I.
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Dalam beberapa tahun terakhir ini angka morbiditas dan mortalitas penyakit di bidang
Genito Urinary System di Indonesia semakin meningkat jumlahnya. Perubahan gaya
hidup masyarakat dan pengetahuan masyarakat mengenai informasi penyakitpenyakit sistem genitourinari diyakini sebagai salah satu penyebab tingginya penyakit
tersebut.
Keluhan penyakit yang terkait dengan sistem ini banyak dijumpai di layanan kesehatan
primer. Sehingga kemampuan dokter dalam mendeteksi dini kelainan tersebut akan
sangat membantu dalam menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan meningkatkan
kualitas hidup penderita.
Kemajuan penatalaksanaan penyakit sistem genitourinari mulai dari diagnostik, terapi
medik, terapi surgikal dan rehabilitasi menyebabkan jumlah penderita penyakit sistem
genitourinari yang ditangani semakin baik yang meningkatkan harapan hidup
penderita. Meskipun demikian, hal ini tidak menyelesaikan masalah karena
adakalanya meninggalkan sekuele pada penderita sehingga mengurangi produktivitas
kerja dan kualitas hidup. Selain itu semuanya memerlukan biaya yang sangat besar,
dan sumber daya manusia yang terampil dalam penatalaksanaannya.
Tindakan pencegahan terhadap penyakit sistem genitourinari perlu ditingkatkan
karena selain murah dan mudah, dapat dilakukan dimana saja, kapan saja dan oleh
siapa saja, tetapi memerlukan perobahan gaya hidup masyarakat Indonesia terhadap
penyakit sistem genitourinari. Faktor risiko dari penyakit sistem genitourinari perlu
mendapat perhatian khusus, karena risiko hari ini merupakan penyakit di masa yang
akan datang. Selain memfokuskan perhatian pada mereka yang telah menderita
penyakit, kita juga perlu memusatkan perhatian pada mereka yang belum menderita
tetapi mempunyai resiko untuk menderita penyakit. Karena sesungguhnya jumlah
orang yang mempunyai risiko jatuh sakit jauh lebih banyak daripada mereka yang
telah menderita penyakit.
Blok Genito Urinary System dibagi dalam dua blok yaitu GUS1 dan GUS2, dan
masing-masing blok mempunyai beban kredit sebesar 3 SKS. Secara keseluruhan,
kedua blok ini akan dilaksanakan selama 5 (lima) minggu.
Tujuan umum blok ini, membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan
dalam melakukan promosi, prevensi, menegakkan diagnosa penyakit, memberi terapi,
dan tindakan rehabilitasi terhadap penyakit pada Genito Urinary System yang sering
dijumpai di layanan primer.
II.
PRASYARAT MAHASISWA
Blok genitourinari ini merupakan salah satu blok Tahap II (Pathological Sciences)
dalam struktur kurikulum. Mahasiswa pada Tahap II adalah mahasiswa yang telah
melalui Tahap I (Basic Medical Sciences), mahasiswa ini telah mencapai keterampilan
generik yaitu keterampilan belajar sepanjang hayat, dan dasar-dasar ilmu kedokteran.
III.
TUJUAN BLOK
Tujuan Pendidikan Dokter FK USU ialah mendidik mahasiswa melalui pengalaman
belajar agar mempunyai pengeahuan, ketrampilan dan sikap perilaku professional
sebagai dokter umum yang memberikan pelayanan kesehatan primer dengan
menerapkan prinsip-prinsip kedokteran keluarga dalam sistem pelayanan kesehatan
nasional dan global, yang mempunyai tanggung jawab berlandaskan etika, moral dan
profesionalisme, mempunyai 5 profil dokter WHO, 7 Kompetensi Kurikulum Nasional
dan Kompetensi pendukung kekhususan FK USU.
TUJUAN UMUM
Melalui blok sistem genitourinari ini mahasiswa diharapkan memiliki kompetensi yang
harus dimiliki oleh seorang dokter layanan primer, yaitu:
1. Komunikasi efektif
2. Keterampilan klinik dasar
3. Landasan ilmiah ilmu kedokteran
4. Pengelolaan masalah kesehatan
5. Pengelolaan informasi
6. Mawas diri dan pengembangan diri
7. Etika, moral, dan profesionalisme dalam praktek
TUJUAN KHUSUS
Setelah menyelesaikan blok sistem genitourinari ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Berkomunikasi efektif baik verbal maupun nonverbal secara santun dalam
upayanya mengelola pasien dengan masalah sistem genitourinari dengan
mengintegrasikan penalaran klinis dan biomedis sehingga menunjang terciptanya
kerja sama yang baik antara dokter dengan pasien, keluarga, komunitas, dalam
penanganan masalah genitourinari.
2. Melakukan anamnesis (dan pemeriksaan fisik) yang lengkap dengan teknik yang
tepat serta mencatat riwayat penyakit secara lengkap dan kontekstual.
3. menjelaskan semua prosedur klinik rutin dan menganalisis data sekunder pasien
dengan kelainan kulit dengan mengintegrasikan ilmu biomedik dan ilmu klinik.
4. Memilih berbagai prosedur klinik, laboratorium, dan penunjang lain dan
menafsirkan hasilnya.
5. Melakukan tindak pencegahan dan tindak lanjut dalam tata laksana masalah kulit
dengan mempertimbangkan keterbatasan ilmu dalam diagnosis maupun tata
laksananya.
6. Mencari, mengumpulkan, menyusun, dan menafsirkan informasi menyangkut
masalah kulit dari berbagai sumber dengan memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi untuk membantu penegakan diagnosis, pemberian terapi,
tindakan pencegahan dan promosi kesehatan, serta surveilans dan pemantauan
status kesehatan pasien.
7. Peka terhadap tata nilai pasien dan mampu memadukan pertimbangan moral dan
pengetahuan/keterampilan klinisnya dalam memutuskan masalah etik yang
berkaitan dengan gangguan sistem genitourinari.
8. Mengembangkan ketertarikan dalam melakukan riset yang berkaitan dengan
masalah-masalah sistem genitourinari.
IV.
SASARAN PEMBELAJARAN
Sasaran pembelajaran terminal
Bila dihadapkan pada data sekunder tentang masalah klinik, laboratorik, dan
epidemiologik penyakit sistem genitourinari, mahasiswa tahap II yang telah menjalani
blok sistem genitourinari mampu menafsirkan data tersebut dan menerapkannya
dalam langkah pemecahan masalah yang baku termasuk tindakan pencegahan dan
rujukan, dengan menggunakan teknologi kedokteran dan teknologi informasi yang
sesuai, dengan selalu memperhatikan konsep dan pertimbangan etik.
Sasaran pembelajaran penunjang
Setelah menyelesaikan blok sistem genitourinari, maka:
1. Apabila diberi data sekunder tentang kelainan sistem sistem genitourinari,
mahasiswa mampu:
a. Merumuskan masalah kesehatan pasien.
b. Menjelaskan struktur makroskopik dan mikroskopik serta faal organ dan jaringan
sistem sistem genitourinari.
c. Menjelaskan patofisiologi dan mekanisme suatu kelainan atau keadaan patologik
dalam sistem sistem genitourinari.
d. Menjelaskan diagnosis dan diagnosis banding penyakit sistem genitourinari.
e. Menjelaskan sifat farmakologi obat yang digunakan untuk kelainan sistem sistem
genitourinari (farmakodinamik dan farmakokinetik)
h. Menyusun rencana tata laksana kelainan atau gangguan sistem genitourinari .
i. Menjelaskan prognosis suatu penyakit sistem genitourinari beserta alasan yang
mendasarinya.
j. Mencari informasi tentang lingkup dan materi sistem genitourinari melalui sistem
teknologi informasi (IT system).
l. Melakukan analisis etik tentang gangguan sistem genitourinari.
m. Menjelaskan komplikasi pada kelainan sistem genitourinari serta rencana
penanggulangannya.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
3.
a.
b.
c.
V.
OUTLINE PERKULIAHAN
Pokok
Bahasan
Pendahuluan
Materi
Pengenalan
Blok sistem
Genitourinari
Dep/Narasumber
Kode
Tahapan
Waktu
GUS-F1
1x50
GUS1-K1
1x50
GUS1-K2
1x50
GUS1-K3
1x50
Materi
Kode
Tahapan
Waktu
Departemen
Fisiolog
1. Prof. dr.
Yasmeiny Yazier
2. Dr. Eka Roina
Megawati
GUS1-K4
1x50
Departemen
Fisiolog
1. Prof. dr.
Yasmeiny Yazier
2. Dr. Eka Roina
Megawati
GUS1-K5
1x50
Dep/Narasumber
5. Komposisi cairan
tubuh
6. Kompartemen
cairan tubuh
7. Elektrolit
8. Osmosis
Homeostasis
9. Keseimbangan air
dan osmolalitas
pada cairan
ekstrasel (CES)
10. Gangguan
keseimbangan air
11. Keseimbangan
elektrolit Natrium
12. Keseimbangan
Materi
elektrolit Kalium
13. Keseimbangan
elektrolit
Kalsium
14. pH cairan tubuh
Peranan
homeostasis
ginjal, proses
pembentukan
urin, fungsi
sistem
perkemihan
20. Mekanisme
diuresis dan
pengendaliannya
6
Spesific Learning Objectives
Dep/Narasumber
Kode
Tahapan
GUS1-K6
GUS1-K7
Waktu
2x50
Materi
23. Biomekanika
Tekanan
24. Osmosis dan
Ginjal
Dep/Narasumber
Fisiologi:
1. dr. Keriahen
Bangun
2. dr. Zairul Arifin,
DAFK, SpA
Kode
Tahapan
Waktu
GUS1-K8
1x50
GUS1-K9
1x50
GUS1K10
1x50
GUS1K11
1x50
1.
Mikroorganisme
penyebab Infeksi
Saluran Kemih
1.Batang gram
negative
(E.coli, Klebsiella,
Enterobacter
, Proteus sp
&
P.aeruginos
a)
2. Coccus
gram positif
(Staphylococcus sp. &
Streptococc
us sp.)
3. Jamur
(Candida
albicans)
Departemen
IPD
Prof. dr. Harun
Rasyid Lubis,
Sp.PD-KGH
dr. Salli Roseffi
Nasution, Sp.PDKGH
Departemen
IPD
dr. Zulhelmi
Bustami, Sp.PD
dr. Abdurrahim
Rasyid Lubis,
Sp.PD-KGH
Departemen
Mengetahui definisi ISK
Mikrobiologi
Mengetahui gejala klinis ISK
dr. Edhie Djohan
Menjelaskan MO penyebab 1.
Utama, Sp.MK
ISK
2.
dr. Rahmatsyah,
Menjelaskan faktor pendorong
Sp.MK
ISK
Menjelaskan cara diagnostik
ISK
Menjelaskan cara
penampungan urine
Mengetahui antimikroba untuk
ISK
28.1.Patogenesa
28.1.1
timbulnya infeksi
28.2.pada saluran
Mengetahui epidemiologi
penyakit infeksi pada saluran
kemih
Materi
8
Spesific Learning Objectives
Dep/Narasumber
Waktu
kemih
28.1.2
28.3.Pemeriksaan
laboratorium
untuk mencari
penyebab infeksi 28.1.3
28.4.Diagnosa
laboratorium
terhadap adanya
infeksi saluran
28.1.4
kemih
Sindroma
Nefrotik
Glomerulo
Nefritis (GN)
Gagal Ginjal
Batu Saluran
Kemih
Penyakit Ginjal
Polikistik,
Kode
Tahapan
33. Metabolisme
dan etiologi Batu
Saluran Kemih
35.
Penyakit Ginjal
Polikistik
Departemen
IKA
Prof. dr.
Rusdidjas,
Sp.A(K)
Prof.dr.Rafita
Ramayani,
Sp.A(K)
dr. Oke Rina
Ramayani, Sp.A
dr. Rosmayanti
Siregar, Sp.A
GUS1K12
1x50
Departemen
IPD
dr. Abdurrahim
Rasyid Lubis,
Sp.PD-KGH
Prof. dr. Harun
Rasyid Lubis,
Sp.PD-KGH
dr. Zulhelmi
Bustami, Sp.PD
dr. Salli Roseffi
Nasution, Sp.PDKGH
GUS1K13
1x50
GUS1K14
1x50
GUS1K15
1x50
Departemen
Bedah
1.
dr.Syah Mirsya
Warli, Sp.U
2.
dr. Bungaran
Sihombing, Sp.U
GUS1K16
1x50
GUS1K17
1x50
GUS1K18
1x50
Departemen
IPD
Materi
Nefritis Intertisial
36.
Nefritis Intertisial
Aspek
Laboratorium
Faal Ginjal
37. Mengenal
pemeriksaan lab
faal ginjal untuk
menyokong
diagnosa klinik
kelainan faal ginjal
Diagnosa dan
interpretasi,
gangguan
keseimbangan
Air, elektrolit,
Asam Basa
38. Memahami
pemeriksaan
laboratorium
dalam pengaturan
keseimbangan Air,
Elektrolit dan
Asam Basa
Inkontinensia
Urine
Struktur Patologi
Anatomi
kelainan sistem
genitourinari
39.
Diagnosa klinik
dan
penatalaksanaan
inkontinensia
urine
penyakit Ginjal :
Penyakit
Glomerular
Penyakit
Tubulointerstitial
Penyakit
pembuluh darah
ginjal
Kelainan kistik di
ginjal
Kelainan
hidronephrosis
pada ginjal
9
Spesific Learning Objectives
& Radiologi
35.2. Mampu merujuk ke spesialis
yang relevan dan menindak
lanjuti sesudahnya
36.1 Dapat mengenali &
menempatkan gambaran klinik
ketika membaca literatur
36.2 Dapat segera merujuk bila
menghadapi kasus
Dep/Narasumber
1.
2.
3.
4.
37.1.Menjelaskan klasifikasi
kemunduran faal ginjal
dan perjalanan penyakitnya
1.
37.2. Menjelaskan test-test
laboratorium untuk kelainan
ginjal dan interpretasinya.
2.
37.3. Menjelaskan pemeriksaan
urinalisis rutin dan
kadar kratinin darah sebagai
test penyaring
kerusakan ginjal dan
interpretasinya.
37.4. Menguraikan indikasi
pemeriksaan clearance
kreatinin.
37.5. Menjelaskan keterbatasan
pemeriksaan clearance kreatinin
38.1.Memahami kompartemen utama
dalam distribusi air dalam badan
38.2.Memahami tekanan osmotik dan1.
tekanan hidrostatik
38.3.Menjelaskan peranan garam
Na+ dan garam K+ dalam
2.
pengaturan keseimbangan air
dan elektrolit dan interpretasinya
38.4.Menjelaskan pengaturan
keseimbangan asam basa
38.5.Menjelaskan contoh perhitungan
perubahan
osmolaritas cairan tubuh
39.1.Mampu mendiagnosa secara
klinik
39.2.Mampu menjelaskan
1.
penatalaksanaan inkontinensia
urine
2.
39.3 Mampu merujuk ke spesialis
dr. Abdurrahim
Rasyid Lubis,
Sp.PD-KGH
Prof. dr. Harun
Rasyid Lubis,
Sp.PD-KGH
dr. Zulhelmi
Bustami, Sp.PD
dr. Salli Roseffi
Nasution, Sp.PDKGH
Departemen
Patologi Klinik
dr. Ardjuna
Burhan, Sp.PK
(K)
dr. Riecke
Loesnihari, Sp.PK
Kode
Tahapan
Waktu
GUS1K19
1x50
Departemen
Patologi Klinik
dr. Ardjuna
Burhan, Sp.PK
(K)
dr. Riecke
Loesnihari, Sp.PK
GUS1K20
1x50
Departemen
Bedah
dr.Syah Mirsya
Warli, Sp.U
dr. Bungaran
Sihombing, Sp.U
GUS1K21
1x50
GUS1K22
1x50
40.1.Menjelaskan patogenesis
Departemen
manifestasi klinis penyakit
Patologi Anatomi
40.2. Menjelaskan patogenesis
1.
Prof.dr.M.Nadjib
penyakit glomerular
Dahlan, Sp.PA(K)
dr. Delyuzar,
40.3. Menjelaskan proses patologi2.
Sp.PA
nephrotic syndrome
40.4. Menjelaskan deskripsi dan
Materi
10
Spesific Learning Objectives
Dep/Narasumber
Kode
Tahapan
Waktu
patologi interstitial
40.8. Menjelaskan
mendeskripsikan kelainan
patologi pembuluh darah
ginjal : benign
nephrosclerosis dan
malignant nephrosclerosis
40.9. Menjelaskan dan
mendeskripsi jenis kista yang
dijumpai pada ginjal:
menjelaskan diskripsi dan
proses patologi simple cyst,
polycystic adult kidney
disease, infantile polycystic
kidney disease, medullary
sponge kidney disease
40.10. Menjelaskan kelainan
patologi hydronephrosis
Diuretikantidiuretik
Obat yang
mempengaruhi
pH urin
Congenital
anomalies
41.1.Diuretik
41.2.Agents that alter
water excretion
41.1.1.Menjelaskan mekanisme
transport di tubulus renalis
41.1.2. Menjelaskan aspek
1.
farmakologi:
o carbonic anhydrase inhibitors 2.
o loop diuretics
o thiazides
o potassium sparing diuretics
41.2.1.
Menjelaskan aspek
farmakologi:
o osmotic diuretics
o antidiuretic hormone agonists
o antidiuretic hormone
antagonists
42. Obat yang
42.1.Menjelaskan aspek farmakologi :
mempengaruhi pH
o obat yang membasakan urin
urin
o obat yang mengasamkan urin
43. Congenital
anomalies of the
kidney
44. 44. Congenital
anomalies of the
ureter
45. Congenital
anomalies of the
bladder
Departemen
Farmakologi
dr. Zulkarnain
Rangkuti, M.Si
dr. Hasanul Arifin
GUS1K23
1x50
Departemen
Farmakologi
1. Prof. dr. H.
Aznan Lelo,
Ph.D, Sp.FK
2. dr. Yunita Sari
Pane, M.Si
GUS1K24
1x50
GUS1K25
1x50
GUS2K26
1x50
Departemen
Bedah
1.
dr.Syahmirsya
Warli, Sp.U
2.
dr. Yacobda
S.SpU
GUS - 2
Lingkup bahasan-4 :Penyakit Menular Seksual (PMS)
Penyakit
Menular
Seksual
(PMS) 1
46.1. Definisi
46.2. Macam-macam
penyakit menular
seksual
o Kandidiasis
vaginalis
o Sifilis (Lues)
o Gonore
o Urethritis non
gonore
o Limfogranoloma
Materi
Ulkus molle
Herpes simplek
Frambusia
Kondiloma
akuminata
46.3. Insidens
46.4. Penyebab dan
gejala
46.5. Gambaran klinis
46.6. Laboratorium
46.7.Diagnosis
banding
46.8. Pengobatan
46.9. Komplikasi
47. Epidemiologi STI
o
o
o
o
Global Strategy
for the
prevention and
control STI
48. Edukasi,
konseling, dan
manajemen
pasangan
49. Managemen
STI di Puskesmas
Mikroorganisme
penyebab PMS
11
50.
-
Bakteri
Pyogenic cocci
(N.gonorrhoeae)
Treponema
pallidum
Hemophillus
ducreyi
Chlamidia
trachomatis
C. trachomatis
(Lymphogra
nuloma
venereum)
Calymmato
Bacterium
granulomatis
(Granuloma
inguinale)
Dep/Narasumber
Kode
Tahapan
Waktu
Departemen
IKK
dr. Juliandi
Harahap, MA
dr. Rina
Amelia,MARS
GUS2K27
1x50
Departemen
Mikrobiologi
dr. Sofyan Lubis,
Sp.MK
dr. Tetty Aman
Nst, M.Med.Sc
GUS2K28
1x50
Materi
51. Virus
- Herpesviridae
(HSV)
- Papovaviridae
(genital warts)
- Hepatitis (B&C)
52. Jamur
Candida
Parasit di sistem
genitourinari
53. Trikomoniasis
vaginalis
54. Schistosomiasis
haemotobium
Pemeriksaan
Diagnostik untuk
PMS
55. Aspek
laboratorium dan
interpretasi
12
Kode
Tahapan
Dep/Narasumber
Waktu
Departemen
Parasitologi
dr. Yoan Carolina
Panggabean
dr. Nurfida Kh.
Arrasyid, M.Kes
GUS2K29
1x50
Departemen
Patologi Klinik
Prof. DR. dr.
Ratna Akbari
Ganie, Sp.PK
dr. Riecke
Loesnihari, Sp.PK
GUS2K30
1x50
GUS2K31
1x50
56. Teori
pembesaran,
diagnosa klinis
Departemen
Bedah
1.
dr.Syahmirsya
Materi
dan
penatalaksanaan
Nutrisi pada
gangguan ginjal
Aspek
farmakologi
obat-obat pada
BPH
Scrotal Swelling
Scrotal Swelling
61.1. Hydrocele
61.2. Epididimal cyst
61.3. Varivocelle
61.4. Epididimoorchitis
61.5. Testicular tumor
61.1. Hydrocele
61.2. Epididimal cyst
61.3. Varivocelle
61.4. Epididimoorchitis
61.5. Testicular tumor
63. Male Sexual
Disfunction
Sexual
Disfunction
13
Spesific Learning Objectives
Dep/Narasumber
Kode
Tahapan
Waktu
GUS2K32
1x50
GUS2K33
1x50
GUS2K34
1x50
GUS2K35
1x50
GUS2K36
1x50
Materi
Injuries to the
external Genitalia
75. Etiologi dan
penatalaksanaan
Tumor pada
system
Genitourinari
76.
Renal
neoplasma
14
Spesific Learning Objectives
Dep/Narasumber
Kode
Tahapan
GUS2K37
70.1.Mengetahui etiologi
70.2. Mampu menjelaskan klasifikasi
injury
70.3. Mampu mendiagnosa secara
klinik berdasarkan anamnese,
pemeriksaan fisik, lab dan
Radiologi
70.4. Mampu menjelaskan
penatalaksanaan
70.5.Mampu merujuk ke spesialis
1. Mengetahui etiologi
2. Mampu mendiagnosa secara klinik
berdasarkan anamnese,
pemeriksaan fisik, lab dan
Radiologi
3. Mampu menjelaskan
penatalaksanaan
71.1.4. Mampu merujuk ke spesialis
72.1. Etiology
72.2. Management
72.3. Potential complications after
relief of obstruction
73.1. Symptom
73.2. Physical examination
73.3. Diagnosis
73.4. Management
74.1. Evaluation
74.2. Treatment
75.1.Mampu menjelaskan etiologi
75.2.Mampu mendiagnosa secara
klinik berdasarkan anamnese,
pemeriksaan fisik, lab dan
Radiologi
75.3. Mampu menjelaskan
penatalaksanaan
75.4. Mampu merujuk ke spesialis
76.1.Mampu menjelaskan klasifikasi
Departemen
tumor ginjal
Bedah
76.2.Mampu menjelaskan sign dan 1.
dr.Syahmirsya
symptom Renal Cell Carcinoma
Warli, Sp.U
76.3. Mampu mendiagnosa secara 2.
dr. Bungaran
Waktu
1x50
1x50
GUS2K38
Materi
15
Spesific Learning Objectives
klinik berdasarkan gejala,
pemeriksaan fisik, lab dan
radiologi.
76.4. Mampu menjelaskan
penatalaksanaan Renal cell
carcinoma.
Struktur Patologi
Anatomi
Keganasan
pada Sistem
genitourinary
77.
Bladder
Carcinoma
78.
Penile
Carcinoma
79.
Renal
neoplasma
80.
Bladder
Carcinoma
81.
Penile
Carcinoma
82.1. Tumor
Pada Ginjal
82.2. Tumor
pada Vesica
Urinaria
82.3. Tumor
pada Prostat
82.4. Tumor
pada Testis
82.5. Tumor
pada Penis
Dep/Narasumber
Kode
Tahapan
Waktu
Sihombing, Sp.U
Departemen
Patologi Anatomi
patologi tumor jinak ginjal
Prof.dr.M.Nadjib
82.1.2. Menjelaskan jenis tumor 1.
Dahlan, Sp.PA(K)
ganas ginjal : menjelaskan
2.
dr. Delyuzar,
deskripsi dan morfologi
Sp.PA
tumor renal cell carcinoma
dan nephroblastoma
(Wilms tumor
82.2.1. Menjelaskan jenis tumor
pada di Vesica Urinaria
dan gambaran patologi
Papilloma , Urothelial
carcinoma (Transisional
cell carcinoma), Squamous
cell carcinoma dan
Adenocarcinoma
GUS2K39
1x50
Materi
16
Spesific Learning Objectives
Dep/Narasumber
Kode
Tahapan
Waktu
83.
Perkosaan
83.1.Menjelaskan pengertian
Departemen
perkosaan
Forensik
83.2. Menjelaskan pengertian
1. dr. H. Mistar
persetubuhan
Ritonga, Sp.F
83.3. Menjelaskan pengertian csukup 2. dr. H. Guntur
umur
Bumi Nasution,
83.4.Menjelaskan pengertian belum
Sp.F
pantas dikawini
83.5.Menjelaskan UU yang
berhubungan dengan perkosaan
83.6. Menjelaskan prosedur
permintaan visum
83.7.Menjelaskan cara dan tandatanda pada pemeriksaan luar
dan dalam pada korban
perkosaan
83.8.Menjelaskan cara dan tandatanda pada pemeriksaan luar
pada pelaku perkosaan
83.9.Menjelaskan cara mengambil
dan mengirim specimen ke
laboratorium untuk menunjang
diagnosa
84.1.Menjelaskan pengertian
Departemen
perbuatan cabul
Forensik
84.2.Menjelaskan UU yang
1. dr. H. Mistar
berhubungan dengan perbuatan
Ritonga, Sp.F
cabul
2. dr. H. Guntur
84.3.Menjelaskan pengertian
Bumi Nasution,
pemeriksaan luar dan dalam
Sp.F
korban perbuatan cabul
84.4.Menjelaskan hal-hal yang masuk
ke dalam perbuatan cabul serta
membedakannya dengan
perkosaan
GUS2K40
1x50
GUS2K41
1x50
17
OUTLINE PRAKTIKUM
No.
Uraian Praktikum
Kode
Tahapan
Jam
Dept
Praktikum 1
GUS-Pr1
3 x 50
Anatomi
Praktikum 2
GUS-Pr2
3 x 50
Fisika
Praktikum 3
GUS-Pr3
3 x 50
Histologi
Praktikum 4
GUS-Pr4
3 x 50
Biokimia
Praktikum 5
Urinalisa
GUS-Pr5
3 x 50
Patologi Klinik
Praktikum 6
GUS-Pr6
3 x 50
Farmakologi
Praktikum 7
GUS-Pr7
3 x 50
Patologi Anatomi
Praktikum 8
1.
GUS-Pr8
3 x 50
Farmakologi
2.
Praktikum 9
Faal Ginjal
GUS-Pr9
3 x 50
Patologi Klinik
Kode
Tahapan
Jam
Ruangan
GUS-SL.1
3 x 50
GUS-SL.2
3 x 50
GUS-SL.3
3 x 50
Sirkumsisi
GUS-SL4
3 x 50
GUS-SL5
3 x 50
GUS-SL6
3 x 50
18
Pokok
Bahasan
Therapy
Prognosis
Subpokok
bahasan
Strategi
Pembelajaran
Kode
Tahapan
Narasumber
Waktu
EBM
Therapy
Kuliah
GUS1CRP5-K1
1. Prof.Dr.dr.Rozai
mah Zein
Hamid, M.Sc,
Sp.FK
2. dr. Rina Amelia,
MARS
1x50
Work sheet
Therapy
Kuliah
GUS1CRP5-K2
1. Prof.Dr.dr.Rozai
mah Zein
Hamid, M.Sc,
Sp.FK
2. dr. Rina Amelia,
MARS
1x50
Critical
Appraisal
Diskusi
Kelompok
(Therapi 1)
GUS1DK1-CRP5
Prof.Dr.dr.Rozai
mah Zein
Hamid, M.Sc,
Sp.FK
3x50
Critical
Appraisal
Diskusi
Kelompok
(Therapi 2)
GUS2DK2-CRP5
1x50
Review /
- Mendapatkan feed back dari
Pleno Pakar
mahasiswa
Diagnostik - Mendiskusikan permasalahan
Therapy
therapy
Pleno Pakar
(Therapi)
GUS2CRP5-PP1
TIM
2X50
EBM
Prognosis
Kuliah
GUS2CRP5-K3
1. dr. Juliandi
Harahap, MA
2. dr. Yuki
Yunanda
1x50
Work sheet
prognosis
Kuliah
GUSCRP5-K4
1. dr. Juliandi
Harahap, MA
2. dr. Yuki
Yunanda
1x50
19
20
Kode Tahapan
KBI261-K1
KBI261-K2
KBI261-K3
KBI261-K4
Kode Tahapan
KIG261-K1
KIG261-K2
KIG261-K3
KIG261-K4
21
VI. REFERENSI
GENITO URINARY SYSTEM
Buku Teks
Departemen
Judul Buku
Penulis
Penerbit
Tahun/ Ed
Halaman
1535-1629
Ilmu Penyakit
Dalam
Kulit dan
Kelamin
I.Gizi
Harrison
Mc Graw Hill
2001/Edisi5
Holmes, King K
McGraw-Hill
1999/3rd ed.
Saunders
12th ed.
Radiologi
Radiologi Diagnostik
L Kathleen Mahan
& Sylvia Escott
Stump
Iwan Ekayuda
FK-UI RSCM
Fisiologi
Ganong WF
Mc Graw Hill
Guyton AC
Sherwood L
Levinson, Warren
and Jawetz, Ernest
EGC
International
Student
Edition,
ThomsonBrooks/Cole
McGraw-Hill
2005/
Edisi 2
2001/ 20th
ed.
2006/11th ed.
2002/3th ed.
Lennette, E.H.
Balow, A. Hausler,
W and Truant
American
Society for
Microbiology
1980/3rd, ed.
Kunin, CM
LAE &
Febriger,
Philadelphia
1979/3rd ed
Mikrobiologi
I.Kesehatan
Anak
Bedah
(Urology)
Anatomi
Embriologi Kedokteran
Hand atlas of Human Anatomy.
Fisika
Medical Physics
Patologi Klinik
2000/6th ed
921-958
702-742
291-415
510-589
29, 98-99
145-147,
122-124
150-152
157-159,
209-210
219220.275,
303
111-122,
344-346
389-393
509-519
1-151
2005/Edisi 2,
2005/
Tanagho &
McAninch
Hanno, Malkowicz
& Wein
Jan Langman
Spatelhotz
Lange
2004/16th ed
McGraw-Hill
2001/3rd ed
EGC
J.B.
Lippincott Co
1975/Edisi 3
7th Ed
Cameron John R,
Skofronick James
G
Hobbie Russell K
191-208
112
Hobbie Russell K
Conie RM, Donald
CL, George M.
Koneman's.
Henry's.
Elsevier.
2007/3th Ed.
Lippincott
William &
Wilkins.
Saunders.
2006/6th Ed.
2001/20th
Ed.
1031-1046
1010-1029
87-91
82-87
1245-23
Patologi
Anatomi
Parasitologi
22
David Rose.
Tietz.
1987/
International
Edition
2006/ 4th Ed.
Mc Pherson RA,
Pincus MR. Henry's
Turgeon ML.
2007/21th
Ed.
1996/2th Ed.
Medical
Microbiology & Immunology.
Levinson WE,
Jawetz E.
Immunology Simplified.
Immunology Diagnosis
dan Prosedur Laboratorium.
Bowry TR.
Kresno SB.
Basic Pathology
Robin, Kumar
Fondation of Parasitology
Gerald D. Schmidth
& Larry S. Roberts
St. Louis
Mosby
Norwalk.
Apleton &
Lange
Norwalk.
apleton &
Lange
Oxford.
Fakultas
Kedokteran
UI
1991/7th Ed
1994/3th Ed.
1985/2th Ed.
Edisi 4
2007/Ed.8
513
Mc Graw Hill
2005/7thed
Delmar,
Thompson
Learning
2002
General Parasitology
Thomas C. Cheng
2006
Farmakologi
Trevor A.J
Katzung B.G
Masters S.B
Academic
PressnAn
Imprint of
Elsevier
Lange-Mc
Graw Hill
427-428
470-471
468-470
458
118-119
136-137
161-163
163-166
65-66
28-130
516-517
491-419
157
191-192
241-256
829-835
148 189
308
Forensik
Parikh CK
CBS
Knight Bernard
Oxford
University
Press, Inc.
N.Y.
Narayan Reddy
Patologi Forensik
Shahrom ABD
Wahid
Arif Budianto et al
Bernard Knight
J.K. Mason
Edited by Franklin
2002/6th ed.
1997
16 th/1997
Tripath
Private
Limited,
Bombay
Dewan
Bahasa dan
Pustaka
Kementerian
Pendidikan
Malaysa,
Kuala
Lumpur
FK UI
ELBS Frome
and London
Great Britain
Butterworths
London,
Boston,
Toronto,
Sydney
21st ed/1998
1993
Edisi I/1997
10th ed/1991
2nd ed/1986
23
IKK
World Health
Organization
World Health
Organization
BLOK PENDUKUNG
COMMUNITY RESEARCH PROGRAM5
Buku Teks
VII.
Judul Buku
Penulis
Penerbit
Edisi
Medical epidemiology
How to practice and teach EBM
Sharon E. Straus, et al
LANGE
Elsevier Churchill
livingstone
2004
2005
Clinical epidemiology
Robert H Fletcher, et al
3rd ed.
METODE PEMBELAJARAN
PEMUTARAN FILM
Pemutaran film bertujuan memberikan wawasan dan gambaran mengenai luasnya
lingkup Sistem Genitourinary dan membangkitkan minat
mahasiswa untuk
memahami blok ini.
KULIAH
Kuliah hanya bertujuan untuk memberikan konsep dasar dalam memahami materimateri yang berhubungan dengan Sistem Genitourinary, sehingga akan
Buku Panduan Mahasiswa
24
memudahkan mahasiswa dalam membaca buku teks, dan referensi lainnya. Kuliah
tidak bertujuan untuk memberikan isi keseluruhan dari materi, dengan demikian
kepada mahasiswa diwajibkan untuk membaca referensi yang dianjurkan.
BELAJAR MANDIRI
Agar lingkup materi dapat dikuasai dengan baik, pada saat melaksanakan kegiatan
belajar mandiri, mahasiswa diharapkan melaksanakan proses belajar dengan
tahapan sebagai berikut :
1. Mengkaji lingkup bahasan dengan membaca referensi yang dianjurkan, karena
kuliah pada hakikatnya hanya memberikan konsep dasar dari materi, dan
pertemuan tutorial akan memicu mahasiswa untuk mengintegrasikan pemahaman
konsep dalam menyelesaikan masalah.
2. Mencari dan mempelajari materi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran di
perpustakaan, dapat berupa handout, buku teks, jurnal ilmiah, CD-ROM, atau
informasi dari sumber terpercaya di internet.
3. Diskusi dengan narasumber apabila diperlukan.
PRAKTIKUM
Praktikum dilaksanakan di laboratorium Anatomi, Histologi, Fisika, Biokimia,
Farmakologi, Patologi Anatomi, dan Patologi Klinik sesuai jadwal kegiatan
Mahasiswa dibagi dalam 10 (sepuluh) kelompok yang terdiri dari 45 mahasiswa per
kelompok, yang akan dibimbing oleh seorang staf pengajar.
Sebelum praktikum akan dilakukan quiz untuk mengukur kesiapan
dalam melaksanakan praktikum.
mahasiswa
25
6. Membuat laporan hasil praktikum yang antara lain menjelaskan kaitan hasil
praktikum dengan konsep-konsep yang mendasarinya.
7. Menerapkan kejujuran ilmiah dengan melaporkan hasil yang didapatkan pada
praktikum sebagaimana adanya.
Kelompok Diskusi
KELAS A
A1
A2
A3
A4
A5
A6
A7
A8
A9
A10
A11
A12
A13
A14
A15
KELAS B
16.
17.
18.
19.
20.
B1
B2
B3
B4
B5
Ruang Diskusi
Ruang Diskusi 1
Ruang Diskusi 2
Ruang Diskusi 3
Ruang Diskusi 4
Ruang Diskusi 5
Ruang Diskusi 6
Ruang Diskusi 7
Ruang Diskusi 8
Ruang Diskusi 9
Ruang Diskusi 10
Ruang Diskusi 11
Ruang Diskusi 12
Ruang Diskusi 13
Ruang Diskusi 14
Ruang Diskusi 15
GEDUNG BARU
Ruang Diskusi 1
Ruang Diskusi 2
Ruang Diskusi 3
Ruang Diskusi 4
Ruang Diskusi 5
Buku Panduan Mahasiswa
26
B6
B7
B8
B9
B10
B11
B12
B13
B14
B15
Ruang Diskusi 6
Ruang Diskusi 7
Ruang Diskusi 8
Ruang Diskusi 9
Ruang Diskusi 10
Ruang Diskusi 11
Ruang Diskusi 12
Ruang Diskusi 13
Ruang Diskusi 14
Ruang Diskusi 15
IX.
27
=
=
=
50%
50%
100%
28
X.
29
DAFTAR NARASUMBER
No
1.
Departemen
Anatomi
2.
Histologi
3.
Biokimia
4.
Fisiologi
5.
Mikrobiologi
6.
Parasitologi
7.
Patologi Anatomi
8.
Patologi Klinik
9.
Farmakologi dan
Terapeutik
10.
Gizi
11.
12.
Kesehatan Anak
13.
Bedah
14.
Radiologi
15.
16.
Kedokteran
17.
18.
Kehakiman
Ilmu Kes. Masyarakat
dan Ked. Komunitas
CRP5
Narasumber
dr. Dwi Rita Anggraini
dr. Sufitni
dr. Radita N.A. Ginting
dr. Alya Amila Fitri, M.Kes
dr. Sri Suryani, MKes
dr. Mutiara Indah Sari, MKes
Prof. dr. Yasmeiny Yazier
Dr. Eka Roina Megawati
dr. Tetty Aman Nasution, M.MedSc
dr. Edi Djohan Utama
dr. Rahmatsyah, Sp.MK
dr. Sofyan Lubis, Sp.MK
dr. Yoan Carolina Panggabean
dr. Nurfida Kh. Arrasyid, M.Kes
Prof.dr.M.Nadjib Dahlan, Sp.PA(K)
dr. Delyuzar, Sp.PA
Prof. DR. dr. Ratna Akbari Ganie, Sp.PK
Prof. dr. Burhanuddin Nasution, Sp.PK
dr. Ardjuna Burhan, Sp.PK (K)
dr. Riecke Loesnihari, Sp.PK
Prof. dr. Aznan Lelo, PhD, SpFK
dr. Zulkarnain Rangkuty, MSi
dr. Datten Bangun, MSc, SpFK
dr. Hasanul Arifin
dr. Tri Widyawati, MSi
dr. Yunita Sari Pane, Msi
Prof. dr. Harun AlRasyid, Sp.PD, Sp.GK
dr. Murniati Manik, sp.KK
dr. Dina Keumala Sari, MGK, Sp.GK
Prof. dr. Harun Rasyid Lubis, Sp.PD-KGH
dr. Abdurrahim Rasyid Lubis, Sp.PD-KGH
dr. Salli Roseffi Nasution, Sp.PD-KGH
dr. Zulhelmi Bustami, Sp.PD
Prof. Dr. Rusdidjas, Sp.A(K)
Prof. dr. Rafita Ramayani, Sp.A(K)
Dr. Oke Rina Ramayani, Sp.A
dr. Rosmayanti, Sp.A
dr. Syahmirsya Warli, Sp.U
dr. Bungaran Sihombing, Sp.U
dr. Asmah Yusuf, Sp.Rad
dr. Evo Elidar, Sp. Rad
dr. Richard Hutapea, Sp.KK
dr. Kristina Nadeak, Sp.KK
dr. H. Mistar Ritonga, Sp.F
dr. H. Guntur Bumi Nasution, Sp.F
dr. Isti Ilmiati Fujiati, MSc-CMFM
dr. Rina Amelia, MARS
Prof. Dr. dr. Rozaimah Zain-Hamid MS, Sp.FK
dr. Juliandi Harahap, MA
dr. Isti Ilmiati Fujiati, CM-FM
dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes
Buku Panduan Mahasiswa
19.
LIDA USU
30