Anda di halaman 1dari 4

Partisipasi Politik Masyarakat Di Indonesia

Partisipasi politik merupakan kegiatan warga negara yang mempunyai perhatian, kesadaran
dan minat yang tinggi terhadap politik pemerintah. Di mana individu dan masyarakatnya
mampu memainkan peran politik baik dalam proses input (berupa pemberian dukungan atau
tuntutan terhadap sistem politik) maupun dalam proses output (melaksanakan, menilai, dan
mengkritik terhadap kebijakan dan keputusan politik pemerintah).
Secara umum, bentuk budaya partisipasi politik dapat dibedakan dalam kegiatan politik yang
berbentuk konvensional-legal dan non konvensional-ilegal.
a) Konvensional, artinya berdasarkan kesepakatan umum atau kebiasaan yang sudah
menjadi tradisi. Legal, artinya sesuai dengan undang - undang atau hukum yang berlaku.
Jadi, partisipasi yang konvensional-legal berarti kegiatan politik yang dilaksanakan
secara lazim berdasarkan peraturan perundang-undangan atau ketentuan hukum
yang berlaku.
b) Inkonvensional-ilegal atau partisipasi politik konstitusionall dengan cara kekerasan atau
revolusi. Kekurangan politik yang melaksanakan partisipasi politik demikian biasanya
tidak pernah mengindahkan etika berpolitik. Mereka lebih menyukai tindakan
kekerasan (anarkis).

Perbandingan dari bentuk konvensional dan nonkonvensional

Konvensional

Inkonvensional

- pemberian suara

- berdemonstrasi

- diskusi kelompok

- konfrontasi

- debat publik

- mogok

- kegiatan kampanye

- tindak kekerasan politik terhadap


harta benda, perusakan, pembakaran

- membentuk dan bergabung dalam


kelompok kepentingan

- tindak kekerasan politik terhadap


manusia, penculikan, pembunuhan

- komunikasi individual dengan


pejabat politik/administrasi

- Perang gerilya/revolusi, terror, fitnah

Seperti di negara kita, negara Indonesia, partisipasi masyarakat Indonesia dewasa ini sudah
terlihat lebih dominan. Apabila kita golongkan, masyaraka di Indonesia sudah termasuk ke
dalam golongan Aktif Partisipan. Artinya bahwa masyarakat Indonesia mayoritas sudah
memberikan partisipasinya, baik dalam bentuk aspirasi, kepekaan atau pengawasan terhadap
suatu kebijakan, maupun memberikan suaranya dalam pemilu. Memang sebenarnya apabila
ditinjau pergerakan partisipasi masyarakat dalam pemilu dari tahun ke tahun, terlihat
angkanya yang menunjukkan penurunan. Namun hal ini juga dibarengi dengan meningkatnya
angka selektifnya masyarakat dan kekritisan masyarakat dalam menanggapi kebijakankebijakan di Indonesia dalam sistem pemerintahan.
Berbagai bentuk partisipasi politik dapat dilihat dari berbagai kegiatan warga negara yang
mencakup antara lain.
1. Terbentuknya organisasi-organisasi politik maupun organisasi masyarakat sebagai
bagian dari kegiatan sosial, sekaligus sebagai penyalur aspirasi rakyat yang ikut
menentukan kebijakan negara.
2. Lahirnya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sebagai kontrol sosial maupun
pemberi masukan (input) terhadap kebijakan pemerintah.
3. Pelaksanaan pemilu yang memberi kesempatan kepada warga negara untuk dipilih
atau memilih, misalnya berkampanye dan menjadi pemilih aktif.
4. Munculnya kelompok-kelompok kontemporer yang memberi warna pada sistem input
dan output kepada pemerintah, misalnya melalui unjuk rasa dan demonstrasi.

SEBAB SEBAB TIMBULNYA PARTISIPASI POLITIK DI INDONESIA


a. Modernisasi
Sejalan dengan berkembangnya industrialisasi, perbaikan pendidikan, dan media
komunikasi massa, maka pada sebagian penduduk yang merasakan terjadinya perubahan
nasib akan menuntut untuk berperan dalam kekuasaan politik.
b. Perubahan-perubahan struktur kelas sosial
Salah satu dampak modernisasi, di mana munculnya kelas pekerja baru dan kelas
menengah yang semakin meluas, sehingga mereka merasa berkepentingan untuk
berpartisipasi secara politis dalam pembuatan keputusan politik.
c. Pengaruh kaum intelektual dan komunikasi massa modern

Kaum intelektual (sarjana, pengarang, wartawan) melalui ide-idenya kepada masyarakat


umum dapat membangkitkan tuntutan akan partisipasi masaa dalam pembuatan
keputusan politik. Demikian juga perkembangannya sarana transportasi dan komunikasi
modern mampu mempercepat penyebaran ide-ide baru.
d. Konflik diantara kelompok-kelompok pemimpin politik
Para pemimpin politik berkompetisi memperebutkan kekuasaan. Sesungguhnya apa yang
mereka lakukan adalah dalam rangka mencari dukungan rakyat. Berbagai upaya yang
mereka lakukan untuk memperjuangkan ide ide partisipasi massa dapat menimbulkan
gesekan gesekan.
e. Keterlibatan pemerintah yang meluas dalam uruan sosial, ekonomi dan kebudayaan
Perluasan kegiatan pemerintah dalam berbagai bidang membawa konsekuensinya
tindakan tindakan yang semakin menyusup ke segala segi kehidupan rakyat. Ruang
lingkup aktivitas atau ttindakan pemerintah yang semakin luas mendorong timbulnya
tuntutan tuntutan yang terorganisir untukikut serta dalam pembuatan keputusan politik.

FAKTOR FEKTOR PENDUKUNG PARTISIPASI POLITIK


a) Pendidikan Politik
Pendidikan politik sebenarnya dimaksudkan untuk mewujudkan atau setidak tidaknya
menyiapkan kader kader yang dapat diandalkan untuk memenuhi harapan masyarakat
luas, dalam arti yang benar-benar memahami semangat yang terkandung dalam perjuangan
sebagai kader bangsa.
b) Kesadaran Politik
Keadaran politik rakyat tidak hanya dapat diukur dari tingkat partisipasinya pada pemilu
(memberikan suara diblik suara atau ikut meramaikan kampanye pemilu) melainkan juga
sejauh mana mereka aktif mengawasi atau mengoreksi kebijakan atau perilaku pemerintah
di dalam mengambil kebijakan dan melaksanakan kebijakan tersebut. Inilah yang lazim
disebut gerakan ekstraparlementer (gerakan turun ke jalan).
c) Budaya Politik
Budaya politikmerupakan perwujudan nilai-nilai politik yang dianut oleh sekelompok
asyarakat, bangsa dan negara yang diyakini sebagai pedoman dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan politik kenegaraan.

d) Sosialisasi Politik
Usaha untuk memasyarakatkan partisipasi politik kepada seluruh earga masyarakat agar
memiliki kesadaran politik yang tinggi terutama akan hak dan kewajibannya dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.

Anda mungkin juga menyukai