BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang
GAKI adalah istilah yang digunakan untuk semua spektrum gangguan
yang terjadi akibat kekurangan konsumsi iodium pada populasi yang dapat
dicegah dengan memastikan populasi mengkonsumsi iodium secara cukup. GAKI
merupakan silent pandemic atau pandemi yang tersembunyi yang jarang terekspos
dalam sosialisasi dan kebijakan kesehatan. Dampak yang ditimbulkan GAKI
sudah menjadi semakin besar, sementara perhatian pada klinisi secara global
masih termarginalisasikan pada tingkat individu. Hal tersebut terbukti pada
berbagai negara yang menghadapi prevalensi GAKI yang tinggi, ketika kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dunia sudah melampaui kebutuhan
untuk mengeliminasi gangguan tersebut. Secara umum, dapat dinyatakan bahwa
GAKI masih belum mendapat perhatian yang layak. GAKI harus ditatap sebagai
diagnosis kelompok, populasi, atau komunitas jauh melampaui penilaian selama
ini yang lebih terbatas pada tingkat individu. Interpretasi status GAKI seharusnya
dilakukan pada tingkat populasi yang menggunakan data yang diambil dari
kelompok masyarakat di suatu daerah tertentu.
BAB II
Pembahasan
Yodium
Yodine ada di dalam tubuh dalam jumlah sangat sedikit, yaitu sebanyak
kurang lebih 0,00004% dari berat badan atau 15-23 mg. Sekitar 75% dari yodium
ini ada di dalam kelenjar tiroid, dan merupakan komponen yang penting dalam
pembentukan hormone tiroid, tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3). Komponenkomponen tersebut berperan dalam meregulasi banyak reaksi biokimia, terutama
sintesis protein dan aktivitas enzim. Di dalam darah yodium terdapat dalam
bentuk yodium bebas atau terikat-dengan-protein (protein-bound iodine/PBI)
(Almatsier, 2010).
Sumber Yodium
Iodium dapat diperoleh dari berbagai jenis pangan dan kandungannya
berbeda-beda tergantung asal jenis pangan tersebut dihasilkan. Kandungan iodium
pada buah dan sayur tergantung pada jenis tanah. Kandungan iodium pada
jaringan hewan serta produk susu tergantung pada kandungan iodium pada pakan
ternaknya. Pangan asal laut merupakan sumber iodium alamiah. Sumber lain
iodium adalah garam dan air yang difortifikasi. Hal yang sama juga dikemukakan
oleh bahwa makanan laut dan ganggang laut adalah sumber iodium yang paling
baik.
Fungsi Yodium
Fungsi iodium di dalam tubuh yaitu memaksimalkan kerja kelenjar tiroid (kelenjar
gondok) dalam pembentukan hormon tiroid. Hormon tiroid dibedakan menjadi dua jenis yaitu
tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3). Kedua hormon ini berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh,
merangsang jaringan tubuh untuk memproduksi protein dan energi dari oksigen dan makanan,
pembentukan sel darah merah serta fungsi otot dan saraf. Fungsi utama hormon-hormon ini
adalah mengatur pertumbuhan dan perkembangan. Hormon tiroid mengontrol kecepatan tiap
sel menggunakan oksigen. Yodium juga berperan dalam perubahan karoten menjadi vitamin A
dan sintesis kolesterol darah.
:
:
:
:
:
:
90 g
70-120 g
120 g
150 g
+ 50 g
+ 50 g
Epidemiologi
Penduduk dunia yang mengalami resiko GAKY dilaporkan pada tahun
1999 sebesar 2,2 miliar orang yang tinggal di 130 negara, termasuk Indonesia,
740 juta orang di antaranya menderita gondok endemik. Di Indonesia 42 juta
orang tinggal di daerah yang lingkungannya kurang yodium. Dari hasil survei
pemetaan GAKI tahun 1998 pada anak sekolah, diperkirakan 53,8 juta penduduk
tinggal di daerah risiko GAKI dengan rincian 8,8 juta penduduk tinggal di daerah
endemik berat, 8,2 juta di daerah endemik sedang dan 36,8 juta di daerah endemik
ringan. Di beberapa provinsi seperti Maluku, Nusa Tenggara Timur, dan Sumatera
Barat, angka gondok bahkan mencapai 30%.
1.
2001). Besarnya nilai TGR atau tingkat endemisistas GAKI di kawasan pesisir
Kabupaten Halmahera Utara merupakan sesuatu yang sangat ironis jika dilihat
dari potensi sumberdaya alamnya. Sumberdaya pesisir merupakan sumberdaya
yang memiliki kandungan gizi cukup tinggi terutama kandungan iodin, misalnya
ikan dan rumput laut. Konsumsi harian sebagian besar masyarakat juga tidak
terlepas dari produk perikanan baik produk segar maupun olahan. Berdasarkan
kondisi tersebut, tingginya nilai TGR atau endemisitas GAKI yang terjadi
dimungkinkan karena faktor lain, misalnya rendahnya kadar iodium pada air
minum, konsumsi umbi-umbian yang mengandung goitrogenik, serta penggunaan
garam yang tidak memenuhi standar kandungan iodiumnya.1,2
2.
rendah yang cukup yodium, di mana kandungan yodium dari air, tanah dan
produk-produk pertanian di daerah tersebut mestinya cukup memadai, Berkaitan
dengan hal tersebut, muncul beberapa teori ; antara lain kemungkinan adanya
paparan oleh kontaminan di lingkungan yang dapat menyebabkan terjadinya
gangguan fungsi tiroid, seperti logam berat (Plumbum=Pb, Hydrargyrum=Hg dan
Cadmium=Cd), polychlorinated biphenyl (PCB), dan pestisida. Hasil penelitian
Samsudin (2007), mengenai risiko pajanan Pb di Yogyakarta, diketahui proporsi
Wanita Usia Subur(WUS) menderita hipotiroid sebesar 19,2%. Proporsi WUS
dengan kadar Pb tinggi (PbB = 50 gr/L) adalah 49,5%. Hasil penelitian
menunjukkan ada hubungan antara kadar Pb dalam darah dengan fungsi tiroid.
Kadar Pb tinggi dalam darah merupakan faktor risiko terjadinya hipotiroid pada
WUS risiko terpajan Pb di perkotaan. Tingginya kadar Pb dalam darah ini
mengakibatkan terbentuknya ikatan dengan unsur yodium di dalam tubuh yang
akibatnya akan menyebabkan timbulnya gondok.
3. GAKY Di Daerah Dengan Pola Konsumsi Makanan Yang Banyak Mengandung
Zat Goitrogenik.
Goitrogenik adalah zat yang dapat menghambat pengambilan zat iodium
oleh kelenjar gondok, sehingga konsentrasi iodium dalam kelenjar menjadi
rendah. Selain itu, zat goitrogenik dapat menghambat perubahan iodium dari
yang
menimpa,
menyebabkan
terjadinya
ketidakseimbangan
mikromineral dalam tanah, salah satunya adalah selenium. Hal ini terjadi pada
daerah pada bagian timur gunung Muria untuk 10 tahun terakhir.1,2
Etiologi
Menurut Fadil (1996), penyebab timbulnya GAKI yaitu:
1. Kandungan yodium dalam konsumsi sehari-hari tidak cukup (intake yang
rendah). Asupan yodium dapat diperiksa dengan cara langsung yaitu
menganalisis makanan duplikat yang terdapat dalam makanan seseorang,
ataupun dengan cara tidak langsung seperti memeriksa kadar yodium di
dalam urin (Djokomoeljanto, 1987).
2. Meningkatnya kebutuhan hormon tiroid terutama dalam masa anak-anak,
pubertas, kehamilan dan menyusui.
3. Terdapatnya zat goitrogen di dalam air minum dan masakan sehari-hari.
Goitrogen adalah bahan yang mengganggu pembentukan hormone tiroid,
yang dapat menyebabkan pembesaran kelenjar gondok, terdapat pada
sayuran seperti kol, kacang tanah, ubi kayu, lobak, jagung, buncis, bawang
merah, bawang putih. Aktivitas bahan goitrogenik pada prinsipnya bekerja
pada tempat yang berlainan dalam rantai proses pembentukan hormon
tiroid yang terbagi atas dua (Nahampun dan Chatherina, 2010):
a. Menghambat pengambilan yodium oleh kelenjar tiroid, golongan
ini termasuk kelompok perchlorate.
Diagnosa
Untuk menentukan apakah seseorang mengalami pembesaran kelenjar
gondok dapat dilakukan dengan palpasi. Kriteria tingkat pembesaran kelenjar
gondok dapat dilihat pada table di bawah ini:
Grade (Tingkat)
Normal (0)
IA
Hasil Palpasi
Tidak ada pembesaran kelenjar
Pembesaran kelenjar tidak nampak walaupun leher
pada posisi tengadah maksimum.
Pembesaran
kelenjar
teraba
ketika
palpasi
IB
tengadah maksimum.
II
III
Klinis
G H
0 0
Total Goitre
K
Rate (%)
<5,0
Rata-rata
kadar urine
(g/L)
100
Prioritas
Koreksi
-
(normal)
Derajat
I +
5,0-19,9
50-99
Penting
(ringan)
Derajat
II ++
20,0-29,9
20-49
Segera
(sedang)
Derajat
III ++
++
++
30
<20
Kritis
(parah)
+
Keterangan: G (Goitre), H (Hipotiroidisme), K (Kretin), 0 (tidak ada), + (ringan),
++ (sedang), +++ (sangat berat)
yang rendah. Pengurangan tingkat kecerdasan yang diakibatkan oleh GAKY dapat
diperinci sebagai berikut:
1. Setiap penderita gondok akan mengalami pengurangan IQ sebesar 5 poin
di bawah normal.
2. Setiap penderita kretin akan mengalami pengurangan IQ sebesar 5 poin di
bawah normal.
3. Setiap penderita GAKY lain yang bukan gondok maupun kretin akan
mengalami penurunan IQ sebesar 5 poin di bawah normal.
4. Setiap kelahiran bayi yang terdapat di daerah yang kurang yodium akan
mengalami pengurangan IQ sebesar 5 poin di bawah normal (Nahampun
dan Chatherina, 2010).
Dampak karena GAKY dapat dilihat pada tabel spektrum di bawah ini:
Kelompok Rentan
Ibu Hamil
Janin
Dampak
Keguguran
Lahir mati, meningkatkan kematian janin, kematian
bayi, kretin (keterbelakangan mental, tuli, mata
Neonatus
Anak dan Remaja
Dewasa
hipotiroid juvenile
Gondok, hipotiroid
klonus
Sikap berdiri dan cara berjalan yang khas, spastic, ataksik atau bajkan
Tipe ini banyak dijumpai di Kongo, disebabkan karena atrofi kelenjar gondok
oleh sebab yang belum dapat diungkapkan, ditandai dengan:
Penatalaksanaan
Penanggulangan GAKY dilakukan dalam dua jangka waktu, yaitu :
1. Jangka Panjang: suplementasi tidak langsung melalui fortifikasi garam
konsumsi dengan iodium dimana program ini disebut garam iodium.
2. Jangka pendek: suplementasi langsung dengan ,minyak iodium baik secara
oral maupun suntikan lipiodol intramuscular dengan dosis 2 ml, diebrikan
kepada anak-anak dan kepada ibu usia subur khususnya yang sedang
hamil. Upaya ini hanya ditunjukkan pada daerah endemik berat dan telah
dilaksanakan sejak tahun 1974.
Menurut ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan RI 1986, kandungan
KIO3 yang dianjurkan adalah 40 ppm. Iodium diperlukan semata-mata untuk
biosintesis hormon thyroid yang mengandung iodium. Kebutuhan iodium
meningkat pada kaum remaja dan kehamilan. Banyaknya metoda suplementasi
Iodium tergantung pada beratnya GAKY pada populasi, grade iodium urine dan
prevalensi goiter dan kretinism. Strategi penanggulangan sesuai daerah produksi
garam dan konsumsi garamnya:
Sentra Produksi Garam
Konsumsi
Garam Kategori 1
Nonsentra
Produksi
Garam
Kategori 2
11
beryodium cukup
Strategi:
Strategi:
Mempertahankan
Mempertahankan
memenuhi syarat.
memenuhi syarat.
Upaya:
Upaya:
Meneruskan
Menjamin
pengawasan di tingkat
produksi,
distribusi,
pengawasan
dan
konsumsi,
garam
penegakan
pasokan
di
mutu
tingkat
hukum,
distribusi
dan
status
konsumsi
secara
peningkatan
sosial
ekonomi
intensif
pegaram,
teknologi
memperkuat
serta
penegakan
perundangan
garam
beryodium
dan
survailans.
Konsumsi
Beryodium
cukup
Garam Kategori 3
Kategori 4
Tidak Strategi:
Strategi:
Meningkatkan
Meningkatkan pasokan
Garam
beryodium
beryodium
memenuhi syarat
yang
memenuhi syarat.
Upaya:
Upaya:
Meningkatkan
Menjamin pemenuhan
konsumsi
garam
beryodium
melalui
beryodium
promosi
intensif,
dengan
promosi
norma
intensif
konsumsi
penegakan
pasokan
garam
disertai
12
sosial
dan
hukum,
garam
beryodium,
meneruskan
penegakan
pengawasan di tingkat
sosial
dan
hukum,
produksi,
pengawasan
mutu
distribusi,
garam
intensif,
peningkatan
distribusi
dan
konsumsi
serta
survailans.
iodisasi
di
norma
tingkat
serta
survailans.
1. GAKY ringan: akan lenyap dengan sendirinya jika status ekonomi
penduduk ditingkatkan.
2. GAKY sedang: dapat dikontrol dengan garam beryodium (biasanya 20-40
mg/kg pada tingkat rumah tangga). Di samping itu minyak beryodium
diberi secara oral atau suntik yang dikoordinasi melalui puskesmas.
3. GAKY berat: minyak beryodium diberikan secara oral pada 3, 6, dan 12
bulan maupun suntuikan setiap 2 tahun sampai system garam beryodium
efektif, jika efek pada system saraf pusat dicegah dengan sempurna.
Minyak beryodium secara oral diberikan dalam bentuk kapsul dengan dosis
tinggi dan tiap kapsul berisi 200 mg yodium dalam larutan minyak. Kapsul
yodium diberikan kepada penduduk yang tinggal di daerah endemik sedang dan
berat (prevalensi 20%) setiap tahun sekali:
1. Pada laki-laki : 0-20 tahun
2. Pada perempuan : 0-30 tahun
3. Pada semua ibu hamil dan menyusui
Dosis pemberian kapsul yodium:
1.
Bayi 0-1 tahun : kapsul per tahun
2.
Balita 1-5 tahun : 1 kapsul per tahun
3.
Wanita 6-35 tahun : 2 kapsul per tahun
4.
Pria 6-20 tahun : 2 kapsul per tahun
5.
Wanita hamil dan menyusui : 2 kapsul per tahun
13
Pencegahan
Secara relatif, hanya makanan laut yang kaya akan yodium sekitar
100g/100gr. Pencegahan dilaksanakan melalui pemberian garam beryodium. Jika
tidak tersedia maka diberikan kapsul yodium secara oral seperti yang sudah
dijelaskan atau suntikan ke dalam otot setiap 2 tahun.
Kegiatan pencegahan dan penanggulangan GAKY yang telah dilakukan
oleh pemerintah meliputi komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) yang tertuju
pada 3 kelompok sasaran yaitu:
1. Para perencana, pengelola, dan pelaksana program.
2. Masyarakat di daerah gondok endemik.
3. Masyarakat di luar daerah gondok endemik.
14
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) adalah sekumpulan gejala
atau kelainan yang ditimbulkan karena tubuh menderita kekurangan iodium secara
terus menerus dalam waktu yang lama yang berdampak pada pertumbuhan dan
perkembangan manusia.
15
Daftar Pustaka
1. Almatsier, 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
2. Chan, M., Javalera, and A. Rayes. 1988. A Discriptive Study abouth The
General Preceptions and Behavior Related to Goiter of Females Fifteen
Years old and above in Three Barangays of Ternate, Govite, Philipina.
College of Public Health, University of Philippina. Manila.
3. Depkes RI, 1997. Strategi Mobilisasi sosial dalam Rangka Meningkatkan
Konsumsi Garam Beryodium di Masyarakat. Komite Nasional Garam
Tingkat Pusat, Dirjen PKM, Jakarta.
4. Djokomoeljanto R, 1987. Kelenjar Tiroid: Embriologi, Anatomi dan
Faalnya. Ilmu Penyakit Dalam Jilid I edisi kedua. Jakarta: FKUI.
5. Djokomoeljanto R, 1997. Peta Gondok dan Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium di Jawa Tengah. Jurnal Vol. 32 No. 1, M Med Indonesia.
6. Fadil, 1996. Evaluasi Dampak Program Yodiolisasi pada Masyarakat
Rawan GAKY di Sumatera Barat. Temu Ilmiah & Simposium Nasional III
Penyakit Kelenjar Tiroid. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Semarang.
7. Saidah RD, 2001. Neonatal Hypothyroidism. Kumpulan Naskah
Pertemuan Ilmiah Nasional Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY).
Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
8. Soeharyo H dkk. 1996. Laporan Penelitian Survei Pemetaan Gaki di Jawa
Tengah. Kerja Sama Tim Peneliti GAKY FK Undip dengan Kanwil
Depkes Prop. Jateng Semarang.
16