Anda di halaman 1dari 13

PRAKTIKUM PNEUMATIK

PLC (Programmable Logis Controller)

Kelompok 2 :
-

Luthfiana Nur Anisya


Arga Yuristiawan
Alifia Futri Nidi Ridha R.

6513040097
6513040101
6513040109

PROGRAM STUDI
TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Sistem otomasi mesin dikendalikan oleh relay

elektromagnet hingga akhir tahun 1970. Dengan semakin


berkembangnya teknologi, tugas-tugas pengendalian dibuat dalam
bentuk pengendali anter program yang dapat dilakukan salah satu
caranya antara lain menggunakan PLC (ProgrammableLogic
Controller). PLC (Programmable Logic Control) adalah sebuah alat
yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan relay yang
dijumpai pada sistem kontrol proses konvensional..PLC bekerja
dengan cara mengamati masukan (melalui sensor-sensor yang
terkait), kemudian melakukan proses dan melakukan tindakan
sesuai yang dibutuhkan, bisa berupa menghidupkan atau mematikan
keluarannya (logik, 0 atau 1, hidup atau mati). Program yang dibuat
umumnya dinamakan ladder diagram yang kemudian harus dijalankan
oleh PLC yang bersangkutan. Dengankata lain, PLC menentukan aksi
apa yang harus dilakukan pada instrumen keluaran berkaitan dengan
status suatu ukuran atau besaran yang diamati. Dengan PLC, sinyal
dari berbagai peralatan luar di-interface sehingga fleksibel
dalammewujudkan sistem kendali. Disamping itu, kemampuannya
dalam komunikasi jaringanmemungkinkan penerapan yang luas
dalam berbagai operasi pengendalian sistem.
Dalam system otomasi, PLC merupakan jantung sistem
kendali. Dengan program yang disimpan dalam memori PLC, dalam
eksekusinya, PLC dapat memonitor keadaan sistem melalui sinyal dari
peralatan input,kemudian didasarkan atas logika program

menentukan rangkaian aksi pengendalian peralatanoutput luar. PLC


juga dapat digunakan untuk mengendalikan tugas-tugas sederhana
yang berulang-ulang, atau di-interkoneksi dengan yang lain
menggunakan komputer melalui jaringan komunikasiuntuk
mengintegrasikan pengendalian proses yang kompleks.
Dalam era industri modern, sistem kontrol proses industri biasanya
merujuk pada otomatisasi sistem kontrol yang digunakan. Sistem kontrol industri
dimana peranan manusia masih amat dominan (misalnya dalam merespon besaranbesaran proses yang diukur oleh sistem kontrol tersebut dengan serangkaian langkah
berupa pengaturan panel dan saklar-saklar yang relevan) telah banyak digeser dan
digantikan oleh sistem kontrol otomatis.
1.2.

Tujuan Instruksional Umum


Dari latar belakang diatas maka dapat ditetapkan TIU sebagai berikut :
1. Mahasiswa mampu merancang system Programmable Logic Controler secara
sederhana

1.3.

Tujuan Instruksional Khusus


Dari latar belakang diatas maka dapat ditetapkan TIK sebagai berikut :
1. Mahasiswa mengetahui dan memahami komponen dasar Programmable Logic
Controler (PLC).
2. Mahasiswa memahami symbol standart setiap komponen Programmable Ligic
Controler (PLC).
3. Mahasiswa mampu

memahami

gambar

PLC

sederhana

dan

mampu

mengimplementasikan dalam bentuk rangkaian.


4. Mahasiswa merancang dan merakit system Programmable Logic Controler
sederhana.

BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian

Gambar 2.1 rangkaian PLC

Programmable Logic Controllers (PLC) adalah komputer elektronik yang


mudah digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai tipe
dan tingkat kesulitan yang beraneka ragam.
Definisi Programmable Logic Controller menurut Capiel (1982) adalah :
sistem elektronik yang beroperasi secara dijital dan didisain untuk pemakaian di
lingkungan industri, dimana sistem ini menggunakan memori yang dapat
diprogram

untuk

penyimpanan

secara

internal

instruksi-instruksi

yang

mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan, perwaktuan,


pencacahan dan operasi aritmatik untuk mengontrol mesin atau proses melalui
modul-modul I/O dijital maupun analog.

Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :


1. Programmable
Menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk menyimpan program
yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah fungsi atau kegunaannya.
2. Logic
Menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan logic
(ALU), yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan, mengalikan,
membagi, mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.
3. Controller
Menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses sehingga
menghasilkan output yang diinginkan.

Gambar 2.2 cara kerja controller


2.2 Fungsi dan Kegunaan PLC
Fungsi dan kegunaan PLC sangat luas. Dalam prakteknya PLC dapat dibagi
secara umum dan secara khusus.
2.2.1 Fungsi PLC secara umum
Secara umum fungsi PLC adalah sebagai berikut:
1. Sekuensial Control
PLC memproses input sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk
keperluan pemrosesan teknik secara berurutan (sekuensial), disini PLC menjaga
agar semua step atau langkah dalam proses sekuensial berlangsung dalam urutan
yang tepat.
2. Monitoring Plant

PLC secara terus menerus memonitor status suatu sistem (misalnya


temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan yang diperlukan
sehubungan dengan proses yang dikontrol (misalnya nilai sudah melebihi batas)
atau menampilkan pesan tersebut pada operator.

2.2.2 Fungsi PLC secara khusus


Fungsi PLC secara khusus adalah dapat memberikan input ke CNC
(Computerized Numerical Control). Beberapa PLC dapat memberikan input ke
CNC untuk kepentingan pemrosesan lebih lanjut. CNC bila dibandingkan dengan
PLC mempunyai ketelitian yang lebih tinggi dan lebih mahal harganya. CNC
biasanya dipakai untuk proses finishing, membentuk benda kerja, moulding dan
sebagainya.

2.3 Prinsip Kerja PLC


Prinsip kerja sebuah PLC adalah menerima sinyal masukan proses yang
dikendalikan lalu melakukan serangkaian instruksi logika terhadap sinyal masukan
tersebut sesuai dengan program yang tersimpan dalam memori lalu menghasilkan
sinyal keluaran untuk mengendalikan aktuator atau peralatan lainnya.
2.4 Perangkat Keras PLC serta Pendukungnya
Sebagaimana telah sedikit disinggung pada bab sebelumnya, Perangkat keras
PLC pada dasarnya tersusun dari empat komponen utama berikut: Prosesor, Power
supply, Memori dan Modul Input/Output. Secara fungsional interaksi antara ke-empat
komponen penyusun PLC ini dapat diilustrasikan pada gambar 2.3 berikut:

Gambar 2.3. Interaksi Komponen-komponen sistem PLC


Dalam hal ini prosesor akan mengontrol peralatan luar yang terkoneksi dengan
modul output berdasarkan kondisi perangkat input serta program ladder yang tersimpan
pada memori PLC tersebut.
2.5 Koneksi Peralatan dengan Modul Input/Output diskret pada PLC
Sistem input/output diskret pada dasarnya merupakan antarmuka yang
mengkoneksikan central processing unit (CPU) dengan peralatan input/output luar.
Lewat sensor-sensor yang terhubung dengan modul ini, PLC mengindra besaran-besaran
fisik (posisi,gerakan, level, arus, tegangan) yang terasosiasi dengan sebuah proses atau
mesin. Berdasarkan status dari input dan program yang tersimpan di memori PLC, CPU
mengontrol perangkat luar yang terhubung dengan modul output seperti diperlihatkan
kembali pada gambar 2.4 dibawah ini:

Gambar 2.4 sistem output/input PLC

Secara fisik rangkaian input/output dengan unit CPU tersebut terpisah secara
kelistrikan, hal ini untuk menjaga agar kerusakan pada peralatan input/output tidak

menyebabkan hubung singkat pada unit CPU. Isolasi rangkaian modul dari CPU ini
umumnya menggunakan rangkaian optocoupler.

2.6 Konsep Logika dan Perancangan Program PLC Dasar


Operasi kontrol sekuensial yang umum dijumpai di industri pada dasarnya hanya
tersusun dari fungsi-fungsi kombinasi logika sederhana berikut: AND, OR dan NOT.
Tergantung pada proses yang akan dikendalikan, kombinasi fungsi logika tersebut
bersama-sama dengan timer dan counter atau fungsi lainnya (kalau ada) akan
membentuk rangkaian logika kontrol yang diharapkan.
Sifat dari sistem kombinatorial ini adalah output sistem kontrol pada saat
tertentu hanya tergantung input sistem kontrol saat itu juga, sehingga analisis dan
perancangannya pun relatif lebih mudah. Sedangkan output sistem kontrol sekuensial
pada satu saat selain tergantung pada input saat itu, juga tergantung pada input-input
sebelumnya, sehingga analisis dan perancangannya pun relatif lebih sukar.
Representasi

diagram

ladder

PLC

untuk

sebuah

rangkaian

gerbang

kombinatorial tertentu akan selalu mengasumsikan peralatan atau sensor yang terhubung
dengan modul input PLC tersebut memiliki tipe atau jenis NO. Hal ini penting untuk
ditekankan disini, karena secara praktis peralatan atau sensor yang terhubung ini dapat
memiliki salah satu tipe berikut: NO atau NC.
2.7 Perancangan Diagram Ladder dengan Pendekatan digram Keadaan
Diagram Keadaan (State diagram) pada dasarnya adalah salah satu metoda untuk
menggambarkan proses operasi sebuah sistem. Sistem berbasis keadaan dapat
digambarkan dengan keadaan-keadaan sistem tersebut dan transisi diantaranya (transisi
ini terjadinya hanya sesaat). Gambar 2.5 dibawah ini memperlihatkan contoh diagram
state sederhana, dimana diagram tersebut memiliki dua buah keadaan yaitu State A dan
State B. Jika sistem tersebut berada dalam keadaan State A dan terjadi masukan A maka
sistem akan bertransisi menuju State B, dan sebaliknya jika sistem ada dalam state B
kemudian terjadi masukan B maka sistem akan menuju State A. Secara praktis

perancangan berbasis state ini juga umumnya membutuhkan masukan awal (inisial)
yang berfungsi untuk memicu sistem menuju salah satu state yang dikehendaki. Untuk
kasus sistem kontrol dengan PLC, sebagai masukan pemicu umumnya dipilih special bit
First Scanning (FS) sedangkan jika implementasinya menggunakan diagram ladder
elektromekanis, masukan pemicu dapat dipilih sebuah tombol atau masukan luar
lainnya.

Gambar 2.5 Contoh diagram State sederhana


Bentuk diagram state seperti terlihat pada gambar 2.5 diatas dapat saja
menggambarkan sebuah sistem kontrol lampu otomatis seperti terlihat pada gambar 2.6
dibawah ini:

Gambar 2.7 Diagram State kontrol lampu otomatis


Berdasarkan gambar 2.7 tersebut terlihat bahwa ketika sistem kontrol dihidupkan
(sistem on), maka sistem akan menuju state Lampu mati. Jika PB_ON ditekan atau
terdeteksi adanya gerakan, maka sistem akan bertransisi menuju State Lampu hidup.
Ketika sistem sekarang berada di State Lampu hidup dan waktu satu jam telah berlalu
(timer 1 jam) atau PB_OFF ditekan maka sistem sekarang akan menuju state Lampu
mati, dan seterusnya.
Rancanglah sistem kontrol konveyor seperti terlihat pada gambar 7.4 dibawah
ini sehingga operasinya adalah sebagai berikut: Pada saat PB start ditekan, konveyor
Box bergerak. Setelah terdeteksi kehadiran Box (Sensor SE B On), konveyor Box ini
berhenti dan konveyor apel bergerak. Sensor SE A akan menghitung sampai 12 apel

setelah itu konveyor apel berhenti dan konveyor Box berjalan lagi. Counter akan direset
dan operasi akan terus berulang sampai PB Stop ditekan.

Gambar 7.4. Sistem konveyor untuk pengepakan


Untuk

menyelesaikan

permasalahan

diatas

langkah

pertama

adalah

mengidentifikasi masukan dan keluaran sistem tersebut, dalam hal ini ada empat buah
masukan dan dua keluaran:
Input
PB Start : Push Button Untuk memulai proses (NO)
PB Stop : Push button untuk menghentikan operasi (NO)
SE A : Sensor kehadiran Apel (NO)
SE B : Sensor Kehadiran Box (NO)
Output
RMA : Relay penggerak motor konveyor Apel (NO)
RMB : Relay penggerak motor konveyor Box (NO)

BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Latihan 1 : Alat Pemindah Barang


Suatu alat pemindah barang berjalan secara otomatis dengan mekanisme sebagai berikut
: jika tombol start ditekan maka piston A maju kemudian disusul piston B maju kemudian
piston A mundur dan disusul piston B mundur.
Pertanyaan :
1. Buatlah step diagram secara lengkap
2. Buatlah rangkaian dan rakitlah
Jawaban :
Diagram Langkah Pneumatik Alat Pemindah Barang

A+/B+/A-/B+

Start

A+

a 1

b1

B+

a0

B-

Jawaban Latihan I

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa
1. PLC adalah suatu perangkat

elektronik

digital

yang

mampu

menyimpan memori dan menjalankan fungsinya sesuai fungsi


spesifik: aritmatika, logika, timing, sequen dan counting yang
mengatur operasional mesin industri baik yang di jalankan sendirisendiri (unlock) maupun yang berjalan bersamaan dan saling terkait
(interlock).
2. PLC adalah prodak dari perpaduan perangkat lunak (software) dan
perangkat keras (hardware) dimana keduanya sangat penting dan
wajib di adakan.
3. Tanpa software PLC tidak akan pernah 'running' begitu juga
sebaliknya.
4. Penggunaan PLC (Programmable Logic Control ) sangat efiktif dan efisien, sehingga
dapat dilakukan dan dikontrol langsung dengan secara cepat dan mudah. Setiap
nyala/mati motor dapat dikendalikan oleh software dengan menyeting timer yang ada
pada PLC.

Anda mungkin juga menyukai