Ventilasi Tambang
Ventilasi Tambang
VENTILASI TAMBANG
FF
A. PENDAHULUAN
Dalam teknologi penambangan bawah tanah ada dua masalah pokok yang
menjadi kendala pada saat pelaksanaan, yaitu :
Apakah jawaban dari kedua masalah diatas adalah ya?, Jika ya, maka
dapatlah dimulai membuat rancangan dari jaringan ventilasi dari tambang tersebut.
1. Fungsi Ventilasi Tambang
Ventilasi tambang berfungsi untuk :
a. Menyediakan dan mengalirkan udara segar kedalam tambang untuk
keperluan menyediakan udara segar (oksigen) bagi pernapasan para pekerja
dalam tambang dan juga bagi segala proses yang terjadi dalam tambang
yang memerlukan oksigen.
b. Melarutkan dan membawa keluar dari tambang segala pengotoran dari gasgas yang ada di dalam tambang hingga tercapai keadaan kandungan gas
dalam udara tambang yang memenuhi syarat bagi pernapasan.
c. Menyingkirkan debu yang berada dalam aliran ventilasi tambang bawah
tanah hingga ambang batas yang diperkenankan.
d. Mengatur panas dan kelembaban udara ventilasi tambang bawah tanah
sehingga dapat diperoleh suasana / lingkungan kerja yang nyaman.
2. Prinsip Ventilasi Tambang
Pada pengaturan aliran udara dalam ventilasi tambang bawah tanah,
berlaku hukum alam bahwa;
a. Udara akan mengalir dari kondisi bertemperatur rendah ke temperatur panas.
b. Udara akan lebih banyak mengalir melalui jalur-jalur ventilasi yang
memberikan tahanan yang lebih kecil dibandingkan dengan jalur bertahanan
yang lebih besar.
c. Hukum-hukum mekanika fluida akan selalu diikuti dalam perhitungan dalam
ventilasi tambang.
Diktat Ventilasi Tambang Hal. 1 - 59
Program S-1 T.Pertambangan FT - UNPAR
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
Persen
Volume (%)
Nitrogen (N2)
Oksigen (O2)
Karbondioksida (CO2)
Argon (Ar), dll
78,09
20,95
0.03
0,93
Persen Berat
(%)
75,53
23,14
0,046
1,284
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
Demikian pula perlu diingat bahwa udara dalam ventilasi tambang selalu
mengandung uap air dan tidak pernah ada udara yang benar-benar kering. Oleh
karena itu akan selalu ada istilah kelembaban udara.
B. PENGENDALIAN KUALITAS UDARA TAMBANG
1. Perhitungan Keperluan Udara Segar
Jenis kegiatan manusia dapat dibeda-bedakan atas :
Atas dasar jenis kegiatan kerja yang dilakukan ini akan diperlukan juga
udara segar yang berlainan jumlahnya. Dalam suatu pernafasan terjadi kegiatan
menghirup udara segar dan menghembuskan udara hasil pernafasan. Laju
pernafasan per menit didefinisikan sebagai banyaknya udara dihirup dan
dihembuskan per satuan waktu satu menit. Laju pernafasan ini akan berlainan
bagi setiap kegiatan manusia yang berbeda, makin keras kerja yang dilakukan
makin besar angka laju pernafasannya.
Perlu juga dalam hal ini didefinisikan arti angka bagi atau nisbah
pernafasan (respiratori quotient) yang didefiniskan sebagai nisbah antara jumlah
karbondioksida yang dihembuskan terhadap jumlah oksigen yang dihirup pada
suatu proses pernafasan. Pada manusia yang bekerja keras, angka bagi
pernafasan ini (respiratori quotient) sama dengan satu, yang berarti bahwa
jumlah CO2 yang dihembuskan sama dengan jumlah O2 yang dihirup pada
pernafasannya.Tabel 2 berikut memberikan gambaran mengenai keperluan
oksigen pada pernafasan pada tiga jenis kegiatan manusia secara umum.
Tabel 2.
Kebutuhan Udara Pernafasan (Hartman, 1982)
Kegiatan kerja
Laju
Pernafasan
Per menit
Oksigen ter
konsumsi cfm
-5
3
(10 m /detik)
Istirahat
Kerja Moderat
Kerja keras
12 18
30
40
300-800 (0,82-2,18)
2800-3600 (7,64-9,83)
6000 (16,4)
0,01 (0,47)
0,07 (3,3)
0,10 (4,7)
Angka bagi
pernafasan
( respiratori
quotient)
0,75
0,9
1,0
Ada dua cara perhitungan untuk menentukan jumlah udara yang diperlukan
perorang untuk pernafasan, yakni;
Pada pernafasan, jumlah oksigen akan berkurang sebanyak 0,1 cfm ; sehingga
akan dihasilkan persamaan untuk jumlah oksigen sebagai berikut;
0,21 Q - 0,1 = 0,195 Q
Diktat Ventilasi Tambang Hal. 3 - 59
Program S-1 T.Pertambangan FT - UNPAR
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
Dengan harga angka bagi pernafasan = 1,0 ; maka jumlah CO2 pada pernafasan
akan bertambah sebanyak 1,0 x 0,1 = 0,1 cfm.
Dengan demikian akan didapat persamaan :
0,0003 Q + 0,1 = 0,005 Q
(Kandungan CO2
dlm udara normal)
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
b. Gas-Gas Pengotor
Ada beberapa macam gas pengotor dalam udara tambang bawah
tanah. Gas-gas ini berasal baik dari proses-proses yang terjadi dalam
tambang maupun berasal dari batuan ataupun bahan galiannya.
Tabel 3
Pengaruh Kekurangan Oksigen
Kandungan O2
Di Udara
17 %
Pengaruh
-
15 %
13 %
9%
7%
6%
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
Gambar 1.
Pengaruh Racun Gas CO Sebagai Fungsi Waktu
4) Hidrogen Sulfida (H2S)
Gas ini sering disebut juga stinkdamp (gas busuk) karena
baunya seperti bau telur busuk. Gas ini tidak berwarna, merupkan gas
racun dan dapat meledak, merupakan hasil dekomposisi dari senyawa
belerang. Gas ini mempunyai berat jenis yang sedikit lebih berat dari
udara. Merupakan gas yang sangat beracun dengan ambang batas (TLVTWA) sebesar 10 ppm pada waktu selama 8 jam terdedah (exposed) dan
untuk waktu singkat (TLV-STEL) adalah 15 ppm. Walaupun gas H2S
mempunyai bau yang sangat jelas, namun kepekaan terhadap bau ini
akan dapat rusak akibat reaksi gas H2S terhadap syaraf penciuman.
Pada kandungan H2S = 0,01 % untuk selama waktu 15 menit, maka
kepekaan manusia akan bau ini sudah akan hilang.
5) Sulfur Dioksida (SO2)
Sulfur dioksida merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak bisa
terbakar. Merupakan gas racun yag terjadi apabila ada senyawa belerang
yang terbakar. Lebih berat dari pada udara, dan akan sangat membantu
pada mata, hidung dan tenggorokan. Harga ambang batas ditetapkan
pada keadaan gas = 2 ppm (TLV-TWA) atau pada waktu terdedah yang
singkat (TLV-STEL) = 5 ppm.
6) Nitrogen Oksida NOX)
Gas nitrogen oksida sebenarnya merupakan gas yang inert,
namun pada keadaan tekanan tertentu dapat teroksidasi dan dapat
menghasilkan gas yang sangat beracun. Terbentuknya dalam tambang
bawah tanah sebagai hasil peledakan dan gas buang dari motor bakar.
NO2 merupakan gas yang lebih sering terdapat dalam tambang dan
merupakan gas racun. Harga ambang batas ditetapkan 5 ppm, baik
untuk waktu terdedah singkat maupun untuk waktu 8 jam kerja. Oksida
notrogen yang merupakan gas racun ini akan bersenyawa dengan
kandungan air dalam udara membentuk asam nitrat, yang dapat merusak
paru-paru apabila terhirup oleh manusia.
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
Sim
Bol
Berat
Jenis
Udara
=1
Sifat fisik
Tdk berwarna
Bukan
tdk berbau,tdk racun tdk
ada rasa
berbahay
a
Tdk
Bukan
berwarna,
Racun
tdk
tapi
berbau,tdk
Menyesak
ada rasa
kan
Tdk
Sesak
berwarna,
nafas
tdk
berkering
berbau,rasa
at
agak asam
Tdk
Menyesak
berwarna,
kan nafas
tdk
dapat
berbau,tdk
meledak
ada rasa
Tdk
Racun
berwarna,
dapat
tdk
meledak
berbau,tdk
ada rasa
Tdk
Racun
berwarna,
dapat
Oksigen
O2
1,1056
Nitrgen
N2
0,9673
Methan
CH4 0,5545
Karbon
CO 0,9672
Monoksid
a
Pengaruh Sumber
Utama
Amban
g batas
TLUTWA
(%)
Amb Kisar
ang ledak
bata
s
TLUC
(%)
Udara normal
Udara normal
lapisan
Pernafasan,la
pisan,motor
bakar,peledak
an
0,5
Lapisan,
motor bakar,
peledakan
5
15
Nyala
0,005
api,peledakan
,motor bakar,
oksidasi
Lapisan air
tanah,pele
0,001
12.5
74
4
44
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
Sulfur
SO2 2,2636
Dioksida
H2
0,0695
Radon
RA
7,665
bau telur
busuk, rasa
asam
Tdk
berwarna,
bau
mangganggu
, rasa asam
Bau tajam,
warna coklat,
rasa pahit
Tdk
berwarna,
tdk
berbau,tdk
ada rasa
meledak
dakan
Racun
Pembakaran 0,0005
sulfida,motor
bakar
Racun
Peledakan,m
otor bakar
Dapat
meledak
Air pada
api,panas
bateray
Radio
aktif
lapisan
0,0
005
4
74
IWL
3) Absorpsi (Absorption)
a) Penggunaan reaksi kimia terhadap gas yang keluar dari mesin
b) Pelarutan dengan percikan air terhadap gas hasil peledakan
4) Isolasi (Isolation)
a) Memberi batas sekat terhadap daerah kerja yang terbakar
b) Penggunaan waktu-waktu peledakan pada saat pergantian gilir atau
waktu-waktu tertentu
5) Pelarutan
a) Pelarutan lokal dengan menggunakan ventilasi lokal
b) Pelarutan dengan aliran udara utama
Biasanya cara pelarutan akan memberikan hasil baik, tetapi sering
beberapa cara tersebut dilakukan bersama-sama.
Jumlah udara segar yang diperlukan untuk mengencerkan suatu
masukan gas sampai pada nilai MAC adalah:
Q = (Qg/ (MAC) B) Qg
Dimana ;
Qg
B
Contoh.:
Suatu masukan gas pengotor dengan laju 10 cfm memasuki suatu
ruang kerja. Apabila MAC = 10 % maka banyaknya udara segar yang
diperlukan adalah:
Q = (10 / (0,1-0)) - 10 = 100 10 = 90 cfm
d. Karakteristik Debu, Sumber dan Cara Penanganannya
1) Perilaku Dinamik Partikel Debu
Diktat Ventilasi Tambang Hal. 9 - 59
Program S-1 T.Pertambangan FT - UNPAR
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
2) Klasifikasi Debu
Klasifikasi debu pada dasarnya dapat dibedakan menurut tingkat
bahaya terhadap fisiologis dan kemampuledakannya. Berikut ini adalah
klasifikasi yang diurut menurut menurunnya tingkat bahaya.
a) Debu Fibrogenik (berbahaya terhadap pernafasan);
(1) Silika (kuarsa dan chert)
(2) Silikat (asbestos, talk mika dan silimanit)
(3) Metal fumes/ asap logam
(4) Bijih timah
(5) Bijih besi (beberapa)
(6) Karborondum
(7) Batubara (antrhracite dan bituminous)
b) Debu Karsinogenik
(1) Kelompok Radon
(2) Asbestos
(3) Arsenik
c) Debu Racun (racun terhadap organ tubuh dan jaringan/tissues)
(1) Bijih berilium
(2) Arsenik
(3) Timah hitam
(4) Uranium
(5) Radium
(6) Torium
(7) Kromium
(8) Vanadium
(9) Air raksa
(10) Kadmium
(11) Antimoni
(12) Selenium
Diktat Ventilasi Tambang Hal. 10 - 59
Program S-1 T.Pertambangan FT - UNPAR
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
(13)
(14)
(15)
(16)
Mangan
Tungsten
Nikel
Perak (khusus oksida dan karbonat)
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
= mg/m .
Faktor konsentrasi
merupakan faktor terpenting
kedua
setelah komposisi. Secara umum debu dapat membahayakan paru3
paru jika konsentrasinya lebih besar dari 0,5 mg/m .
Untuk debu-debu beracun radioaktif konsentrasi yang lebih
kecil pun dapat membahayakan.
c) Ukuran Partikel
Debu berukuran haslus (< 5 m) merupakan debu yang paling
berbahaya karena luas permukaannya besar, dengan demikian
aktivitas kimianya pun besar. Selain itu debu halus tergolong debu
yang dapat dihirup (respirable dust) karena mungkin tersuspensi di
udara.
d) Lamanya Waktu Terdedah (exposed time)
Penyakit akibat debu umumnya timbul setelah seseorang
bekerja di lingkungan yang berdebu untuk suatu jangka waktu yang
cukup lama. Waktu rata-rata perkembangan penyakit silicosis berkisar
antara 20 sampai 30 tahun.
Diktat Ventilasi Tambang Hal. 12 - 59
Program S-1 T.Pertambangan FT - UNPAR
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
e) Kemampuan Individual
Faktor kemampuan individu terhadap bahaya debu sampai
saat ini merupakan faktor yang belum dapat dikuantifikasi.
Dapat disimpulkan bahwa penyakit akibat debu atau
pneumoconiosis dipengaruhi oleh kombinasi dari kelima faktor diatas.
Hubungan antara kelima faktor di atas dapat dilihat pada gambar 2
berikut;
Gambar 2.
Hubungan Antara Konsentrasi Rata-Rata Debu Dan Lamanya Waktu
Berhubungan Terhadap Gejala Pneumoconiosis (Hartman,1982)
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
Gambar 3
Sistem Aliran Fluida
Perhatikan gambar 3, dimana;
Energi total 1 = energi total 2 + kehilangan energi
..
(1)
.. ..
(2)
Atau;
Energi masuk sistem = energi keluar sistem
Jadi didapat persamaan yang disebut persamaan Bernouli :
2
Dimana :
(P/w)
= energi statik /head statik
2
(V /2g)
= energi kecepatan /head kecepatan
Z
= energi potensial /head potensial
Hl
= energi kehilangan /head kehilangan
Setiap suku dalam persamaan diatas pada dasarnya adalah energi spesifik
dalam satuan ft. lb/lb atau ft. Karena ft adalah ukuran head fluida, maka suku-suku
tersebut dapat dinyatakan sebagai presure head atau head saja.
Sehingga persamaan (1) dapat ditulis menjadi :
Ht1 = Ht2 + Hl
(3)
(4)
Dimana ;
Hs
Hv
Hz
= head statik
= head kecepatan
= head potensial
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
Dimana :
P
W1
H
Dengan bobot isi air = 62,4 lb/ft , pengaruh berda tinggi untuk kolom 1 inci air
pada kondisi udara standar adalah :
3
Jadi untuk udara diatas permukaan air laut, suatu kenaikan elevasi sebesar
69,3 ft akan menaikkan head potensial Hz sebesar 1 in dan sebagai kompensasinya
head statik akan turun juga sebesar 1 in. Dalam praktek, konversi sebesar 70 ft
udara ekuivalen dengan 1 in air.
Jika head potensial (Hz) diperhitungkan dalam persamaan (4) maka head
statik dinyatakan dalam tekanan gauge. Oleh karena itu head statik diukur dari
datum tertentu.
Gambar 4 menunjukkan perhitungan energi aliran udara untuk susunan
saluran udara yang diletakkan secara mendatar dan tegak.
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
Gambar 4
Susunan Saluran Udara Mendatar dan Tegak
4+1+0 1+1+1+3
5 6
Perhitungan dengan tekanan gage salah karena tidak mempertimbangkan
perubahan datum yang terjadi karena perubahan elevasi.
Pada prakteknya penggunaan tekanan absolut dalam perhitungan ventilasi
membuat rumit. Oleh karena itu diterapkan konvensi penggunaan tekanan gage
sebagai basis perhitungan dengan cara menghilangkan
Hz dalam semua
perhitungan.
Dengan demikian persamaan energi yang disederhanakan menjadi :
Ht1 = Ht2 + HL
Hs1 + Hv1 = Hs2 + Hv2 + HL
..
(5)
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
(6)
Friction loss menggambarkan head loss pada aliran yang linear melalui
saluran dengan luas penampang yang tetap. Sedangkan shock loss adalah
kehilangan head yang dihasilkan dari perubahan aliran atau luas penampang
dari saluran, juga dapat terjadi pada inlet atau titik keluaran dari sistem,
belokan atau percabangan, dan halangan-halangan yang terdapat pada
saluran.
b. Mine Head
Untuk menentukan jumlah aliran udara yang harus disediakan untuk
mengatasi kehilangan head (head losses) dan menghasilkan aliran yang
diinginkan, diperlukan penjumlahan dari semua kehilangan energi aliran.
Pada suatu sistem ventilasi tambang dengan satu mesin angin dan
satu saluran keluar, komulatif pemakaian energi disebut mine head, yaitu
perbedaan tekanan yang harus ditimbulkan untuk menyediakan sejumlah
tertentu udara ke dalam tambang.
1) Mine statik head (mine Hs)
Merupakan energi yang dipakai dalam sistem ventilasi untuk
mengatasi seluruh kehilangan head aliran. Hal ini sudah termasuk semua
kehilangan dalam head loss yang terjadi antara titik masuk dan keluaran
sistem dan diberikan dalam bentuk persamaan:
Mine Hs = HL = (Hf + Hx)
2) Mine velocity head (mine Hv)
Dinyatakan sebagai velocity head pada titik keluaran sistem.
Velocity head akan berubah dengan adanya luas penampang dan
jumlah saluran dan hanya merupakan fungsi dari bobot iisi udara dan
kecepatan aliran udara. Jadi bukan merupakan suatu head loss komulatif,
namun untuk suatu sistem merupakan kehilangan, karena energi kinetik
dari udara dilepaskan ke atmosfer.
3) Mine total head (mine HT)
Merupakan jumlah keseluruhan kehilangan energi dalam sistem
ventilasi. Secara matematis, merupakan jumlah dari mine statik (Hs) dan
velocity head (Hv), yaitu :
Mine HT = mine Hs + mine Hv
3. Gradien Tekanan (Gradien Hidrolik)
Penampilan berbagai komponen head dari persamaan umum energi
secara grafis dapat menjelaskan gradien tekanan. Gambar 5 menunjukkan
gradien tekanan untuk suatu sistem aliran udara sederhana. Tampak dari
gambar tersebut bahwa ada 3 gradien yang jelas, yaitu : elevasi, statik + elevasi
Diktat Ventilasi Tambang Hal. 17 - 59
Program S-1 T.Pertambangan FT - UNPAR
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
(termasuk tekanan atmosfer) dan head total. Dalam ventilasi tambang, hanya
gradien tekanan statik dan total yang di plot. Efek elevasi dapat diabaikan dan
datum yang digunakan paralel dengan garis tekanan barometrik.
Pengaliran udara melalui sistem tekan (boeling) dilakukan dengan
meletakkan sumber penekan udara di lubang masuk dan menaikkan tekanan
udara tambang hingga diatas tekanan atmosfer (lihat gambar 6). Pada gambar 6
tampak bahwa perubahan tekanan ditunjukkan oleh head kecepatan (Hv), head
gesek (Hf), subskrip a, b, c, menggambarkan posisi saluran, sedangkan subskrip
d, e, dan f masing-masing mewakili kondisi shock losses akibat pengembangan,
penyempitan, dan pengeluaran. Perlu diperhatikan bahwa pada sistem ini semua
head positif kecuali pada bagian masuk.
Gambar 5
Gradien Tekanan Untuk Sistem Aliran Udara Sederhana
Gambar 6
Gradien Tekanan Pada Sistem Ventilasi Tekan
Untuk menggambarkan sistem gradien tekanan perlu memperhatikan
beberapa hal berikut :
Head tekanan total selalu nol pada bagian masuk sistem, tetapi positif dan
sama dengan head kecepatan di bagian keluar.
Head keamanan statik selalu negatif dan sama dengan head kecepatan
pada bagian masuk tetapi nol pada bagian keluar.
Head total pada setiap titik digambarkan dahulu, dan head statik berikutnya
yang sama dengan pengurangan head total terhadap head kecepatan.
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
Bila sumber tekanan aliran udara ditempatkan pada bagian keluar disebut
sistem ventilasi exhaust. Penggambarannya dilakukan sama dengan sistem
tekan, kecuali bahwa bagian masuk dianggap sebagai titik mula (lihat gambar 7).
Pada sistem booster, sumber pembuat tekanan (fan) diletakkan antara
bagian masuk dan bagian keluar. Umumnya fan akan menerima udara di bawah
tekanan atmosfer dan mengeluarkan di atas tekanan atmosfer (lihat gambar 8).
Gambar 7
Gradien Tekanan Sistem Ventilasi Exhaust
Gambar 8
Gradien Tekanan Pada Sistem Booster
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
aliran adalah bilangan Reynold (NRe). Bilangan Reynold untuk aliran laminer
adalah 2000 dan untuk turbulent di atas 4000.
NRe = ( D V )/( ) = ( D V ) / ()
(7)
Dimana:
2 4
3
= rapat massa fluida (lb.det /ft atau kg/m )
2
3
= viskositas kinematik (ft /detik atau m /detik)
2
= viskositas absolut (= ; lb detik/ft atau a.detik)
D = diameter saluran fluida (ft atau m)
V = kecepatan aliran fluida (ft/detik)
-4
Gambar 9
Distribusi Kecepatan Aliran Di Dalam Lubang Bulat
Kecepatan maksimum terjadi pada pusat lubang, tetapi bilangan
Reynoldnya berbeda-beda. Yang paling penting untuk ventilasi adalah
kecepatan rata-rata, karena itu pengukuran kecepatan pada garis sumbu saja
tidak cukup. Karena bilangan Reynold di dalam suatu sistem ventilasi tambang
Diktat Ventilasi Tambang Hal. 20 - 59
Program S-1 T.Pertambangan FT - UNPAR
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
biasanya lebih besar dari pada 10.000, kecepatan rata-rata seringnya dapat
dinyatakan sebagai berikut :
V = 0.8 Vmax.
5. Perhitungan Head Loss
Head loss terjadi karena adanya aliran udara akibat kecepatan (Hv),
gesekan (Hf) dan tikungan saluran atau perubahan ukuran saluran (Hx).
Jadi dalam suatu sistem ventilasi distribusi head loss dapat disederhanakan
sebagai berikut :
Hs
= HL
= (Hf + Hx)
Hv
= Hv pada keluaran
Dan
Ht = Hs + Hv
a. Velocity head
Walaupun bukan merupakan suatu head loss, secara teknis dapat
dianggap suatu kehilangan. Velocity head merupakan fungsi dari kecepatan
aliran udara, yakni:
2
Hv = (V )/(2g)
(8)
Dimana:
Hv
= velocity head
V
= kecepatam aliran (fps)
2
G
= percepatan gravitasi (ft/dt )
Dari persamaan diatas, diperoleh turunan berikut :
2
Hv = ((V)/(4.000))
Persamaan terakhir menyatakan bahwa kecepatan aliran sebesar 400
fpm ekuivalen dengan head kecepatan sebesar 1 inchi. Untuk
mempermudah perhitungan konversi dari kecepatan dan head kecepatan
dapat menggunakan nomogram yang ditunjukkan pada gambar 10
b. Friction Loss
Besarnya head loss akibat gesekan dalam aliran udara melalui lubang
bukaan di tambang bawah tanah sekitar 70 % hingga 90 % dari total
kehilangan (head loss). Friction loss merupakan fungsi dari kecepatan aliran
udara, kekasaran muka lubang bukaan, konfigurasi yang ada di dalam
lubang bukaan, karakteristik lubang bukaan dan dimensi lubang bukaan.
Persamaan mekanika fluida untuk friction loss pada saluran
berbentuk lingkaran adalah:
2
HL = f (L/D)(V /2g)
Dimana:
L
D
(9)
= panjang saluran
= diameter saluran (ft)
Diktat Ventilasi Tambang Hal. 21 - 59
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
V
F
= kecepatan (fpm)
= koefisien gesekan
Hf = (KPLQ ) / (5,2 A )
Dimana :
Hf
= friction loss (inch water)
V
= kecepatan aliran
2 4
K
= faktor gesekan untuk densitas udara standar (lb.men /ft )
2
A
= luas penampang saluran (ft )
2
S
= rubbing surface (ft ) = PL
P
= keliling saluran (ft)
L
= panjang saluran (ft)
Q
= debit udara (cfm)
Faktor gesek K didalam sistem ventilasi tambang berhubungan
dengan koefisien gesek dalam aliran umum fluida. Untuk bobot isi udara
standard:
-10
K (800)(10)
Tabel 5
Diktat Ventilasi Tambang Hal. 22 - 59
Program S-1 T.Pertambangan FT - UNPAR
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
Faktor Gesek K untuk Lubang Bukaan Tambang Bawah Tanak Bukan Batubara
c. Shock Loss
Shock loss terjadi sebagai akibat dari adanya perubahan arah aliran
dalam saluran atau luas penampang saluran udara dan merupakan
tambahan terhadap friction losses. Walaupun besarnya hanya sekitar 10 % 30 % dari head loss total di dalam ventilasi tambang, tetapi tetap harus
diperhatikan.
Berdasarkan sumber yang menimbulkan shock loss, pada dasarnya
berkurangnya tekanan sebanding dengan kuadrat kecepatan atau
berbanding lurus dengan velocity head.
Perhitungan shock loss dapat dilakukan secara langsung sebagai berikut :
Perhitungan shock loss, Hx dalam inci air dapat dihitung dari velocity head,
yakni
Hx = X Hv
Dimana;
Hx = shock loss
X = faktor shock loss
Formula untuk menentukan faktor shock loss ter lihat pada tabel 6.
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
Tabel 6
Panjang Ekuivalen Untuk Berbagai Sumber Shock Loss (ft)
Sumber
Bend, acute, round
Bend, acute, sharp
Bend, right, round
Bend, right, sharp
Bend, obtuse, round
Bend, obtuse, sharp
Doorway
Overcast
Inlet
Discharge
Contraction, gradual
Contraction, abrupt
Expansion, gradual
Expansion, abrupt
Splitting, straight branch
o
Splitting, straight branch (90 )
Junction, straight branch
o
Junction, deflected branch (90 )
Mine car or skip (20 % of airway area)
Mine car or skip (40 % of airway area)
Feet
3
150
1
70
1
15
70
65
20
65
1
10
1
20
30
200
60
30
100
500
Le
Meter
1
45
1
20
1
5
20
20
6
20
1
3
1
6
10
60
20
10
30
150
Atkinson
bahwa
head
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
2
HT
~
Q
Oleh karenanya persamaan head loss untuk ventilasi tambang ditulis
sebagai berikut :
2
H
~
Q
Dalam upaya menanggulangi masalah ventilasi perlu diketahui
karakteristik ventilasi tambang dengan cara membuat grafik antara head dan
kuantitas aliran udara dari suatu sistem. Yang dimaksud dengan sistem disini
adalah sebagian dari tambang atau keseluruhan tambang jika digunakan
hanya 1 fan. Grafik ini disebut kurva karakteristik tambang.
Dalam pembuatan kurva, kuantitas diasumsikan dahulu, kemudian
head ditentukan dengan persamaan :
2
Hukum Kirchoff
Ada dua dasar aturan dalam mempelajari sistem aliran listrik, yang dapat
digunakan pada sistem jaringan ventilasi.
Hukum Kirchoff 1
Bila ada aliran-aliran udara yang masuk melalui sutau titik atau
disebut juga Junction dan keluar lagi ke percabangan, maka udara
keluar harus sama dengan udara masuk (lihat gambar 10)
Q1 + Q2 = Q3 + Q4 = 0
Bila aliran udara keluar persimpangan dinyatakan positif dan
yang masuk dinyatakan negatif, maka;
Q1 + Q2 - Q3 - Q4 = 0
Atau ;
Q = 0
Q1
Q2
Q3
Q4
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
Gambar 10
Aplikasi Hukum Kirchoff 1
Hukum Kirchoff 2
Penjumlahan kehilangan tekanan pada jalur tertutup sama dengan
nol;
HL = 0
Menurut gambar 4-12 jelas bahwa head loss jaringannya menjadi;
HL = Hla + HLb + HLc - HLd = 0
Hla , HLb dan HLc adalah positif karena aliran udara Q1 bergerak
melalui a, b, dan c dengan arah yang sama, sedangkan HLd adalah
negatif karena udara Q2 mengalir dengan arah berlawanan terhadap
aliran lainnya.
Gambar 11
Aplikasi Hukum Kirchoff 2
Menurut Atkinson, persamaan tersebut di atas dapat dibentuk menjadi ;
HL = RaQ1Q1 + RbQ1Q1 + RcQ1Q1 Rd Q2Q2 = 0
c. Jaringan Seri
Dalam sistem ventilasi ada dua kemungkinan jaringan Seri dan Paralel (lihat
gambar 12)
Gambar 12
Rangkaian Jaringan Ventilasi Seri
Diktat Ventilasi Tambang Hal. 26 - 59
Program S-1 T.Pertambangan FT - UNPAR
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
Gambar 13
Saluran Aliran Udara : a) Hubungan Seri; b) Saluran Ekuivalen
Jumlah aliran udara yang mengalir melalui masing-masing saluran adalah
sama:
Q = Q 1 = Q2 = Q3
Dan;
HL1 + HL2 + HL3 - Hm = 0
Atau ;
HL = (R1 + R2 + R3 + .. ) Q = Req.Q .
Req. = HL / Q .
d. Jaringan Paralel
Bila jaringan ventilasi dihubungkan secara paralel, maka aliran udara
dibagi menurut jumlah cabang paralel, yang besarnya masing-masing tergantung
kepada tahanan salurannya. Di dalam ventilasi tambang, percabangan paralel ini
disebut sebagai splitting sedangkan cabangnya sendiri disebut split. Kalau
jumlah aliran udara dibagi ke percabangan paralel menurut karakteristik
alamiahnya tanpa peraturan, hal ini disebut natural splitting
Sedangkan splitting terkendali berlaku bila pembagian jumlah aliran udara
diatur dengan memasang beberapa penyekat (regulator) di dalam saluran udara
yang dikehendaki.
Menurut hukum Kirchoff 1;
Diktat Ventilasi Tambang Hal. 27 - 59
Program S-1 T.Pertambangan FT - UNPAR
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
Q = Q1 + Q2 + Q3 +
Maka bila aliran udara didalurkan kepercabangannya paralel maka jumlah
total aliran udara merupakan penjumlahan jumlah aliran udara setiap saluran.
Demikian juga halnya dengan head loss.
Menurut hukum Kirchoff 2 ;
HL = HL1 = HL2 = HL3 =
Tahanan ekuivalen saluran hubungan paralel ditunjukkan pada gambar
16. Pada gambar ini tampak bahwa aliran udara Q dibagi menjadi Q1, Q2, dan
Q3 yang masing-masing melalui tahanan saluran R1, R2, dan R3. Bila tahanan
saluran masing-masing dinyatakan dalam satu nilai atau didapat tahanan
ekuivalen yang perhitungannya sesuai dengan cara yang dilakukan pada
masalah listrik, maka persamaan Atkinson untuk Junction A adalah;
Q = HL/R1 + HL/R2 + HL/R3
Atau;
Gambar 14
Saluran Aliran Udara Paralel dan Saluran Ekuivalen
e. Analisis Jaringan Kompleks
Suatu jaringan disebut komleks jika sirkuit-sirkuit paralel saling tumpang
tindih dan terkait. Pemisahan sirkuit-sirkuit tersebut tidak dapat dilakukan atau
dengan kata lain jaringan tersebut tidak dapat disederhanakan menjadi saluran
ekuivalen.
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
f.
Gambar 15
Penyelesaian Grafis Jaringan Ventilasi Sederhana
Pencabangan Terkendali
Jika saluran udara diatur secara paralel dan jumlah udara yang mengalir
ke setiap cabangnya ditentukan, maka diterapkan percabangan terkendali
(controlled splitting). Pengendalian tersebut umumya dilakukan dengan cara
membuat tahanan buatan pada salah satu cabang. Cabang yang tidak diberi
tahanan buatan disebut free split. Tahanan buatan merupakan shock loss yang
timbul oleh alat yang disebut regulator.
Dengan cara ini jumlah aliran udara ke permuka kerja atau tempat-tempat
lainnya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Namun dengan cara ini head
total serta kebutuhan daya secara keseluruhanakan meningkat dan selanjutnya
akan meningkatkan biaya.
1) Penentuan Ukuran Regulator
Untuk menentukan ukuran regulator pertama-tama harus ditentukan
besarnya shock loss yang harus ditimbulkan, hal ini ditentukan dengan
menghitung head loss untuk setiap cabang. Cabang dengan head loss
tertinggi adalah free split. Menurut hukum Kirchoff 2, pada saluran udara
paralel head loss sama. Dengan demikian besarnya shock loss pada setiap
cabang sama dengan selisih antara head loss pada free split dengan head
loss cabang yang bersangkutan.
Saluran
Udara
1
2
3
4
10
Q (cfm)
R x 10
20.000
15.000
35.000
30.000
23,50
1,35
3,12
3,55
HL (in)
Mx (in)
0,940
0,030
0,382
0,320
Fre split
0,940-0,030 = 0,910
0,940-0,382 = 0,559
0,940-0,320 = 0,620
Penentuan ukuran regulator diturunkan dari rumus shock loss teoritis untuk
suatu saluran bulat dan simetris.
2
X = (((1/Cc) N)/N)
Dimana X = faktor shock loss, N = nisbah luas regulator/ luas lubang bukaan
dan Cc = koefisien kontraksi.
Cc = 1 / ( X + (2x+Z))
Diktat Ventilasi Tambang Hal. 29 - 59
Program S-1 T.Pertambangan FT - UNPAR
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
0.1
0.2
0.3
0.63
0.64 0.65
217.9 46.38 17.03
7
0.4
0.67
7.61
0.5
0.69
3.67
0.6
0.71
1.78
0.7
0.75
0.81
0.8
0.81
0.30
0.9
0.88
0.07
1.0
1.0
0
Tabel 7
Faktor Konstraksi
Edge
Formed
Rounded
Smooth
Square
Sharp
1.05
1.50
2.00
2.50
3.80
Tabel 8
Koefisien Saluran Masuk
Edge
Formed
Round
Square
Z
1.05
1.50
2.50
Cc
0.975
0.785
0.630
X
0.0006
0.05
0.34
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
Gambar 16
Hubungan antara Efisiensi Kerja dan Temperatur Efektif
Tubuh manusia bereaksi terhadap panas dan selalau mencoba untuk
o
mempertahankan suhunya sekitar 37 C dengan cara mengeluarkan panas melalui
cara konveksi, radiasi dan evaporasi. Namun demikian tubuh manusia akan
menerima panas kembali begitu produksi metabolismenya naik, atau menyerap
panas dari lingkungannya, dan bisa juga kombinasi kedua faktor tersebut. Sistem
syaraf sentral akan selalu bereaksi untuk menjalankan mekanisme pendinginan
secara alamiah.
Akan tetapi, bila syaraf sentral tidak dapat bekerja karena satu sebab dan
lainnya, maka hal ini hal ini akan dapat menyebabkan sakit dan kematian (lihat
gambar 17 berikut);
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
Gambar 17
Reaksi Fisiologis Terhadap Panas
Bila seseorang istirahat di dalam ruangan dengan kondisi udara jenuh, maka
o
batas kemampuannya untuk beradaptasi hanya akan mencapai temperatur 90 F
o
(32 C). namun bila ruangan tersebut dialiri udara dengan kecepatam 200 fpm maka
o
o
batas temperaturnya dapat naik hingga 95 F (35 C). Sedangkan temperatur normal
o
untuk seseorang dapat bekerja dengan nyaman adalah 26 27 C.
Perbedaan antara temperatur cembung kering dan cembung basah
menyatakan faktor kenyamanan di dalam udara lembab. Agar seseorang dapat
bekerja dengan nyaman di lingkungan udara dengan kelembaban relatif 80 %
o
o
diperlukan perbedaan td-tw sebesar 5 F (2,8 C).
Kecepatan aliran udara merupakan faktor utama dalam mengatur
kenyamanan lingkungan kerja. Kecepatan aliran udara sebesar 150 500 fpm ( 0,8
2,5 m/detik) dapat memperbaiki tingkat kenyamanan ruang kerja yang panas dan
lembab. Dalam menduga temperatur efektif dari suatu kondisi td-tw serta kecepatan
aliran udara tertentu dapat menggunakan grafik yang ditunjukkan pada gambar 18
berikut:
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
Gambar 18
Grafik Temperatur Efektif
1. Kompresi Adiabatik
Bila kolom udara menurun di dalam suatu vertikal shaft, tekanannya akan
menaik sesuai dengan beratnya. Hal ini akan menyebabkan temperatur udara
menaik dan prosesnya dianggap adibiatik bila kandungan uap air tetap, aliran
udara tidak akan mengalami gesekan, dan tidak ada perpindahan panas antara
udara dengan lingkungannya (batuan). Sudah barang tentu hal ini tidak pernah
terjadi di alam. Kenaikan panas akibat autocompression sangat besar, sebagai
contoh suatu tambang emas di Afrika Selatan yang bekerja pada kedalaman
8.000 ft (2438,8 m) menimbulkan autokompresi sebesar 1 juta Btu/menit
(17.550 kw) atau memerlukan refrigerasi sebanyak 5.000 ton/hari. Secara
3
teoritik, bila udara standard sebanyak 100.000 cfm (47,19 m /det) dimasukkan
kedalam tambang bawah tanah sedalam 1.000 feet (304,8 m), maka banyaknya
refrigerasi yang dibutuhkan adalah:
3
ft
lb 1.285 Btu
100.000 ------ X 0,075 --- X ------------- X 1.000 ft
3
menit
ft lb/1.000 ft
9.637 Btu/menit = 48,2 ton refrigerasi/hari (169,5 kw)
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
Q
A
K
dt
dL
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
Karena aliran panas dari dinding merupakan satu-satunya sumber panas yang
masuk ke tambang, maka penentuan laju pengeluaran panasnya secara vertikal
& horizontal tidak dapat ditentukan secara teliti. Dalam penentuan temperatur
batuan biasanya batas kedalaman minimum 50 feet dianggap sebagai awal
perhitungannya.Tabel 9 berikut memberikan gambaran temperatur maksimum
batuan induk pada berbagai tambang dalam.
Tabel 9
Temperatur Maksimum Batuan Induk
Kedalaman
(ft)
11000
10000
8000
3530
4000
4100
4000-6000
4000-6000
3000-4000
7000-10000
2000-5000
6000
4000
2000-10000
4000
4500
5200
4000
3700
Tambang
Kolar Gold Field India
South Africa
Morro velho, Brazil
Nort Broken Hill,Australia
Great Britain
Bralorne.B.C. Canada
Kirkland Lake, Ont.
Falconebridge Mine, Ont
Lockerby Mine, Ont.
Levark Borehild (Inco),Ont
Garson Mine, Ont.
Lake Shore Mine, Ont.
Holinger Mine, Ont.
Creighton Mine, Ont.
Superior, Arizona
San Manuel, Arizona
Butte, Montana
Ambrosia Lake, NM
Brunswick Ni.12 New.
Brunswick, CA
Belle Isle Salt Mine,LA
1400
(m)
3353
3048
2438
1076
1219
1250
1219-1829
1219-1829
914-1219
2134-3048
610-1524
1829
1219
610-3048
1219
1372
1585
1219
1128
427
Temperatur
o
o
( F)
( C)
152
66.7
125-130
51.7-54.4
130
54.4
112
44.4
114
45.6
112.5
50.3
66-81
18.9-27.2
70-84
21.1-28.9
67-96
19.4-35.6
99-128
37.2-53.3
54-78
12.1-25.6
73
22.8
58
14.4
60-138
15.6-58.9
140
60.0
118
47.8
145-150
60.8-65.6
140
60.0
73
22.8
88
31.1
Bahan Peledak
Btu/lb
Nitroglycerin
60 % Straight Dynamite
2555
1781
Q
(kJ/kg)
5943
4143
Q
(kal/gram)
1420
990
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
40 % Straight Dynamite
100 % Straight Gelatin
75 % Straight Gelatin
40 % Straight Gelatin
75 % Amonia Gelatin
40 % Amonia Gelatin
Semi Gelatin
AN-I-o 94.5/5.5
AN-FO 94.3/5.7
AN-AL-Water
1673
5219
2069
1475
1781
1439
1691
1601
1668
1979-2159
3891
5859
4812
3431
4142
3347
3933
3724
3880
4603-5022
930
1400
1150
820
990
800
940
890
927
1100-1200
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
Pada tambang batu bara kelas A, exhaust air dari lokasi penambangan
batu bara sistem lorong panjang (long wall) atau gob tidak boleh
dilakukan ke lokasi penambangan lain. (Kecuali ada alasan khusus dan
mendapat izin dari kepala bagian pengawasan keselamatan tambang,
maka hal tersebut diperbolehkan).
Gambar 19
Pembagian Aliran Ventilasi
Hal penting yang berikutnya adalah bagaimana strukturnya harus dapat
mencegah kebocoran angin untuk meningkatkan jumlah angin efektif.
Masalah ini bukan saja untuk maksud menyingkirkan gas di lokasi kerja yang
merupakan tujuan utama, tetapi dilihat dari segi pencegahan swabakar dan
ekonomi daya ventilasi juga penting. Untuk mencapai tujuan tersebut,
Diktat Ventilasi Tambang Hal. 39 - 59
Program S-1 T.Pertambangan FT - UNPAR
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
Pada suatu pit yang mempunyai 2 buah mulut pit yang ketinggiannya
berbeda seperti gambar di bawah, dimana pada musim panas temperatur di
dalam pit lebih rendah dari pada temperatur luar, maka udara di dalam pit
menjadi lebih berat dari pada udara di luar pit yang sama-sama mempunyai
tinggi L, sehingga mulut pit bawah menjadi outtake/exhaust. Pada musim
dingin terjadi kebalikannya.
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
Gambar 20
Kondisi Ventilasi Alami
Dalam kasus ni, daya ventilasi dapat dinyatakan dengan rumus berikut:
h=
4,17
L(t ta )
1.000
dimana:
h = tekanan ventilasi (mmaq)
L = perbedaan tinggi (m)
o
t = temperatur exhaust air ( C)
o
ta = temperatur udara luar ( C)
Contoh soal : Berapakah tekanan ventilasi alami, apabila perbedaan
tinggi mulut intake dan outtake (L) 200 m, temperatur di
o
o
luar pit ( ta ) 10 C dan temperatur di dalam pit (t) 25 C ?
Jawaban :
H=
4,17
x 200 x (25o 10o ) 12,5, yakni menjadi 12,5 mmaq
1.000
Gambar 21
Ventilasi alami pada vertical shaft
Diktat Ventilasi Tambang Hal. 41 - 59
Program S-1 T.Pertambangan FT - UNPAR
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
L1
T1
L2 ..
t2 ..
H=
4,17
L L x (t ta ) L (t t )
2
1 2 1
1.000 2 1
Seandainya kedua vertical shaft berada pada level yang sama, maka L1L2 menjadi 0, sehingga rumus ini menjadi
4,17
L (t t )
1.000 1 2 1
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
di depan maka saat ini ventilasi di tambang batu bara menggunakan metode
ini.
4. Teori Ventilasi
a. Tahanan Ventilasi
Pada waktu air lewat di dalam pipa besi, akan mengalami tahanan
karena jumlah aliran air, kecepatan, ukuran pipa besi dan sifat permukaan
dalam pipa besi. Sama seperti kasus air tersebut, aliran udara yang melewati
terowongan juga akan menerima tahanan yang berbeda menurut jumlah
aliran udara, kecepatan, ukuran terowongan, panjang terowongan, belokan
dan bentuk keliling terowongan. Namun, karena sifat cairan dan gas sangat
berbeda, sifat tahanan yang diterima juga akan berbeda.
Untuk melakukan ventilasi, harus diberikan daya ventilasi yang dapat
mengatasi tahanan ini. Tahanan ini disebut tahanan ventilasi, yang mana
akan mengalami perubahan karena kecepatan, jumlah aliran udara dan
keadaan pit, seperti berikut ini:
Seperti dapat dilihat pada rumus di depan, untuk terowongan yang sama,
tahanan ventilasi sebanding dengan kuadrat kecepatan aliran udara. Artinya,
kalau kecepatan menjadi 2 kali, tahanan menjadi 2 x 2 = 4 kali, dan saat
kecepatan menjadi 3 kali, tahanan menjadi 9 kali. Untuk terowongan yang
sama jumlah aliran udara sebanding dengan kecepatan udara, sehingga
untuk jumlah aliran udara juga dapat dikatakan hal yang sama. Misalnya,
3
pada suatu terowongan yang tiap menitnya dilewati 2.000 m udara, apabila
3
jumlah aliran udaranya langsung dijadikan 4.000 m , maka tahanan yang
diterima menjadi 4 kali lipat.
Tahanan ventilasi sebanding dengan panjang airway
Tahanan ventilasi berbanding terbalik dengan luas penampang terowongan
dan berbanding lurus dengan panjang keliling penampang terowongan. Jadi,
apabila luas penampang terowongannya tertentu, maka makin pendek
panjang keliling, makin kecil tahanannya. Dengan demikian, bentuk lingkaran
atau yang mendekatinya merupakan bentuk airway yang ideal.
Tahanan ventilasi tergantung dari bentuk permukaan dinding dalam
terowongan. Biasanya tahanan tersebut yang dinyatakan secara kuantitatif
disebut koefisien gesek terowongan.
1) Koefisien Gesek
Koefisien gesek berbeda menurut metode penyanggaan terowongan.
Tabel berikut adalah koefisien gesek untuk tiap jenis terowongan.
Tabel 11
Koefisien Gesek Tiap Jenis Terowongan
Jenis terowongan
Tipe busur
Terowongan
telanjang
Penyangga kayu
Permuka kerja
Seluruh Pit
Besar
0,00072
Kecil
0,00030
0,00130
0,00037
0,00237
0,00087
0,00424
0,00154
Rata-Rata
0,00055
0,00069
0,00140
0,00081
0,00207
0,00166
0,00414
0,00264
0,00222
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
Vertical shaft
0,00240
0,00020
0,00130
2) Tahanan Belokan
Tahanan ventilasi meningkat drastis dibelokan terowongan, ditempat
yang menyempit, serta pada tempat terjadinya tabrakan aliran udara.
Tahanan yang timbul dibelokan disebabkan oleh kerugian energi akibat
aliran udara yang berlebih. Mengenai hal ini, Petit dari Perancis telah
mengukur tahanan belokan dengan saluran kayu berbentu persegi panjang,
dimana tahanan tersebut dinyatakan dalam panjang saluran kayu yang lurus
dengan penampang yang sama. Hasilnya adalah seperti pada gambar
kanan. Artinya, belokan tegak lurus akan menimbulkan tahanan yang setara
dengan 82,3 m terowongan lurus. Sedangkan, apabila belokan dijadikan
bentuk lingkaran, tahanannya menjadi hanya 7 m.
uL 2
v
a
Q
(Q = jumlah aliran). Dengan substitusi v ke
a
uLQ 2
a3
Diktat Ventilasi Tambang Hal. 44 - 59
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
hK
L.u.v2
L.u.Q2
K
a
a3
L.u
dalam rumus Atkinson merupakan konstanta yang ditentukan
3
a
L.u
x1.000 (murgue) .................(1)
a3
= R x 1.000 (murgue)
Sehingga rumus Atkinson menjadi seperti berikut:
H= K
L.u.Q 2
M
xQ 2...................(2)
1.000
a3
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
h = R1V + R2V
Gambar 23
Saluran Udara Yang Berhubungan Secara Seri dan Paralel
(2) Penggabungan paralel
Andaikan 2 buah airway dengan tahanan jenis masing-masing
R1 dan R2 saling dihubungkan secara paralel seperti (b) pada gambar di
atas, dimana ditengahnya sama sekali tidak ada cabang airway
memisah maupun menggabung. Apabila jumlah aliran pada masingmasing airway adalah V1 dan V2, maka penurunan tekanan masing2
2
masing adalah R1V1 dan R2V2 . Namun, pnurunan tekanan tersebut
seharusnya sama. Apabila nilai penurunan tekanan adalah h, maka
Diktat Ventilasi Tambang Hal. 46 - 59
Program S-1 T.Pertambangan FT - UNPAR
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
H = R1V1 = R2V2
Jadi
V1 =
h
dan V2
R
1
h
R
2
1
1
V h
R
R2
1
1
h
R
1
1
R2
2
V2
1
R
R
1
1
R2
Atau
1
1
1
R
R1
R2
Dengan cara yang sama, apabila beberapa airway dengan
tahanan jenis R1, R2, R3, ., dihubungkan secara paralel, dimana
tahanan jenis pada waktu hubungan airway tersebut dianggap sebagai
1 buah airway adalah R, maka,
1
1
1
1
....
R
R1
R2
R3
2
R
R
R
,V2 V
,V3 V
R1
R2
R3
6) Equivalent Orifice
Misalkan pada sebuah papan tipis dibuat lubang, dimana jumlah
angin yang melalui lubang tersebut dibuat eqivalen dengan jumlah aliran
Diktat Ventilasi Tambang Hal. 47 - 59
Program S-1 T.Pertambangan FT - UNPAR
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
Q
h
2
A = Equivalent orifice (m )
h = Tekanan ventilasi (mm air)
3
Q = Jumlah angin (m /detik)
Contoh soal:
Berapakah equivalent orifice pada pit dengan tekanan negatif 94 mm
3
3
dan jumlah angin 4.680 m /menit (78 m /detik)?
Jawaban : A = 0,38
Q
78
0,38
3,05
h
94
hQ
75
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
150 x 150
200 HP
75
100 x 150
200 HP
75
L v2
h f.r.
x
Da 2 g
h = tahanan ventilasi dinyatakan dalam tekanan negatif (mm air)
f = koefisien gesek terowongan
r = Berat jenis fluida (terutama udara)
L = Panjang terowongan (m)
2
Da = Luas penampang (m )/panjang keliling penampang (m)
V = kecepatan aliran rata-rata (m/detik)
g = percepatan gravitasi
Dalam rumus di atas, r dan g dapat dianggap hampir konstan,
sehingga tindakan teknis untuk mengurangi tahanan ventilasi dapat
difokuskan pada 4 pokok yaitu:
Mengecilkan f
Memendekkan L
Mengecilkan v
Membesarkan nilai Da
Ke 4 hal tersebut semuanya masalah yang berhubungan dengan
konstruksi pit.
Dalam hal ini, f yang paling kecil adalah konstruksi terowongan dari
beton. Sedangkan untuk Da, terowongan berbentuk lingkaran adalah yang
paling ideal. Dalam artian itulah, maka vertical shaft berbentuk lingkaran
dapat dikatakan tipe ideal. Akan tetapi, menggunakan bentuk ini terhadap
terowongan yang umum adalah sulit secara ekonomi, sehingga banyak
digunakan terowongan tipe setengah lingkaran yang memakai penyangga
steel sets. Jadi, karena alasan konstruksi pit, seringkali yang menjadi
metode utama untuk mengurangi tahanan ventilasi adalah mengurangi L
(memendekkan airway) dan v (kecepatan ventilasi). Untuk mengurangi v
terhadap jumlah angin ventilasi yang konstan, cukup dengan memperbesar
penampang terowongan. Akan tetapi terowongan berpenampang besar ini
mempunyai masalah, yaitu memerlukan biaya yang besar untuk penggalian
dan perawatannya. Oleh karena itu, dilakukan perhitungan ekonomi
penampang terowongan, dengan mempertimbangkan biaya untuk daya
Diktat Ventilasi Tambang Hal. 49 - 59
Program S-1 T.Pertambangan FT - UNPAR
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
L.3b.Q2
L.Q 2
hK
24 K
b5
b6 / 8
Seperti diuraikan di depan, koefisien gesek terowongan berlapis
beton adalah dari koefisien gesek terowongan dengan steel sets,
sehingga apabila jumlah angin ventilasi dan panjang terowongannya sama,
maka dapat dikatakan terowongan lapis beton dengan lebar 1 secara
ventilasi nilainya ekuivalen dengan terowongan steel sets dengan lebar
1,15.
8) Teori Kipas Angin
Kipas angin adalah mesin yang disekitar porosnya dipasangi sejumlah
sayap, dan dengan memutarnya memberikan gaya sentrifugal atau gaya
dorong kepada udara untuk membangkitkan angin. Teorinya sangat sulit,
dan dalam kesempatan ini akan diuraikan secara ringkas mengenai
tahanan kipas angin dan 3 kaidah kipas angin.
a) Tahanan Kipas Angin
Pada waktu kipas angin berputar dan udara melewati kipas,
timbul tahanan karena gesekan dengan sayap dan pelat luar, serta
tabrakan udara. Besar tahanan ini berbeda menurut tipe serta kapasitas
Diktat Ventilasi Tambang Hal. 50 - 59
Program S-1 T.Pertambangan FT - UNPAR
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
kipas angin, dimana kipas angin yang tahanannya kecil berarti kipas
angin yang efisien.
Tahanan kipas angin adalah tahanan yang sifatnya sama
dengan tahanan ventilasi di dalam pit. Sama seperti ketika melakukan
ventilasi di dalam pit, dimana tahanan pit tersebut dinyatakan dengan
lubang ekuivalen (equivalent orifice), maka tahanan kipas angin juga
dinyatakan dengan equivalent orifice, tetapi pada kipas angin disebut
sebagai lubang lewat kipas angin (passage orifice of fan), yang
dinyatakan oleh rumus berikut.
(equivalent orifice . Luas penampang lubang, dimana
tahanan pada waktu fluida mengalir diekuivalenkan
dengan tahanan pada waktu melewati lubang tipis. Di
tambang batu bara biasanya digunakan pada waktu
menunjukkan tahanan ventilasi di dalam pit).
0 = 0,38
Q
ho
2
0 = passage orifice (m )
3
Q = jumlah angin ventilasi (m /detik)
ho = tahanan kipas angin (mm air)
Gabungan tahanan ventilasi pit h dan tahanan kipas angin ho
menjadi tekanan negatif (vakum) yang ditimbulkan kipas angin untuk
melakukan ventilasi. Gabungan tahanan h + ho ini disebut tekanan
negatif (vakum) mula, sedangkan tekanan negatif di dalam pit saja (h)
disebut tekanan negatif efektif dan tekanan negatif di dalam kipas
angin (ho) disebut tekanan negatif tidak efektif.
b) 3 kaidah Kipas Angin
Diantara jumlah putaran, jumlah angin, perbedaan tekanan dan
daya kipas angin terdapat hubungan sebagai berikut. Hal ini dinamakan
3 kaidah kipas angin.
(1) Kaidah ke 1
Perbedaan tekanan efektif kipas angin berbanding lurus
dengan kuadrat jumlah putaran
Contoh soal:
Apabila kipas angin dengan putaran 200 rpm, tekanan 80 mm
3
air dan kapasitas angin 4.700 m , putarannya dijadikan 300 rpm,
berapakah tekanannya?
3002
Jawaban : 80 mm x
180 mm
2002
(2) Kaidah ke 2
Jumlah (kapasitas) angin pada kipas angin berbanding lurus
dengan jumlah putaran.
Contoh soal:
Berapakah jumlah angin kipas angin di atas
3
Jawaban : 4700 m
300
7.050 m3
200
(3) Kaidah ke 3
Daya penggerak udara kipas angin berbanding lurus dengan
pangkat 3 jumlah putaran atau jumlah angin
Contoh soal:
Menjadi berapa kali daya penggerak kipas angin di atas?
Diktat Ventilasi Tambang Hal. 51 - 59
Program S-1 T.Pertambangan FT - UNPAR
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
Jawaban:
3003 27.000.000
= efisiensi
9) Perhitungan Ventilasi
a) Apabila memungkinkan penggabungan tahanan jenis
Apabila seluruh tahanan jenis airway yang menyusun jaringan
terowongan dapat dinyatakan dalam satu kesatuan jaringan airway,
yaitu dengan menggabungkan secara seri dan paralel, maka
Diktat Ventilasi Tambang Hal. 52 - 59
Program S-1 T.Pertambangan FT - UNPAR
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
H = RV (1)
Diktat Ventilasi Tambang Hal. 53 - 59
Program S-1 T.Pertambangan FT - UNPAR
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
memakan tenaga dan waktu, maka saat ini tidak digunakan lagi.
(Perhatikan Gambar).
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
ventilasi permuka kerja. Ventilasi saluran udara juga terdiri dari sistem
tiup dan sistem sedot (perhatikan gambar pada halaman berikut). Pada
sistem tiup, ventilasi dilakukan dengan memperpanjang saluran udara
dari sisi intake air, sedangkan pada sistem sedot ventilasi dilakukan
dengan menghubungkan saluran udara ke sisi return air. Untuk
penggalian maju lebih cocok digunakan sistem tiup.
Pada kipas angin lokal atau jet, ada resiko terjadi resirkulasi udara
tergantung posisi pemasangan atau jumlah angin. Sedangkan pada
ventilasi saluran udara sama sekali tidak ada resirkulasi udara
(mengenai resirkulasi udara akan diuraikan di belakang).
Pada kipas angin lokal timbul bunyi bising selama operasi, sehingga
ada resiko terjadi kecelakaan lori batu bara atau hal lain. Sedangkan
ventilasi saluran udara sama sekali tidak menimbulkan bunyi bising.
Apabila diperlukan jumlah angin ventilasi yang cukup banyak, maka
dengan menggunakan beberapa buah saluran udara atau saluran
udara berdiameter besar, dapat dilakukan ventilasi dalam jumlah
besar.
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
Lingkup gerak aliran udara diujung saluran udara kecil, sehingga gas
yang timbul di permuka kerja sulit disingkirkan.
Karena perlu memperpanjang saluran udara sampai ke dekat permuka
kerja, menjadi gangguan kerja di permuka kerja, serta saluran udara
mudah mengalami kerusakan akibat peledakan atau hal lain.
Saluran udara dari vinil sulit digunakan karena bisa mengempis.
Apabila konsentrasi gas dapat terbakar yang disingkirkan tinggi,
penggunaan kipas angin aksial menjadi berbahaya.
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
1) Apabila letak kipas angin lokal tidak baik (perhatikan gambar berikut)
Apabila letak kipas angin lokal dekat ke return airway, dapat
menjadi penyebab resirkulasi udara. Terutama pada waktu
mengoperasikan kembali kipas angin lokal yang sempat terhenti karena
suatu sebab, gas dapat mengalir balik ke posisi kipas angin lokal dan
menjadi penyebab timbulnya kecelakaan. Pada waktu meletakkan kipas
angin, dipilih tempat yang kondisi atap dan dindingnya baik serta tidak
ada tetesan air, dan mengambil tempat di sisi intake air dengan jarak
yang cukup dari mulut return airway, agar tidak terjadi resirkulasi udara.
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
6. Pengukuran
Di tambang batu bara perlu dilakukan berbagai macam pengukuran untuk
memeriksa apakah disetiap tempat di dalam pit telah dilakukan ventilasi udara
yang cukup, dengan maksud mendapatkan kesalahan ventilasi, atau untuk
mendapatkan bahan yang diperlukan untuk perencanaan ventilasi atau perbakan
ventilasi. Hal yang harus diukur antara lain adalah temperatur udara,
kelembaban, tekanan udara, kecepatan angin, jumlah angin, penurunan
tekanan, tekanan kipas angin, kadar gas, jumlah debu dan derajat kata. Disini
akan dijelaskan mengenai pengukuran tekanan udara, kecepatan angin, jumlah
angin, penurunan tekanan dan tekanan kipas angin yang secara langsung
diperlukan untuk perencanaan ventilasi atau perbaikan ventilasi.
a. Kecepatan angin
1) Anemometer
Untuk mengukur kecepatan angin di dalam pit bawah tanah
biasanya menggunakan anemometer. Ini adalah kincir angin yang
sangat ringan dan gesekannya kecil, dimana baling-balingnya terbuat
o
dari pelat aluminium dan membentuk sudut 42-44 terhadap arah poros.
Untuk mengukur kecepatan angin, alat ini diletakkan di dalam aliran
udara untuk memutar baling-baling, dimana kecepatan angin atau jarak
tempuh aliran udara per satuan waktu dapat diperoleh dari jumlah
putaran dalam waktu tertentu. Daerah kemampuan ukurnya adalah 0,510 m/s.
2) Tabung pitot
Pada tabung pitot terdapat lubang ukur tekanan total di depan dan
lubang ukur tekanan statis di samping. Perbedaan kedua tekanan
tersebut, yakni tekanan dinamis, diukur dengan manometer tabung U,
kemudian kecepatan angin diperoleh dari persamaan di bawah.
2
P = w /2g
P = tekanan dinamis
= berat jenis udara
w = kecepatan angin
g = percepatan gravitasi
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
d. Tekanan udara
1) Barometer air raksa
Mengetahui tekanan udara melalui pengukuran tinggi kolom air
raksa yang terangkat oleh tekanan udara. 1 atmosfir adalah 760 mm Hg.
Alat ini cocok untuk pengukuran di tempat tetap (diam), tetapi tidak cocok
digunakan dengan membawanya di dalam pit bawah tanah.
2) Barometer aneloide
Wadah yang bagian dalamnya kedap dibuat dengan
menempelkan 2 lembar logam tipis berbentuk lingkaran bergelombang.
Dengan adanya perubahan tekanan, wadah tersebut mengembang dan
mengempis, dimana deformasi yang kecil tersebut diperbesar secara
mekanis untuk ditunjukkan dengan jarum. Kurang memuaskan dari segi
ketelitian, tetapi cocok untuk dibawa.
3) Altimeter untuk pesawat terbang
Telah dilaporkan penggunaan alat ini untuk pit bawah tanah.
Cukup dapat mencapai tujuan.
e. Penurunan Tekanan
1) Melakukan pengukuran penurunan tekanan yang terjadi karena
mengalirnya udara di dalam lorong angin adalah hal yang sangat penting.
Apabila pada 2 titik pengukuran di dalam lorong angin diletakkan tabung
tekanan statis Pitot dan di tengah-tengahnya diletakkan tabung U,
kemudian dihubungkan dengan pipa (misalnya pipa karet), maka
perbedaan tekanan yang tampak pada tabung U adalah penurunan
tekanan. Apabila 2 titik yang hendak diukur penurunan tekanannya
berjarak jauh, selang jarak tersebut dibagi menjadi beberapa bagian,
kemudian penurunan tekanannya diukur dan nilai penjumlahan untuk
Diktat Ventilasi Tambang Hal. 61 - 59
Program S-1 T.Pertambangan FT - UNPAR
Copyright
2008
Ventilasi Tambang
Copyright
2008