .......................................
36-62
36-41
42-44
45-47
48-50
51-52
PENGGANTIAN.................................................
53-58
PERUBAHAN PROVISI....................................
59-60
61-62
57.v
63-83
63-65
66-69
70-83
PENGUNGKAPAN ............................................
KETENTUAN TRANSISI ................................
93
94
LAMPIRAN:
A. Tabel Provisi, Liabilitas Kontinjensi, Aset Kontinjensi
dan Penggantian
B. Bagan Pengambilan Keputusan
C. Contoh Pengakuan
D. Contoh Pengungkapan
57.vi
84-92
1
2
3
4
5
6
7
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
57.2
57.3
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
57.4
1
2
secara andal.
57.5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
57.6
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
PENGAKUAN
Provisi
14. Provisi diakui jika:
entitas memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum
maupun bersifat konstruktif) sebagai akibat peristiwa
masa lalu;
(b) kemungkinan besar penyelesaian kewajiban tersebut
mengakibatkan arus keluar sumber daya yang
mengandung manfaat ekonomi; dan
(c) estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat.
Jika kondisi di atas tidak terpenuhi, maka provisi tidak
diakui.
(a)
Kewajiban Kini
15. Dalam peristiwa yang jarang terjadi, tidak dapat
ditentukan secara jelas apakah terdapat kewajiban kini.
Dalam hal ini, peristiwa masa lalu dianggap menimbulkan
kewajiban kini jika, setelah mempertimbangkan semua bukti
tersedia, terdapat kemungkinan lebih besar daripada tidak
terjadi bahwa kewajiban kini muncul pada akhir periode
pelaporan.
16. Hampir semua peristiwa masa lalu menimbulkan
kewajiban kini. Walaupun demikian, dalam beberapa peristiwa
yang jarang terjadi, misalnya dalam tuntutan hukum, dapat
timbul perbedaan pendapat mengenai apakah peristiwa tertentu
sudah terjadi atau apakah peristiwa tersebut menimbulkan
kewajiban kini. Jika demikian halnya, maka entitas menentukan
apakah kewajiban kini telah ada pada akhir periode pelaporan
dengan mempertimbangkan semua bukti yang tersedia,
termasuk, misalnya, pendapat ahli. Bukti yang dipertimbangkan
mencakup, antara lain, bukti tambahan yang diperoleh dari
peristiwa setelah akhir periode pelaporan. Atas dasar buktibukti tersebut:
Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
57.7
1 (a)
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
57.8
(b)
57.9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
57.10
1.
1
24. Jika terdapat sejumlah kewajiban serupa (misalnya
2 garansi atau jaminan produk, atau kontrak serupa), maka
3 kemungkinan arus keluar untuk menyelesaikan kewajiban
4 tersebut ditentukan dengan mempertimbangkan
keseluruhannya
5 sebagai suatu kelompok kewajiban. Walaupun kemungkinan
6 arus keluar untuk tiap-tiap pos kewajiban tersebut kecil, dapat
7 saja terdapat kemungkinan besar arus keluar sumber daya
yang
8 dibutuhkan untuk menyelesaikan kelompok kewajiban secara
9 keseluruhan. Jika hal itu terjadi, maka provisi diakui (dengan
10 syarat kriteria pengakuan lainnya terpenuhi).
11
12 Estimasi Kewajiban yang Andal
13
14
25. Penggunaan estimasi merupakan bagian mendasar
15 dalam penyusunan laporan keuangan dan tidak mengurangi
16 keandalan laporan keuangan tersebut. Hal itu tampak jelas
17 pada provisi karena sifatnya mengandung ketidakpastian
18 yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan sebagian besar
19 pos lainnya dalam laporan posisi keuangan (neraca). Kecuali
20 dalam kasus yang sangat jarang terjadi, entitas akan mampu
21 menetapkan suatu kisaran hasil yang mungkin (a range of
22 possible outcomes), sehingga entitas dapat membuat estimasi
23 kewajiban yang cukup andal untuk menjadi dasar pengakuan
24 provisi.
25
26
26. Dalam kasus yang sangat jarang terjadi, ketika
27 estimasi yang andal tidak dapat dibuat, liabilitas yang ada tidak
28 dapat diakui. Liabilitas tersebut diungkapkan sebagai liabilitas
29 kontijensi (lihat paragraf 86).
30
31 Liabilitas Kontinjensi
32
33
27. Entitas tidak diperkenankan mengakui liabilitas
34 kontinjensi.
35
36
28. Liabilitas kontinjensi diungkapkan, seperti
37 disyaratkan di paragraf 86, kecuali arus keluar sumber daya
38 yang mengandung manfaat ekonomi kemungkinannya kecil.
Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
57.11
1 aset.
2
34. Aset kontinjensi diungkapkan jika terdapat kemung3
4 kinan besar arus masuk manfaat ekonomi akan diperoleh
entitas
5 sebagaimana diatur di paragraf 89.
6
7
35. Aset kontinjensi dikaji secara terus-menerus untuk
8 memastikan bahwa perkembangannya telah tercermin dengan
9 semestinya dalam laporan keuangan. Jika dapat dipastikan
10 bahwa entitas akan menerima arus masuk manfaat ekonomi,
11 maka entitas akan mengakui aset dan penghasilan terkait dalam
12 laporan keuangan pada periode timbulnya kepastian tersebut.
13 Akan tetapi, jika yang timbul hanya kemungkinan besar (bahwa
14 entitas akan memperoleh arus masuk manfaat ekonomi), maka
15 entitas mengungkapkannya sebagai aset kontinjensi (lihat
16 paragraf 89).
17
18 PENGUKURAN
19
20 Estimasi Terbaik
21
22
36. Jumlah yang diakui sebagai provisi adalah
23 hasil estimasi terbaik pengeluaran yang diperlukan
24 untuk menyelesaikan kewajiban kini pada akhir periode
25 pelaporan.
26
27
37. Estimasi terbaik pengeluaran yang diperlukan untuk
28 menyelesaikan kewajiban kini adalah jumlah yang secara
29 rasional akan dibayar entitas untuk menyelesaikan kewa30 jibannya pada akhir periode pelaporan atau untuk mengalihkan
31 kewajibannya kepada pihak ketiga pada saat itu. Sering kali tidak
32 mungkin dan tidak ekonomis bagi entitas untuk menyelesaikan
33 kewajiban atau mengalihkan kewajibannya pada akhir periode
34 pelaporan. Namun, estimasi jumlah yang secara rasional akan
35 dibayar entitas untuk menyelesaikan kewajibannya atau untuk
36 mengalihkan kewajibannya, merupakan estimasi terbaik atas
37 pengeluaran yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kewajiban
38 kini pada akhir periode pelaporan.
Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
57.13
1
38. Estimasi hasil dan dampak keuangan ditentukan
2 berdasarkan pertimbangan manajemen entitas, ditunjang
3 dengan pengalaman dari transaksi serupa, serta dalam
beberapa
4 kasus dilengkapi dengan laporan ahli independen. Di antara
5 bukti yang dipertimbangkan termasuk bukti tambahan yang
6 diperoleh dari peristiwa setelah periode pelaporan.
7
8
39. Ketidakpastian dari jumlah yang akan diakui
sebagai
9 provisi dapat dinilai dengan berbagai cara sesuai dengan
10 kondisi yang ada. Jika provisi yang sedang diukur
menyangkut
11 populasi yang terdiri dari sejumlah besar unsur, maka
kewajiban
12 ditentukan dengan menimbang berbagai kemungkinan
13 hasil berdasarkan probabilitas terkait. Metode estimasi
14 statistik ini dikenal sebagai metode nilai yang diharapkan
15 (expected value). Provisi akan berbeda karena bergantung
16 pada kemungkinan terjadinya kerugian pada tingkat tertentu,
17 misalnya 60% atau 90%. Jika hasil yang timbul adalah suatu
18 rentang hasil yang berkesinambungan, dan setiap titik dalam
19 rentang tersebut mempunyai kemungkinan terjadi yang sama,
20 maka yang digunakan adalah nilai tengah rentang tersebut.
21
22 Contoh
23
24 Entitas menjual produk dengan memberikan garansi/jaminan
25 kepada pelanggan untuk menanggung biaya perbaikan cacat
26 pabrikasi yang ditemukan dalam jangka waktu enam bulan
27 setelah penjualan. Jika kerusakan yang terdeteksi dari
seluruh
28 produk yang terjual digolongkan cacat ringan, maka biaya
29 perbaikannya Rp1 Juta. Sementara itu, jika kerusakan yang
30 terdeteksi dari seluruh produk terjual digolongkan cacat
berat,
31 maka biaya perbaikannya Rp 4 Juta. Pengalaman entitas di
32 masa lalu dan ekspektasi masa datang memberikan indikasi
33 bahwa dalam tahun mendatang 75% dari produk terjual
tidak
34 mengandung cacat, 20% dari produk terjual mengandung
35 cacat ringan dan 5% dari produk yang terjual mengandung
36 cacat berat. Sesuai dengan paragraf 24, entitas menentukan
37 probabilitas atau kemungkinan arus keluar sumber daya
untuk
38 pemenuhan kewajiban garansi secara keseluruhan.
57.14
57.15
2
3
4
6
7
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
57.16
57.17
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
57.18
PENGGANTIAN
53. Jika sebagian atau seluruh pengeluaran untuk
menyelesaikan provisi diganti oleh pihak ketiga, maka
penggantian itu diakui hanya pada saat timbul keyakinan
bahwa penggantian pasti akan diterima jika entitas
menyelesaikan kewajiban. Penggantian tersebut diakui
sebagai aset yang terpisah. Jumlah yang diakui sebagai
penggantian tidak boleh melebihi nilai provisi.
54. Dalam laporan laba rugi komprehensif, beban
yang terkait dengan provisi dapat disajikan secara neto
setelah dikurangi jumlah yang diakui sebagai penggantiannya.
55. Kadang kala, terdapat pihak lain yang bersedia
untuk menanggung sebagian atau seluruh pengeluaran yang
menyelesaikan provisi (misalnya, kontrak asuransi atau garansi
pemasok). Pihak tersebut dapat mengganti jumlah yang telah
dibayarkan oleh entitas atau langsung membayarkan jumlah
tersebut.
56. Pada umumnya, entitas akan tetap bertanggung
jawab untuk menyelesaikan seluruh jumlah yang menjadi
kewajibannya jika pihak ketiga tidak membayar dengan alasan
Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
57.19
1
62. Hanya pengeluaran yang berhubungan langsung
2 dengan tujuan pembentukan provisi awal yang dapat
3 mengurangi provisi. Membebankan pengeluaran untuk
4 mengurangi provisi yang semula diakui untuk tujuan lain
akan
5 menghilangkan pengaruh dari dua peristiwa yang berbeda.
6
7 PENERAP AN A TURAN PENGAKUAN DAN
8 PENGUKURAN
9
10 Kerugian Operasi Masa Depan
11
12
63. Provisi tidak boleh diakui untuk kerugian operasi
13 masa depan.
14
15
64. Kerugian operasi masa depan tidak memenuhi
16 definisi liabilitas di paragraf 10 dan kriteria pengakuan umum
17 bagi provisi seperti yang dijelaskan di paragraf 14.
18
19
65. Perkiraan akan terjadinya kerugian operasi masa
20 depan merupakan indikasi bahwa aset tertentu dalam suatu
21 operasi mungkin mengalami penurunan nilai. Entitas menguji
22 adanya penurunan nilai aset sesuai dengan PSAK 48 (revisi
23 2009): Penurunan Nilai Aset
24
25 Kontrak Memberatkan
26
27
66. Jika entitas terikat dalam suatu kontrak
28 memberatkan, maka kewajiban kini menurut kontrak tersebut
29 diukur dan diakui sebagai provisi.
30
31
67. Banyak kontrak dapat dibatalkan tanpa membayar
32 kompensasi atau denda kepada pihak lain sehingga tidak ada
33 kewajiban, misalnya pesanan pembelian yang sifatnya rutin.
34 Kontrak lain mengatur hak dan kewajiban setiap pihak dalam
35 kontrak. Jika terjadi peristiwa yang mengakibatkan kontrak
36 tersebut memberatkan, maka kontrak tersebut masuk dalam
37 lingkup Pernyataan ini dan terdapat liabilitas yang diakui.
38 Kontrak eksekutori yang tidak memberatkan berada di luar
57.20
57.21
1 dipenuhi:
2 (a) entitas memiliki rencana formal yang rinci untuk
restrukturisasi dengan mengidentifikasikan,
3
sekurangkurangnya:
4
(i) usaha atau bagian usaha yang terlibat;
5
(ii) lokasi utama yang terpengaruh;
6
(iii) lokasi, fungsi, dan perkiraan jumlah pegawai
7
yang akan menerima kompensasi karena
8
pemutusan hubungan kerja;
9
(iv) pengeluaran yang akan terjadi; dan
10
(v) waktu implementasi rencana tersebut; dan
11
(b)
entitas
menciptakan ekspektasi yang valid kepada
12
pihak-pihak yang terkena dampak restrukturisasi
13
bahwa entitas akan melaksanakan restrukturisasi
14
dengan memulai implementasi rencana tersebut atau
15
mengumumkan pokok-pokok rencana.
16
17
73. Bukti bahwa entitas telah mulai mengimplementasikan
18
19 rencana restukturisasi akan tampak, antara lain, dengan
20 menghentikan operasi pabrik atau menjual aset atau
21 mengumumkan kepada masyarakat tentang pokok-pokok
22 rencana restrukturisasi. Pengumuman mengenai rencana
23 yang terperinci tentang restrukturisasi tersebut merupakan
24 kewajiban konstruktif untuk melakukan restrukturisasi hanya
25 jika rencana itu dibuat sedemikian rupa dan dengan perincian
26 yang memadai (yaitu menjelaskan pokok-pokok rencana)
27 sehingga menciptakan ekspektasi yang valid di pihak lain
28 seperti pelanggan, pemasok, dan pegawai (atau wakilnya)
29 bahwa entitas akan melaksanakan restrukturisasi.
30
74. Agar suatu rencana dapat dianggap sebagai
31
32 kewajiban konstruktif ketika dikomunikasikan kepada pihak
33 yang terkena dampaknya, maka implementasinya perlu
34 direncanakan sedini mungkin dan diselesaikan dalam jangka
35 waktu yang tidak memungkinkan untuk mengubah rencana
36 tersebut secara signifikan. Jika terdapat penundaan rencana
37 restrukturisasi atau jika restrukturisasi akan berlangsung lebih
38 lama daripada yang direncanakan, maka entitas akan memiliki
57.22
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
75. Keputusan entitas untuk melakukan restrukturisasi yang diambil sebelum akhir periode pelaporan tidak
menimbulkan kewajiban konstruktif pada akhir periode
pelaporan, kecuali sebelum akhir periode pelaporan entitas
telah:
(a) mulai mengimplementasikan rencana restrukturisasi;
atau
(b) mengumumkan pokok-pokok rencana restrukturisasi
kepada pihak yang terkena dampak rencana tersebut
secara spesifik sedemikian rupa sehingga menimbulkan
15
ekspektasi yang valid pada pihak tersebut bahwa
entitas
16
akan melaksanakan restrukturisasi.
17 Jika entitas mulai mengimplementasikan rencana
restrukturisasi
18 atau mengumumkan pokok-pokok rencananya kepada pihak
19 yang terkena dampaknya, hanya setelah periode pelaporan,
20 maka pengungkapan disyaratkan dalam PSAK 8: Peristiwa
21 Setelah Tanggal Neraca jika restrukturisasi tersebut adalah
22 material. Jika pengungkapan tidak dilakukan, maka hal itu
23 dapat mempengaruhi kemampuan pengguna laporan keuangan
24 untuk membuat evaluasi dan putusan yang tepat.
25
26
76. Walaupun suatu kewajiban konstruktif tidak timbul
27 semata-mata karena putusan manajemen atau unit organisasi
28 yang berwenang, kewajiban dapat timbul dari peristiwa
29 terdahulu yang terjadi bersama dengan putusan tersebut.
30 Misalnya, negosiasi dengan wakil para karyawan untuk
31 pembayaran dalam rangka pemutusan hubungan kerja atau
32 negosiasi dengan para pembeli untuk penjualan suatu operasi
33 mungkin dapat dituntaskan hanya melalui persetujuan unit
34 organisasi yang berwenang. Begitu persetujuan tersebut telah
35 diperoleh dan dikomunikasikan kepada pihak lain, saat itu
36 pula entitas memiliki kewajiban konstruktif untuk melakukan
37 restrukturisasi dengan catatan persyaratan yang dijelaskan di
38 paragraf 72 terpenuhi.
Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
57.23
1
3
4
5
6
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
57.24
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
57.25
57.27
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
57.28
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
LAMPIRAN A
Tabel Provisi, Liabilitas Kontinjensi, Aset Kontinjensi, dan
Penggantian (oleh Pihak Ketiga)
Lampiran ini melengkapi, namun bukan bagian dari PSAK 57.
Tujuan lampiran ini adalah untuk mengikhtisarkan ketentuanketentuan utama dari PSAK 57.
Provisi dan Liabilitas Kontinjensi
Jika, sebagai akibat dari kejadian masa lampau,
timbul
kemungkinan entitas akan mengeluarkan sumber daya yang
mengandung
manfaat
ekonomis
dalam
rangka
menyelesaikan: (a) kewajiban masa kini atau (b)
kemungkinan kewajiban yang keberadaannya akan menjadi
pasti hanya dengan terjadinya atau tidak terjadinya satu atau
lebih peristiwa yang belum pasti di masa depan, yang
(peristiwa itu) tidak sepenuhnya berada dalam kendali
Terdapat
Terdapat
Terdapat
kewajiban
kemungkinan
kemungkinan
kini yang
kewajiban atau
kewajiban atau
kemungkinan
kewajiban
kewajiban kini
besar akan
kini yang
sangat kecil
mengakibatkan
kemungkinan,
kemungkinannya
entitas
tetapi tampaknya entitas
mengeluarkan
tidak, akan
mengeluarkan
sumber daya.
mengakibatkan
sumber daya.
entitas
mengeluarkan
sumber daya.
Provisi diakui oleh Provisi tidak diakui
entitas (paragraf 14). (paragraf 27).
Dilakukan
pengungkapan
mengenai Provisi
tersebut (paragraf 84
dan 85).
Dilakukan
pengungkapan
mengenai liabilitas
kontinjensi tersebut
(paragraf 86).
57.29
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
57.30
Dilakukan
pengungkapan
(paragraf 89).
Tidak diperlukan
pengungkapan
(paragraf 89).
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Kewajiban atas
jumlah yang
diharapkan
akan diganti
tetap berada
pada entitas dan
tidak terdapat
kepastian bahwa
penggantian
tersebut akan
diterima
jika entitas
menyelesaikan
provisinya.
Entitas tidak
mempunyai
liabilitas atas
jumlah yang akan
diganti (paragraf
57).
Penggantian diakui
sebagai aset terpisah
dalam neraca dan dapat
dikurangkan dari beban
dalam laporan laba
rugi komprehensif.
Jumlah yang diakui
atas penggantian yang
diharapkan tidak boleh
melebihi liabilitas
(paragraf 53 dan 54).
Penggantian yang
diharapkan
tersebut tidak
diakui sebagai aset
(paragraf 53).
Tidak dilakukan
pengungkapan.
Dilakukan
pengungkapan
mengenai penggantian
bersama dengan
jumlah yang diakui
atas penggantian
tersebut (paragraf
85(c)).
Dilakukan
pengungkapan
mengenai
penggantian yang
diekspertasikan
(paragraf 85 (c)).
Entitas tidak
mempunyai
kewajiban
atas bagian
pengeluaran yang
akan diganti oleh
pihak ketiga.
57.31
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
57.32
LAMPIRAN B
Bagan Pengambilan Keputusan
Lampiran ini melengkapi, namun bukan bagian dari PSAK
57 . Tujuan dari Lampiran ini adalah untuk mengikhtisarkan
persyaratan pengakuan utama dalam PSAK 57 mengenai
provisi dan liabilitas kontinjensi.
Mu la i
K e w a j i ban k i n i
s e ba ga i ak i b a
t k e j a d i a n ya n
g
m e n g i k a t?
K e m ung k i
n a n k e w a jib a
n?
Ti d a k
Ya
Ti d a k
Ya
K e m ung k i nan ak a
n te rj a d i n ya a ru s
k e l u ar s u m b er
d a ya ?
Ti d a k
K e m ung k i nan
a ru s s u m b e r d a
ya
ke l u a r k e cil ?
Ya
Ya
Ad a e s ti m a s i
ya n g a n d a l ?
T i d a k (j a r a n
g)
Ti d a k
Ya
B uBuat
a t k provisi
e w a jib a
n d i e s ti m a s
i
Mengungkapkan
U n gkap an k e w a j i ba
liabilitas kontinjensi
n k o n tin je n s i
Ti d a k b e r b u
a t ap ap un
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
LAMPIRAN C
Contoh Pengakuan
Lampiran ini melengkapi, namun bukan bagian dari PSAK
57.
Seluruh entitas dalam contoh ini mempunyai periode laporan
keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember. Dalam
seluruh kasus, diasumsikan bahwa dapat dibuat estimasi yang
andal atas arus keluar sumber daya. Dalam beberapa contoh
mungkin terdapat kondisi yang berakibat pada penurunan
nilai aset, aspek penurunan nilai tersebut tidak dibahas dalam
contoh ini.
Dalam contoh berikut disebutkan paragraf yang relevan dari
PSAK 57. Lampiran ini harus dibaca dalam konteks PSAK 57
secara utuh.
Yang dimaksud dengan estimasi terbaik dalam contoh
berikut adalah jumlah nilai kini yang dampak nilai waktu
uangnya material.
Contoh 1: Jaminan (Garansi)
Pada saat penjualan, produsen memberikan jaminan atau
garansi produk kepada pembeli produknya. Berdasarkan
kontrak penjualan, produsen menjamin akan memperbaiki
atau mengganti produk yang dalam jangka waktu tiga tahun
sejak tanggal penjualannya menampakkan cacat. Berdasarkan
pengalaman masa lalu, terdapat kemungkinan besar bahwa akan
terjadi klaim atas jaminan yang diberikan.
Kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa
lalu yang mengikat. Peristiwa yang mengikat adalah penjualan
produk dengan jaminan, yang selanjutnya menimbulkan
kewajiban hukum.
57.33
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
57.35
1
2
3
4
5
6
57.37
57.38
57.39
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
57.41
57.43
57.44
57.45
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
57.46
LAMPIRAN D
Contoh Pengungkapan
Lampiran ini melengkapi, namun bukan bagian dari PSAK
57.
Berikut adalah dua contoh pengungkapan yang diatur di
paragraf 85.
Contoh 1: Garansi
Pada saat penjualan, suatu produsen memberikan garansi atau
jaminan kepada pembeli ketiga lini produknya. Berdasarkan
garansi tersebut, produsen bersedia untuk memperbaiki atau
mengganti produk-produk yang gagal menunjukkan kinerja
yang memuaskan selama dua tahun terhitung sejak tanggal
penjualan. Pada tanggal neraca, diakui provisi sebesar
Rp60 juta. provisi tersebut tidak didiskontokan (dihitung
nilai kininya) karena dampak pendiskontoan tidak material.
Entitas mengungkapkan informasi berikut ini:
Entitas mengakui provisi sebesar Rp60 juta. Jumlah tersebut
adalah jumlah yang diperkirakan akan dikeluarkan entitas
bagi klaim atas garansi produk yang dijual selama tiga tahun
buku terakhir. Diperkirakan sebagian besar pengeluaran
tersebut akan terjadi dalam tahun buku mendatang, dan
semua pengeluaran akan terjadi dalam dua tahun sejak
akhir periode pelaporan.
1
2
3
4
5
6
7
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
57.47
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
57.48