PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang
mempunyai persamaan nilai (values) dan perhatian (interest) yang
merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas,
dengan norma dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006).
Berdasarkan pendapat Karlina (2009) komunitas dimaknai sebagai
sebuah kelompok dari suatu masyarakat yang hidup di suatu area khusus
yang memiliki karakteristik budaya yang sama. Berdasarkan pendapat di
atas menunjukkan bahwa yang dimaksud komunitas adalah sekelompok
orang yang mendiami wilayah tertentu dan memiliki persamaan nilai dan
budaya.
Persamaan nilai dan budaya di masyarakat dapat mempengaruhi
perilaku dalam kehidupan sehari-hari seperti perilaku hidup bersih dan
sehat. Kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat dapat menimbulkan
berbagai masalah kesehatan di masyarakat. Masalah kesehatan yang
dialami dapat berupa penyakit berbasis lingkungan seperti demam
berdarah, malaria, chikungunya, dan diare. Selain itu tidak menutup
kemungkinan penyakit-penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes
juga dialami masyarakat karena faktor gaya hidup yang kurang tepat.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur
tahun 2012 diketahui penyakit terbanyak penyebab pasien rawat inap di
RSU pemerintah kelas B provinsi jawa timur adalah diare dengan jumlah
sebanyak 9.404 jiwa. Sedangkan peringkat kedua penyebab rawat inap di
RSU pemerintah kelas B provinsi jawa timur yaitu diabetes mellitus
dengan jumlah sebanyak 8.370 jiwa. Selanjutnya yaitu CVA Infark dengan
jumlah sebanyak 6.575 jiwa, DBD dengan total jumlah 4.526 jiwa dan
asfiksia dengan jumlah kejadian 3.903 jiwa.
Berdasarkan data Dinkes Provinsi Jawa Timur tahun 2012
menunjukkan bahwa kejadian DBD di Kota Malang mencapai 136 jiwa.
Sedangkan jumlah penduduk yang berisiko mengalami Malaria di Kota
Malang pada tahun 2012 mencapai 121.393 ribu jiwa. Dari data dinas
kesehatan provinsi jawa timur tahun 2012 juga didapatkan persentase
rumah tangga yang berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Kota
Malang sebanyak 36,07%.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Kendalsari Kota
Malang dalam 3 bulan terakhir, diketahui penyebab kunjungan pasien ke
Puskesmas Kendalsari disebabkan beberapa penyakit. Diantaranya yaitu
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), hipertensi, influenza. Data
tersebut menunjukkan jumlah kunjungan pasien dengan ISPA dalam 3
bulan terakhir sebanyak 465 orang, pasien dengan hipertensi sebanyak
229 orang, dan jumlah kunjungan pasien dengan influenza sebanyak 172
orang.
Berdasarkan hasil survey di salah satu wilayah kerja Puskesmas
Kendalsari dalam hal ini RW 06 Kelurahan Jatimulyo Kota Malang
didapatkan hasil yang sedikit berbeda dengan penyebab kunjungan
pasien ke Puskesmas Kendalsari. Sebanyak 26% warga masyarakat RW
06 Kelurahan Jatimulyo diketahui memiliki riwayat chikungunya. Hasil
observasi lebih lanjut menunjukkan bahwa warga tidak mengetahui
tentang cara pencegahan chikungunya. Warga juga mengaku tidak
pernah menerima pendidikan kesehatan tentang chikungunya. Selain itu
warga juga memiliki kebiasaan tidak menutup tempat penampungan air.
Hasil observasi wilayah RW 06 Kelurahan Jatimulyo Kota Malang,
dikathui bahwa RW 06 terdiri dari 8 RT namun hanya 6 RT yang mampu
bekerja sama dengan baik terkait pelaksanaan berbagai kegiatan di RW
06. Wilayah RW 06 terdapat 468 Kepala Keluarga (KK) dengan kondisi
pemukiman padat penduduk. Wilayah ini dekat dengan sawah dan
sungai. Selain itu lingkungan tempat tinggal warga sebagian besar
memiliki selokan yang terbuka di depan rumahnya. Di beberapa RT
sudah memiliki tempat sampah di depan rumah masing-masing warga,
nanum terdapat beberapa rumah warga yang tidak memiliki tempat
sampah.
Berdasarkan kebiasaan warga dan lingkungan tempat tinggalnya
sangat memungkinkan sekali nyamuk dapat hidup di wilayah tersebut, tak
terkecuali nyamuk pembawa penyakit chikungunya. Lingkungan yang
kotor dan banyak genangan air merupakan faktor yang dapat memicu
berkembangnya nyamuk. Selain itu kurangnya perilaku masyarakat untuk
hidup bersih dan sehat sangat memungkinkan sekali jika masyarakat
banyak yang terjangkit chikungunya.
Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan
keperawatan
pada
komunitas
dengan
Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Mampu
dengan
memberikan
chikungunya
pelayanan
melalui
keperawatan
teknik
komunitas
penggerakan
dan
perkenalan,
orientasi
dan
sosialisasi
pada
diagnosis
keperawatan
komunitas
dengan
dan
melakukan
pihak
pelayanan
pembinaan
demi
kesehatan
meningkatkan
dalam
derajat
kesehatan masyarakat
6. Melakukan
evaluasi
keperawatan
komunitas
dengan
Manfaat
1.4.1. Bagi Mahasiswa
1.
2.
Program
keperawatan
komunitas
diharapkan
mampu
dari
masyarakat
sebagai
lembaga
pendidikan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. TRIANGLE EPIDEMIOLOGY
2.1.1. Karakteristik Host Agent and Environment
penjamu.
Imunitas
Imunitas
adalah
kemampuan
dari
pejamu
untuk
c.
d.
Virulensi
Kemampuan agent untuk menghasilkan reaksi patologis berat
yang dapat menyebabkan kematian.
Toksisitas
Kesanggupan agent dalam menghasilkan reaksi kimia yang
bersifat racun atau toksis dan dapat menyebabkan rusaknya
e.
f.
Antigenesitas
adalah
kesanggupan
organisme
untuk
Dalam
jumlah
agent
bertambah,
sehingga
menyebabkan
dan
analitik.
Peranan
epidemiologi
deskriptif
adalah
memudahkan
untuk
mengadakan
penanggulangan,
orang
dapat
digunakan
untuk
mengetahui
kesehatan
antar-wilayah
seringkali
bukan
hanya
sekedar
yang
telah
dilaksanakan.
2.2. CHIKUNGUNYA
2.2.1. Pengertian
Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
chikungunya
protein
membentuk
heterodimer).
Nucleocapsids
isometric
2.2.3 Vektor
Vektor yang berperan dalam chikungunya dan DBD adalah nyamuk
Aedes aegypti (the yellow fever mosquito) dan vektor potensialnya adalah
nyamuk Aedesalbopictus (the Asian tiger mosquito) (Depkes RI, 2007).
2.2.3.1. Taksonomi
Secara taksonomi kedua spesies ini termasuk filum Arthropoda
(berkaki
telur-telur
mungkin
berada
dalam
status
kekeringan
jelas
menguntungkan.
Bertahan
dalam
c. Pupa
Stadium pupa atau kepompong merupakan fase akhir
siklus nyamuk dalam lingkungan air. Stadium ini membutuhkan
waktu sekitar 2 hari pada suhu optimum. Fase ini adalah periode
waktu tidak makan, namun tetap membutuhkan oksigen untuk
bernafas dan sedikit gerak. Pupa biasanya mengapung pada
permukaan air di sudut atau tepi tempat perindukan untuk
keperluan bernafasnya (Sutaryo, 2004 : 68).
Gambar
2.5
Siklus
Hidup
Nyamuk
Ae.
Aegypti
dan
tandon
air
minum,
ember,
tempayan,
drum,
dan
sejenisnya.
Penampungan ini biasanya dipakai untuk keperluan rumah tangga seharihari. Sedangkan Aedes albopictus lebih senang bertelur pada tempat
penampungan air yang berada di luar rumah seperti kaleng, botol, ban
bekas yang dibuang, lubang pohon, lekukan tanaman, potongan batang
bambu, dan buah kelapa yang sudah terbuka. Penampungan ini bukan
dipakai untuk keperluan rumah tangga sehari-hari. Hal itu sesuai dengan
sifat Aedes aegypti yang mempunyai kecenderungan sebagai nyamuk
rumah dan Aedes albopictus yang merupakan nyamuk luar rumah
(Sutaryo, 2004 : 47).
a. Feeding Habit
Nyamuk Aedes aegypti bersifat antropofilik yang berarti lebih
menyukai menghisap darah manusia dibandingkan dengan darah
hewan.
Sedangkan
nyamuk
Aedes
albopictus
merupakan
penghisap darah yang acak dan lebih zoofagik (WHO, 2005 : 62).
Untuk mendapatkan inangnya, nyamuk aktif terbang pada
pagi hari yaitu sekitar pukul 08.00-10.00 dan sore hari 15.0017.00. Nyamuk yang aktif menghisap darah adalah yang betina
untuk mendapatkan protein. Protein tersebut digunakan untuk
keperluan produksi dan proses pematangan telur. Tiga hari setelah
menghisap darah, nyamuk betina menghasilkan telur sampai 100
butir telur kemudian siap diletakkan pada media (Suroso, 2003 :
145).
b. Resting Places
Tempat yang disayangi nyamuk untuk beristirahat selama
menunggu bertelur adalah tempat yang gelap, lembab, dan sedikit
angin. Aedes aegypti lebih menyukai tempat yang gelap, lembab,
dan tersembunyi di dalam rumah atau bangunan sebagai tempat
peristirahatannya, termasuk di kamar tidur, di kamar mandi,
maupun di dapur. Nyamuk ini jarang ditemukan di luar rumah, di
tanaman, atau tempat terlindung lainnya. Di dalam ruangan,
permukaan istirahat yang disukai nyamuk adalah di bawah
perabotan, benda-benda yang tergantung seperti baju dan tirai,
serta dinding.
Sementara nyamuk
telurnya.
Nyamuk
Aedes
albopictus
jangkauan
merupakan
infeksi
viral
akut
dengan
onset
disertai menggigil intermiten. Fase akut ini menetap selama 2 atau 3 hari.
Temperatur dapat kembali naik selama 1 atau 2 hari sesudah suatu gap
selama 4-10 hari, menghasilkan kurva demam pelana kuda (saddle back
fever curve).
2.2.5.2. Nyeri Sendi
Nyeri sendi biasanya berat, dapat menetap, mengenai banyak
sendi (poliartikular), berpindah-pindah, terutama pada sendi-sendi kecil
tangan (metakarpofalangeal), pergelangan tangan, siku, pergelangan
kaki, dan kaki dengan gejala yang lebih ringan pada sendi-sendi yang
lebih besar. Karena rasa nyeri yang hebat, penderita seolah sampai tidak
dapat berjalan.
Persendian yang terkena kadang-kadang menjadi bengkak dan
nyeri saat disentuh, akan tetapi biasanya tanpa disertai efusi. Gejalagejala akut nyeri sendi umumnya berlangsung tidak lebih dari 10 hari.
Pasien dengan manifestasi artikuler yang lebih ringan biasanya bebas
gejala dalam beberapa minggu, tetapi pada kasus-kasus yang lebih berat
memerlukan waktu beberapa bulan untuk menghilang seluruhnya. Dalam
proporsi yang kecil, kasus nyeri sendi dapat menetap selama bertahuntahun dan menyerupai artritis reumatoid. Biasanya keadaan demikian
terjadi pada penderita yang sebelumnya mempunyai riwayat sering nyeri
tulang dan otot. Nyeri sendi yang memanjang biasanya tidak dijumpai
pada infeksi dengue. Mialgia generalisata seperti nyeri pada punggung
dan bahu biasa dijumpai. Karena gejala yang khas adalah timbulnya rasa
pegal-pegal, ngilu, juga timbul rasa sakit pada tulang-tulang, maka ada
yang menamainya sebagai demam tulang atau flu tulang.
2.2.5.3. Nyeri Otot
Nyeri otot (fibromyalgia) bisa pada seluruh otot terutama pada
otot penyangga berat badan seperti pada otot bagian leher, daerah bahu,
dan anggota gerak. Kadang-kadang terjadi pembengkakan pada otot
sekitar mata kaki atau sekitar pergelangan kaki (achilles).
2.2.5.4. Bercak Kemerahan Pada Kulit
Kemerahan pada kulit bisa terjadi pada seluruh tubuh berbentuk
makulo-popular (viral rash), sentrifugal (mengarah ke bagian anggota
gerak, telapak tangan dan telapak kaki). Bercak kemerahan ini terjadi
pada hari pertama demam. Lokasi kemerahan biasanya pada daerah
muka, badan, tangan, dan kaki.
ditegakkan
berdasarkan
anamnesis,
serum yang diambil saat 2 minggu atau lebih sesudah serangan panas
timbul. Diagnosis yang akurat dapat diperoleh dari serum yang sudah
diambil sesudah sakit dengan metode IgM capture ELISA. Isolasi virus
dapat dibuat dengan menyuntikkan serum akut dari kasus tersangka pada
mencit atau kultur jaringan. Diagnosis pasti adanya infeksi virus
chikungunya ditegakkan bila didapatkan salah satu hal berikut:
1) Peningkatan titer antibodi 4 kali lipat pada uji hambatan aglutinasi
2)
3)
(HI)
Virus chikungunya (CHIK) pada isolasi virus
IgM capture ELISA
Viral arthropaty dapat diketahui dan dijumpai pada beberapa
infeksi virus, seperti dengue, Mayora (Mayora fever, Uruma fever), Ross
River, Sindbiss (Ockelbo), Baermah forest, dan O`nyong-nyong, serta
penyakit virus lainnya (penyakit pogosta, demam karelian). Infeksi virus
tersebut merupakan diagnosis banding dari penyakit chikungunya.
Diagnosis banding penyakit chikungunya yang paling mendekati adalah
demam dengue atau demam berdarah dengue (Soegeng Sogijanto,
2004 : 62).
2.2.7. Prognosis
Prognosis penderita chikungunya cukup baik, sebab penyakit ini
tidak menimbulkan kematian. Belum ada penelitian yang secara jelas
memperlihatkanbahwa
chikungunya
dapat
secara
langsung
obat
anti
mual
dan
muntah
dimenhidramin
atau
Larvasidasi
adalah
pemberantasan
jentik
dengan
granules
(sand
nyamuk
di
masa
sebelum
dewasa
dengan
cara
5.
6.
7.
pakaian tersebut.
Tidur siang dengan menggunakan kelambu.
Kebiasaan orang tidur pada siang hari akan mempermudah
penyebaran penyakit chikungunya, karena nyamuk betina mencari
umpannya pada siang hari (Anies, 2006 : 76).
menjadi
enviromental
reservoir
dan
ikut
berperan
Indonesia
merupakan
negara
kepulauan
yang
mengandung
air.
Rata-rata
kelembaban
untuk
tentang
kebiasaan
Pelayanan Kesehatan
Secara umum pelayanan kesehatan masyarakat merupakan sub
pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan
preventif (pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan), dan
pelayanan
kuratif
(pengobatan)
untuk
meningkatkan
derajat
puskesmas,
puskesmas
pembantu,
puskesmas
Care)
Pelayanan
kesehatan
ini
diperlukan
oleh
kelompok
kesehatan
tingkat
kedua.
Pelayanan
sudah
kepercayaan-kepercayaan
dengan
kesehatan,
yang
kegiatan
diyakini
yang
keagamaan
di
binatang,
orang-orang,
bangunan
buatan
manusia,
berkumpul.
g) Pendidikan
catat apa saja sekolah-sekolah dalam area beserta kondisi,
pendidikan lokal, reputasi, tingkat drop-out, aktifitas-aktifitas
ekstrakurikuler,
layanan
kesehatan
sekolah,
dan
tingkat
pendidikan masyarakat.
h) Rekreasi
catat dimana anak-anak bermain, apa saja bentuk rekreasi
utama, siapa yang berpartisipasi, fasilitas untuk rekreasi dan
kebiasaan masyarakat menggunakan waktu senggang.
b. Jenis Data
Jenis Data secara umum dapat diperoleh dari
1. Data Subjektif: yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah
yang dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok dan komunitas,
yang diungkapkan secara langsung melalui lisan.
2. Data Objektif: data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan,
pengamatan dan pengukuran.
c. Sumber Data
1. Data Primer: data yang dikumpulakn oleh pengkaji dalam hal ini
mahasiswa atau perawat kesehatan masyarakat dari individu,
keluarga, kelompok dan komunitas berdasarkan hasil pemeriksaan
atau pengkajian.
2. Data Sekunder : data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat
dipercaya, misalnya : kelurahan, catatan riwayat kesejatan pasien
atau medical record. (wahit, 2005)
d. Cara Pengumpulan Data
1. Wawancara Atatu Anamnesa
2. Pengamatan
3. Pemeriksaan Fisik
e. Pengolahan Data
1. Klasifikasi data atau kategorisasi data
2. Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan tally
f.
3. Tabulasi data
Interpretasi data analisis data
Tujuan analisis data :
1. Menetapkan kebutuhan komuniti;
2. Menetapkan kekuatan;
3. Mengidentifikasi pola respon komuniti;
4. Mengidentifikasi
kecenderungan
penggunaan
pelayanan
kesehatan.
g. Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan
h. Prioritas masalah
Prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu
mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria:
1. Perhatian masyarakat;
2. Prevalensi kejadian;
3. Berat ringannya masalah;
4. Kemungkinan masalah untuk diatasi;
5. Tersedianya sumber daya masyarakat;
6. Aspek politis.
2.3.2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan
baik yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang
diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah
yang mungkin timbul kemudian. American Nurses Of Association (ANA). Dengan
demikian diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan
pasti tentang status dan masalah kesehatan pasien yang dapat diatasi dengan
tindakan keperawatan.
2.3.3. Perencanaan
a. Tahapan pengembangan masyarakat
Persiapan,
penentuan
prioritas
daerah,
pengorganisasian,
a. Cognitive
implementations,
meliputi
pengajaran/
pendidikan,
membuat
strategi
untuk
klien
dengan
disfungsi
pelayanan,
menciptakan
komunikasi
terapeutik,
b. Evaluasi proses
Evaluasi proses berfokus pada penampilan kerja perawat dan apakah
perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan merasa cocok, tanpa
Pengkajian
individual :
Mental
Pengkajian terhadap
keluarga :
Emosional
Sosio budaya
Sosial
Data lingkungan
spritual
Fungsi
keluarga
secara
Fisik
Struktur
anggota
Rencana perawatan :
Menyusun tujuan
Mengidentifikasi sumber-sumber
Mendefinisikan pendekatan alternatif
Memilih intervensi perawatan
Menyusun prioritas
Intervensi :
Implementasi rencana pengarahan
sumber-sumber
Evaluasi perawatan
2.4.1 Pengkajian
Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang di gunakan oleh perawat
keluarga dengan memakai norma-norma kesehatan keluarga maupun
untuk
mengatasinya
(Friedman,
1998).
(Effendy,
1998)
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
oleh
keluarga
serta
kendala
mengapa
tugas
pencegahan
penyakit
(status
imunisasi),
sumber
mengetahui
sejauh
mana
kemampuan
keluarga
keluarga
terhadap
petugas
dan
fasilitas
kesehatan
4. Pengalaman yang kurang baik terhadap petugas kesehatan
Fungsi reproduksi
Hal-hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah:
berapa jumlah anak, perencanaan jumlah anggota keluarga, metode
yang digunakan dalam mengendalikan jumlah anggota keluarga.
2)
Fungsi ekonomi
Hal-hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga
adalah: kemampuan keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan,
papan, serta pemanfaatan sumber yang ada di masyarakat untuk upaya
peningkatan status kesehatan.
d.
dikaji
adalah
sejauhmana
keluarga
berespon
terhadap
situasi/stressor.
b) Strategi koping yang digunakan yaitu strategi koping apa yang
digunakan oleh keluarga bila menghadapi permasalahan.
c) Strategi
adaptasi
disfungsional
yaitu
menjelaskanmengenai
f.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang
digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan
fisik di klinik.
menetapkan
diagnosa
keperawatan
keluarga,
ditetapkan
adalah
menentukan
prioritas
masalah
kesehatan
dan
keperawatan keluarga.
2.4.3 Perencanaan
2.4.3.1 Penyusunan Tujuan
Perancanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan
yang mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan
standar. Kriteria dan standar merupakan pernyataan yang spesifik tentang
hasil yang diharapkan dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan
tujuan khusus yang ditetapkan. Penyusunan tujuan ini dilakukan
bersama-sama anggota keluarga secara konsisten. Dalam penyusunan
tujuan
sangat
diperlukan
kerja
sama
dengan
keluarga
dalam
Penyusunan Prioritas
Operasionalisasi perencanaan perawatan mengikuti penyelesaian
intervensi
kepada
pengimplementasiannya.
Pengurutan
No
Kriteria
Nilai
Sifat masalah
Skala : Tidak/kurang sehat
1
3
Ancaman kesehatan
Keadaan sejahtera
2
2
Sebagian
Tidak dapat
Skala : Tinggi
Cukup
Rendah
Menonjolnya masalah
Skala : Masalah, harus segera ditangani
Bobot
1
2
Skoring:
1) Tentukan skor untuk setiap kriteria.
2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot.
Skor
X bobot
Angka tertinggi
3) Jumlahkan skor untuk semua kriteria.
4) Skor tertinggi adalah 5, dan sama untuk seluruh bobot.
2.4.4 Pelaksanaan
Tahap
pelaksanaan
diawali
dengan
penyelesaian
perencanaan
1.
2.
3.
b.
Model
Asuhan
Keluarga
menguraikan
pelaksanaan
tindakan
Memberikan informasi
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1. TAHAP PERSIAPAN
Kegiatan ini diawali dengan orientasi dari Pembimbing Lahan di
Puskesmas Kendalsari pada tanggal 27 Juli 2015 untuk penentuan daerah
binaan. Berdasarkan hasil diskusi yang dilakukan oleh beberapa
TAHAP PENGKAJIAN
Tahap pengkajian dimulai dari observasi lingkungan di wilayah RW
06 dan diperoleh gambaran wilayah dan lingkungan sebagai berikut:
PENYAMPAIAN DATA
1. Data Primer :
A. JUMLAH KADARZI
Januari (jumlah: 113)
Kadarzi : 55 balita
Tidak Kadarzi : 63
Februari (jumlah: 114)
Kadarzi : 66
Tidak Kadarzi : 48
Maret (jumlah: 109)
Kadarzi : 43
Tidak Kadarzi : 66
April (jumlah: 106)
Kadarzi : 53
Tidak Kadarzi : 53
Mei (jumlah: 105)
Kadarzi : 44
Tidak Kadarzi : 61
Juni (jumlah: 134)
Kadarzi : 55
Tidak Kadarzi : 79
B. KUNJUNGAN POSYANDU BALITA
Gambar ......
Gambar di atas menunjukkan kunjungan posyandu balita selama
3 bulan terakhir, yaitu bulan april, mei, dan juni. Dari data tersebut
didapatkan bukti bahwa kunjungan ke posyandu balita mengalami
penurunan tiap bulan.
C. KUNJUNGAN LANSIA
Gambar ......
2. Observasi
a. Gambaran Lingkungan Fisik
NO.
1.
ELEMEN
Perumahan
DESKRIPSI
Bangunan, luas, bahan,
arsitek, bersatu/pisah
HASIL
- Bangunan bersatu/
saling berdempetan
- Luas 9x13 m
- Bahan: batu bata
- Arsitek : modern
2.
Lingkungan/
daerah
Halaman samping,
belakang.
Luas, sempit/tidak,
berbatasan dengan
tembok tetangga).
bersih/kotor,
pribadi/umum
Rumput : ada di
beberapa tanah kosong,
di sekitar rumah tidak
ada.
Bersih dari sampah,
namun banyak debu
yang berterbangan dan
di lantai warga.
Lingkungan umum
terdapat rumput liar,
3.
Lingkungan
terbuka
4.
Batas
kebiasaan
Tempat berkumpul,
sering berkumpul
dirumah pak RW, di
toko/warung, di depan
rumah tetangga, di balai
RW ketika pagi, sore
5.
Transportasi
atau malam
Jalan kaki, sepeda
alat transportasi
mobil.
Situasi jalan ramai di
pagi hari dan sepi pada
6.
Pusat
Klinik, rekreasi,
pelayanan
sekolah, praktek
pelayanan perawatan,
Praktek pelayanan
tempat ibadah
perawatan : puskesmas
>100 m
7.
Toko/warung
8.
Pusat belanja
Bagaimana
Warung :
Toko : jalan kaki, sepeda
mencapainya, jenis
motor
Pedagang keliling
Anak sekolah, ibu-ibu,
(anak, pengangguran,
bapak-bapak
hewan)
Lokasi, cara
Jawa
komunikasi
Komunikasi : bahasa
Akut/kronis, jarak ke
tempat pelayanan
9.
Orang dijalan
10.
Suku
11.
Tempat ibadah
12.
Kesehatan
rata-rata <100 m
Puskesmas : jarak rata13.
14.
Politik
Media
Kampanye
Televisi, radio, koran,
rata >100 m
Demokrasi
Televisi, radio, koran
papan pengumumun,
dll
3. Key Instrumen
a. Hasil Wawancara Tentang Chikungunnya
-
terawat.
Berdasarakan hasil wawancara dengan kader kesehatan di RW 06
juga didapatkan hasil bahwa terdapat kegiatan bersih desa namun
sudah tidak berjalan lagi dan kegiatan tersebut berjalan saat ada
mengikuti pelatihaN.
Kader mengatakan tidak tau nilai normal glukosa, asam urat, dan
kolesterol.
Berdasarkan hasil survey pada kegiatan posyandu hari sabtu, 8
8 2015 mendapatkan hasil bahwa peserta posyandu yang hadir
kebanyakan balita dan untuk lansia turun (sekitar <20 orang)
4. Sekunder :
PENGKAJIAN INSTRUMEN
A. Core
1. Demografi
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anggota
Keluarga
b.
Karakteristik
Responden
Berdasarkan
Pendidikan
Terakhir
Diagram
3.6
Karakteristik
Responden
Berdasarkan
Pendidikan Terakhir
Diagram 3.6 dapat diketahui bahwa dari 84 KK terdapat 318
orang, didapatkan 32% (102 orang) berpendidikan SD, 31% (99
orang)
berpendidikan
SMA/SMK,
15%
(13
orang)
tidak
Diagram
3.7
Karakteristik
Responden
Berdasarkan
Agama
Diagram 3.7 menunjukkan bahwa dari 84 KK yang terdiri dari
318 orang 100% (318 orang) beragama islam .
3. MASALAH KESEHATAN
a. Karakteristik Berdasarkan Masalah Kesehatan
c.
Karakteristik
Kebiasaan
Penggunaan
Kelambu/Obat
Nyamuk/ Lotion
Diagram
3.12
Karakteristik
Kebiasaan
Penggunaan
g.
B. Sub Sistem
1. Lingkungan Fisik
a.
Diagram
Keluarga
yang
Meninggal
Karena
Chikungunya
Berdasarkan diagram 3.18 diketahui bahwa dari 84 KK,
sebagian besar anggota keluarga di RW 06 tidak ada yang
meninggal karena chikungunya dengan persentase sebanyak
98,8% dan sebagian kecil anggota keluarga di RW 06 meninggal
karena chikungunya dengan presentase sebanyak 1,2%.
e.
peliharaan dan
kandangnya.
g.
hari,
sebanyak
3%
warga
membersihkan
kandang
j.
61%
warga
menderita
chikungunya
mempunyai
dan
tetangga
sebanyak
39%
yang
warga
pernah
tidak
k.
warga
yang
memiliki
langit-langit
bersih,
mudah
yang
memiliki
dinding
semi
permanen/setengah
sejumlah
0%
dan
rumah
warga
yang
memiliki
lantai
Diagram
3.32 Karakteristik
Jendela Kamar
Tidur
Diagram 3.32 diketahui bahwa dari 84 KK yang diamati,
menunjukkan rumah warga yang memiliki jendela sejumlah
100% dan rumah warga yang tidak memiliki jendela sejumlah
0%.
s. Karakteristik Jendela Ruang Keluarga
Karakteristik Ventilasi
memiliki ventilasi kurang dari 10% dari luas lantai sejumlah 3,6 %,
dan rumah warga tidak memiliki ventilasi sejumlah 0%
u. Karakteristik Lubang Asap Dapur
Diagram
3.43
Karakteristik
Berdasarkan
Penerimaan
b.
Karakteristik
Penyakit Chikungunya
Karakteristik
Media
Yang
Paling
Disukai
Sebagai
e.
96%
warga
memilih
penting
untuk
informasi
Pengetahuan
Warga
Mengenai
Pengertian
Penyakit
Chikungunya
diagram
bahwa
3.48
dari
pengetahuan
84
warga
KK
yang
tentang
diamati
penyakit
42%
chikungunya.
warga
tidak
mengetahui
tentang
penyakit
g.
diagram
3.49
dari
84
KK
yang
diamati,
Diagram
3.50
Karakteristik
Pengetahuan
Warga
Mengenai
diagram
3.50
dari
84
KK
yang
diamati
b.
di
lingkungan
RW.
06
Kelurahan
Jatimulyo
tidak
memilih untuk membeli obat sendiri dan tidak ada yang memilih untuk
melakukan pengobatan alternatif.
d. Karakteristik Berdasarkan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di
Lingkungan Sekitar
memanfaatkan pelayanan
Tidak
Memanfaatkan
Pelayanan
Kesehatan
Di
Lingkungan Sekitar
yang tidak
4.
Ekonomi
a. Karakteristik Penghasilan Keluarga
penghasilan
11%
warga
>Rp1.800.000,00
yang
memiliki
dalam
sebulan
penghasilan
dan
rata-rata
hidup
dan kesehatan
sedangkan
36%
warga
yang
5.
Pendidikan
a. Warga Yang Mempunyai Anak Usia Sekolah
diagram
3.70
menunjukkan
dari
84
KK
8.
Rekreasi
a. Karakteristik Tempat Rekreasi Keluarga
KESIMPULAN
Data hasil pengkajian
DIAGNOSA
Ketidakefektifan Pemeliharaan
melakukan pengukuran
mampu melakukan
gula darah
kegiatan posyandu
Agustus
78% kader
mengatakan ingin
gula darah
dilaksanakan pelatihan
kader
INDIKATOR
80% kader mampu
Berdasarkan
hasil
2015
mendapatkan
hasil
bahwa
peserta
lansia
turun
kegiatan posyandu
DS :
Ketua
kader
mengatakan terdapat
alat pengukur glukosa,
asam
urat,
kolesterol.
alat
Namun,
tersebut
dipakai
dan
hanya
selama
Ketua kader
mengatakan bahwa
posyandu di RW 06
akan berjalan bila
petugas dari
puskesmas sudah
datang. Bila petugas
dari puskesmas belum
datang, acara
posyandu juga belum
dimulai.
Kader kesehatan
mengatakan bahwa
terdapat kegiatan
bersih desa namun
sudah tidak berjalan
lagi
Ketua RT 01
mengatakan bahwa
warga membersihkan
lingkungan saat ada
beberapa warga yang
terkena cikungunnya.
55%
warga
menerima
informasi
tentang
penyakit
chikungunya
58% warga tidak tahu
tentang
pengertian
penyakit chikungunya
40% warga tidak tahu
tanda
tidak
dan
gejala
chikungunya
75% warga tidak tahu
tentang
pencegahan
cara
penyakit
chikungunya
68% warga tidak tahu
cara
penularan
penyakit chikungunya
Warga membersihkan
lingkungan saat ada
kejadian warga yang
terkena cikungunnya
(33,3%)
Kegiatan bersih desa
sudah tidak berjalan
lagi dan kegiatan
90% warga
mendapatkan informasi
tentang chikungunya
Pengetahuan Masyarakat
kelurahan jatimulyo RW 06
gejala, cara
penularan penyakit
chikungunya
tentang chikungunya
Warga membersihkan
lingkungan setiap hari
100%
Warga melakukan
kegiatan bersih desa
Data
hasil
pengkajian
chikungunya,
tidak
40%
tahu tanda
dan
0%
Rerata nasional,
pencegahan
tidak
tahu
tentang
cara
penyakit
hal
ini
kurang
indikator
yang
larvasida/abate
75% warga
menimpa warga RW 06
menggunakan
cara
kelurahan jatimulyo
penampungan air
chikungunya
(0%)
Kejadian chikungunya
tertutup
penularan
penyakit
26%
64% tidak
menggunakan kelambu
85% tidak
menggunakan
larvasida/abate
38% menggunakan
penampungan air yang
terbuka
60% warga di RW 06
memiliki kebiasaan
merokok
DS :
Ketua RW 06 mengatakan
bahwa warganya
terserang chikungunya,
yang paling banyak
terserang chikungunya
warga di RT 01 dan RT 06
Tujuan Umum /
Keperawatan
Ketidakefektifa
faktor resiko
Setelah diberikan
pendidikan
indikator
Pemeliharaan
kesehatan
Mempromosikan perilaku
Kesehatan
mengenai
masyarakat
pemeliharaan
sehat
Strategi pencegahan /
kelurahan
kesehatan
penanganan terpajan
diharapkan kader
kesehatan RW 06
beresiko
jatimulyo RW
06
24
24
Perilaku
Setelah dilakukan
Kesehatan
tindakan
Indikator
Masyarakat
keperawatan
24
Cenderung
diharapkan warga
kejadian penyakit
Strategi tindakan preventif
24
perilaku
dalam mendapatkan
Program RT percontohan
berpengaruh tinggi di RW
06 dan dorong kelompok
dalam program
menyampaikan informasi
pemeliharaan kesehatan
06
Pengetahuan
mendorong komunitas
kesehatan di RW
mengurangi
Health Education
- Libatkan kelompok untuk
pemeliharaan
Kurangnya
Intervensi
menerapkan
mampu
dapat
Berisiko b.d
Rencana Kegiatan
mengenai
Chikungunya
Pembuatan kalender
-
Jelaskan
kondisi
warga
saat ini
kader jumantik
Penyuluhan mengenai
pengetahuan
warga
kader jumantik
pemantauan jentik untuk
Identifikasi
Masyarakat
kesehatan yang
24
jatimulyo RW
beresiko
Monitor perilaku warga yang
24
06
beresiko
kelurahan
beresiko
Keterangan :
1 : no knowledge
2 : limited
3 : moderate
4 : substantial
5 : extensive
chikungunya
Penyuluhan pembuatan
ovitrap ke kader dan dari
Chikungunya
Jelaskan faktor penyebab
Chikungunya
Jelaskan gejala
Chikungunya
Jelaskan pengobatan
Chikungunya
Jelaskan pencegahan
kader ke warga
Penyebaran ovitrap ke
rumah-rumah warga
Chikungunya
a. Plan of Action
No
1
Strategi
Tujuan
Sasaran
Bentuk
Waktu dan
Media
Pelaksana/PJ
Dana
MMRW :
Agar
Kader, ketua
Kegiatan
Seminar
Tempat
Di Balai RW
Proyektor, PPT,
Kegiatan
Perwakilan
Swadaya
Musyawarah
masyarakat
RW dan
Tanya jawab
Selasa, 11
laptop, microfon
kader dan
mahasiswa
dengan
dapat
perangkat,
Diskusi
Agustus 2015
perangkat
mengetahui
ketua RT dan
Musyawarah
anggota
desa (RT/RW),
hasil pengkajian,
perangkat,
Mufakat
mahasiswa
kader, karang
masalah di RW
karang taruna
taruna terkait
06 Kelurahan
hasil
Kendalsari,
pengkajian
untuk mencapai
seluruh
kesepakatan
solusi
penyelesaian
masalah yang
akan dilakukan,
2.
dan untuk
Demo praktek
Balai RW
Proyektor, PPT,
membentuk
Seminar
Senin, 17
laptop, microfon,
Agustus 2015
glukometer,
Seluruh kader
dengan kader,
spygmomanometer,
RW 06 (RT 01
karang taruna,
stetoskop, strip,
RT 06)
dan perangkat
lanset, alkohol
kerjasama
Sekolah Kader
Kader
Swadaya kader
desa.
3.
swab, buku
Agar kader
Seminar
dapat
Demo praktek
Masih abstrak
Proyektor, PPT,
Tanggungjawab
laptop, microfon,
bersama
melakukan
Kader
seperangkat alat
Pelatihan
pengukuran
Karang taruna
pembuat ovitrap
Pembuatan
tekanan darah,
RW
anggota
Ovitrap
glukosa, asam
RT
karang taruna,
urat, dan
Masyarakat RW
RT, dan RW
kolesterol
06
4.
secara mandiri
Bersih Desa
Membersihkan
RW 06
Seperangkat alat
lingkungan
30 Agustus
untuk
bersama
2015
membersihkan
Seluruh kader,
Seluruh
lingkungan dan
Agar kader,
masyarakat RW
rumah
karang taruna,
06 Kelurahan
anggota
RT, RW dapat
Kendalsari
karang taruna,
Seluruh kader,
membuat ovitrap
secara mandiri
seluruh
dan dapat
masyarakat
menularkan ke
RW 06
masyarakat RW
06
Agar
masyarakat
mampu menjaga
lingkungan yang
bersih untuk
meminimalisir
chikungunya
dan DBD
IMPLEMENTASI
No
Hari/Tanggal/
Implementasi
TT
Jam
1.
05 Agustus 2015
Jatimulyo
- Melakukan observasi terhadap jalannya
posyandu
- Melakukan observasi peran kader dalam
2.
3.
08 Agustus 2015
posyandu di RW 06
- MMRW menyampaikan hasil pengkajian
di RW 06 kelurahan jatimulyo
- Menentukan POKJA, waktu dan tanggal
16 Agustus 2015
pengetahuan
warga
mengenai Chikungunya
- Melakukan penyuluhan tentang
pengertian, faktor penyebab, gejala,
pengobatan, dan pencegahan
chikungunya kepada anggota PKK RW
06 Kelurahan Jatimulyo
- Pembentukan dan penambahan
4.
17 Agustus 2015
RW 06 Kelurahan Jatimulyo
- Memberikan pre test kepada kader
kesehatan sebelum
- Memberikan penyuluhan mengenai
materi tekanan darah, gula darah,
kolesterol, asam urat, dan chikungunya.
- Memberikan pelatihan kepada kader
diantaranya pengukuran tekanan darah,
23 Agustus 2015
Jam 09.00 WIB
urat
- Melakukan sekolah kader kesehatan
kedua bersama warga RW 06 Keluragan
Jatimulyo untuk pembuatan ovitrap
- Memberikan penyuluhan kepada warga
RW 06 kelurahan Jatimulyo tentang
chikungunya
- Memberikan pelatihan kader kesehatan
6.
24-27 Agustus
2015
26 Agustus 2015
Jam 09.00 WIB
8.
29 Agustus 2015
Jam 19.30 WIB
9.
30 Agustus 2015
Jam 06.00 WIB
nyamuk
- Melakukan penyampaian hasil lomba
bersih desa di RW 06 dan penyerahan
vandel
- Melakukan pemeriksaan gratis dan
skrining kesehatan di RW 06 melibatkan
pihak puskesmas kendalsari dan kader
kesehatan
- Melakukan evaluasi kader kesehatan di
10.
31 Agustus 2015
Jam 16.00
11.
02 September
2015
Jam 18.30 WIB
EVALUASI
RW 06
- Mendampingi warga RT 01 RW 06
Kelurahan Jatimulyo untuk pembuatan
ovitrap bersama
- Mendampingi warga RT 01 RW 06
Kelurahan Jatimulyo untuk penyebaran
ovitrap bersama
a. STRUKTUR
1. 08 Agustus 2015, pukul 19.00 (penyampaian hasil pengkajian dan
pembuatan program intervensi/MMRW)
Waktu memulai acara mundur 30 menit dari waktu yang
ditetapkan, karena undangan tidak ditulis waktu yang jelas)
Persiapan tempat selesai tepat waktu, namun alat yang digunakan
belum lengkap hingga mendekati waktu untuk memulai acara,
namun dapat diselesaikan sebelum dimulai acara.
2. 16 Agustus 2015, pukul 16.00 WIB (penyuluhan chikungunya kepada
kader dan warga + pembentukan kader jumantik)
Waktu memulai acara mundur 30 menit dari waktu yang ditetapkan
karena banyak kader dan warga yang belum datang.
Penyiapan tempat dan alat presentasi kurang persiapan karena
berubah posisi dari tempat sebelumnya sehingga masih terjadi
penyiapan ketika warga sudah mulai datang.
Alat-alat yang digunakan terbatas seperti kabel untuk menyalakan
LCD tidak sampai ke meja sehingga harus mencari kabel
tambahan, namun dapat diatasi sebelum acara dimulai.
3. 17 Agustus 2015, pukul 09.00 WIB (Sekolah kader 1)
Kader datang 90% pada pukul 09.30 WIB, sehingga acara
pelatihan dimulai pada 09.30 WIB.
Persiapan alat dan tempat telah disiapkan dengan baik dan tepat
waktu. Namun peserta datang lebih awal sehingga ada peserta
yang datang dan mahasiswa masih melakukan persiapan.
4.
Persiapan alat (alat pengukur tinggi badan tidak ada dari kader,
alat penimbang berat badan terlambat diambil karena kader masih
mengikuti jalan sehat.
b. PROSES
1. 08 Agustus 2015, pukul 19.00 (penyampaian hasil pengkajian dan
pembuatan program intervensi/MMRW)
Acara dapat dimulai pada pukul 19.30 dengan jumlah peserta
sekitar 35%.
Penyampaian hasil dilakukan oleh ketua kader yang telah dibekali
materi sebelumnya.
Peserta antusias memperhatikan dan dapat memberikan pilihanpilihan intervensi untuk dilakukan di masyarakat dan lingkungan.
dapat
menentukan
intervensi
yang
tepat
untuk
DAFTAR PUSTAKA
Allender, J.A., and Spradley, B.W.(2001). Community health nursing : Concepts
and practice, 4th.ed, Philadelpia: Lippincott
Anderson, E.T., and McFarlane, J.(2000). Community as partner: Theory and
practice in nursing, 3rd.ed, Philadelpia: Lippincott
Anies,
2006,
Manajemen
Berbasis
Lingkungan
Solusi
Mencegah
dan
di
Indonesia
Tahun
2001-2003,
Biasa
Cermin
Dunia
RI,
2008,
Chikungunya
Tidak
Menyebabkan
Kematian
atau
2010,
Demam
Chikungunya,
http://artikeldokteranfree.blogspot.com
Irsanya
Perkembangan
Nilam
2005,
Pengaruh
Lingkungan
terhadap
Sayono,
2008,
Pengaruh
Terhadap Jumlah
Penerapan
Nyamuk
Lethal
Aedes
yang
Ovitrap
yang
Dimodifikasi
Terperangkap,
Tesis
Universitas Dipenogoro.
Soedarto, 2007, Kedokteran Tropis, Surabaya : Airlangga Universitas Press.
Soegijanto, Soegeng , 2004, Kumpulan Makalah Penyakit Tropis dan Infeksi
di Indonesia, Surabaya : Airlangga University Press.
Soekidjo Notoatmodjo, 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : PT
Suharto, 2003, Chikungunya Pada Orang Dewasa, Surabaya : Airlangga
University Press.
Supartha IW, 2008, Pengendalian Terpadu Vektor Virus DBD, Aedes aegypti dan
Aedes
albopictus.
(Online),
http://www.linkpdf.com/download/
dl