Timbulan polutan akibat emisi gas buang dari alat-alat berat dihitung berdasarkan rumus
berikut (Noll, 1977).
Q.s
u.z
Keterangan:
C = konsentrasi ambien (g/m3)
Q = laju emisi per satuan luas (g/(s.m2))
s = panjang daerah tinjauan (m)
u = kecepatan angin (m/s)
z = tinggi pencampuran (m)
Contoh:
Laju emisi gas buang dari suatu truk=20 g/(s.m2)
Panjang lintasan truk yang diukur=1 km
Kecepatan angin=50 m/s
Tinggi pencampuran = 3 m
Sedangkan untuk menghitung laju emisi gas buang seperti CO2 dipergunakan rumus berikut :
Emisi CO2 =Ci x EFi
Dimana :
Emisi CO2
Ci
EFi
Faktor emisi ditentukan berdasarkan penelitian dan sangat spesifik untuk setiap bahan
atau produk. Oleh karena belum ada faktor emisi yang spesifik untuk Indonesia, maka
digunakan faktor emisi yang sudah ditentukan oleh IPCC, yaitu :
Produk
Bensin
Solar
Minyak Tanah
Batubara
LPG
Briket Batubara
Arang Kayu
Kayu Bakar
Satuan
Kg/TJ
Kg/TJ
Kg/TJ
Kg/TJ
Kg/TJ
Kg/TJ
Kg/TJ
Kg/TJ
Jenis Kendaraan
Beban
Penumpang pribadi
Penumpang umum
Bus besar pribadi
Bus besar umum
Bus kecil pribadi
Bus kecil umum
Truk besar
Truk kecil
Roda tiga
Roda dua
Premium (liter/hari)
11,85
9,90
24,74
------10,16
1,85
Solar (liter/hari)
17,45
11,96
28,68
34,68
84,29
17,77
45,52
61,54
20,74
---
Penurunan kualitas udara juga dapat berupa debu yang berasal dari material yang
diangkut serta dari gesekan antara ban kendaraan dengan jalan. Sebaran dampak debu yang
terbentuk diperkirakan melalui pendekatan berdasarkan hukum Stoke untuk pengendapan
partikel dalam fluida.
d p .( 1 )
2
vt
18
Keterangan:
vt
dp
Asumsi yang digunakan dalam perhitungan (Perrys Chemical Engineers Handbook, 1984):
Contoh:
Diketahui:
Densitas partikel partikel tanah liat, 1=1.009,26 kg/m3; densitas udara, = 1,29 kg/m3;
Viskositas udara, = 1,812 x 10-5 kg/m-det; dan percepatan gravitasi 10 m/det2.
Berapa kecepatan terminal partikel?
Jawab:
d p .( 1 )
2
Rumus: vt
18
Keterangan:
vt
dp
Maka:
Vt=[((30.10-3 m)2)(( 1.009,26 -1,29) kg/m3)( 10 m/det2)]/[18(1,812 x 10-5 kg/m.s)
=27813,74 m/s
P2 P2
P2
L p total 12 22 n2
P0
P0 P0
Keterangan :
Lp total
P1
P2
P0
and Wooten, 1980), dan dipakai dalam analisis kebisingan. Perubahan tingkat kebisingan akibat
perubahan jarak dihitung berdasarkan fenomena atenuasi geometris, yaitu :
Sumber titik (sumber diam) : LP2 LP1 20 log
r2
r1
r2
r1
Keterangan :
LP1
LP2
r1
r2
Hasil pengukuran kebisingan selanjutnya akan dibandingkan dengan baku mutu KEPMENLH
No. 48 Tahun 1996.
Contoh:
1. Seorang mahasiswa sedang mengukur tingkat kebisingan sebuah kereta api yang
sedang bergerak. Jarak mahasiswa dengan kereta api saat dilakukan pengukuran
tingkat kebisingan adalah 10 m dan terukur pada alat sound level meter adalah 80
dB. Berapa tingkat kebisingan suara kereta api jika diukur pada jarak 50 m dari
kereta api?
Jawab:
r1=10 m
------------LP1=80 dB
r2=50 m
------------ LP2=?
r2
r1
2. Seorang mahasiswa sedang mengukur tingkat kebisingan suara sebuah genset yang
diletakkan sejauh 15 m dari posisi mahasiswa berdiri. Didapat hasil pengukuran 75
Db. Berapakah tingkat kebisingan suara genset jika didengar pada jarak 60 m?
Jawab:
r1=15 m
------------LP1=75 dB
r2=60 m
------------ LP2=?
r2
r1