Anda di halaman 1dari 3

PENERAPAN TEKNOLOGI .....

DALAM UPAYA PENINGKATAN POTENSI


PADI GOGO

TUGAS KELOMPOK

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas Teknologi Produksi Tanaman
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jember

Disusun Oleh:
Kelas G / Kelompok 3
1. Dwi Septa A
(141510601092)
2. Nurul Laili
(141510601093)
3. Arruman Fathir S A
(141510601097)
4. Beta Rianul S
(141510601098)
5. Ade Setyo B
(141510601099)
6. Defri Gunawan
(141510601100)
7. Ika Kurnia J
(141510601101)
8. Devi Dwi K
(141510601102)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
PENDAHULUAN
Beras merupakan komoditas strategis bagi bangsa Indonesia, karena

merupakan unsur penopang utama ketahanan pangan nasional. Ketahanan pangan


adalah suatu upaya untuk mewujudkan ketersediaan, aksebilitas, dan stabilitas
pengadaan pangan bagi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu diharapkan
perhatian pemerintah lebih diprioritaskan pada upaya peningkatan bahan pangan
ini. Pertambahan jumlah penduduk yang cukup tinggi mengakibatkan kebutuhan
beras secara nasional juga akan meningkat. Sementara itu upaya peningkatan
produksi padi sudah sangat terbatas. Peningkatan melalui pembukaan sawah baru
belum mampu mengimbangi laju alih fungsi lahan saat ini. Salah satu usaha yang
dapat dilakukan dalam upaya pemenuhan kebutunan pangan ini adalah melalui
pengembangan padi gogo di lahan kering. Potensi lahan kering di Indonesia
masih cukup luas (50,5 jt ha), dan 12,1 jt ha merupakan lahan perkebunan
(BPS,1999). Berdasarkan hasil perhitungan, luas yang potensial untuk padi gogo
hanya 1,42 jt ha (Ritung dan Hidayat, 2007). Setiap tahunnya 3-4% dari areal
perkebunan merupakan lahan bukaan baru, dan ini bisa dimanfaatkan untuk
pengembangan padi gogo sampai tanaman perkebunan berumur 4 tahun.
Produktivitas padi gogo secara nasional masih rendah, yaitu berkisar antara 1,682,96 ton/ha dengan rata-rata 2,58 ton/ha (BPS 2005). Dengan demikian
dibutuhkan suatu teknologi untuk peningkatan potensi padi gogo di Indonesia.
DATA
PEMBAHASAN
Padi gogo adalah padi yang ditanam pada lahan kering yang sepanjang
hidupnya tidak digenangi air dan sumber kebutuhan airnya berasal dari
kelembaban tanah yang berasal dari curah hujan. Secara umum, budidaya padi
gogo yang dilakukan petani berada di lahan terbuka (ladang), disekitar bantaran
sungai, disekitar perbukitan daerah aliran sungai (DAS), ditumpangsarikan
dengan tanaman perkebunan, dan pada hutan tanaman industri yang masih muda
(Yuniarti, 2015).
Salah satu penyebab rendahnya produktivitas padi gogo ditingkat petani,
selain kondisi suboptimal seperti kekeringan dan kahat hara, hal yang terpenting
adalah penggunaan varietas. Selama ini varietas yang biasa digunakan petani

adalah varietas lokal yang sudah ditanam secara turun temurun dengan jumlah
yang terbatas. Sebagian besar petani masih menanam padi gogo varietas lokal
dengan teknik budidaya yang belum optimal. Terdapat beberapa varietas padi
gogo dari Badan Litbang Pertanian yang memiliki potensi hasil tinggi dan
toleran terhadap kondisi suboptimal dan telah dipublikasikan. Dengan
penggunaan varietas unggul, budidaya yang optimal, dan pengendalian penyakit
yang baik, produktivitas padi gogo bisa mencapai 5,4-6,8 ton/ha. Badan Litbang
telah banyak melepas varietas unggul padi gogo. Sampai tahun 2011 telah dilepas
berbagai macam varietas padi gogo lahan kering, antara lain Situbagendit, Inpago
4, Inpago 5, Inpago 6, dan Inpago 8. Secara umum, varietas-varietas tersebut
berumur genjah, toleran terhadap keracunan aluminium, toleran terhadap
kekeringan, tahan terhadap penyakit blas, dan cocok dibudidayakan di lahan
kering dataran rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa padi gogo varietas
Inpago 5 dan Inpago 4 memberikan produktivitas masing-masing 2,05 ton/ha dan
1,96 ton/ha yang ditanam pada lahan kering. Sedangkan padi gogo varietas
Situbagendit dan Batu Tegi memberikan produktivitas masing-masing 3,25 ton/ha
dan 2,32 ton/ha sebagai tanaman sela, sedangkan pada lahan terbuka di wilayah
yang sama memberikan produktivitas masing-masing 3,77 ton/ha dan 5,5 ton/ha.
Penggunaan VUB padi gogo melalui Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)
memberikan hasil 4-5,32 ton/ha.
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Muhsanati, Etti Swasti, Armansyah, Aprizal Zainal. 2010. Optimalisasi
Penggunaan Lahan Perkebunan Kakao Bukaan Baru Dengan Tanaman
Sela (Padi Gogo). Artikel Ilmiah.
Yuniarti, Silvia. 2015. Respons Pertumbuhan dan Hasil Varietas Unggul Baru
(VUB) Padi Gogo di Kabupaten Pandeglang, Banten. Pertumbuhan dan
Hasil Padi Gogo, 1(5): 848-851.

Anda mungkin juga menyukai