Total production cost sendiri merupakan hasil pengukuran tidak langsung, yang berasal
dari Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dsb. Biaya bahan baku ini juga merupakan
hasil pengukuran tidak langsung juga yaitu dari harga perolehan per unit, yang kalau
dilihat dari sudut pandang supplier merupakan harga jual per-unit.
Oleh karena itu, sebagian besar pengukuran dalam akuntansi adalah indirect
measurement.
Pengukuran tidak langsung ini memiliki kemungkinan error, yaitu:
a. Adanya kesalahan (error) dalam pengukuran original object, atau
b. Adanya kesalahan dalam proses transformasi.
2. Berdasarkan dimensi waktu
a. A past measure
Contoh: nilai historis aktiva tetap yang tersaji dalam neraca, dsb.
b. A present measure
Contoh: Harga perolehan yang dibebankan pada pembelian inventory, aktiva lain,
dsb
c. A future measure
Contoh: Uncollectible accounts receivable, antisipasi nilai cost of litigation, dsb.
3. Dalam konteks dimensi waktu yang relatif atas saat kapan pengukuran dilakukan,
pengukuran terbagi menjadi 3:
a. A retrospective measure
b. A contemporary measure
c. A prospective measure
Dengan demikian poin nomor (2) di atas, dapat dibagi lagi menjadi:
a. A past measure
1) Retrospective past measure
2) Contemporary past measure
3) Prospective past measure
Contoh: Nilai pengukuran dalam LIFO Layers, jika perusahaan menerapkan metode
LIFO dalam persediaannya.
b. A present measure
1) Contemporary present measure contoh: Nilai perolehan/harga mesin yang dibeli.