Anda di halaman 1dari 24

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah
: SMAN 1 Ciwidey
Matapelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: XI/satu
Sub Materi
: perubahan Entalpi berdasarkan Hukum
Hess, pembentukan standar dan Energi Ikatan
Alokasi Waktu
: 4 x 45 menit
I.

II.

III.

Kompetensi Inti (KI)


KI 1
: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2
:Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli, (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan proaktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3
:Memahami,
menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa keingintahuannya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4
: Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar
KD 1.1 Menyadari adanya keteraturan dari termokimia sebagai wujud
kebesaranTuhan YME dan pengetahuan tentang adanya keteraturan
tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya
bersifat tentatif.
KD 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur,
objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti,
bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif)
dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang
diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
KD 3.5 Menentukan H reaksi berdasarkan hukum Hess, data perubahan
entalpi pembentukan standar, dan data energi ikatan.
Indikator Pembelajaran
2.1.1 Menunjukan perilaku rasa ingin tahu
2.1.2 Menunjukan perilaku tanggung jawab dengan mengisi latihan
2.1.3 Menunjukan perilaku kerja sama
2.1.5 Menunjukan sikap keaktifan dalam mengomunikasikan hasil latihan
3.5.1 Menghitung perubahan entalpi berdasarkan hukum Hess

IV.

V.

3.5.2 Menghitung perubahan entalpi berdasarkan data perubahan entalpi


pembentukan standar
3.5.3 Menentukan perubahan entalpi melalui prinsip energi ikatan
3.5.4 Mengidentifikasi macam-macam perubahan entalpi
Tujuan Pembelajaran
2.1.1.1 Peserta didik dapat menunjukan perilaku rasa ingin tahu
2.1.2.1 Peserta didik dapat menunjukan perilaku tanggung jawab dengan
mengisi latihan
2.1.3.1 Peserta didik dapat menunjukan perilaku kerja sama dalam menemukan
jawaban dari pertanyaan
2.1.4.1 Peserta didik dapat menunjukan perilaku responsif terhadap penjelasan
guru maupun teman
2.1.5.1 Peserta didik menunjukan sikap keaktifan dalam mengomunikasikan
hasil latihan
3.5.1.1 Peserta didik dapat menghitung perubahan entalpi berdasarkan hukum
Hess
3.5.2.1 Peserta didik dapat menghitung perubahan entalpi berdasarkan data
perubahan entalpi pembentukan standar.
3.5.3.1 Peserta didik dapat menghitung perubahan entalpi berdasarkan energi
ikatan.
3.5.4.1 Peserta didik dapat mengidentifikasi macam-macam perubahan entalpi.
Materi Pembelajaran
A. Materi Prasyarat
1. Perubahan entalpi
2. Reaksi eksoterm dan reaksi endoterm
3. Diagram entalpi
4. Persamaan Termokimia
B. Materi Inti
1. Hukum Hess
Pengukuran perubahan entalpi suatu reaksi kadangkala tidak dapat
ditentukan langsung dengan kalorimeter, misalnya penentuan perubahan entalpi
pembentukan standar ( DHf o )CO.
Reaksi pembakaran karbon tidak mungkin hanya menghasilkan gas CO
saja tanpa disertai terbentuknya gas CO2. Jadi, bila dilakukan pengukuran
perubahan entalpi dari reaksi tersebut; yang terukur tidak hanya reaksi
pembentukan gas CO saja tetapi juga perubahan entalpi dari reaksi
pembentukan gas CO2.
Untuk mengatasi hal tersebut, Henry Hess melakukan serangkaian
percobaan dan menyimpulkan bahwa perubahan entalpi suatu reaksi
merupakan fungsi keadaan.

Artinya : perubahan entalpi suatu reaksi hanya tergantung pada


keadaan awal ( zat-zat pereaksi ) dan keadaan akhir ( zat-zat hasil reaksi )
dari suatu reaksi dan tidak tergantung pada jalannya reaksi. Pernyataan ini
disebut Hukum Hess, rumus yang dapat dipakai yaitu Hreaksi = H1 + H2 +
.
Menurut hukum Hess, karena entalpi adalah fungsi keadaan, perubahan
entalpi dari suatu reaksi kimia adalah sama, walaupun langkah-langkah yang
digunakan untuk memperoleh produk berbeda. Dengan kata lain, hanya
keadaan awal dan akhir yang berpengaruh terhadap perubahan entalpi, bukan
langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapainya.
Hal ini menyebabkan perubahan entalpi suatu reaksi dapat dihitung
sekalipun tidak dapat diukur secara langsung. Caranya adalah dengan melakukan
operasi aritmatika pada beberapa persamaan reaksi yang perubahan entalpinya
diketahui. Persamaan-persamaan reaksi tersebut diatur sedemikian rupa sehingga
penjumlahan semua persamaan akan menghasilkan reaksi yang kita inginkan.
Jika suatu persamaan reaksi dikalikan (atau dibagi) dengan suatu angka,
perubahan entalpinya juga harus dikali (dibagi). Jika persamaan itu dibalik,
maka tanda perubahan entalpi harus dibalik pula (yaitu menjadi -H).
Berdasarkan Hukum Hess, penentuan H dapat dilakukan melalui 3 cara yaitu :
1). Perubahan entalpi (H ) suatu reaksi dihitung melalui penjumlahan dari
perubahan entalpi beberapa reaksi yang berhubungan.
2). Perubahan entalpi (H ) suatu reaksi dihitung berdasarkan selisih entalpi
pembentukan (Hf o ) antara produk dan reaktan.
3). Perubahan entalpi (H ) suatu reaksi dihitung berdasarkan data energi ikatan.
Selain itu, dengan menggunakan hukum Hess, nilai H juga dapat diketahui
dengan pengurangan entalpi pembentukan produk-produk dikurangi entalpi
pembentukan reaktan.
Konsep dari hukum Hess juga dapat diperluas untuk menghitung perubahan
fungsi keadaan lainnya, seperti entropi dan energi bebas. Kedua aplikasi ini amat
berguna karena besaran-besaran tersebut sulit atau tidak bisa diukur secara
langsung, sehingga perhitungan dengan hukum Hess digunakan sebagai salah
satu cara menentukannya.

Untuk perubahan entropi:

So = (Sfoproduk) - (Sforeaktan)

S = (Soproduk) - (Soreaktan).
Untuk perubahan energi bebas:

Go = (Gfoproduk) - (Gforeaktan)

G = (Goproduk) - (Goreaktan).
2. Penentuan H Reaksi
Hukum Hess menyatakan bahwa perubahan entalpi tidak tergantung
pada berapa banyak tahapan reaksi, tetapi tergantung pada keadaan awal dan
akhir. Dengan kata lain, untuk suatu reaksi keseluruhan tertentu, perubahan
entalpi selalu sama, tak peduli apakah reaksi itu dilaksanakan secara
langsung ataukah secara tak langsung dan lewat tahap-tahap yang berlainan.
Rumus yang dapat dipakai yaitu:
a. Penentuan H Reaksi berdasarkan Eksperimen (Kalorimeter)
Penentuan kalor reaksi secara kalorimetris merupakan penentuan yang
didasarkan atau diukur dari perubahan suhu larutan dan kalorimeter
dengan prinsip perpindahan kalor, yaitu jumlah kalor yang diberikan sama
dengan jumlah kalor yang diserap. Kalorimeter adalah suatu sistem
terisolasi (tidak ada pertukaran materi maupun energi dengan lingkungan
di luar kalorimeter).
Dengan demikian, semua kalor yang dibebaskan oleh reaksi yang
terjadi dalam kalorimeter, kita dapat menentukan jumlah kalor yang
diserap oleh air serta perangkat kalorimeter berdasarkan rumus:
q.larutan = m c T
q.kalorimeter = C T
q = jumlah kalor
m = massa air (larutan) di dalam calorimeter
c = kalor jenis air (larutan) di dalam calorimeter
C = kapasitas kalor dari calorimeter

T = kenaikan suhu larutan (kalorimeter)


Oleh karena tidak ada kalor yang terbuang ke lingkungan, maka kalor
reaksi sama dengan kalor yang diserap oleh larutan dan kalorimeter, tetapi
tandanya berbeda :
qreaksi = -(qlarutan + qkalorimeter)
Kalorimeter yang sering digunakan adalah kalorimeter bom.
Kalorimeter bom terdiri dari sebuah bom (wadah tempatberlangsungnya
reaksi

pembakaran,

biasanya

terbuat

dari

berlangsungnya

reaksi

pembakaran, biasanya terbuat dari bahan stainless steel) dan sejumlah air
yang dibatasi dengan wadah kedap panas. Jadi kalor reaksi sama dengan
kalor yang diserap atau dilepaskan larutan, sedangkan kalor yang diserap
atau dilepaskan larutan, sedangkan kalor yang diserap oleh gelas dan
lingkungan diabaikan.
qreaksi = -qlarutan
b. Penentuan H Reaksi dengan Hukum Hess
Hukum Hess : Kalor reaksi yang dilepas atau diserap hanya
bergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir.
Untuk mengubah zat A menjadi zat B (produk) diperlukan kalor reaksi
sebesar H. Atau cara lain yaitu mengubah zat A menjadi zat B dengan
kalor reaksi H1, zat B diubah menjadi zat C dengan kalor reaksi H2 dan
zat C diubah menjadi zat D dengan kalor reaksi H3 . Sehingga harga
perubahan entalpi adalah
Hreaksi = H1 + H2 + H3 .
Contoh Soal :
Diketahui data entalpi reaksi sebagai berikut :
Ca(s) + O2(g) CaO(s) H = - 635,5 kJ
C(s) + O2(g) CO2(g) H = - 393,5 kJ
Ca(s) + C(s) + O2(g) CaCO3(g) H = - 1207,1 kJ
Hitunglah perubahan entalpi reaksi : CaO(s) + CO2(g) CaCO3(s) !
Penyelesaian :
CaO(s) ............................. Ca(s) + O2(g) ....H = + 635,5 kJ
CO2(g)............................ C(s) + O2(g) ............H = + 393,5 kJ

Ca(s) + C(s) + O2(g) CaCO3(s)................. H = - 1207,1 kJ


_________________________________________ _
CaO(s) + CO2(g) ........... CaCO3(s).................. H = - 178,1 kJ
Catatan :

Koefisien stoikiometri selalu menunjukan jumlah mol zat.

Berdasarkan persamaan reaksi termokimia dapat dijelaskan :

Jika reaksi di balik, maka tanda H ikut dibalik ( + jadi - , atau


jadi +)

Jika reaksi dikalikan sejumlah x, maka H pun dikalikan


sejumlah x

Jika reaksi dijumlahkan, maka H ikut dijumlahkan.

c. Penentuan H Reaksi Berdasarkan Data Perubahan Entalpi


Pembentukan Standar ( Hof )
Cara

lain

perhitungan

entalpi

reaksi

yaitu

berdasarkan

entalpi

pembentukan standar( Hof ) zat-zat yang ada pada reaksi tersebut.


Hreaksi = Hof produk - Hof reaktan
TABEL ENTALPI PEMBENTUKAN BEBERAPA ZAT
Hof ( kJ/mol )
0
0
0
- 241,8
- 285,8
- 393,5
-110,5

Zat
H2(g)
O2(g)
C(s)
H2O(g)
H2O(l)
CO2(g)
CO(g)

Zat
C2H4(g)
CCl4(g)
NH3(g)
NO2(g)
SO2(g)
HCl(g)
NO(g)

Hof ( kJ/mol )
+ 52,5
- 96,0
- 45,9
+ 33,2
- 296,8
- 92,3
+ 90,3

Contoh Soal :
Dari tabel entalpi pembentukan diatas, tentukan :
a. H reaksi pembakaran C2H4 !
b. Tentukan jumlah kalor yang dibebaskan pada pembakaran 56 g gas
C2H4
c. Reaksi pembakaran C2H4
C2H4(g) + 3 O2(g)2CO2(g) + 2H2O(l)

H reaksi = Hof hasil reaksi - Hof pereaksi


= ( 2. Hof CO2 + 2. .Hof H2O ) ( 1. HofC2H4 + 3. Hof O2)
= ( 2 . -393,5 + 2. -285,8 ) ( 1. 52,5 + 3. 0 )
= -787 571,6 + 52,5
= - 1306,1 kJ/mol
b. Mr C2H4 = (2x12) + (4x1) = 28
Mol C2H4 = 56/28 = 2 mol
H pembakaran 2 mol C2H4 = 2 mol x ( -1306,1 kJ/mol )
= -2612,2 kJ
Jadi pada pembakaran 56 gram gas C2H4 dibebaskan kalor sebesar 2612,2
Kj
d. Penentuan H Reaksi Dari Energi Ikatan
Reaksi kimia antarmolekul dapat dianggap berlangsung dalam 2 tahap
yaitu :
1) Pemutusan ikatan pada pereaksi
2) Pembentukan ikatan pada produk
Misalnya, pada reaksi antara gas klorin dengan gas hidrogen membentuk
gas hidrogen klorida dapat digambarkan sebagai berikut :
Sesuai dengan hukum Hess, H reaksi total adalah H tahap-I + H
tahap-II.
H tahap-I = Energi ikatan pada pereaksi (yang putus)
H tahap-II = - Energi ikatan pada produk (yang terbentuk).
H reaksi = Energi ikatan pereaksi yang putus - Energi ikatan produk
yang terbentuk
= Eruas kiri - Eruas kanan
TABEL ENERGI IKATAN
Ikatan
H-H
H-C
H-N
C-C
CC
C-O
C=O

E (kJ/mol)
436
415
390
345
837
350
741

Ikatan
O=O
CN
F-F
Cl-Cl
H-Cl
C=C
I-I

E (kJ/mol)
498
891
160
243
432
611
150

C-Cl
O-H

330
450

N=N
C-F

418
485

Penyelesaian

........H
.........l
H C O-H

1 O=O

O=C=O

2H-O-H.

........l
.......H
H reaksi = Epemutusan -Epembentukan
= { (3.Ec-H)+( 1.EO-H) +(1.EC-O)+ (1 EO=O)} {(2.EC=O)
+(4.EO-H)}
= {(3.415)+(1.460)+(1.350)+1 .498)} {(2.741)+(4.460)}
= 2802-3322
= -520 kJ/mol
Materi pengayaan
3. Macam-macam perubahan entalpi
a.

Entalpi Pembentukan Standar (Hf)


Entalpi pembentukan standar suatu senyawa menyatakan jumlah

kalor yang diperlukan atau dibebaskan untuk proses pembentukan 1 mol


senyawa dari unsur-unsurnya yang stabil pada keadaan standar (STP).
Entalpi pembentukan standar diberi simbol (Hf), simbol f berasal dari
kata formation yang berarti pembentukan. Contoh unsur-unsur yang stabil
pada keadaan standar, yaitu : H2,O2,C,N2,Ag,Cl2,Br2,S,Na,Ca, dan Hg.
Contoh:
H2(g) + 1/2 O2H2O(l) H=-286 kJ mol-1
C (grafit) + O2(g) CO2(g) H=-393 kJ mol-1
K(s) + Mn(s) + 2O2 KMnO4(s) H=-813 kJ mol-1
Catatan:

Hf elemen stabil adalah 0

Hf digunakan untuk memperkirakan stabilitas senyawa dibanding


penyusunnya

Semakin kecil Hf, semakin stabil energi senyawa itu

Hf tidak mencerminkan laju reaksi (akan dibahas pada bab


selanjutnya)

b. Entalpi Penguraian Standar (Hd)


Entalpi penguraian standar suatu senyawa menyatakan jumlah kalor
yang diperlukan atau dibebaskan untuk proses penguraian 1 mol senyawa
dari unsure-unsurnya yang stabil pada keadaan standar (STP). Entalpi
penguraian standar diberi simbol (Hd) simbol d berasal dari kata
decomposition yang berarti penguraian.
Menurut Hukum Laplace, jumlah kalor yang dibebaskan pada
pembentukan senyawa dari unsur-unsurnya sama dengan jumlah kalor
yang diperlukan pada penguraian senyawa tersebut menjadi unsurunsurnya. Jadi, entalpi penguraian merupakan kebalikan dari entalpi
pembentukan senyawa yang sama. Dengan demikian jumlah kalornya
sama tetapi tandanya berlawanan karena reaksinya berlawanan arah.
Contoh:
H2O(l) -> H2(g) + 1/2 O2(g) H=+286 kJ mol -1 (bnd. contoh Hf no.
1)
c. Entalpi Pembakaran Standar (Hc)
Entalpi pembakaran standar suatu senyawa menyatakan jumlah
kalor yang diperlukan atau dibebaskan untuk proses pembakaran 1 mol
senyawa dari unsur-unsurnya yang stabil pada keadaan standar (STP).
Entalpi penguraian standar diberi simbol (H c) simbol d berasal dari kata
combustion yang berarti pembakaran.
Pembakaran

selalu

membebaskan

kalor

sehingga

entalpipembakaran selallu negatif (eksoterm)


Contoh :
1/2 C2H4(g) + 3/2 O2 -> CO2(g) + H2O(l) H=-705.5 kJ mol-1

nilai

Catatan:

Hc selalu negatif, karena panas pasti dilibatkan

Hc bisa digunakan untuk menilai kandungan energi bahan bakar atau


makanan

d. Entalpi Pelarutan Standar (Hs)


Entalpi

pelarutan

standar menyatakan

jumlah

kalor

yang

diperlukan atau dibebaskan untuk melarutkan 1 mol zat pada keadaan


standar (STP). Entalpi penguraian standar diberi simbol (H s) simbol s
berasal dari kata solvation yang berarti pelarutan.
Contoh:

NH3(g) + aq -> NH3(aq) Hs=-35.2 kJ mol-1

HCl(g) + aq -> H+(aq) + Cl-(aq) Hs=-72.4 kJ mol-1

NaCl(s) + aq -> Na+(aq) + Cl-(aq) H=+4.0 kJ mol-1

Catatan:

Jika Hs sangat positif, zat itu tidak larut dalam air

Jika H negatif, zat itu larut dalam air

e. Entalpi Netralisasi Standar


Adalah entalpi yang terjadi pada penetralan 1 mol asam oleh basa
atau 1 mol basa oleh asam pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak
dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHn.
Satuannya = kJ / mol
f. Entalpi Penguapan Standar
Adalah entalpi yang terjadi pada penguapan 1 mol zat dalam fase
cair menjadi fase gas pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak
dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHvap.
Satuannya = kJ / mol.

g. Entalpi Peleburan Standar


Adalah entalpi yang terjadi pada pencairan / peleburan 1 mol zat
dalam fase padat menjadi zat dalam fase cair pada keadaan standar. Jika
pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan
dengan DHfus. Satuannya = kJ / mol.
h. Entalpi Sublimasi Standar
Adalah entalpi yang terjadi pada sublimasi 1 mol zat dalam fase
padat menjadi zat dalam fase gas pada keadaan standar. Jika pengukuran
tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHsub.
Satuannya = kJ / mol.
VI.

STRATEGI PEMBELAJARAN
Model

: Inkuiri terbimbing

Pendekatan

: Saintifik

Metode
: Ceramah, tanya-jawab, diskusi dsan penugasan
VII. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
A. Media
1

Bahan Ajar

2
3

Lembar Kerja Siswa (LKS)


Alat Tulis

B. Sumber Belajar
1

Chang, Raymond. 2005. KIMIA DASAR Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga


Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Hidayat, Riandi. Dkk. 2014. Panduan Belajar Kimia 2A. Bogor : Yudhistira.

Sudarmo, Unggul. 2014. KIMIA untuk SMA/MA Kelas XI. Surakarta:


Erlangga

VIII. Langkah Pembelajaran


Pertemuan Ketiga:
Rincian Kegiatan
Pendahuluan/Kegiatan Awal
Siswa menjawab sapaan guru, berdoa, dan mengondisikan diri siap
belajar.
Guru memberi apersepsi dengan melakukan tanya jawab mengenai
reaksi eksotermis dan endotermis, persamaan termokimia dan
diagram entalpi

Nilai
Religius
Rasa
ingin
tahu

Waktu
15
menit

Rincian Kegiatan
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Guru menyampaikan pokok-pokok/cakupan materi pembelajaran.
Kegiatan Inti
Mengamati
Siswa memerhatikan penjelasan guru mengenani suatu wacana
Bom Termokimia Pada Serangga
Menanyakan
Siswa melakukan tanya jawab bersama guru mengenai wacana
tersebut
Mengeksplorasi
Guru memberikan penjelasan mengenai aturan mengenai
persamaan reaksi termokimia dan
Siswa menacari informasi mengenai hukum Hess
Guru memberikan contoh soal Hukum Hess dan soal-soal latihan
hukum hess
Siswa diminta menjawan soal-soal hukum hess secara tertulis
Mengasosiasi
Siswa mengerjakan dan menjawab soal hukum hess secara diskusi
ataupun individu
Mengomunikasikan
Perwakilan siswa diminta untuk mengerjakan soal hukum Hess di
papan tulis.
Penutup
Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran yang telah
dipelajari.
Siswa merefleksi penguasaan materi yang telah dipelajari.
Siswa saling memberikan umpan balik hasil evaluasi pembelajaran
yang telah dicapai.

Nilai

Waktu

60
menit

15
menit

Pertemuan Keempat:
Rincian Kegiatan
Waktu
Pendahuluan/Kegiatan Awal
Siswa menjawab sapaan guru, berdoa, dan mengondisikan diri siap
belajar.
Guru memberi apersepsi dengan melakukan tanya jawab mengenai
15 menit
perubahan entalpi, persamaan termokimia, reaksi eksoterm endoterm
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Guru menyampaikan pokok-pokok/cakupan materi pembelajaran.
Guru meminta siswa untuk duduk berkelompok
Kegiatan Inti
60 menit
Mengamati
Siswa memerhatikan 2 persamaan reaksi yang ditunujan oleh guru
dengan data perubahan entalpi yang berbeda. (perubahan entalpi

Rincian Kegiatan
Waktu
pembentukan standar dan energi ikatan).
Menanyakan
Siswa melakukan tanya jawab bersama guru mengenai perubahan
entalpi berdasarkan perubahan pembentukan standar dan energi ikatan
Mengeksplorasi
Siswa diminta untuk mencari informasi dari sumber lain mengenai
menghitung perubahan entalpi berdasarkan data perubahan entalpi
pembentukan standar.
Siswa diminta untuk mencari informasi lain mengenai perubahan
entalpi reaksi dengan energi ikatan dan mengerjakan soal latihannya
secra berkelompok
Mengasosiasi
Siswa diminta mengolah data untuk menentukan harga perubahan
entalpi.
Siswa diminta menghitung perubahan entalpi berdasarkan data
perubahan entalpi pembentukan standar.
Siswa diminta menghubungkan perubahan entalpi reaksi dengan energi
ikatan.
Siswa diminta menghitung perubahan entalpi berdasarkan hukum
Hess dan energi ikatan.
Mengomunikasikan
Perwakilan masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi
mengenai soal-soal latihan energi ikatan
Penutup
Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran yang telah
dipelajari.
Siswa merefleksi penguasaan materi yang telah dipelajari.
15 menit
Guru menyampaikan materi mengenai macam-macam perubahan
entalpi sebagai pengayaan.
Guru menutup pembelajaran dengan doa dan salam

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)


Perubahan pembentukan standar dan Energi Ikatan
Kelompok

Anggota Kel.

Kelas

A. Materi Ajar
1

Perubahan Entalpi pembentukan standar


Perubahan entalpi pembentukan standar suatu zat ditentukan dengan
menggunakan rumus :
Hfreaksi = Hfhasil-Hfpereaksi

Energi Ikatan

Reaksi kimia pada dasarnya terdiri dari dua proses, yang pertama
adalah
Kalor yang
pemutusan iktan antar-atom dari senyawa yang bereaksi, dan selanjutnya
proses
diperlukan
untuk
penggabungan ikatan kembali dari atom-atom yang terlibat reaksi sehinggamemutuskan
membentuk ikatan
susunan baru. Proses pemutusan ikatan merupakan proses yang memerlukan
oleh satukalor
mol
(endoterm), sedangkan proses penggabungan ikatan adalah proses yang membebaskan
moelkul gas
kalor (eksoterm).
menjadi atom-atom
Contoh :
Pada reaksi H2(g) + Cl2 (g) 2HCl(g)
Tahap pertama: H2(g) 2H(g) ............. diperlukan energi

atau gugus dalam


keadaan gas disebut
dengan energi
ikatan

Cl2(g) 2Cl(g) ............ diperlukan energi


Tahap kedua : 2H(g) + 2Cl(g) 2HCl(g). Dibebaskan energi

Secara skematis dapat digambarkan sebagai beriut :

diperlukan energi

dibebaskan energi

Energi Disosiasi Ikatan (D)


Merupakan energi yang diperlukan untuk memutuskan salah satu ikatan 1 mol
suatu molekul gas menjadi gugus-gugus molekul gas.

Energi Ikatan Rata-rata


Merupakan energi rata-rata yang diperlukan untuk memutuskan sebuah ikatan
dari seluruh ikatan suatu molekul gas menjadi atom-atom gas.
Tabel 1 energi ikatan rata-rata beberapa ikatan (kJ/mol)
Ikatan

Energi ikatan rata-rata


(kJ/mol)

Ikatan

Energi ikatan rata-rata


(kJ/mol)

C-H

+413

I-I

+151

C-C

+348

C-I

+240

C-O

+358

N-O

+201

C-F

+485

N-H

+391

C-Cl

+328

N-N

+163

C-Br

+276

C=C

+614

H-Br

+366

C=O

+799

H-H

+436

NN

+941

H-O

+463

CN

+891

H-Cl

+431

CC

+839

F-F

+155

OO

+495

Cl-Cl

+242

Br-Br

+193

Energi ikatan dapat digunakan sebagai petunjuk kekuatan ikatan dan kestabilan
suatu molekul. Molekul dengan energi ikatan besar berarti ikatan dalam
molekul tersebut kuat, yang berarti stabil. Selain itu dengan nilai energi
dissosiasi ikatan atau nilai energi ikatan rata-rata dapat dinakan untuk
memperkirakan nilai perubahan entalpi suatu reaksi. Perubahan entalpi
merupakan selisih dari energi yang digunakan untuk memutuskan iakatan
dengan energi yang terjadi dari penggabungan ikatan.
H = Energi ikatan zat pereaksi energi ikatan zat hasil reaksi
B. Jawablah pertanyaan berikut dengan benar !
1

Jika diketahui energi ikatan S-O = 469 kJ mol-1, S=O = 323 kJ mol-1 , dan O=O =
495 kJ mol-1, hitunglah perubahan entalpidari reaksi berikut :
SO2(g) +

1
O2(g) SO3(g)
2

Jika diketahui energi ikatan rata-rata H-H = 436 kJ mol-1, Br-Br = 192 kJ mol-1,
dan H-Br = 366 kJ mol-1, hitunglah Hf HBr.

Diketahui energi ikatan :


C-H = 413 kJ mol-1
O=O = 445 kJ mol-1
C=O = 799 kJ mol-1
O-H = 463 kJ mol-1
Hitunglah H reaksi berikut !
CH2(g) + O2(g) CO2(g) + 2H2O(l)

Data energi ikatan rata-rata :


C=C : 609 kJ mol-1
C-Cl : 326 kJ mol-1
C-H : 412 kJ mol-1

C-C : 345 kJ mol-1


H-Cl : 426 kJ mol-1
Hitunglah besarnya entalpi reaksi CH2=CH2 + HCl CH3CH2Cl
5

Diketahui reaksi 2H2(g) + O2(g) 2H2O(l) H = -484 kJ mol-1


Jika energi ikatan H-H = 436 kJ mol-1 dan O=O = 500 kJ mol-1
Hitunglah energi ikatan O-H !

Lembar Penilaian Afektif


Jenis instrumen

: non test

Bentuk instrumen

: Lembar Pengamatan Siswa (Skala Sikap)

Kelas

: XI MIA 2

Indikator setiap sikap yang dinilai :


Sikap

Indikator

Rasa ingin Memperhatikan penjelasan guru


tahu
Mengumpulkan sumber informasi lain dari buku ajar dan penjelasan guru
Mengajukan pertanyaan kepada teman
Mengajukan pertanyaan kepada guru
Tanggung
jawab

Datang dengan tepat waktu


Melakukan diskusi dengan aktif
Mengerjakan tugas kelompok dengan sungguh-sungguh
Mengerjakan dan mengumpulkan tugas tepat waktu

Kerjasam
a

Saling membantu dalam mengerjakan tugas LKS


Saling mengingatkan teman untuk fokus pada pembelajaran

Aspek Yang Dinilai


No

Nama

Religius

Rasa Ingin Tahu

Tanggung Jawab

1 Agung Permana

2 Anggia Kurnia Agustin

3 Anti Lestari

4 Artesha Nurseha

5 Astri Aryanti

6 Cecep Yusuf

7 Dandi rifki Destian

8 Dea Nur Apriliani

9 Dea Sulistiyawati Ananda

Kerjasam
a
1
2

Aspek Yang Dinilai


No

Nama

Religius

Rasa Ingin Tahu

Tanggung Jawab

10 Dede Rizwan

11 Dendi Supriatna

12 Desy Ramadhani

13 Devi Destiara

14 Dini Fauziah

15 Erna Sumarti

16 Fany Fitrian Pratiwi

17 Fergi Maulana Yusuf

18 Fitri Nurafiah

19 Gunawan Septiawan

20 Ida Pebriani

21 Ilham Muhamad Akbar

22 Ilmam Saeful Haris

23 Imas Saraswati

24 Karina Febriani

25 Mira Hanisa
Muhamad Nur Rifqi
26
Arfah
Muhammad Sidqie
27
Muttaqien
Nelva Liana BR.
28
Sidabutar

29 Nisa Sri Mulyani

30 Rina Hanifah

Kerjasam
a
1
2
X

Aspek Yang Dinilai


No

Nama

Religius

Rasa Ingin Tahu

Tanggung Jawab

Kerjasam
a
1
2

31 Riri Amatul Bary

32 Risa Utari Pratiwi

33 Risma Fuji Lestari

34 Rizal Muhamad Syabani

35 Rizki Somantri

38 Sidiq Nurhasban

39 Sinta Aplianib

40 Sinta Mariana

41 Siti Ma'la Toyibah

42 Tria Astuti

43 Wina Wiandani

44 Yoga Sucipta

45 Yuna Taufik Ismail

Salma Ramadhanty
Dwihasari
37 Santi Amelbiawati
36

Skala penilaian dibuat dengan rentangan dari 1-4


Penafsiran Angka
: 1 = Hanya
satu Indikator yang tercapai
2 = dua
indikator yang muncul
3 = tiga
indikator yang muncul

4=
keempat indikator muncul
Kriteria Penilaian : Nilai =
JUmlah skor yang didapat
jumlah skor maksimum

x 100%

Jenjang sekolah
Jumlah
Mata Pelajaran

Instrumen Soal Evaluasi


Jenis Tes
Kelas
Alokasi waktu

: SMA
:2
: Kimia

Kompetensi
Materi
dasar
Menentukan H Perubahan
reaksi
entalpi standar
berdasarkan
hukum
Hess,
data perubahan
entalpi
pembentukan
standar, dan data
energi ikatan.

Energi ikatan

Jenjang kognitif

Indikator soal

C3

Menghitung
perubahan
entalpi standar
berdasarkan data
perubahan
entalpi standar

C3

: soal evaluasi
: XI/1
: 7 menit

soal

Diketahui H
pembakaran
C2H5OH(g) =
-728
kJ/mol.
H
pembentukan
CO2(g) = -394
kJ/mol
dan
H2O(l)
=
-286kJ/mol. H
pembentukan
C2H5OH(g)
adalah.. kJ/mol
Menghitung
Jika
diketahui
perubahan
energi
ikatan
entalpi standar rata-rata :
berdasarkan data C-H
=
413
energi ikatan
kJ/mol, Cl-Cl =
242 kJ/mol, H-Cl
= 431 kJ/mol, CCl = 328 kJ/mol,
hitunglah
H

jawaban

Kriteria penilaian

Hfreaksi
=
HfhasilHfpereaksi
= (2.-394 +(3.
-286) )- (-728)
= -918 kJ/mol

0 = tidak diisi
1
=
hanya
diketahui
data
soal
2 = data dan
rumus
3 = data, rumus
dan
jawaban
kurang tepat
4 = data, rumus
dan
jawaban
benar.

H = Energi
ikatan zat
pereaksi
energi ikatan
zat hasil reaksi
= -104 kJ/mol

pada reaksi :
CH4 (g) + Cl2(g)
CH3Cl(g) +
HCl(g)
Pedoman penilaian :
skor yg diperoleh
x 100 Skor Total : 100 - 80 = A , 79 - 60 = B, 59 - 40 = C , < 39 = D
skor maksimal
Guru Pamong

Sri Suwarni S.Pd. M.Si


NIP....................................

Ciwidey, 09 September 2015


Guru Praktek Lapangan

Fitri Nur Aisyah


NIM 1122080022

Anda mungkin juga menyukai