Anda di halaman 1dari 64

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk (IDX: ULTJ )

merupakan perusahaan multi nasional yang memproduksi minuman yang bermarkas


di Padalarang,

Kab. Bandung, Indonesia. Beralamat di Jln. Raya Cimareme 131,

Padalarang, Kab. Bandung. Perusahaan ini awalnya merupakan industri rumah tangga
yang didirikan pada tahun 1958, kemudian menjadi suatu entitas perseroan terbatas
pada tahun 1971. Perusahaan ini merupakan pioner di bidang industri minuman
dalam kemasan di Indonesia, dan sekarang memiliki mesin pemroses minuman
tercanggih se-Asia Tenggara.
Pada awalnya perusahaan yg berawal dari sebuah rumah di Jln. Tamblong
Dalam, Bandung, ini hanya memproduksi susu. Namun seiring perkembangannya, dia
juga memproduksi juice dalam kemasan bermerek Buavita dan Gogo serta
memproduksi Teh Kotak, Sari Asem Asli dan Sari Kacang Ijo. Sejak tahun 2008
merek Buavita dan Gogo dibeli oleh PT. Unilever Indonesia, Tbk. sehingga PT.
Ultrajaya Milk bisa kembali ke bisnis utamanya, yaitu produksi susu. Perusahaan
yang didirikan oleh Ahmad Prawirawidjaja ini, seorang pengusaha Tionghoa yg
sudah bermukim di Bandung, sekarang dikomandani oleh generasi kedua, yaitu
Sabana Prawirawidjaja, dan siap-siap diteruskan kepada generasi ketiga, Samudera
Prawirawidjaja.
1.2

Tujuan dan Manfaat


Tujuan dan manfaat dari Perusahaan ialah berusaha dalam bidang perindustrian

dan perdagangan.
Perusahaan bergerak dalam bidang industri makanan dan minuman. Di bidang
minuman Perusahaan memproduksi rupa-rupa jenis minuman seperti susu cair, sari
buah, teh, minuman tradisional dan minuman kesehatan, yang diolah dengan
1

teknologi UHT (Ultra High Temperature) dan dikemas dalam kemasan karton aseptik.
Di bidang makanan Perusahaan memproduksi susu kental manis, susu bubuk, dan
konsentrat buahbuahan tropis.
Perusahaan memasarkan hasil produksinya dengan cara penjualan langsung
(direct selling), penjualan tidak langsung (indirect selling), dan melalui pasar modern
(modern trade). Penjualan langsung dilakukan ke toko-toko, P&D, kios-kios, dan
pasar tradisional lain dengan menggunakan armada milik Perusahaan. Penjualan tidak
langsung dilakukan melalui agen /distributor yang tersebar di seluruh wilayah
kepulauan Indonesia.
Penjualan melalui modern trade dilakukan ke minimarket, supermarket, dan
hypermarket. Perusahaan juga melakukan penjualan ekspor ke beberapa negara.
Untuk menunjang kegiatan pemasaran dan memperlancar distribusi produknya,
Perusahaan memiliki kantor perwakilan dan stock point yang tersebar di Pulau Jawa.
1.3

Visi dan Misi


1.3.1

Visi

Menjadi perusahaan industri makanan dan minuman yang terbaik dan terbesar di
Indonesia, dengan senantiasa mengutamakan kepuasan konsumen, dan menjungjung
tinggi kepercayaan para pemegang saham serta mitra kerja perusahaan
1.3.2

Misi

Menjalankan usaha yang dilandasi dengan kepekaan yang tinggi untuk senantiasa
berorientasi kepada pasar atau konsumen, dan kepekaan serta kepedulian untuk
senantiasa memperhatikan lingkungan yang dilakukan secara optimal agar dapat
memberikan nilai tambah sebagai wujud pertanggung jawaban kepada pemegang
saham.

1.4

Peraturan Perundangan yang Berlaku


2

UU RI No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan


Hidup

PP No. 27/1999 tentang AMDAL

Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang PengelolaanLingkungan


Hidup di Indonesia

dan

Peraturan

LingkunganHidup Nomor 11 Tahun

Menteri

Negara

2006

PP No. 38/2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara


Pemerintah,

Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan

Daerah Kabupaten/ Kota


Per. Men LH No. 86/2002 tentang Pedoman UKL-UPL
Per. Men. LH No. 45/2005 tentang Pedoman Implementasi RKL-RPL
Per. Men.LH No.8/2006 tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai
Dampak

Lingkungan Hidup.

Per. Men LH No. 11/2006 tentang Jenis Rencana Usaha/Kegiatan yang


Wajib

dilengkapi dengan AMDAL

Per. Men. LH No. 13/2010 tentang Pedoman UKL-UPL dan SPPL


Per. Men. LH No. 14/2010 tentang Pedoman DELH dan DPLH

BAB II
RUANG LINGKUP STUDI
2.1

Lingkup rencana usaha atau kegiatan yang akan ditelaah


2.1.1 Status dan Lingkup Rencana Usaha Kegiatan yang akan Ditelaah
a) Pada uraian status studi AMDAL suatu perusahaan di PT Ultra
Jaya. Studi kelayakan tempat yang dekat dengan masyarakat
mengakibatkan perusahaan PT.Ultra Jaya. PT. Ultra Jaya menimbulkan
dampak, penting terhadap lingkungan, baik pada tahap pra konstruksi,
konstruksi, maupun pasca konstruksi.
1. Gambaran proyek
PT Ultrajaya diawali dari sebuah perusahaan susu yang kecil
pada tahun 1958. Lalu pada tahun 1971, perusahaan ini
memasuki

tahap

pertumbuhan

pesat

sejalan

dengan

perubahannya menjadi PT Ultrajaya Milk Industry & Trading


Company.
PT Ultrajaya saat ini merupakan perusahaan pertama dan
terbesar di Indonesia yang menghasilkan produk-produk susu,
minuman dan makanan dalam kemasan aseptik yang tahan lama
dengan merek-merek terkenal seperti Ultra Milk untuk produk
susu, Buavita untuk jus buah segar dan Teh Kotak untuk
minuman teh segar.
Lokasi pabriknya terletak sangat strategis di pusat daerah
pedalaman pertanian Bandung yang menyediakan sumberdaya
alam yang melimpah, segar dan berkualitas, mulai dari susu
segar, daun teh hingga buah-buahan tropis.

b) Pada uraian rencana usaha pada suatu perusahaan di PT.Ultra Jaya.


PT. Ultra Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang
industri makanan dan minuman. PT.Ultra Jaya ini sudah berada pada
tahun 1970an. Jadi, untuk rencana perusahaan ini sudah berada pada
zaman dahulu.
c) Mengenai tahapan kegiatan yang ditelaah
1. Tahap Pra Konstruksi : Sebelum adanya PT. Ultra Jaya, pada
umumnya wilayah sekitar Desa Mekarsari ini merupakan lahan
pertanian.
2. Tahap Konstruksi : Dibuat saluran air pengolahan air limbah
untuk mengolah air limbah yang keluar dari PT. Ulltra Jaya.
3.

Tahap Operasi : Pada tahun 2010, pernah terjadi bau busuk


yang berasal dari limbah cair PT Ultra Jaya yang

menyengat

dan mengganggu penciuman warga di sekitar

Kampung

Bunisari, Desa Gadobangkong, Kecamatan

Ngamprah,

dipastikan berasal dari genangan

limbah pada Instalasi

Pengolahan Air Limbah (IPAL)

perusahaan yang rusak serta

uap limbah yang tertiup angin

pada siang hari.


4. Tahap Pasca Operasi :Setelah adanya PT.Ultra Jaya, masyrakat
sekitar mulai merasakan dampak yaitu kurangnya tersedia
sumber dayaa air seperti sumur-sumur yang berada di sekitar
menjadi kering
d) PT Ultra Jaya ini terletak di dekat jalan tol. Pada sebagian wilayah
jalan tol ini akan dijadikan lokasi PT.Ultra Jaya kedepannya. Artinya
akan ada perbesaran wilayah PT.Ultra Jaya pada tahun selanjutnya
sehingga akan berdampak besar karena persawahan dan pemukiman
akan dijadikan peluasan pabrik untuk tahun kedepan.

2.1.2

Alternatif yang akan dikaji dalam ANDAL


PT. Ultra Jaya menghasilkan pembuangan air limbah yang dihasilkan
pada pabrik tersebut. Pada awal pembangunan PT. Ultra Jaya tidak
membuat suatu pengolahan air limbah yang layak, sehingga akan
menyebabkan dampak negatif kepada masyarakat sekitar. Seperti,
pembuangan sampah yang dibuang ke sekitar pemukiman masyarakat
dan air limbah. Selain itu juga, pembuangan susu basi dari pembersihan
alat. Kemudian, pada tahun 2009, dibuatlah suatu pengolahan air limbah
yang mengolah sisa pembuangan air limbah susu sehingga tidak
menimbulkan dampak negatif kepada masyarakat sekitar. Atau lebih
dikenal dengan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah).

2.1.3

Lingkup Rona lingkungan hidup awal

A. Pada awalnya tempat untuk membangun perusahaan PT. Ultra Jaya


itu adalah persawahaan yang kemudian dijadikan perusahaan PT
Ultra Jaya. Setelah pembangunan selesai terjadi dampak terhadap
lingkungan seperti tersedia sumber daya air seperti sumur-sumur
yang berada di sekitar masyarakat menjadi kering karena air telah
disedot oleh perusahaan PT. Ultra Jaya itu, kemudian dampak
lainnya adalah pembuangan air limbah dan pembuangan sampah
yang dibuang ke sekitar pemukiman masyarakat yang dihasilkan
pabrik PT. Ultra Jaya itu yang mengakibatkan pencemaran
lingkungan masyarakat disekitar pabrik PT. Ultra Jaya.
B. Komponen lingkungan hidup yang telah di telaah
a. Fisik Kimia
1) Iklim, kualitas udara, dan kebisingan
Iklim di Cimareme
6

Curah hujan 1400 mm

Jumlah bulan hujan 7-8 bulan

Suhu rata-rata harian 280C

Tinggi tempat dari permukaan laut 600-676 md


Kebisingan di sekitar PT.Ultra Jaya tidak terlalu menggangu
masyarakat sekitar. Karena pada PT.Ultra Jaya ini tidak
terlalu menimbulkan suara yang keras, sehingga masyarakat
sekitar pabrik tidak terlalau terganggu.

2) Fisiografi
Desa Cimareme terletak di kecamatan Ngamprah kabupaten
Bandung Barat memiliki luas wilayah kurang lebih 244,254
ha/m2.
Bentangan wilayah: Desa terletak di dataran rendah, terdapat
aliran sungai dan bantaran sungai.
Letak

Desa kawasan perkantorn

Desa kawasan pertokoan/bisnis

Desa kawasan campuran

Desa kawasan industri

Desa perbatasan antar kecamatan lain

Desa DAS/bantaran sungai

Desa Rawan banjir

Orbitasi

Jarak ke ibu kota kecamatan 5 km

Jarak ke ibu kota kabupaten 35 km

Jarak ke ibu kota provinsi 20 km

3) Ruang, lahan, dan sawah


Jenis dan Kesuburan Tanah: Warna tanah merah dan tekstur
tanah lempungan
b. Biologi
1) Fauna :
2) Flora : Semenjak adanya PT.Ulta Jaya, lahan pertanian
disekitarnya menjadi berkurang
c. Sosial
1) Demografi
PT. Ultra Jaya terletak di Desa Gadobangkong, Kecamatan
Ngamprah, Cimareme. Untuk data penduduknya itu sendiri,
kami dapat dari Rw sekitar tempat tersebut dengan jumlah pada
tahun 2010 sebanyak 1200 jiwa. Mata pencaharian di wilayah
sekitar kebanyakannya adalah petani, buruh, dll. Kemudian
pendidikannya itu sendiri rata-rata SMP dan SMA. Ada juga
yang pendidikannya kuliah, tetapi sangat sedikit.
d. Ekonomi
Masyarakat hanya sebagai formalitas pada pabrik PT. Ultra Jaya
sehingga ekonomi pada masyarakat tidak terbantu adanya pabrik PT.
Ultra Jaya.

BAB III
METODE STUDI
3.1

Metode pengumpulan dam amalisis data


1. Menelaah, Mengamati dan mengukur mengukur komponen rencana dan
kegiatan yang diperkirakan mendapat dampak besar dan penting dari
lingkungan hidup sekitar.
2. Menelaah, mengamati dan mengukur komponen lingkungan hidup yang
diperkirakan terkenadampak besar dan penting.

3.2

Metode prakiraan dampak besar dan penting


1. Identifikasi dampak
2. Prakiraan dampak
Prakiraan dampak akan terjadi pencemaran air karena pembuangan limbah,
dengan ini perusahaan akan membuat pengolahan air limbah agar tidak
terjadi pencemaran air lingkungan disekitar pabrik PT.Ultra jaya

3.3

Metode evaluasi
1. Evaluasi karakteristik dampak
2. Kriteria penilaian dampak penting
Penilaian yang digunakan untuk dampak penting atau dalam penilaian
usaha biasanya menggunakan konsep dasar dari komponene kegiatan yang
bias terlihat dampak penting yang terjadi pada perusahaan

BAB IV
PELAKSANAAN STUDI
4.1

PEMRKASA
A. PT Ultra Jaya
Street Address: Jl. Raya Cimareme 131, Padalarang, Bandung 40552,
Indonesia
City :Bandung
Zip Code: 40552
Province/State: Jawa Barat
Country/Region: Indonesia
Phone: 62-22-86700700
Faximile: 62-22-6654612
Email: eddikur@ultrajaya.co.id
Website: www.ultrajaya.co.id
B. Penyusun ANDAL
1) Nama : Novia Isnaeni M
Alamat : Jl. Kh. Agus Salim No.16, Compreng, Subang
2) Nama : Suci Riksa Harfianty
Alamat : Jl. Mekar Sari Rt/rw:06/02 Kalijati, Subang
3)

Nama : Wanty Indriyani


Alamat : Jl. BBK. Ciparay Gg. Situgunting Barat No.01 Rt/Rw: 03/09
Bandung.

4) Nama : Yudi Suryadi


Alamat : Jl. Pelabuhan II No.20
5)

Nama : Yuli Wiyandari


10

Alamat : Perumahan Tanjung Sari Permai Blok B.24 Rt/rw: 03/07.


Sumedang

BAB V
DAFTAR PUSTAKA
http://ultrajaya.waytodeal.com/about
http://evanalurita.blogspot.com/2010/02/visi-dan-misi-ptultra-jaya-milk.htm
lhttp://www.docstoc.com/docs/81967656/Laporan-Penilaian-Saham-PT-UltrajayaMilk-Industry-and-Trading-Company

11

DOKUMEN ANDAL
(ANALISI DAMPAK LINGKUNGAN)

12

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Industri menempati posisi pusat dalam ekonomi bagi masyarakat

modern. Bagi negara berkembang, industri juga merupakan hal yang sangat
penting. Industri digunakan sebagai landasan dalam pembangunan dan dapat
juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus selalu
meningkat dari tahun ke tahun. Industri merupakan penghasil barang dan
jasa yang selalu dibutuhkan oleh semua masyarakat. Oleh karena itu,
peranan industri adalah sangat penting.
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51
Tahun 1995, Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,
bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang dengan
nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang
bangun dan perekayasan industri. Industri yang banyak bermunculan di
Indonesia antara lain adalah jenis industri makanan dan minuman, industri
rokok, industri tekstil, industri kulit, industri tapioka dan masih banyak jenis
industri yang lainnya.
Menurut Wagini, dkk (2002) meningkatnya sektor industri selain dapat
meningkatkan taraf hidup masyarakat juga dapat meningkatkan timbulnya
dampak negatif. Peningkatan sektor industri diiringi oleh meningkatnya
jumlah

limbah

padat (solid

yang

dihasilkan,

waste),limbah

limbah

cair (liquid

industri

waste), dan

bisa

berupa

limbah

limbah

gas (gaseous

waste).
PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk (IDX: ULTJ )
merupakan perusahaan

multi

nasional yang

memproduksi minuman yang

bermarkas di Padalarang, Kab. Bandung, Indonesia. Beralamat di Jln. Raya


Cimareme

131,

Padalarang,

Kab.

Bandung.

Perusahaan

ini

awalnya

merupakan industri rumah tangga yang didirikan pada tahun 1958, kemudian

13

menjadi suatu entitas perseroan terbatas pada tahun 1971. Perusahaan ini
merupakan pioner di bidang industri minuman dalam kemasan di Indonesia,
dan

sekarang

memiliki

mesin

pemroses

minuman

tercanggih

se-Asia

Tenggara.
Pada awalnya perusahaan yg berawal dari sebuah rumah di Jln.
Tamblong Dalam, Bandung, ini hanya memproduksi susu. Namun seiring
perkembangannya, dia juga memproduksi juice dalam kemasan bermerek
Buavita dan Gogo serta memproduksi Teh Kotak, Sari Asem Asli dan Sari
Kacang Ijo. Sejak tahun 2008 merek Buavita dan Gogo dibeli oleh PT. Unilever
Indonesia, Tbk. sehingga PT. Ultrajaya Milk bisa kembali ke bisnis utamanya,
yaitu produksi susu. Perusahaan yang didirikan oleh Ahmad Prawirawidjaja ini,
seorang pengusaha Tionghoa yg sudah bermukim di Bandung, sekarang
dikomandani oleh generasi kedua, yaitu Sabana Prawirawidjaja, dan siap-siap
diteruskan kepada generasi ketiga, Samudera Prawirawidjaja.
Berdasarkan

Undang-Undang

No.

23

Tahun

PengelolaanLingkungan Hidup di Indonesia dan

1997

tentang

Peraturan Menteri

Negara LingkunganHidup Nomor 11 Tahun 2006 bagian B perindustrian


tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi
dengan Analisis Mengenai
adanya

Pt.

Ultra

Jaya

Dampak

Lingkungan

ini wajib

Hidup

dilengkapi

(AMDAL),

dengan

maka

dokumen

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).

1.2

Visi dan Misi


1.2.1

Visi
Menjadi perusahaan industri makanan dan minuman yang terbaik dan
terbesar di Indonesia, dengan senantiasa mengutamakan kepuasan
konsumen, dan menjungjung tinggi kepercayaan para pemegang saham
serta mitra kerja perusahaan.

1.2.2

Misi
Menjalankan usaha yang dilandasi dengan kepekaan yang tinggi untuk
senantiasa berorientasi kepada pasar atau konsumen, dan kepekaan serta
14

kepedulian untuk senantiasa memperhatikan lingkungan yang dilakukan


secara optimal agar dapat memberikan nilai tambah sebagai wujud
pertanggung jawaban kepada pemegang saham.
1.3

Peraturan
UU RI No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
PP No. 27/1999 tentang AMDAL
Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang PengelolaanLingkungan
Hidup

di

Indonesia

dan

Peraturan

Menteri

Negara

LingkunganHidup Nomor 11 Tahun 2006


PP No. 38/2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/ Kota
Per. Men LH No. 86/2002 tentang Pedoman UKL-UPL
Per. Men. LH No. 45/2005 tentang Pedoman Implementasi RKL-RPL
Per. Men.LH No.8/2006 tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup.

Per. Men LH No. 11/2006 tentang Jenis Rencana Usaha/Kegiatan yang


Wajib dilengkapi dengan AMDAL

Per. Men. LH No. 13/2010 tentang Pedoman UKL-UPL dan SPPL


Per. Men. LH No. 14/2010 tentang Pedoman DELH dan DPLH

BAB II
RENCANA USAHA DAN ATAU KEGIATAN
2.1

Identifikasi Pemrakarsa dan Penyusunan ANDAL


a. Pemrakarsa

15

PT Ultra Jaya
Alamat : Jl. Raya Cimareme 131, Padalarang, Bandung 40552, Indonesia
Phone: 022-86700700
Faximile: 022-6654612
Email: eddikur@ultrajaya.co.id
Website: www.ultrajaya.co.id
b. Penyusun ANDAL
a) Nama : Novia Isnaeni M
Alamat : Jl. Kh. Agus Salim No.16, Compreng, Subang
b) Nama : Suci Riksa Harfianty
Alamat : Jl. Mekar Sari Rt/rw:06/02 Kalijati, Subang
c) Nama : Wanty Indriyani
Alamat : Jl. BBK. Ciparay Gg. Situgunting Barat No.01 Rt/Rw: 03/09
Bandung.
d) Nama : Yudi Suryadi
Alamat : Jl. Pelabuhan II No.20
e) Nama : Yuli Wiyandari
Alamat : Perumahan Tanjung Sari Permai Blok B.24 Rt/rw: 03/07.
Sumedang
2.2

Uraian Rencana Usaha dan Kegiatan


Pada uraian rencana usaha pada suatu perusahaan di PT.Ultra Jaya. PT. Ultra

Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri makanan dan
minuman. PT.Ultra Jaya ini sudah berada pada tahun 1970an. Jadi, untuk rencana
perusahaan ini sudah berada pada zaman dahulu.
PT. Ultra jaya mempunyai batas-bats lahan dalam menjalanakan usahanya yaitu
berupa batas lahan yang digunakan yaitu dekat dengan pemukiman penduduk sekitar
Cimareme. Kemudian hubungan antara lokasi PT.Ultra Jaya dengan jarak tersedianya
sumber daya air sangat dekat dengan wilayah sekitar.
16

Tahap pelaksanaan rencana usaha pada PT. Ultra Jaya terdiri dari :
a) Tahap Pra Konstruksi : Sebelum adanya PT. Ultra Jaya, pada umumnya wilayah
sekitar Desa Mekarsari ini merupakan lahan pertanian.
b) Tahap Konstruksi : Dibuat saluran air pengolahan air limbah untuk mengolah air
limbah yang keluar dari PT. Ulltra Jaya. Sehingga air limbah yang keluar dan
menyebar dimasyarakat itu tidak membahayakan dan tidak menimbulkan dampak
negative untuk masyarakat sekitar.
c) Tahap Operasi : Pada tahun 2010, pernah terjadi bau busuk yang berasal
dari limbah cair PT Ultra Jaya yang menyengat dan mengganggu
penciuman

warga

di

sekitar

Kampung

Bunisari,

Desa

Gadobangkong, Kecamatan Ngamprah, dipastikan berasal dari


genangan limbah pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
perusahaan yang rusak serta uap limbah yang tertiup angin pada
siang hari. Penyebab bau busuk yang salah satunya itu adalah satu
unit IPAL raksasa baru milik PT Ultra Jaya yang rusak akibat gempa
Mei 2010 lalu sehingga tidakbisa dioperasikan. Kerusakan IPAL itu
membuat air limbah yang menggenang di dalamnya membusuk
dan menebarkan aroma tak sedap.
d) Tahap Pasca Operasi :Setelah adanya PT.Ultra Jaya, masyrakat sekitar mulai
merasakan dampak yaitu kurangnya tersedia sumber dayaa air seperti sumur-sumur
yang berada di sekitar menjadi kering.
2.3

Alternatif yang akan dikaji dalam ANDAL


PT. Ultra Jaya menghasilkan pembuangan air limbah yang dihasilkan pada

pabrik tersebut. Pada awal pembangunan PT. Ultra Jaya tidak membuat suatu
pengolahan air limbah yang layak, sehingga akan menyebabkan dampak negatif
kepada masyarakat sekitar. Seperti, pembuangan sampah yang dibuang ke sekitar

17

pemukiman masyarakat dan air limbah. Selain itu juga, pembuangan susu basi dari
pembersihan alat.
Kemudian, pada tahun 2009, dibuatlah suatu pengolahan air limbah yang
mengolah sisa pembuangan air limbah susu sehingga tidak menimbulkan dampak
negatif kepada masyarakat sekitar. Atau lebih dikenal dengan IPAL (Instalasi
Pengolahan Air Limbah).
2.4

Keterkaitan Rencana Usaha dan atau kegiatan dengan Kegiatan lain


sekitarnya
PT.Ultra Jaya ini terletak di dekat jalan tol. Pada sebagian wilayah jalan tol ini

akan dijadikan lokasi PT.Ultra Jaya kedepannya. Artinya akan ada perbesaran
wilayah PT.Ultra Jaya pada tahun selanjutnya.

BAB III
RONA LINGKUNGAN HIDUP
a.

Fisik Kimia
1) Iklim, kualitas udara, dan kebisingan
Secara umum daerah Bandung dan sekitarnya mempunyai iklim tropis
dengan suhu udara antara 22,6-23,9C dan kelembaban berkisar 70-83%.
Jumlah curah hujan rata-rata tahunan bervariasi, dari 1700 mm di bagian r
engah arah tenggara Kota Bandung sampai lebih dari 3000 mm di bagian
selatan. Jumlah pengambilan airtanah secara keseluruhan untuk usaha I
ndustri dan komersial serta penyediaan air bersih oleh PDAM Kodya dan
Kab. Bandung selama tahun 1995 melalui 2225 buah sumurbor
diperkirakan sebesar 66,9 juta m/tahun. Angka tersebut diyakini lebih
kecil dibandingkan yang sebenarnya, karena masih banyak sumur-sumur
18

produksi yang masih belum terdaftar. Jumlah pengambilan airtanah pada


tahun 1995 bila dibandingkan dengan pengambilan selama tahun 1994
mengalami penambahan sebesar 5,9 juta m.
Daerah Batujajar, Ngamprah, dan Cimahi Tengah meliputi: Giriasih,
Cangkorah, Laksanamekar. Muka airtanah Gadobangkong dan Baros
mempunyai kedudukan muka airtanah statis pada akuifer tengah antara
8,28 m hingga 58,14 m.bmt. MAS pada kondisi awal (1910) di daerah
Cimahi Tengah berada pada kedudukan +25 m.amt. Pada sumur Giri Asih
Jaya, hidrograf airtanah akuifernya hasil rekaman AWLR periode JanuariJuni 1995 menunjukkan kecenderungan penurunan, yakni dengan
kecepatan 0,04 m/bulan. Hidrograf airtanah pada sumur Ultra Jaya I dan II
menunjukkan kecenderungan penurunan yakni dengan kecepatan 0,06
m/bulan pada sumur Ultra Jaya I dan 0,08 m/bulan pada sumur Ultra Jaya
II. Muka airtanah pada sumur Baros periode Agustus 1994-Juli 1995
menunjukkan gejala penurunan, yakni dengan kecepatan 0,48 m/bulan.
Iklim di Cimareme

Curah hujan 1400 mm

Jumlah bulan hujan 7-8 bulan

Suhu rata-rata harian 280C

Tinggi tempat dari permukaan laut 600-676 md

Kebisingan di sekitar PT.Ultra Jaya tidak terlalu menggangu masyarakat


sekitar. Karena pada PT.Ultra Jaya ini tidak terlalu menimbulkan suara
yang keras, sehingga masyarakat sekitar pabrik tidak terlalau terganggu.
2) Fisiografi
Desa Cimareme terletak di kecamatan Ngamprah kabupaten Bandung Barat
memiliki luas wilayah kurang lebih 244,254 ha/m2.
Bentangan wilayah: Desa terletak di dataran rendah, terdapat aliran sungai
dan bantaran sungai.
19

Letak

Desa kawasan perkantorn

Desa kawasan pertokoan/bisnis

Desa kawasan campuran

Desa kawasan industri

Desa perbatasan antar kecamatan lain

Desa DAS/bantaran sungai

Desa Rawan banjir

Orbitasi

Jarak ke ibu kota kecamatan 5 km

Jarak ke ibu kota kabupaten 35 km

Jarak ke ibu kota provinsi 20 km

3) Hidrologi
Dibawah ini merupakan salah satu tabel hasil pemeriksaan air limbah
industri susu PT Ultra Jaya
No

Parameter

1
2
3

Satuan

Standar

Produksi
Debit Limbah
pH

ton/tahun
L/det
-

DHL

mhos/cm

6,5-8,4
<700-

TDS

Mg/L

TSS

Zat Organik

Unsur

Unsur

COD
BOD
N total
Amonium

Mg/L
Mg/L
Mg/L
Mg/L

20

>3000
<450
2000
200
100
50
<5 - >30
0-5

Hasil
Pemeriksaan
54750
4,05
7,0-8,3

Ket
M

16-68
5,6-24,1
-

M
M
-

(NH4N)
Nitrit
Penyubur

Logam Berat

(NO3-N)
P-total
Kalium
Besi
Mangan
Khrom
total
Seng
Timbal
Tembaga

10

Sulfida
Minyak &

11

lemak
Sianida
Phenol

12
13

0-1

0-10

Mg/L
Mg/L
Mg/L
Mg/L

0-2
0-2
0-5
0-0,2

Mg/L

0-0,1

Mg/L
Mg/L
Mg/L
Mg/L

0-2
0-0,1
0-0,2
0-0,05

Mg/L

0-10

Mg/L
Mg/L

0-0,05
0-0,5

(NO3-N)
Nitrat

4) Hidrooseonografi
5) Ruang, lahan, dan sawah
Jenis dan Kesuburan Tanah: Warna tanah merah dan tekstur tanah
lempungan
b.

Biologi
1) Fauna
2) Flora : Semenjak adanya PT.Ulta Jaya, lahan pertanian disekitarnya
menjadi berkurang

c.

Sosial
1) Demografi
PT. Ultra Jaya terletak di Desa Gadobangkong, Kecamatan Ngamprah,
Cimareme. Untuk data penduduknya itu sendiri, kami dapat dari Rw sekitar
tempat tersebut dengan jumlah pada tahun 2010 sebanyak 1200 jiwa. Mata
21

pencaharian di wilayah sekitar kebanyakannya adalah petani, buruh, dll.


Kemudian pendidikannya itu sendiri rata-rata SMP dan SMA. Ada juga
yang pendidikannya kuliah, tetapi sangat sedikit.

2) Ekonomi
3) Budaya

BAB IV
RUANG LINGKUP STUDI
4.1

Dampak besar dan penting yang ditelaah


4.1.1 Dampak Besar
a.

PT Ultra jaya mempunyai batas-batas lahan dalam menjalanakan


usahanya yaitu berupa batas lahan yang digunakan yaitu dekat dengan
pemukiman penduduk sekitar Cimareme. Kemudian hubungan antara
lokasi PT.Ultra Jaya dengan jarak tersedianya sumber daya air sangat
dekat dengan wilayah sekitar sehingga mengakibatkan sumber air bagi
penduduk sekitar menjadi berkurang.

b.

PT. Ultra jaya terletak di Desa Cimareme yang berada didataran rendah,
terdapat aliran sungai dan bantaran sungai sehingga limbah pabrik dapat
mencemari.

c.

PT. Ultra jaya berada di pinggir jalan utama menuju tol padalarang,
sehingga kendaraan yang keluar masuk pabrik ini menyebabkan macet
dan peningkatan polusi udara untuk masyarakat sekitar.

d.

Berkurangnya

lahan

pertanian

membutuhkan lahan yang luas.


4.1.2 Dampak Penting
22

karena

pembangunan

pabrik

Mengurangi pengangguran karena terbuka lowongan kerja


4.2

Wilayah Studi dan Batas Waktu Ujian


Wilayah Studi dan Batas Waktu Ujian PT. Ultra jaya berupa batas lahan yang
digunakan yaitu dekat dengan pemukiman penduduk sekitar Cimareme.

BAB V
PRAKIRAAN DAMPAK BESAR DAN PENTING

Persiapan Konstruksi

1) Terganggunya lalu lintas di sekitar proyek akibat kendaraan yang keluat


masuk pabrik PT. Ultra jaya
2) Peningkatan intesitas pencemaran udara

Pelaksanaan Konstruksi

1) Peningkatan Intensitas kebisingan


2) Terganggunya aktifitas Masyarakat setempat
3) Penurunan Kualitas Udara
4) Penurunan Kualitas air tanah
3) Terbuka kesempatan kerja penduduk sekitar PT. Ultra jaya

Pasca Konstruksi
1) Terganggunya aktifitas Masyarakat setempat
2) Perubahan Fungsi Lahan
3) Terbukanya kesempatan kerja
4) Kerawanan keamanan gangguan ketertiban
5) Berkurangnya ketersediaan sumber air bagi masyarakat sekitar PT. Ultra
jaya
6) Peningkatan intesitas polusi udara dan pencemaran air akibat limbah
buangan dari pabrik

23

BAB VI
EVALUASI DAMPAK BESAR DAN PENTING
6.1

Evaluasi Dampak Metode Overlay


Berdasarkan pada metode prakiraan dampak dengan Overlay, maka setiap

dampak terhadap komponen lingkungan digambarkan dalam peta tematik. Apabila


indikator dampak negatif terhadap berbagai ekosistem digambarkan dalam peta
dengan warna terang, agak gelap dan gelap untuk menggambarkan dampak ringan,
sedangkan berat, dan peta ini dioveriay/ditampal maka evaluasinya adalah :
(a). ekosistem yang sangat gelap terkena dampak sangat berat,
(b). ekosistem yang warnanya agak gelap terkena dampak agak berat,
(c). ekosistem yang warnanya terang dapat dievaluasi bahwa ekosistem terkena
dampak sangat ringan.
Seringkali untuk memudahkan evaluasi maka besar dampak dipergunakan juga
skala. Skala yang dipergunakan dapat berupa angka 1, 2, dan 3 atau kecil, sedang dan
besar. Kemudian dalam evaluasi lebih lanjut bagi ekosistem yang terkena dampak
sangat besar, atau angka skalanya paling besar dampaknya dari penjumlahan skala per
komponen lingkungan, maka prioritas pencegahan dan penanggulangan dampak
negatif menduduki prioritas pertama.
6.2 Pemilihan Alternatif Terbaik

Pemilihan alternatif pada PT. Ultra jaya dilakukan dengan cara penanganan
proses pengolahan limbah yang baik dan benar sehingga tidak mencemari lingkungan
sekitar.
6.3

Rekomendasi Penilaian Kelayakan Lingkungan


24

Secara keseluruhan PT.Ultra Jaya layak mendapatkan AMDAL namun jarak


tersedianya sumber daya air sangat dekat PT.Ultra Jaya dengan wilayah sekitar
sehingga mengakibatkan sumber air bagi penduduk sekitar menjadi berkurang.

RENCANA PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP (RKL)

25

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Maksud dan Tujuan pelaksanaan RKL


Rencana pengelolaan lingkungan hidup ini bermaksud agar terwujudnya

analisis dampak lingkungan dalam kegiatan usaha yang dilaksanakan PT. Ultra Jaya
dengan tujuan tercapainya pengelolaan, pemantauan dan penanggulangan dampak
lingkungan terhadap akibat yang ditimbulkan kegiatan usaha PT. Ultra Jaya.
1.2

Kebijakan Lingkungan
Pada kegiatan usaha ini PT. Ultra Jaya dalam menjalankan usahanya

akan senantiasa memperhatikan lingkungan yang dilakukan secara optimal agar dapat
memberikan nilai tambah sebagai wujud pertanggungjawaban selaku pelaksana
kegiatan usaha. Hal ini disesuaikan dengan peraturan pemerintah tentang pengelolaan
lingkungan hidup berupa penyempurnaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
dilakukan secara berkelanjutan sebagai bentuk pencegahan, penanggulangan dan
pengendalian dampak lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan-kegiatan usaha.
Adapun kebijakan-kebijakan lingkungan ini dilaksanakan untuk memenuhi
peraturanperaturan pemerintah sebagai berikut:
1) UU RI No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
2) PP No. 27/1999 tentang AMDAL
3) Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup di Indonesia dan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 11 Tahun 2006

26

4) PP No. 38/2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,


Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota
5) Per. Men LH No. 86/2002 tentang Pedoman UKL-UPL
6) Per. Men. LH No. 45/2005 tentang Pedoman Implementasi RKL-RPL
7) Per. Men.LH No.8/2006 tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup.
8) Per. Men LH No. 11/2006 tentang Jenis Rencana Usaha/Kegiatan yang Wajib
dilengkapi dengan AMDAL
9) Per. Men. LH No. 13/2010 tentang Pedoman UKL-UPL dan SPPL
10) Per. Men. LH No. 14/2010 tentang Pedoman DELH dan DPLH
1.3

Kegunaan Rencana Pengelolaan Lingkungan


Rencana pengelolaan lingkungan ini digunakan sebagai acuan dalam proses

pengelolaan lingkungan sehingga dalam melaksanakan kegiatan usahanya tetap


berada pada koridor rencana analisis dampak lingkungan.

27

BAB II
PENDEKATAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
2.1

Pendekatan Sosial Ekonomi


Dalam menjalankan kegiatan usahanya PT. Ultra Jaya selaku pemrakarsa

kegiatan akan melakukan upaya-upaya penangangan terhadap dampak yang


ditimbulkan akibat kegiatan usahanya. Baik berupa dampak lingkungan maupun
dampak sosial dengan memeperhatikan interaksi sosial masyarakat sekitar kegiatan
usaha, dimana di dalamnya melibatkan masyarakat
Adapun upaya yang ditempuh sebagai berikut:
a.

Melibatkan masyarakat di sekitar kegiataan usaha untuk berpartisipasi aktif


dalam kegiatan dan instansi pemerintah yang mempunyai kewenangan dan
keterkaitan dalam kegiatan ini.pengelolaan lingkungan hidup. Setiap bentuk
kegiatan usaha beserta prakiran dampak yang ditimbulkan akan dikelola dan
secara seksama baik masyarakat, pemrakarsa dalam kegiatan ini PT. Ultra Jaya
dan instansi pemerintah terkait dalam kegiatan ini Badan Pengelolaan
Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Barat berperan aktif dalam menjaga
ingkungan hidup.

b.

Guna turut serta dalam pembangunan sosial ekonomi masyarakat sekitar kegiatan
usaha, PT. Ultra Jaya selaku pemilik usaha akan memprioritaskan penyerapan
tenaga kerja sekitar setempat sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang
dimiliki

28

c.

Atas lahan penduduk yang terkena peta kegiatan usaha ini, maka akan dilakukan
kompensasi ganti rugi dengan prinsip saling menguntungkan kedua belah pihak
tanpa ada unsur paksaan atas pemindah tanganan lahan milik penduduk.

d.

Dalam kegiatan usaha ini juga PT. Ultra Jaya bertanggungjawab atas ketersedian
air yang berkualitas bagi warga sekitar kegiatan usaha sebagai fasilitas umum
yang diberikan akibat adanya kegiatan usaha ini.

e.

PT. Ultra Jaya juga berpartisipasi aktif dalam pengembangan masyarakat sekitar
kegiatan usaha khususnya pendidikan. Dimana disediakan beasiswa pendididkan
bagi yang memenuhi persyaratan untuk berbagai jenjang pendidikan.

BAB III
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
3.1

Dampak Penting dan Sumber Dampak Besar dan Penting


Dampak penting yang akan terjadi adalah berkurangnya lahan produktif dan

terbatasnya sumber daya mata air bagi masyarakat sekitar kegiatan usaha.
Permasalahan ini ditimbulkan karena kegiatan usaha ini membutuhkan jumlah debit
air dalam jumlah yang banyak, sehingga sumber daya mata air untuk masyarakat
sekitar menjadi berkurang.
3.2

Tolak Ukur Dampak


Dalam kegiatan usaha ini adapun komponen-komponen lingkungan hidup yang

akan terkena dampak di ukur berdasarkan beberapa parameter lingkungan. Untuk sisa
hasil kegiatan usaha berupa limbah cair paramter yang digunakan disesuaikan dengan
peraturan pemerintah yang mengatur tentang industri pengolahan susu. Untuk
vegetasi yang terkena damapk hanya berkurangnya lahan pertanian dan habitat hidup
fauna lahan pertanian.
3.3

Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup

29

Dampak stategis yang akan ditimbulkan dari kegiatan industri usaha


pengolahan susu ini adalah limbah cair yang akan dikeluarkan ke lingkungan. Upaya
agar tidak terjadi pencemaran di lingkungan masyarakat sekitar maka dilakukan
pengolahan air limbah yang mana memerhatikan mutu limbah cair dari kegiatan
usaha ini. Dilihat dari parameter fisika, kimia dan biologis yang telah ditetapkan
dalam KEP 51/MENLH/10/1995 peraturan pemerintah mengenai baku mutu limbah
cair bagi kegiatan industri.
3.4

Pengelolaan Lingkungan Hidup


Ada dalam dokumen ANDAL

3.5

Lokasi Pengelolaan Lingkungan hidup

3.6

Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pengelolaan lingkungan hidup ini dilaksanakan semenjak dimulainya kegiatan
usaha ini, selama proses berlangsungnya kegiatan ini dan perencanaan
lingkungan ini ditinjau ulang kelayakannya setiap 5 tahun sekali.

3.7

Pembiayaan Pengelolaan Lingkungan Hidup

3.8

Instansi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Kegiatan usaha ini akan melakukan pengelolaan lingkungan hidup dengan

bekerjasam dengan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup pemerintah Kabupaten


Bandung Barat, Badan Pengelolaan Perencanaan Daerah dan pemerintah Kabupaten
Bandung Barat dan pemerintah Provinsi Jawa Barat.

30

DOKUMEN RPL
(RENCANA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN)

31

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk (IDX: ULTJ)

merupakan perusahaan

multi

nasional yang

memproduksi minuman yang

bermarkas di Padalarang, Kab. Bandung, Indonesia. Beralamat di Jln. Raya


Cimareme

131,

Padalarang,

Kab.

Bandung.

Perusahaan

ini

awalnya

merupakan industri rumah tangga yang didirikan pada tahun 1958, kemudian
menjadi suatu entitas perseroan terbatas pada tahun 1971. Perusahaan ini
merupakan pioner di bidang industri minuman dalam kemasan di Indonesia,
dan

sekarang

memiliki

mesin

pemroses

minuman

tercanggih

se-Asia

Tenggara.
Pada awalnya perusahaan yg berawal dari sebuah rumah di Jln.
Tamblong Dalam, Bandung, ini hanya memproduksi susu. Namun seiring
perkembangannya, dia juga memproduksi juice dalam kemasan bermerek
Buavita dan Gogo serta memproduksi Teh Kotak, Sari Asem Asli dan Sari
Kacang Ijo. Sejak tahun 2008 merek Buavita dan Gogo dibeli oleh PT. Unilever
Indonesia, Tbk. sehingga PT. Ultrajaya Milk bisa kembali ke bisnis utamanya,
yaitu produksi susu. Perusahaan yang didirikan oleh Ahmad Prawirawidjaja ini,
seorang pengusaha Tionghoa yg sudah bermukim di Bandung, sekarang
dikomandani oleh generasi kedua, yaitu Sabana Prawirawidjaja, dan siap-siap
diteruskan kepada generasi ketiga, Samudera Prawirawidjaja.

Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) merupakan bagian


Dokumen AMDAL reklamasi pantai yang wajib disusun dan dilaksanakan oleh
32

Pemrakarsa dalam rangka pelaksanaan pengelolaan lingkungan Pabrik Bandung


sebagaimana di uraikan di atas. Pelaksanaan RPL juga diperlukan baik bagi pihak lain
yang berkepentingan antara lain:

- Instansi Pemerintah sebagai perencana pelaksana dan pengawas


pembangunan serta pengelola lingkungan hidup di wilayah reklamasi pantai

- Masyarakat di sekitar lokasi reklamasi pantai terutama yang akan terkena


dampak penting.

- Pemerhati lingkungan termasuk LSM, pakar dan masyarakat umum lainnya

1.2.

Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup


Maksud dan Tujuan dilaksanakan pemantauan Lingkungan hidup PT Ultrajaya

Milk Industry and Trading Company, Tbk adalah sebagai berikut?

Mengetahui perubahan lingkungan hidup atau dampak penting yang timbul akibat
pembangunan PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk

mengevaluasi pengelolaan lingkungan hidup yang telah dan akan dilaksanakan di


kawasan PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk

memenuhi kewajiban dan tanggung jawab sebagai perubahan lingkungan menjadi


kawasan industri oleh PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk
1.3. Kegunaan Dilaksanakan Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Bagi Pemrakarsa

- Mengetahui hasil Pengelolaan lingkungan yang telah dan akan


dilaksanakan

Memperbaiki

dan

menyempurnakan

dokumen

Rencana

Pengelolaan

Lingkungan Hidup (RKL) yang telah disusun

- Sebagai Alat bukti jika terjadi komplin yang berkaitan dengan dampak
kegiatan reklamasi pantai
b. Bagi Pemerintah
33

- Mengetahui perubahan lingkungan yang terjadi di wilayah tapak proyek


dan sekitarnya. Khususnya dampak yang sebenarnya terjadi akibat
kegiatan rekalamasi pantai.

- Bahan masukan pengambilan keputusan dan kebijakan pembangunan


termasuk pengelolaan lingkungan di wilayah sekitar lokasi reklamasi
pantai
c. Bagi Masyarakat

- Mengetahui perubahan lingkungan hidup yang terjadi di wilayahnya


khususnya dampak kegiatan reklamasi pantai.

- Menentukan kebijakan atau keputusan peran sertanya dalam pengelolaan


lingkungan hidup di wilayahnya
1.4. Peraturan Perundang-undangan
Dalam penyempurnaan Studi Amdal, beberapa peraturan-peraturan yang
digunakan sebagai acuan adalah peraturan-peraturan yang diberlakukan oleh
Pemerintah RI untuk Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan diantaranya :
1.

Undang Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya.

2.

Undang Undang No.21 Tahun 1992 tentang Pelayaran.

3.

Undang-undang RI No.23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup

4.

Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1993 tentang Analisa Mengenai Dampak


Lingkungan

5.

Peraturan Pemerintah RI No.70 tahun 1996 tentang kepabrik

6.

Peraturan Pemerintah RI No.18 tahun 1999 tentang pencemaran laut

7.

Peraturan Pemerintah RI No.82 tahun 1999 tentang angkutan perairan

8.

Peratutan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat No.1 tahun 1990 tantang
pengelolaan lingkungan hidup di Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat

9.

Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. Kep02/MENKLH/I/1998 Tentang Pedoman Penentuan Baku Mutu Lingkungan

34

10. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. Kep14/MENKLH/3/1994 Tentang Pedoman Umum Penyusunan AMDAL
11. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. Kep13/MENKLH/3/1994 Tentang Pedoman Penyusunan Keanggotaan dan Tata
Kerja Komisi AMDAL
12. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. Kep14/MENKLH/3/1994 Tentang Pedoman Umum Penyusunan AMDAL
13. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep-39/MENLH/08/1996
Tentang Jenis Kegiatan Yang Harus Dilengkapi Dengan AMDAL
14. Keputusan Kepala BAPEDDAL No. Kep-056 Tahun 1994 Tentang Pedoman
Penentuan Dampak Penting
15. Keputusan Kepala BAPEDDAL No. 299/II/1996 Tentang Pedoman Teknia
Kajian Aspek Sosial dalam Pemyusunan AMDAL
16. Keputusan Gubernur Propinsi Jawa Barat No. 660.I/26/1990 Tentang Baku Mutu
Kualitas Air di Propinsi Jawa Barat
17. MARPOL 73/78
1.5. Ruang Lingkup RPL
Sesuai dengan tujuan dan Kegunaan RPL, ruang lingkup rencana pemantauan
kawasan PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk adalah:
1. Mengkaji seluruh dampak yang terkategori penting baik positif maupun negatif
terhadap semua komponen.
2. Merumuskan langkah-lankah pemantauan yang perlu dilakukan untuk setiap
komponen kegiatan dan komponen lingkungan baik yangberdampak positif maupun
yang berdampak negatif.
1.6. Identitas Pemrakarsa
Nama Proyek : Pemantauan Kawasan Industri PT. Ultrajaya Milk Industry and
Trading Company, Tbk
Pekerjaan : Penyusunan Dokumen ANDAL, RKL dan RPL
35

Pemimpin Proyek : Yudi Suryadi S.Si.


Penanggung Jawab AMDAL : Tri Cahyanto M.Si.
Lokasi Proyek : Cimareme-Padalarang, Kabupaten Bandung
1.7. Identitas Penyusun
f) Nama : Novia Isnaeni M
Alamat : Jl. Kh. Agus Salim No.16, Compreng, Subang
g) Nama : Suci Riksa Harfianty
Alamat : Jl. Mekar Sari Rt/rw:06/02 Kalijati, Subang
h) Nama : Wanty Indriyani
Alamat : Jl. BBK. Ciparay Gg. Situgunting Barat No.01 Rt/Rw: 03/09
Bandung.
i) Nama : Yudi Suryadi
Alamat : Jl. Pabrik II No.20
j) Nama : Yuli Wiyandari
Alamat : Perumahan Tanjung Sari Permai Blok B.24 Rt/rw: 03/07.
Sumedang

36

BAB II
RUANG LINGKUP
2.1. Dampak Penting yang Ditelaah
2.1.1. Rencana Kegiatan yang Ditelaah
Kegiatan proyek pembangunan PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading
Company, Tbk yang berada diwilayah Cimareme-Padalarang Kab. Bandung sesuai
dengan rencana tata ruang kabupaten Bandung yang berada dalam wilayah
pembangunan dengan peruntukan kawasan industri. Lokasi proyek berada Beralamat
di Jln. Raya Cimareme 131, Padalarang, Kab. Bandung.
2.1.2. Tahapan Rencana Kegiatan
Guna kepentingan studi AMDAL, semua kegiatan yang menyangkut perubahan
tata guna lahan secara garis besar dapat diketegorikan dalam tiga tahap kegiatan,
yaitu tahap prakontruksi, kontruksi dan pascakontruksi.
2.1.2.1. Kegiatan Tahap Pra Konstruksi

Survei dan perijinan

Sosialisasi Rencana Kegiatan

Pengadaan lahan

2.1.2.2. Kegiatan Tahap Konstruksi

Recruitmen Tenaga Kerja

Mobilisasi Peralatan dan Material

Pematang Lahan

Pembangunan fisik bangunan

Pemasangan Peralatan

2.1.2.3. Kegiatan Tahap Operasional

Pengoperasian wisata pantai

37

2.2. Dampak penting yang dikelola


2.2.1. Prakonstruksi
Survei dan perijinan
Kegiatan ini dapat menimbulkan kekhawatiran masyarakat akan
pengaruh proyek terhadap produksi, ganti rugi yang tidak sesuai dan limbah
yang akan ditimbulkan, kekhawatiran ini dapat berkembang menjadi
persepsi negative terhadap kegiatan proyek.

Sosialisasi Rencana Kegiatan


Kegiatan sosialisasi yang telah dilakukan oleh pemrakarsa proyek
diharapkan dapat menjelaskan aktivitas proyek sehingga masyarakat
desa Cimareme dapat mengetahui secara pasti rencana kegiatan dan
dapat segera mempersiapkan diri agar turut dapat berpartisipasi dalam
aktifitas proyek.

Pengadaan lahan
Proses pengadaan lahan diwilayah desa Cimareme sejumlah 25 Ha
dan desa mugimakmur sejumlah 15Ha akan dapat memunculkan
spekulan dan kekhawatiran masyarakat tentang nilai ganti rugi Lahan.

2.2.2. Konstruksi

Recruitmen Tenaga Kerja


Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses kontruksi adalah sekitar 150
orang buruh bangunan, 5 orang tenaga pelaksana dan 2 orang site manajer
(sarjana).Tenaga kerja ini akan diprioritaskan dari masyarakat sekitar untuk
buruh bangunan.

Mobilisasi Peralatan dan Material


Aktifitas mobilisasi peralatan dan material tidak akan mengganggu
masyarakat sekitar Karena menggunakan jalan lingkar Semarang-Bandung
yang berupa tanah tegalan dan tambak, belum ada pemukiman. Kebutuhan

38

tanah untuk reklamasi perlu dilakukan analisa lebih jauh untuk mengurangi
dampak yang akan terjadi.
Pematang Lahan
Kegiatan pematangan lahan (reklamasi) pantai seluas 40 ha akan
merubah fungsi lahan yang berupa tambak. Peralihan fungsi lahan ini akan
mempengaruhi produktifitas lahan lainnya yang berada disekitar tapak
proyek.

Pembangunan fisik bangunan


Pembangunan fisik bangunan akan menurunkan kualitas lingkungan
yang berupa kulaitas udara dan kebisingan. Pada akhirnya penurunan
kualitas lingkungan tersebut akan berlanjut terhadap pendapatan
masyarakat nelayan, penurunan produksi tambak dan penurunan
kenyamanan serta persepsi negative terhadap proyek.

Pemasangan Peralatan
Pemasangan peralatan akan sama dampaknyadengan pembangunan
fisik bangunan. namun dalam skala yang lebih rendah karen waktu
pemasangannya

yang

relatif

pembangunan fisik lainnya.

39

lebih

cepat

dibanding

waktu

BAB III
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
3.1. Prinsip Dan Mekanisme Pemantauan Lingkungan
Prinsip dasar dalam penyusunan Rencana Pemantauan Lingkungan adalah :

Minimalisasi dampak negatif dan optimalisasi dampak positif dari kegiatan


reklamasi pantai pabrik Bandung

Membangun sistem informasi mengenai kinerja pengelolaan lingkungan untuk


pengambilan keputusan tentang penyempurnaan cara, waktu, perioda, atau
lokasi pengelolaan lingkungan, termasuk pemberian sangsi bagi pengabaikan
pelaksanaannya

Diperlukan kejelasan kewenangan, tugas, dan tanggung jawab pihak yang


terkait guna mencapai sasaran pada butir pertama
Berkaitan dengan prinsip diatas, dijelaskan dengan adanya kegiatan industri,

maka pengelolaan dampak positif dan dampak negatif yang terjadi tidak selalu
menjadi tanggung jawab dan dalam kewenangan Badan Pengawas Kabupaten
Bandung, namun perlu dilaksanakan bersama-sama dengan pihak lain yang
berkepentingan seperti pengembang di Pemerintahan Kabupaten Bandung, institusi
pada Pemerintahan Pusat, pengguna atau pengembang di Padalarang, dan masyarakat
disekitar kawasan Padalarang.
Untuk menghindari terjadinya kesenjangan tanggung jawab, maka dalam
penyusunan RPL perlu dilakukan pembagian tugas yang jelas, yakni sesuai dengan
kategorisasi matra dampak lingkungan yang meluputi:
-

Matra Subtantif, yakni kejelasan mengenai komponen atau unsur lingkungan

yang

terkena atau menjadi sasaran dampak.

40

- Matra ruang, yakni kejelasan mengenai skala ruang kejadian dampak serta lokasi
atau tempat sumber dampak
- Matra temporal, yakni kejelasan mengenai waktu kejadian dampak dalam
kerangka pentahapan proyek reklamasi pantia pabrik Bandung.
Pihak yang bertanggung jawab dalam pemantauan lingkungan pada hakekatnya
akan mengikuti pembagian tanggung jawab para pihak dalam pengelolaan lingkungan
menurut kepentingan kewenangannya masing-masing, termasuk kepentingan
pengawasan terhadap kinerja pengelolaan lingkungan.
Pemberian

rencana

pelaksanaan

pemantauan

untuk

setiap

komponen

lingkungan yang dipantau memerlukan kejelasan atas artibut-atribut yang mencakup:


-

Sumber dampak

Dampak penting yang dipantau

Parameter dampak/komponen lingkungan yang dipantau

- Tujuan pemantauan lingkungan


- Tolak ukur dampak
- Metoda pemantauan lingkungan
- Lokasi pemantauan lingkungan
- Jangka waktu dan frekuensi pemantauan lingkungan
- Pelaksana pemantauan lingkungan
- Pengawas pemantauan lingkungan
- Pelaporan pemantauan lingkungan
3.2. Rencana Pelaksanaan Pemantauan Lingkungan
3.2.1. Tahap Prakontruksi

Survei dan perijinan


Kegiatan survey dan perijinan meliputi pengukuran lapangan dan
pengajuan ijn prinsip kegiatan proyek reklamasi pantai.

Sosialisasi Rencana Kegiatan

41

Ada sebagian kecil masyarakat yang kurang mendukung adanya


rencana pembangunan proyek tersebut karena dikhawatirkan akan
menimbulkan dampak lingkungan yang menyebabkan turunnya
pendapatan masyarakat khususnya petani tambak disekitarnya.

Saran dari masyarakat apabila jadi dibangun proyek tersebut antara lain:
a) Pekerja yang digunakan oleh perusahaan pada waktu pembangunan maupun pada
waktu operasii diprioritaskan dari dua desa tersebut.
b) Limbahnya betul-betul ditangani khususnya limbah cair sehingga tidak
mengurangi pendapatan petani tambvak didua desa tersebut.
c) Perlu sosialisasi lebih lanjut ke dua desa.
d) Perusahaan perlu memberikan konpensasi kepada masyarakat
e) Pelu adanya kesepakatan-kesepakatan tertentu antara masyarakat dengan pihak
pemrakarsa.
3.2.2. Tahap Kontruksi

Recruitmen Tenaga Kerja


Pada tahap ini dibutuhkan tenaga kerja sekitar 150 orang buruh
bangunan, 5 orang tenaga pelaksana dan 2 orang site manajer (sarjana).

Mobilisasi Peralatan dan Material


Mobilisasi peralatan dan material menggunakan jalan CimaremePadalarang yang berupa jalan raya dekat dengan gerbang tol Padaleunyi.

Pematang Lahan
Kegiatan ini akan merubah fungsi lahan yang berupa pemukiman.
peralihan fungsi lahan ini akan mempengaruhi produktifitas lahan lainnya.

Pembangunan fisik bangunan


Pembangunan fisik bangunan akan menurunkan kualitas lingkungan
yang berupa kulaitas udara, kebisingan, dan penurunan kualitas air.
42

Pemasangan Peralatan
Pemasangan peralatan akan sama dampaknyadengan pembangunan fisik
bangunan. namun dalam skala yang lebih rendah karen waktu pemasangannya
yang relatif lebih cepat dibanding waktu pembangunan fisik lainnya.

Komponen Fisika-Kimia
1). Tata ruang/Tata guna lahan
a). Dampak penting yang dipantau
Jenis komponen lingkungan tata guna lahan
Indikator : Perubahan tata guna tanah setelah kegiatan pengurugan
b). Sumber dampak yang dipantau :
Pengurugan dan pemadatan tanah urugan
c). Parameter / komponen lingkungan yang dipantau :
Tata guna tanah
d). Tujuan pemantauan lingkungan
Memeriksa kesesuaian antara penggunaan lahan dengan rencana proyek
e). Metode pemantauan lingkungan
- Metode pemantauan
- Observasi / pengamatan lapangan pada lahan proyek yang telah diurug dan
membandingkan tata guna tanah hasil pengamatan dengan tata guna tanah
pada rencana proyek.
- Lokasi pematauan lingkungan
- Tapak proyek yang telah diurug
- Jangka waktu dan frekuensi pemantauan lingkungan
- selama tahap konstruksi dan pascakonstruksi, sebulan sekali
f). Institusi pemantauan lingkungan
- Pelaksana : Pemrakarsa
- Pengawas : BPLHD Kab. Bandung
43

- Tata Kota Kab. Bandung


- Pelaporan : KAPEDALDA Kabupaten Bandung dan BAPPEDAL Prov.
Jawa Barat

2).

Hidrologi dan Kualitas air


a). Dampak penting yang dipantau
Jenis komponen lingkungan : hidrologi dan kualitas air
Indikator : penurunan kualitas air di sekitar tapak proyek.
b). Sumber dampak yang dipantau
Kegiatan prduksi industri PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading
Company, Tbk
c). Parameter / komponen lingkungan yang dipantau
pH
DHL
O2 terlarut (DO)
TSD
BOD
Kandungan zat-zat terlarut (Fe,Cr+6,Chloride),salinitas dan kadar organik
d). Tujuan pemantauan lingkungan
Memeriksa kelayakan kualitas air sebagai akibat terjadinya kegiatan
produksi industri PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk
e). Metode pemantauan lingkungan
- Metode pemantauan
- Pengambilan contoh air untuk dianalisis di laboratorium, menggunakan
metode yang sesuai dengan parameter yang akan diamati. Hasil
analisis laboratorium kemudian dibandingkan dengan mutu air untuk
budidaya
44

- Lokasi pemantauan lingkungan


- Perairan di sekitar lokasi industri
- Jangka waktu dan frekuensi pemantauan lingkungan
- Selama tahap konstruksi
- Sebelum dan setelah kegiatan pengerukan dilaksanakan
f). Institusi pemantauan lingkungan
Pelaksanaan : Pemrakarsa
Pengawas : Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi Kab. Bandung dan
Kantor Perikanan dan Kelautan Kab. Bandung
Pelaporan : KAPEDALDA Kabupaten Bandung dan BAPPEDAL
Propinsi Jawa Barat
3).

Erosi, akresi dan abrasi


a). Dampak penting yang dipantau
Jenis komponen lingkungan : erosi, akresi dan abrasi
Indikataor : pendangkalan alur
b). Sumber dampak yang dipantau
penggerusan tebing alur, penambahan tebing alur dan pengendapan di
dalam alur.
c). Parameter / komponen lingkungan yang dipantau
kedalaman alur
luas alur
d). Tujuan pemantauan lingkungan
Memeriksa kerusakan tebing alur dan laju sedimentasi/pendangkalan alur.
e). Metode pemantauan lingkungan
- Metode pemantauan langsung di lapangan
- Pengambilan data pengukuran sekunder dan primer
- Jangka waktu dan frekuensi pemantauan lingkungan
- Selama tahap konstruksi
45

- Sebelum dan setelah kegiatan pengerukan dilaksanakan


f). Institusi pemantauan lingkungan
Pelaksanaan : Pemrakarsa
Pengawas : Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi Kab. Bandung dan
Kantor Perikanan dan Kelautan Kab. Bandung
Pelaporan : KAPEDALDA Kabupaten Bandung dan BAPPEDAL
Propinsi Jawa Barat
Komponen Biologi
1). Biota darat (Flora dan Fauna)
a). Dampak penting yang dipantau
Jumlah dan jenis yang tertimbun
Fauna yang terkena dampak
Jumlah dan jenis tanaman penghijauan
b). Sumber dampak
Sumber penyebab timbulnya dampak adalah kegiatan penghijauan
Kegiatan pengurugan yang menimbun beberapa jenis tanaman (kelapa yang
masih muda) dan beberapa rumah
c). Parameter lingkungan hidup yang dipantau
Jumlah, jenis Flora dan Fauna yang hilang atau direlokasi akibat
penimbunan
Parameter lingkungan yang dipantau adalah jumlah, jenis, keanekaragaman
dan sebaran vegetasi darat berupa tanaman penghijau
d). Tujuan Rencana pemantauan lingkungan hidup
Memantau hasil pelaksanaan penanaman tanaman penghijau
Memantau jumlah tumbuhan dan Fauna yang mengalami penimbunan
e). Metode pemantauan lingkungan hidup
Pengumpulan data secara langsung dan data sekunder mengenai jumlah
tumbuhan yang tertimbun dan jumlah Fauna yang direlokasi

46

Metode pengumpulan dan analisis data Inventarisasi jumlah, jenis dan jarak
tanaman-tanaman penghijau melalui pengamatan dan pencatatan langsung
pada kawasan penghijauan. Analisis evaluasi keberhasilan pelaksanaan
penghijauan meliputi :

- Jumlah, jenis dan jarak tanaman penghijauan


- Prosentase tingkat keberhasilan : prosentase luas lahan yang dihijaukan dan
prosentase keberhasilan tumbuh tanaman penghijauan
- Lokasi pemantauan
- Pemantauan dilaksanakan pada lahan penghijauan
- Jangka waktu dan frekuensi pemantauan
- Pemantauan dilakukan minimal sebanyak tiga kali selama pelaksanaan
relokasi/pemindahan lokasi fauna
- Pemantauan dilakukan minimal sebanyak tiga kali selama pelaksanaan
penanaman dan pemeliharaan pada tahap konstruksi
f). Intitusi Pemantauan
Pelaksanaan : Pemrakarsa
Pengawas : Dinas Kebersihan dan Pertamina Kab. Bandung
Pelaporan : BAPPEDAL Propinsi Jawa Barat dan KAPEDALDA
Kabupaten Bandung
2). Biota Air (Plankton, Benthos)
a). Dampak penting yang dipantau
Jenis parameter yang dipantau adalah plankton dan benthos
Indikataor parameter berupa jumlah, jenis, kelimpahan dan indeks
keanekaragaman plankton benthos
b). Sumber dampak

47

Sumber penyebab timbulnya dampak adalah penurunan kualitas air akibat


kegiatan pengeruakan dan pembangunan fasilitas pabrik
c). Parameter lingkungan yang dipantau
Parameter yang dipantau adalah biota air khususnya populasi plankton dan
benthos

d). Tujuan rencana pemantauan lingkungan


Mengamati dan mengevaluasi perubahan keanekaragaman atau populasi
plankton dan bhentos agar tetap seperti kondisi pada Rona Awal
e). Metode pemantauan lingkungan
- Metode pengumpulan dan analisis data
- Pengumpulan data dilakukan dengan pengambilan sampel plankton dengan
alat plankton net dan bhentos dengan dreuger dan botol sampel. Analisi
sampel dilakukan di laboratorium dengan identifikasi, analisis data
meliputi kelimpahan dan indeks keanekaragaman plankton dan bhentos.
- Lokasi pemantauan
- Pemantauan dilaksanakan di sekitar lokasi pengerukan kolam pabrik dan
alur layar
- Pada lokasi perairan pantai disebelah barat dan timur pabrik
- Jangka waktu pemantauan
- Selama kegiatan pengerukan pada tahap konstruksi minimal tiga kali
pemantauan
f). Institusi Pemantauan
Pelaksanaan : Pemrakarsa
Pengawas : Kantor Perikanan dan Kelautan Kab. Bandung serta Dinas
Perhubungan dan Telekomikasi Kab. Bandung
Pelaporan : -KAPEDALDA Kab. Bandung dan BAPPEDAL Propinsi Jawa
Barat
48

Komponen Sosial Ekonomi Budaya


1). Persepsi Masyarakat
a). Dampak penting yang di pantau
Munculnya persepsi negatif terhadap proyek akibat gangguan kesehatan
b). Sumber dampak
Pengerukan, pengurugan dan pemadatan tanah urugan
Mobilisasi peralatan
Pengadaan material bangunan dan tanah urugan
c). Parameter lingkungan yang dipantau
Persepsi masyarakat terhadap proyek
d). Tujuan pemantauan
Mengevaluasi dampak proyek terhadap : persepsi negatif masyarakat
e). Metode pemantauan
- Metode pengumpulan dan analisis data
- Observasi dan wawancara, analisis deskriptif
- Lokasi pemantauan
- Tapak proyek dan sekitarnya
- Jangka waktu dan frekuensi pemantauan
- Selama masa konstruksi, setiap tiga bulan sekali
f). Institusi pemantauan
Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bandung
Pelapor : KAPEDALDA Kabupaten Bandung dan BAPPEDAL Propinsi
Jawa Barat
2). Kesempatan kerja dan Pendapatan
a). Dampak yang dipantau :
Peningkatan kesempatan kerja dan pendapatan.
b). Sumber dampak
Perluasan dan intensitas lapangan kerja
49

c). Parameter lingkungan yang dipantau


Jumlah / prosentase masyarakat yang mendapat kesempatan kerja, sebagai
akibat kegiatan proyek
d). Tujuan pemantauan
Menghitung jumlah kesempatan kerja yang didapat masyarakat

e). Metode pemantauan


- Metode pengumpulan dan analisis data :
- Observasi dan wawancara, analisis deskriptif
- Jangka waktu dan frekuensi pemantauan :
- Setiap 3 bulan selama masa konstruksi
- Lokasi pemantauan :
- Tapak proyek dan lingkungan pemukiman disekitar tapak proyek
f). Intitusi pengawasan :
Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : Dinas Pekerja Umum Kabupaten Bandung
Pelaporan : KAPEDALDA Kabupaten Bandung dan BAPPEDAL Propinsi
Jawa Barat
3). Kesehatan Masyarakat dan Pekerja
a). Dampak yang dipantau
Gangguan kesehatan pada masyarakat di sekitar tapak proyek
Ancaman keselamatan dan kesehatan pekerja
b). Sumber dampak
Penggalian, pengerukan, pengurugan, dan pemadatan lahan
Semua kegiatan konstruksi
c). Parameter lingkungan yang dipantau
Jumlah kelurahan gejala sakit masyrakat di sekitar tapak proyek

50

Jumlah dan intensitas kasus kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan


pekerja
d). Tujuan pemantauan
Mengevaluasi kegiatan pengelolaan untuk mencegah terjadinya gangguan
kesehtan pada masyarakat sekitar
Mengevaluasi kegiatan pengelolaan untuk mencegah terjadinya kecelakaan
kerja dan gangguan kesehatan pekerja
e). Metode pemantauan
- Metode pengumpulan dan analisis data
- Wawancara dan observasi, analisis deskriptif
- Lokasi pemantauan
- Tapak proyek dan sekitarnya
- Jangka waktu dan frekuensi pemantauan
- Selama masa konstruksi, 3 bulan sekali
f). Intitusi pemantauan
Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung dan Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Kab Bandung
Pelaporan : KAPEDALADA Kabupaten Bandung dan BAPPEDAL
Propinsi Jawa Barat
3.2.3. Tahap Operasional
Komponen Fisika-Kimia
1). Kualitas air
a). Dampak penting yang dipantau
Jenis komponen lingkungan :
- hidrologi dan kualitas air
Indikator :
51

- Penurunan kualitas air di laut sekitar tapak proyek sebagai akibat kegiatan
pemanfaatan dan pemeliharaan fasilitas pabrik
b). Sumber dampak yang dipantau
Pemnafaatan dan pengembangan fasilitas pelayaran
Pemeliharaan fasilitas pelayaran
c). Parameter / komponen lingkungan yang dipantau
pH
DHL
O2 terlarut (DO)
TSD
BOD
Kandungan zat-zat terlarut (Fe,Cr+6,Chloride),salinitas dan kadar organik
d). Tujuan pemantauan lingkungan
Memeriksa kelayakan kualitas air sebagai akibat terjadinya resuspensi
sedimen oleh karena kegiatan pengerukan
e). Metode pemantauan lingkungan
- Metode pemantauan
- Pengambilan contoh air untuk dianalisis di laboratorium, menggunakan
metode yang sesuai dengan parameter yang akan diamati. Hasil analisis
laboratorium kemudian dibandingkan dengan mutu air untuk budidaya
- Lokasi pemantauan lingkungan
- Perairan di sekitar lokasi pengerukan
- Jangka waktu dan frekuensi pemantauan lingkungan
- Selama tahap konstruksi
- Sebelum dan setelah kegiatan pengerukan dilaksanakan
f). Institusi pemantauan lingkungan
Pelaksanaan : Pemrakarsa
Pengawas : Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi Kab. Bandung dan
Kantor Perikanan dan Kelautan Kab. Bandung
52

Pelaporan : KAPEDALDA Kabupaten Bandung dan BAPPEDAL Propinsi


Jawa Barat
Komponen Biologi
1). Biota Darat
a). Dampak penting yang dipantau
Hasil relokasi fauna
Jenis komponen lingkungan berupa tanaman penghijauan setelah dilakukan
perawatan
Indikator berupa jenis ; jumlah dan sebaran tanaman yang tumbuh dengan
baik, frekuensi pelaksanaan perawatan dan tingkat keberhasilan
b). Sumber dampak
Perawatan fauna hasil relokasi
Sumber penyebab timbulnya dampak adalah kegiatan perawatan tanaman
penghijauan
c). Parameter lingkungan yang dipantau meliputi
Pemeliharaan fauna hasil relokasi
Presentase tanaman yang hidup dan tumbuh baik
Frekuensi pemeliharaan (penyiraman, pemupukan, penyiangan)
d). Tujuan rencana pemantauan lingkungan hidup
Mengevaluasi keberhasilan kegiatan perawatan atau pemeliharaan tanaman
penghijauan serta fauna hasil relokasi
e). Metode pemantauan lingkungan
- Metode pengumpulan dan analisis data
- Pendataan fauna relokasi dan perkembangannya
- Inventarisasi tanaman penghijauan melalui pengamatan dan pencatatan
langsung

pada

lokasi

penghijauan,

inventarisasi

data

pelaksanaan

pemeliharaan tanaman penghijauan pada lokasi penghijauan dan bagian yang


bertanggung jawab pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan tanaman. Analisis
data meliputi prosentase keberhasilan pertumbuhan tanaman penghijauan
53

yang

baik.

Evaluasi

pelaksanaan

pekerjaan pemeliharaan

tanaman

penghijauan.
- Lokasi pemantauan
- Kawasan relokasi fauna
- Kawasan lahan penghijauan dan taman
- Jangka waktu dan frekuensi pemantauan
- Pemantauan dilaksanakan selama periode pasca konstruksi/ operasi, dengan
frekuensi 3 kali dalam setahun pada awal musim hujan, akhir musim
penghujan dan pertengahan awal musim kemarau.
f). Institusi pemantau
Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kab. Bandung
Pelapor : KAPEDALDA Kabupaten Bandung dan BAPPEDAL Propinsi
Jawa Barat
2). Biota air
a). Dampak penting yang dipantau
Jumlah dan jenis, kelimpahan dan indeks keanekaragaman plankton dan
benthos
b). Sumber dampak
Sumber penyebab timbulnya dampak adalah Kegiatan pemanfaatan dan
pemeliharaan fasilitas pelayaran
c). Parameter lingkungan hidup yang dipantau
Parameter lingkungan yang dipantau adalah populasi plankton dan benthos
di perairan pelayaran dan sekitarnya
d). Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
Memantau perubahan populasi plankton dan benthos setelah beroperasi
pelayaran
e). Metode Pemantauan Lingkungan Hidup
- Metode pengumpulan dan analisis data
54

- Pengambilan sampel plankton dengan plankton net, sampel benthos dengan


dreger dan pengawetan sampel dalam botol sampel dengan formalin.
Analisis sampel plankton dan benthos di laboratorium untuk identifikasi dan
penghitungan jumlah individu dan jenis
- Analisis data meliputi kelimpahan, dominasi dan indeks keanekaragaman
plankton dan benthos
- Lokasi pemantauan
- Pemantauan dilaksanakan pada perairan pelayaran
- Jangka waktu dan frekuensi pemantauan
- Pemantauan dilaksanakan selama pascakonstruksi/operasi pelayaran, setiap 3
bulan sekali
f). Instansi pemantau
Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : Kantor Perikana dan Kelautan Kab. Bandung dan Dinas PU
Pengairan Kab. Bandung
Pelapor : KAPEDALDA Kab. Bandung dan BAPPEDAL Propinsi Jawa
Barat
Komponen Sosial Ekonomi Budaya
1). Ketenagakerjaan
a). Dampak yang dipantau
Peningkatan kesempatan kerja dan usaha bagi masyarakat sekitar
Menurunnya angka pengangguran
b). Sumber dampak
Pengoperasian pelayaran dan fasilitas penunjang
c). Parameter lingkungan yang dipantau
Jumlah tenaga kerja lokal yang bekerja di proyek
Jumlah penduduk lokal yang mengembangkan usaha
Jumlah angkatan kerja lokal yang menganggur
d). Tujuan pemantauan
55

Mengevaluasi kegiatan pengelolaan terkait dengan kegiatan rekrutment


tenaga kerja
e). Metode pemantauan
- Metode pengumpulan dan analisis data
- Observasi dan data sekunder pelayaran dan kecamatan
- Analisis deskriptif
- Lokasi pemantauan
- Tapak proyek dan sekitarnya
- Jangka waktu dan frekuensi pemantauan
- Selama tahap operasi, setahun sekali
f). Institusi Pemantau
Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Bandung
Pelapor : KAPEDALDA Kabupaten Bandung dan BAPPEDAL Propinsi
Jawa Barat
2). Mata Pencaharian
a). Dampak yang dipantau
Peningkatan kesempatan kerja dan usaha bagi masyarakat sekitar
Menurunnya angka pengangguran
b). Sumber dampak
Pengoperasian Pelayaran dan fasilitas penunjang
c). Parameter lingkungan yang dipantau
Jumlah dan jenis kesempatan kerja baru yang tercipta
d). Tujuan pemantauan :
Mengetahui angka pengangguaran
e). Metode pemantauan
- Metode pengumpulan dan anasisi data
- Wawancara dan data sekunder dari pelayaran dan kecamatan
56

- Analisis deskriptif
- Lokasi pemantauan : Tapak proyek dan desa sekitarnya
- Jangka waktu dan frekuensi pemantauan
- Selama proses operasi, setahun sekali

f). Institusi pemantauan


Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bandung
Pelapor : KAPEDALDA Kab. Bandung dan BAPPEDAL Propinsi Jawa
Barat
3). Pendapatan Keluarga
a). Dampak yang dipantau
Pendapatan keluarga masyrakat sekitar pelayaran
b). Sumber dampak
Pengoperasian pelayaran dan fasilitas penunjang
c). Parameter lingkungan yang dipantau
Jumlah pendapatan keluarga
d). Tujuan pemantauan
Mengevaluasi dampak kegiatan pabrik terhadap pelayaran masyarakat
sekitar pelayaran.
e). Metode pemantauan
- Metode pengumpulan dan analisis data
- Observasi dan wawancara
- Analisis deskriptif
- Lokasi pemantauan
- Tapak proyek dan desa sekitarnya
- Jangka waktu dan frekuensi pemantauan
- Selama pabrik beroperasi, setahun sekali
57

f). Institusi Pemantauan


Pelaksanaan : Pemrakarsa
Pengawas : Bagian Perekonomian Kabupaten Bandung
Pelaporan : KAPEDALDA Kabupaten Bandung dan BAPPEDAL Propinsi
Jawa Barat
4). Mobilitas Penduduk
a). Dampak yang dipantau
Meningkatnya aktifitas dan mobilitas penduduk
b). Sumber dampak
Pengoperasian pelayaran dan fasilitas penunjang
c). Parameter lingkungan yang dipantau
Produktifitas dan mobilitas penduduk
d). Tujuan pemantauan
Mengevaluasi kegiatan pengelolaan lingkungan berkaitan dengan mobilitas
penduduk
e). Metode pemantauan
- Metode pengumpulan dan analisis data
- Wawancara dan data sekunder desa/kecamatan
- Analisis deskriptif
- Lokasi pemantauan : Wilayah pedesaan sekitar pabrik
- Jangka waktu dan frekuensi pemantauan
- Selama proyek beroperasi, setahun sekali
f). Institusi pemantauan
Pelaksanaan : Pemrakarsa
Pengawas : Pemerintah Desa Mugimakmur dan desa Sukasejahtera
Pelaporan : KAPEDALDA Kabupaten Bandung dan BAPPEDAL Propinsi
Jawa Barat

58

5). Kecemburuan sosial


a). Dampak yang dipantau
Kecemburuan sosial yang timbul sebagai kecewa akibat tidak terekrut
sebagai karyawan / pegawai pelayaran
b). Sumber dampak
Pengoperasian pelayaran dan fasilitas penunjang
c). Parameter lingkungan yang dipantau
Frekuensi dan Intensitas kecemburuan sosial
d). Tujuan pemantauan
Mencegah terjadinya kecemburuan sosial
e). Metode pemantauan :
- Metode pengumpulan dan analisis data :
- Wawancara dan Observasi
- Analisis deskritif
- Lokasi pemantauan
- Tapak proyek dan desa sekitarnya
- Jangka waktu dan frekuensi pemantauan :
- Selama tahap operasi, setahun sekali
f). Institusi pemantauan
Pelaksanaan : Pemrakarsa
Pengawas : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Bandung
Pelapor : KAPEDALDA Kabupaten Bandung dan BAPPEDAL Propinsi
Jawa Barat
6). Kesehatan masyarakat
a). Dampak penting yang dipantau
Berjangkitnya berbagai jenis penyakit seperti : diare, muntaber, malaria, dan
demam berdarah
b). Sumber dampak
Pengoperasian pelayaran dan fasilitas penunjang
59

c). Parameter lingkungan yang dipantau


Angka penderita sakit setelah pelayaran dan fasilitas penunjang beropersi
d). Tujuan pemantauan
Mengevaluasi dampak aktivitas pelayaran terhadap kesehatan masyarakat
e). Metode pemantauan
Metode pengumpulan dan analisis data
- Observasi dan sampling (pemeriksaan kesehatan masyarakat)
- Analisis deskriptif
Lokasi pemantauan
- Tapak proyek dan pemukiman penduduk yang terkena dampak
Jangka waktu dan frekuensi pemantauan
- Selama pelayaran beroperasi berlangsung, setahun sekali
f). Institusi pemantauan
Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : Dinas Kesehatan Kab Bandung, Dinas Tata Kota Kab. Bandung
dan Dinas PU Kab. Bandung
Pelaporan : KAPEDALDA Kabupaten Bandung dan BAPPEDAL Propinsi
Jawa Barat
7). Perekonomian Daerah
a). Dampak penting yang dipantau
Pendapatan dari hasil retribusi dan pajak bagi Pemerintah Daerah
Kabupaten Bandung
Kegiatan ekonomi dan produktifitas masyarakat
b). Sumber dampak
Pengoperasian pelayaran dan fasilitas penunjang
c). Parameter lingkungan yang dipantau
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bandung
d). Tujuan pemantauan

60

Mengetahui dampak positif/negatif pengoperasian Pelayaran terhadap


perekonomian daerah Kabupaten Bandung.
e). Metode pemantauan
- Metode pengumpulan dan analisis data
- Observasi dan wawancara
- Analisis deskriptif
- Lokasi pemantauan
- wilayah Kabupaten Bandung
- Jangka waktu dan frekuensi pemantauan
- Selama pelaksanaan operasi, setahun sekali
f). Institusi Pemantauan :
Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : Bagian Perekonomian Kabupaten Bandung dan Dinas
Pendapatan Daerah Kab. Bandung
Pelaporan : KAPEDALDA Kabupaten Bandung dan BAPPEDAL Propinsi
Jawa Barat
8). Keamanan Lingkungan
a). Dampak yang dipantau
Peningkatan frekuensi dan intensitas tindak kejahatan / kriminalitas
Peningkatan keresahan masyarakat
b). Sumber dampak
Pengoperasian pelayaran dan fasilitas penunjang
Pemeliharaan fasilitas pelayaran
c). Parameter lingkungan yang dipantau
Frekuensi dan intensitas tindak kejahatan
Frekuensi dan intensitas keresahan masyarakat
d). Tujuan pemantauan
Mencegah peningkatan tindak kejahatan / kriminalitas
Mencegah peningkatan keresahan masyarakat
61

e). Metode pemantauan


- Metode pengumpulan dan analisis data
- Observasi dan wawancara
- Analisis deskriptif
- Lokasi pemantauan
- Tapak proyek dan daerah sekitarnya
- Jangka waktu dan frekuensi pemantauan
- Selama proyek beroperasi, 6 bulan sekali
f). Institusi Pemantauan
Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : Kepolisian Resort Kabupaten Bandung
Pelaporan : KAPEDALDA Kabupaten Bandung dan BAPPEDAL Propinsi
Jawa Barat
9). Sistem Nilai dan Norma Sosial
a). Dampak yang dipantau
Gangguan pada tata nilai, norma sosial, budaya, dan adat-istiadat masyarakat
lokal di sekitar pabrik
b). Sumber dampak
Pengoperasian pabrik dan fasilitas penunjang
c). Parameter lingkungan yang dipantau
Jumlah dan jenis kegiatan yang bertentangan dengan norma sosial dan
agama yang dianut masyarakat sekitar
d). Tujuan pemantauan
Mengevaluasi kegiatan pengelolaan untuk mencegah distorsi tata nilai,
norma, budaya dan adat-istiadat masyarakat lokal
e). Metode pemantauan
- Metode pengumpulan dan analisis data
- Observasi dan wawancara
- Analisis deskriptif
62

- Lokasi pemantauan
- Tapak proyek dan daerah sekitarnya yang terkena dampak
- Jangka waktu dan frekuensi pemantauan
- Selama operasipelayaran , setahun sekali
f). Institusi pemantauan
Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab.Bandung, Dinas Sosial
Kab.Bandung, Dinas Pendidikan Kab. Bandung dan
Departemen Agama dan MUI Kab. Bandung
Pelaporan : KAPEDALDA Kabupaten Bandung dan BAPPEDAL Propinsi
Jawa Barat

63

DAFTAR PUSTAKA
Fandell, Chafid. 2004. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Prinsip Dasar Dalam
Pembangunan. Jakarta: Liberty Offset

64

Anda mungkin juga menyukai