PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian pendapatan
2. Mengetahui sumber-sumber pendapatan
3. Mengetahui apa itu proses pendapatan
4. .......................................
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pendapatan.
Pada bab ini penulis akan membahas mengenai konsep pendapatan yang menguraikan pengertian
pendapatan, sumber-sumber pendapatan, proses-proses pendapatan, penilaian, pengakuan, dan
pengukuran pendapatan serta metode pengakuan pendapatan
2.1.1 Pengertian Pendapatan
Pendapatan sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup perusahaan, semakin besar pendapatan yang
diperoleh maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membiayai segala pengeluaran dan
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh perusahaan. Selain itu pula pendapatan juga berpengaruh
terhadap laba rugi perusahaan yang tersaji dalam laporan laba rugi. Dan yang perlu diingat lagi,
pendapatan adalah darah kehidupan dari suatu perusahaan. Tanpa pendapatan tidak ada laba, tanpa laba,
maka tidaka ada perusahaan. Hal ini tentu saja tidak mungkin terlepas dari pengaruh pendapatan dari hasil
operasi perusahaan.
Pengertian tentang pendapatan itu sendiri ada beberapa macam, berikut ini ada beberapa pandangan
yang menegaskan arrti konseptual dari pendapatan. Sebelum penulis lebih lanjut menelaah mengenai
pengertian pendapatan, maka terlebih dahulu perlu diketahui mengenai konsep kesatuan usaha.
Konsep kesatuan usaha menurut Zaki Baridwan (1992 : 8 ) adalah sebagai berikut:
Konsep ini menyatakan bahwa dalam akuntansi perusahaan dipandang sebagai suatu kesatuan usaha
atau badan usaha yangberdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri da terpisah dari pemilik dan pihak
lain yang menanamkan dana dalam perusahaan.
Berdasarkan konsep kesatuanusaha diatas, konsep tersebut mempunyai koknsekuensi yaitu bahwa
pendapatan dan laba harus dipandang sebagi kenaikan kekayaan perusahaan, sedangkan biaya dan rugi
sebagai pengurang kekayaan perusahaan. Oleh karena itu, Standar Akuntansi harus menyelesaikan
pengertian pendapatan dan biaya dengan memendangnya sebagai perubahan kekayaan, buka sebagai
kenaikan atau penurunan kekayaan pemilik atau pemegang saham.
Ikatan akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK) No. 23 mendefinisikan
pendapata sebagai berikut:
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan
selama suatu periode bila arus masuk iti mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
penanam modal.
Disamping definisi yang dinyatakan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia. Untuk menyatakan gambran yang
lebih lengkap mengenai pengertian pendapatan, penulis akan mengutip pendapat-pendapat yang diambil
dari berbagai macam bacaan. Menurut Zaki Baridwan dalam Buku Intermediate Accounting merumuskan
pengertian pendapatan adalah:
Pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badn usaha atau pelunasan utang (atau
kombinasi dari keduanya) selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang,
penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama
adan usaha
Menurut M. Munandar ( 1981 : 16 ) yang mengemukakan bahwa pendapatan adalah:
Sutau pertambahan assets yang mengakibatkan bertambahnya Owners Equity, tetapi bukan karena
panambahan modal dari pemiliknya, dan bukan pula merupakan pertambahan assets yang disebabkan
karena betambahnya liabilities
Menurut Eldon S. Hendriksen ( 2000 : 374 ) dalam Teori Akuntansi menjelaskan bahwa pendapatan
adalah:
Pendapatan (revenue dapat mendefinisikan secara umum sebagai hasil dari suatu perusahaan. Hal itu
biasanya diukur dalam satuan harga pertukaran yang berlaku. Pendapatan diakui setelah kejadian penting
atau setelah proses penjualan pada dasarnya telah diselesaikan. Dalam praktek ini biasanya pendapatan
diakui pada saat penjualan
Disamping definisi yang dinyatakan diatas terdapat definisi pendapatan dari C. Rollin Niswonger, Carl S.
Warren dan Philip E. Fess ( 1992:56-57):
Pendapatan merupakan kenaikan kotor atau garis dalam modal pemilik yang dihasilkan dari penjualan
barang dagangan, pelayanan jasa kepada klien, penyewaan harta, peminjaman uang dan semua kegiatan
yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan.
Sofyan Syafri Harahap (2001:236) mengemukakan bahwa pendapatan adalah : Pendapatan adalah hasil
penjualan barang dan jasa yang dibebankan kepada langganan/mereka yang menerima.
Eldon Hendriksen mengemukakan definisi mengenai pendapatan sebagai berikut: :Konsep dasar
pendapatan adalah pendapatan merupakan proses arus, yaitu penciptaan barang dan jasa selama jarak
waktu tertentu.
Definisi-definisi diatas memperlihatkan bahwa ada 2 konsep tentang pendapatan yaitu sebagai berikut:
1.
Konsep Pendapatan yang meusatkan pada arus masuk (inflow) aktiva sebagai hasil dari kegiatan
operasi perusahaan. Pendekatan ini menganggap pendapatan sebagai inflow of net asset.
2.
Konsep Pendapatan yang memusatkan perhatian kepada penciptaan barang dan jasa serta
penyaluran konsumen atau produsen lainnya, jadi pendekatan ini menganggap pendapatan sebagai
outflow of good and services.
Jika pendapatan dirumuskan dengan cara lain maka pengecualian harus dinyatakan dengan jelas,
misalnya pendapatan diakui sebelum arus masuk aktiva benar-benar terjadi.
Konsep dasar pendapatan yang diungkapkan oleh Patton dan Littleton dinamakan sebagai produk
perusahaan yang menekankan bahwa pendapatan merupakan arus yaitu penciptaan barang dan jasa oleh
perusahaan.
2.2 Sumber-Sumber Pendapatan
Laba dari penjualan aktiva yang bukan berupa barang dagangan seperti aktiva tetap, surat-surat
Kepastian perubahan produk menjadi potensi jasa yang lain melalui proses penjualan yang sah
atau semacamnya.
Nilai realisasi atau penyelesaian (realization/settlement value) : Aktiva dinyatakan dalam jumlah kas
(atau setara kas) yang sama atau setara aktiva yang sekarang dengan menjual aktiva dalam pelepasan
normal (orderly disposal).
4.
Nilai sekarang (present value) : Aktiva dinyatakan sebesar kas masuk bersih dimasa depan yang
didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan
usaha normal.
Potongan pembayaran dan pengurangan lain dari harga seperti rugi [iutang ragu-ragu perlu
2. Untuk transaksi bukan dengan kas., apabila nilai dari barang yang diserahkan dianggap sama dengan
nilai pasar wajar dari barang yang akan diterima maka nilai tukarnya adalah nilai buku barang yang akan
diterima lebih atau kurang dari nilai buku barang yang akan diserahkan maka selisihnya nilai pasar barang
yang diterima dengan nilai buku barang yang diserahkan merupakan keuntungan.
Berikut ini ada berbagai macam dasar pengukuran pendapatan antara lain:
1. Cash Equivalent
Jumlah rupiah kas penghargaan produk yang terjual baru akan menjadi pendapatan yang sepenuhnya
setelah produk yang tejual baru akan diproduksi dan penjualan benar-benar terjadi.
4. Harga pasar
Harga jual bersih yang diperkirakan dikurangi biaya simpanan, biaya penjualan, dan biaya penyerahan
produk.
5. Harga kesepakatan
Harga dimana yang nerupakan kesepakatan dengan pelanggan dari setiap jumlah rupiah penjualan yang
disepakati dengan pelanggan.
Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 menjelaslan
kapan suatu pendapatan diakui adalah sebagai berikut:
1. Pendapatan dari transaksi penjuala produk diakui pasa saat tanggal penjualan, biasanya merupakan
tanggal penyerahan produk kepada pelanggan.
2.
Pendapatan atas jasa yang diberikan oleh perusahaan jasa diakui pada saat jasa tersebut telah
Pendapatan dari penjualan aktiva diluar barang dagangan seperti penjualan aktiva tetap atau surat
realisasi hanya berfungsi sebagai pedoman memutuskan kapan kejadian yang jika dipecahkan sebagai
termasuk dalam laba objektif yaitu apabila ketidakpastian telah sampai tingkat yang dapat diterima.
Secara teoritik titik waktu dari pengakuan pendapatan dapat dilakukan pada berbagai saat, yaitu :
1. Pengakuan pendapatan diakui pada saat proses produksi
2. Pengakuan pendapatan diakui pada saat selesainya produksi
3. Pengakuan pendapatan diakui pada saat penjualan
4. Pengakuan pendapatan diakui pada saat penerimaan kas
Pengukuran masukan adalah upaya yang dikorbankan pada suatu proyek pada tanggal tertentu
dibandingkan dengan total upaya yang diperkirakan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek.
Pengukuran ini meliputi:
Metode biaya ke biaya (cost to cost method)
Metode ini paling sering digunakan, dimana tingkat penyelesaian ditentukan dengan membandingkan biaya
yang telah dikeluarkan dengan estimasi biaya total yang diharapkan.
Metode usaha yang diupyakan (effort expended method)
Metode ini didasarkan oleh ukuran dari pelaksanaan pekerjaan yang meliputi jam kerja, upah, jam mesin,
atau kuantitas bahan. Bahan penyelesaian dengan menggunakan metode ini diperoleh dengan cara yang
sama seperti metode biaya ke biaya.
Pengukuran keluraran adalah hasil pada tanggal tertentu dibandingkan dengan total hasil kerja proyek
yang diselesaikan. Pengukuran pendapatan dengan menggunakan ukuran keluaran didasarkan pada hasil
yang dicapai dengan nilai tambah.
b. Metode kontrak selesai (completed contract method)
Menurut metode ini, pendapatan diakui jika pekerjaan sudah selesai 100%. Semua biaya selama
pelaksanaan dalam pekerjaan. Tagihan atas kemajuan tidak dicatat sebagaimana pendapatan, tetapi
diakumulasikan dalam akun kontrak persediaan. Metode kotrak selesai harus digunakan hanya:
1) Jika suatu entitas terutama mempunyai kontrak jangka pendek,
2) Jika syarat-syarat untuk menggunakan metode persentase penyelesaian tidak dapat dipenuhi, atau
3) Jika terdapat bahaya yang melejat dalam kontrak itu diluar resiko bisnis yang normal dan berulang.
Metode kontak selesai (completed contract method) ini hanya akan diguakan jika metode perssentase
penyelesaian (percentage of completion method) tidak tepat.
Untuk sebagian perusahaan, penjualan diasumsikan sebagai peristiwa keuangan yang paling penting
Sebagian besar biaya yang menyangkut pembuatan atau peroleha produk dan biaya pelepasan
pendapatan. Untuk jangka panjang didalam satuan jasa, misalnya penyewaan ruangan atau bangunan
maka terdapat perbedaan antara jumlah rupiah pendapatan yang diakui dala suatu periode atas dasar
penerimaan uang.
2.4.4. Pengungkapan Pendapatan
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 mengenai pengungkapan pendapatan,
perusahaan harus mengungkapkan sebagai berikut:
a.
Kebijakan akuntansi yang dianut untuk pengakuan pendapatan termasuk metode yang dianut untuk
Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan diakui selama periode tersebut termasuk
pendapatan dari:
(1) Penjualan barang
(2) Penjualan Jasa
(3) Bunga
(4) Dividen, dan
(5) Royalty.
4) Biaya-biaya yang berkaitan harus dapat diestimasi dengan tingkat kecermatan yang memuaskan.
Metode dalam pencatatan pendapatan terdiri dari dua metode, yaitu sebagai berikut: metode berbasis
kas(cash basis method) dan metode aberbasis akrual (accrual basis method)
1. Metode cash basis
Suatu system dimana pendapatan belum diakui sebelum pendapatan tersebut belum diterima. Metode ini
banyak digunakan pada perusahaan kecil dan orang-orang yang menjual jasa, pada umumnya adalah
orang-orang yang memiliki keahlian tertentu.
2. Metode accrual basis
Metode pencatatan pendapatan, dimana pendapatan itu dicatat pada saat sudah terjadi hak tanpa
memperhatikan pendapatan tersebut diterima. Keuntungan metode ini adalah karena metode ini sangat
teliti dalam pengukuran keuntungan (dalam laporan laba rugi) dan neraca selisih.
2.6. Metode pengakuan pendapatan untuk penjualan jasa
Ada empat metode pengakuan pendapatan untuk perusahaan yang kegiatannya sebagian besar dalam
penjualan jasa dibandingkan produksi yaitu sebagai berikut:
1. Metode kinerja khusus
Metode ini digunakan untuk penapatan jasa yang dihasilkan dengan melakukan aksi tunggal.
Sebagai contoh: seorang dokter gigi menghasilkan pendapatan atas penyelesaian penambalan gigi.
2. Metode Kinerja Profesional
Metode ini digunakan untuk mengakui pendapatan jasa yang dihasilkan oleh lebih dari satu aksi tunggal
dan hanya ketika jasa melebihi satu periiode akuntansi.
3. Metode Kinerja Selesai
Metode ini digunakan untuk mengakui pendapatan jasa yang dihasilkan dengan melakukan serangkaian
tindakan dimana yang terakhir sangat penting dalam hubungannya dengan total transaksi jasa dimana
pendapatan jasa dianggap telah dihasilkan hanya setelah tindakan terakhir terjadi. Metode ini serupa
dengan metode kontrak selesai, yang digunakan untuk kontrak jangka panjang.
4. Metode Penagihan
Metode ini digunakan untuk pendapatamn jasa ketika ketdakpastian penagihan sangat tinggi atau estimasi
beban yang terkait dengan pendapatan tidak dapat dipercaya sehingga persyaratan reliabilitas tidak
dipenuhi. Pendapatan diakui hanya ketika kas diperoleh. Metode ini serupa dengan metode pemulihan biya
yang digunakan untuk penjualan produk.
2.7. Konsep dasar yang diperkirakan dalam pengakuan pendapatan
Ada beberapa konsep dasar yang melandasi laporan keuangan antara lain sebagai berikut:
1. Konsep Upaya dan HAsil (effort and accomplishment concept)
Konsep ini menyatakan bahwa kas merupakan pengukur upaya dan pendapatan merupakan pengukur
hasil.
2. Konsep Bukti Berdaya Uji dan Objektif
Laporan keuangan akan mempunyai tingkat manfaat dan tingkat keandalan 6yang cukup tinggi apabila
data keuangan didalamnya di dukung oleh bukti-bukti yang objektif dan dapat diuju kebenarannya,
3. Konsep Akuntansi mengakui adanya asumsi yang relevan (assumption consept)
Konsep akuntansi menagkui adanya asumsi-asumsi seperti bidang pengetahuan lain, dalam banyak hal
konsep dasar akuntansi dengan sendirinya merupakan asunsi atau paling tidak didasarkan atas asumsi
yangtidak dapat diuji validitasnya dengan pembuktian yang tuntas tetapi dianggap mempunyai relevansi
dengan tujuan pelaporan keuangan.
4. Konsep Biaya Historical
Konsep biaya histories merupakan pengukur potensi jasa yang paling objektif untuk jasa yang baru
diperoleh. Baiaya histories ini menunjukkan harga pertukaran padasaat terjadinya salah satu keunggulan
biaya histories yang terjadi dari hasil kesepakatan dua pihak yang independent.
BAB III
Direalisasikan bila barang-barang dan jasa-jasa dipertukarkan dengan kas atau klaim atas kas
(piutang).
2. Dapat direalisasikan bila aktiva yang diterima segera dapat dikonversikan pada jumlah kas atau klaim
atas kas yang diketahui.Dihasilkan , bila kesatuan itu sebagian besar telah menyelesaikan apa yang
seharusnya telah dilakukan agar berhak atas manfaat yang diberikan pendapatan.Sebagian besar
perusahaan didirikan dengan tujuan untuk menghasilkan laba yang optimal sehingga kclangsungan hidup
perusahaan dapat tercapai. Laba diperoleh sebagai kelebihan pendapatan atas beban.
3.2. Penutup
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan pada makalah akuntansi keungan menengah dalam materi
pendapatan.semoga bermanfaat bagi para pembaca yang membaca makalah yang kami buat ini,mohon
maaf apabila ada salah kata yang disengaja maupun tidak disengaja. Terimakasih
DAFTAR REFERENSI
C. Rollin Niswonger, Carl S. Warren dan Philip E. Fess, (1992), Prinsip-prinsip Akuntansi (terjemahan), Alih
Bahasa : Alfonsus Sirait, Jilid I, Edisi 16, Penerbit Erlangga, Jakarta, Hal. 56-57.
Dyckman, Dukes dan Davis (1999), Akuntansi Keuangan Menengah I (terjemahan), Jilid I, Edisi 3, Alih
Bahasa : Munir Ali, Jakarta: Erlangga.
Eldon S. Hendriksen,(1997), Teori Akuntansi, (terjemahan), Alih Bahasa : Wimliyono, Edisi 4.
Jakarta,Erlangga.
Harahap, Sofyan Syafri, (2001), Teori Akuntansi, Peneribit Raja Grafindo Persada. Jakarta
Ikatan Akuntan Indonesia, (2002), Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
M. Munandar (1981), Pokok-pokok Intermediate Accounting, Penerbit Liberty, Yogyakarta.
Suwardjono, (1989), Teori Akuntansi, Penerbit BPFE Yogyakarta. Yogyakarta.
Soemarsono. SR, (2000) Akuntansi Suatu Pengantar, Jilid 2, Edisi 4, Jakarta PT. Rineka Cipta.
Tuanakotta, Theodorus M., (2000), Teori Akuntansi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, Jakarta.
Zaki Baridwan, (1997) Intermediate Accounting, BPFE. Yogyakarta, Yogyakarta.
------------- and Michael F. Van Breda, (2000), Teori Akunting, (terjemahan) Buku I, Edisi Kelima, Penerbit
Interaksara, Jakarta, hal. 374.
---