PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kampus Lapangan Geologi Karangsambung merupakan daerah kawasan tropis yang
tidak luas namun menyimpan fenomena geologi dan aneka batuan unik dan langka. Teori
tentang lempeng tektonik dapat diuji kebenarannya disini. Lokasi kampus ini juga luput
dari kegiatan gunung api muda dan relatif terhindar dari disintegrasi iklim tropis. Daerah
Karangsambung memiliki ciri khas geologi yang sangat menarik untuk dipelajari. Pada
daerah ini terdapat batuan Pra-Tersier dengan jenis batuan yang beragam serta tatanan dan
struktur geologi yang kompleks. Kondisi geologi yang kompleks ini terbentuk karena pada
daerah Karangsambung merupakan zona meratus, yaitu daerah pertemuan antara lempeng
(subduksi) yang terangkat. Lempeng yang saling bertabrakan tersebut membentuk boudinboudin lonjong yang membentuk formasi masing-masing dengan jenis batuan yang
beragam. Sebelum palung subduksi tersebut terangkat, banyak jenis batan yang
terendapkan dengan batuan domiannya berupa batu lempung. Pada daerah ini juga
ditemukan batuan yang berada di laut dalam, karena proses pengangkatan pada zona
palung subduksi tersebut. Geologi Karangsambung mempunyai formasi yang khas
dibandingkan dengan daerah lain. Hal ini terlihat dari bentuk morfologi yang berbentuk
lonjong dan berbukit-bukit dengan formasi batuan yang berbeda-beda, stratigrafi daerah ini
sangta khas dan membentuk formasi yang beragam, struktur geologi pada daerah ini terdiri
dari lipatan, sesar dan kekar.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Keadan geomorfologi daerah Karangsambung?
2. Batuan apa saja yang terdapat di daerah Karangsambung?
C. TUJUAN
Tujuan dari kuliah lapangan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui keadaan geomorfologi daerah Karangsambung.
2. Untuk mengidentifikasi batuan yang terdapat di daerah Karangsambung.
Page 1
D. MANFAAT
Manfaat yang diperoleh dari kuliah lapangan ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat mempelajari dan menambah ilmu pengetahuan tentang geomorfologi daerah
Karangsambung.
2. Dapat mengenali dan mengidentifikasi jenis-jenis batuan.
Page 2
BAB II
ISI
A. GEOLOGI KARANGSAMBUNG
1. Fisiografi Regional
Daerah Karangsambung berada di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah,
Indonesia. Batas wilayah di sebelah utara daerah ini adalah dengan wilayah Banjarnegara,
di timur berbatasan dengan wilayah Wadaslintang, di sebelah selatan berbatasan dengan
wilayah Kebumen dan di sebelah barat berbatasan dengan daerah Gombong.[1] Secara
geografis, daerah Karangsambung mempunyai koordinat 73400 - 73630 LS dan
1093700 - 1094400 BT. Secara administratif, daerah pemetaan Gunung Paras
termasuk kedalam Kecamatan Karangsambung dan Kecamatan Karanggayam, Kabupaten
Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Secara fisiografis, daerah Karangsambung termasuk ke
dalam Zona Pegunungan Serayu Selatan. [2]
Page 3
bagian utara (G. Paras) dan Selatan (G.Brujul dan Bukit Selaranda) dari daerah pemetaan.
Perbukitan ini memiliki arah memanjang Timur-Barat. Sumbu antiklin tersebut mengalami
proses erosi yang membentuk morfologi berupa lembah di daerah Karangsambung dengan
adanya perbukitan-perbukitan terisolasi yang berupa tubuh batuan beku (intrusi) dan batu
gamping (Jatibungkus) serta konglomerat (Pesanggrahan). Pada daerah pemetaan, di
sebelah Barat Laut dari lembah Karangsambung, terdapat perbukitan kompleks (Pagerbako
dan Igir Kenong) yang tersusun atas lithologi berupa fragmen-fragmen raksasa batuan
metamorf ( filit) dan batu sedimen laut dalam (perselingan rijang dan gamping merah)
yang tertanam di dalam massa dasar lempung.
Page 4
yang meander. Sungai Luk Ulo dan sungai-sungai kecil yang mengalir di daerah
Karangsambung juga memiliki peran penting dalam pembentukan morfologi di daerah ini
berkaitan dengan proses erosi dan sedimentasi. [2]
2. Geomorfologi Karangsambung
Geomorfologi merupakan studi mengenai bentuk-bentuk permukaan bumi dan semua
proses yang menghasilkan bentuk-bentuk tersebut.Morfologi daerah Karangsambung
merupakan perbukitan struktural, disebut sebagi kompleks melange. Tinggian yang berada
didaerah ini antara lain adalah Gunung Waturanda, bukit Sipako, Gunung Paras, Gunung
brujul, serta bukit Jatibungkus. Penyajian melange di lapangan Karangsambung merupakan
dalam bentuk blok dengan skala ukuran dari puluhan hingga ratusan meter, selain itu juga
terdapat melange yang membentukl sebuah rangkaian pegunungan.[1]
Daerah Karangsambung oleh para ahli geologi sering disebut sebagai lapangan
terlengkap di dunia. Karangsambung merupakan jejak-jejak tumbukan dua lempeng bumi
yang terjadi 117 juta tahun sampai 60 juta tahun yang lalu. Ia juga merupakan pertemuan
lempeng Asia dengan lempeng Hindia. Ia merupakan saksi dari peristiwa subduksi pada
usia yang sangat tua yaitu pada zaman Pra-Tersier. Di daerah ini terjadi proses subduksi
pada sekitar zaman Paleogene (Eosen, sekitar 57,8 juta sampai 36,6 juta tahun yang lalu).
Oleh karena itu, pada tempat ini terekam jejak-jejak proses paleosubduksi yang ditunjukan
oleh singkapan-singkapan batuan dengan usia tua dan merupakan karakteristik dari
komponen lempeng samudera. Karangsambung merupakan tempat singkapan batuan
terbesar batuan-batuan dari zaman Pre-Tersier yang terkenal dengan sebutan Luk Ulo
Melange Complex , suatu melange yang berhubungan dengan subduksi pada zaman
Crateceous (145.5 4.0 hingga 65.5 0.3 juta tahunyang lalu) yang diperkirakan berumur
117 juta tahun.
Tersingkapnya batuan melange di daerah Karangsambung ini disebabkan oleh
adanya tektonik kompresional yang menyebabkan daerah tersebut dipotong oleh sejumlah
sesar-sesar naik disamping adanya pengangkatan dan proses erosi yang intensif. Apabila
diperhatikan bahwa posisi batuan melange ini dijumpai di sekitar inti lipatan antiklin dan
di sekitar zona sesar naik dan kenyataannya pada saat sekarang posisi inti lipatan ini berada
di bagian lembah yang didalamnya mengalir aliran sungai Luk Ulo yang menunjukan
bahwa di daerah tersebut proses erosi berlangsung lebih intensif.
Melange Luk Ulo didefinisikan oleh Asikin (1974) sebagai percampuran tektonik
dari batuan yang mempunyai lingkungan berbeda, sebagai hasil dari proses subduksi antara
Lempeng Indo-Australia yang menunjam di bawah Lempeng Benua Asia Tenggara, yang
Laporan Kuliah Lapangan Karangsambung Anis Stiyani
Page 5
terjadi pada Kala Kapur Atas-Paleosen. Melange tektonik ini litologinya terdiri atas batuan
metamorf, batuan basa dan ultra basa, batuan sedimen laut dalam (sedimen pelagic) yang
seluruhnya mengambang di dalam masa dasar lempung hitam yang tergerus (Scally clay).
Selanjutnya penulis ini membagi kompleks melange menjadi dua satuan berdasarkan sifat
dominansi fragmenya, yaitu Satuan Seboro dan Satuan Jatisamit. Kedua satuan tersebut
mempunyai karakteristik yang sama yaitu masa dasarnya merupakan lempung hitam yang
tergerus (Scally clay). Bongkah yang berada di dalam masa dasar berupa boudin dan pada
bidang permukaan tubuh bongkahnya juga tergerus. Beberapa macam dan sifat fisik
komponen melange tektonik ini, antara lain batuan metamorf, batuan sedimen dan batuan
beku.
Morfologi perbukitan disusun oleh endapan melange, batuan beku, batuan sedimen
dan endapan volkanik Kuarter, sedangkan morfologi pedataran disusun oleh batuan
melange dan aluvium. Seluruh batuan penyusun yang berumur lebih tua dari Kuarter telah
mengalami proses pensesaran yang cukup intensif terlebih lagi pada batuan yang berumur
Kapur hingga Paleosen.
Morfologi perbukitan dapat dibedakan menjadi dua bagian yang ditentukan
berdasarkan bentuknya (kenampakannya), yaitu perbukitan memanjang dan perbukitan
prismatik. Perbukitan memanjang umumnya disusun oleh batuan sedimen Tersier dan
batuan volkanik Kuarter, sedangkan morfologi perbukitan prismatik umumnya disusun
oleh batuan yang berasal dari melange tektonik dan batuan beku lainnya (Intrusi).
Perbedaan kedua morfologi tersebut akan nampak jelas dilihat, apabila kita mengamatinya
di puncak bukit Jatisamit.
Bukit Jatisamit terletak di sebelah barat Karangsambung (Kampus LIPI). Tubuh
bukit ini merupakan bongkah batuan sedimen terdiri atas batulempung merah, rijang,
batugamping merah dan chert yang seluruhnya tertanam dalam masa dasar lempung
bersisik. Pada bagian puncak bukit inilah kita dapat melihat panorama daerah
Karangsambung secara leluasa sehingga ada istilah khusus yang sering digunakan oleh
para ahli geologi terhadap pengamatan morfologi di daerah ini yaitu dengan sebutan
Amphitheatere. Istilah ini mengacu kepada tempat pertunjukan dimana penonton berada
di atas tribune pertunjukan. Istilah ini digunakan karena di tempat inilah kita dapat
mengamati seluruh morfologi secara lebih jelas.
Ada beberapa fenomena geologi yang dapat dijelaskan di tempat ini, yaitu :
1. Daerah bermorfologi pedataran terletak di sekitar wilayah aliran Sungai Luk Ulo.
Sungai ini merupakan sungai utama yang mengalir dari utara ke selatan mengerosi
batuan melange tektonik,melange sedimenter, sedimen Tersier (F. Panosogan. F.
Laporan Kuliah Lapangan Karangsambung Anis Stiyani
Page 6
Page 7
3. Stratigrafi Karangsambung
Stratigrafi yaitu suatu ilmu yang mempelajari tentang lapisan-lapisan sabtuan serta
hubungannya dengan lapisan batuan yang lainnya, yang bertujuan untuk mendapatkan
pengetahuan tentang sejarah bumi.
Secara garis besar, stratigrafidaerah Karangsambung diurutkan berdasarkan umur
dari tua ke muda, yaitu:
1. Komplek Melange Luk Ulo atau Formasi Melange berumuran Pra-tersier.
2. Formasi Karangsambung yang terdiri atas lempung hitam.
3. Formasi Totogan dengan batuan utamanya lempung bersisik Scaly Clay.
4. Formasi Waturanda, terdiri atas perlapisan batu pasir dan batuan breksi.
5. Formasi Penosongan, terdiri dari perselingan lempung dan pasir karbonat.
Page 8
Page 9
Page 10
2. FORMASI KARANGSAMBUNG
Karakteristik litologi dari formasi Karangsambung yaitu terdiri dari
batulempung abu-abu yang mengandung concression besi, batugamping
numulites, konglomerat, dan batu pasir kuarsa polemik yang berlaminasi.
Batupasir graywacke sampai tanah liat hitam menunjukkan struktur yang
bersisik dengan irisan ke segala arah dan hampir merata di permukaan. Struktur
tersebut diperkirakan sebagai hasil mekanisme pengendapan yang terjadi
dibawah permukaan air dengan volume besar, estimasi ini didukung oleh gejala
merosot yang dilihat pada inset batupasir. Umur Formasi Karangsambung ini
adalah dari Eosen Tengah (45 juta tahun) sampai Eosen Akhir (36 juta tahun)
dilihat dari adanya foraminifera plankton.
3. FORMASI TOTOGAN
Formasi Totogan mempunyai karakteristik yang sama dengan
Formasi Karangsambung. Ditandai dengan litologi berupa batulempung dengan
warna coklat, dan kadang-kadang ungu dengan struktur scaly (menyerpih). Juga
terdapat fragmen berupa batukarang yang terperangkap pada batulumpur,
batupasir, batukapur fossil dan batuan beku. Umur dari formasi Totogan adalah
Oligosen (36-25 juta tahun), yang didasarkan pada keberadaan Globoquadrina
praedehiscens dan Globigeriona binaensis.
Laporan Kuliah Lapangan Karangsambung Anis Stiyani
Page 11
Batuan
campur
aduk
Batuan
Sejenis
Patahan
Luk Ulo
4. FORMASI WATURANDA
Usia formasi Waturanda ini hanya dapat ditentukan secara langsung
berdasarkan posisi statigrafi kebawah diperkirakan sebagai usia Meocene (25,25,2 juta tahun) yang terdiri dari breksi vulkanik dan batupasir wacke dengan
sisipan batu lempung dibagian atas. Masa dasar batupasir berwarna abu-abu
dengan butir sedang hingga kasar, terdiri atas kepingan batuan beku dan
obsidian.
5. FORMASI PENOSOGAN
Formasi Penosogan diendapkan diatas Formasi Waturanda dengan
litologi berupa perubahan secara berangsur dari satuan breksi kearah atas
menjadi perselingan batupasir tufan dan batulempung merupakan ciri batas dari
Formasi Penosogan yang terletak selaras di atasnya.
Secara umum formasi terdiri dari perlapisan tipis sampai sedang
batupasir, batulempung, sebagian gampingan, kalkanerit, napal-tufan dan tuf.
Bagian bawah umumnya dicirikan oleh pelapisan batupasir dan batulempung,
kearah atas kadar karbonatnya semakin tinggi.
Page 12
Page 13
Lokasi
Umur
Litologi
Kompleks
Melange
mica 117Ma)
Batuan
sedimen
pelagic
(Rijang-endapan
laut
dalam)
Batuan ofiolit
2
Formasi
Eocene-Oligocene
Batulempung bersisik
Karangsambung
Olistolit
yang lalu)
3
(Konglomerat,
Batugamping Nummulites)
Breksi dengan komponen
Formasi
Oligocene-Miocene
Totogan
batugamping
Formasi
Miocene
Waturanda
Miocene
Awal
Tengah
Batupasir
vulkanik
dan
breksi vulkanik
Formasi
Miocene
Panosogan
Miocene
Awal
Tengah
Perselingan
batupasir,
yang lalu)
Page 14
palung laut dalam, berupa batuan beku basalt dan batuan metamorfosa ubahan dari
batuan periodotit, berupa serpentinit.
Gambar7. Batu Rijang merah selang-seling gamping merah (bawah) dan batu lava
bantal (atas)
Diatas rijang merah terdapat batuan dari lava yang dikenal dengan lava bantal,
merupakan batuan beku yang berasal dari lava basalt. Tidak jauh dari lokasi batuan
ini, terdapat singkapan batu lempung bersisik yang juga merupakan batuan sedimen.
Laporan Kuliah Lapangan Karangsambung Anis Stiyani
Page 15
batuan
ini
berasosiasi
dengan
batugamping
merah.
Didaerah
Karangsambung, fosil ini menunjukkan umur Kapur, yaitu sekitar 85 juta hingga 140
juta tahun yang lalu.
Batugamping merah juga termasuk batuan sediment. Batuan ini termasuk
kedalam batugamping klastik yang halus hasil dari transport oleh arus dengan energi
lemah di laut dalam yang masih memungkinkan terbentuknya larutan karbonat.
Warna merah merupakan hasil pengotoran mineral lain seperti minera hematit atau
bisa juga akibat oksidasi besi. Batuan ini ralatif keras dan biasanya berasosiasi
dengan sedimen laut dalam seperti rijang.
Batuan gamping merah dan rijang secara teori merupakan batuan yang hanya
bisa ditemui di Dasar lautan. Dan batuan ini terbentuk dari proses sedimentasi dari
hasil pelapukan batuan yang kemudian mengalami transport ke laut. Sedimentasi
dibedakan menjadi dua, yaitu:
a) Sedimentasi di dasar laut dangkal. Contohnya Gamping.
b) Sedimentasi di dasar laut dalam (lebih dari 4000m). Contohnya Rijang
(chert) Batuan dari samudra yang terbentuk 60-140 juta tahun yang lalu bisa ditemui
Laporan Kuliah Lapangan Karangsambung Anis Stiyani
Page 16
di
Karangsambung.
Menurut
ilmu
geologi
hal
ini
terjadi
dikarenakan
Gamping Merah
CaCO3 + HCl CaCl2 + CO2 +H2O
Artinya, gamping akan bereaksi dengan asam. Hal ini disebabkan karena
komposisi kalsium menyebabkan gamping merah bersifat basa.
Rijang
SiO2 + HCl tidak bereaksi.
artinya Rijang tidak bereaksi dengan asam
Jadi, salah satu cara untuk membedakan antara batuan gamping merah dan
rijang adalah denga cara menetesi batuan tersebut dengan HCl.
Page 17
Sedangkan batuan basalt termasuk pada jenis batuan beku yang berasal dari
letusan gunung api, lebih tepatnya gunung api dasar laut. Prosesnya berawal dari
pemekaran lantai samudra, kemudian muncul gunung api yang memuntahkan lava.
Selanjutnya lava membeku ketika terkena air laut. Prinsipnya seperti membuat
cendol ketika masih panas seketika masuk kedalam air, kemudian membeku
ditambah dengan adanya tekanan hidrostatis menyebabkan batuan berbentuk bulat.
Bentuknya bulat lonjong sehingga sering disebut pillow lava. Batuan basalt ini
biasanya berwarna hitam dan bersifat asam.
Batuan Lempung bersisik merupakan batuan sediment. Biasanya pada zona
dasar subduksi akan akan ditemui massa dasar yaitu lempung hitam, warnanya hitam
mengkilap. Hal ini disebabkan gesekan antar lempung (uplift), akan tetapi akibatnya
batuan menjadi mudah rapuh. Bila dilihat dari strukturnya batuan lempung hitam
termasuk pada boudinade sehingga bisa mengetahui arah gaya. Adanya tekanan
membuat batuan menjadi memipih (foliasi) dan memanjang, melempung sehingga
struktur menjadi bersisik (scaly clay / lempung bersisik).
b. Desa Pucangan
Pada daerah ini terdapat batuan Serpentinit, yang tergolong dalam jenis batuan
Metamorf. Batu ini berwarna hijau, bertekstur masif, serta berkilap. .Strukturnya
slincken side, Nonfoliasi. Batuan asalnya merupakan batuan beku ultramafik yang
telah mengalami proses methamorfosis yang berhubungan dengan air laut.[1] Batuan
Serpentinit merupakan batuan metamorf yang terbentuk dari mineral serpentin akibat
perubahan basalt dasar laut yang bertekanan tinggi pada temperatur rendah. Mineral
serpentin tergolong dalam kelas mineral Silikat yaitu Phyllosilicates.[3] Kemudian
batu ultrabasa bergerak bersama lempeng samudera,kemudian masuk zona subduksi,
terjadi proses penunjaman disertai metamorfosa kedua menjadi batu serpentinite, dan
terakhir muncul ke luar perut bumi disertairetak-retak dikarenakan tekanan.
Jadi, singkatnya magma (peridotite, dunite)-batu ultrabasa-serpentinite.
Serpentinite sering digunakan sebagai sumber mineral, contohnya pembuatan asbes,
talc, dll. Batuan ini bersifat rapuh (kekar). Serpentinite juga mempunyai sifat
magnetis (nonfoliasi).
Page 18
Kekerasan 2,5-5
Goresan Putih
Page 19
Gambar10. Sungai Luk Ulo dengan kaki bukit Sipako yang menyimpan batu Filit.
Batu ini, lebih tepatnya untuk jenis batu filit warna hitam, berasal dari lempung
hitam yang sudah kaya akan karbon (C). Bertekstur Lepidoblastik (Terdiri dari
mineral mineral yangtabular). Prosesnya berawal dari daerah palung , kemudian
masuklah mineralmineral organic terutama karbon, kemudian lempeng samudera
masuk zona subduksi, kemudian menerima panas dan tekanan, kemudian berubah
menjadi filit. Batuan ini memiliki microfault (sesar minor) yaitu adanya garis
lekukan-lekukan pada batuan berukuran kecil.
Sebenarnya, pada tepian sungai Luk Ulo ini terdapat banyak sekali jenis-jenis
batuan sedimen dan malihan yang tercecer disepanjang tepi sungai. Contohnya ada
sekis mika, batu kapur, konlongmerat, diabas, dan masih banyak lagi. Disini akan
dibahas lebih dalam lagi mengenai batu sekis mika serta diabas.
Batu sekis mika terdapat pada lintasan Kali Brengkok. Genesis batuan ini
terjadi pada kuarsa tinggi yang kemudian termalihkan menjadi granit atau pasir
kuarsa. Warna dominan batuan adalah abu abu dengan bintik putih dengan tekstur
Laporan Kuliah Lapangan Karangsambung Anis Stiyani
Page 20
sekistos dan mineral yang terkandung ialah mika. Batuan ini berasal dari lempeng
benua dengan umur sekitar 117 juta tahun. Sekis mika ini merupakan batuan tertua
yang tersingkap di Pulau Jawa.
Page 21
Secara petrografis batuan diabas menunjukan struktur diabasic atau ophitic dan
tersusun oleh mineral plagioklas (labradorit, bytownit), piroksen (augit, hypersten,
enstantit dan diopsid), magnetit, sedikit klorit, serisit serta mineral karbonat. Batuan
diabas termasuk langka terutama di Indonesia karena untuk membentuk batuan jenis
ini diperlukan kondisi tertentu, apalagi Indonesia merupakan wilayah yang termasuk
dalam deret busur gunungapi memiliki tipe gunungapi kerucut sehingga magma yang
dihasilkan secara umum adalah magma andesitik.
Page 22
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
1. Geomorfologi Karangsambung terdiri dari satuan daratan pada daerah aliran sungai
(DAS) Luk Ulo, satuan perbukitan lipatan , satuan perbukitan-pegunungan Kompleks
Melange serta lajur Pegunungan Serayu Selatan.
2. Daerah Karanagsambung mempunyai berbagai jenis batuan yang sangat kompleks,
mulai dari batuan beku yang terdiri dari Diabas dan Basalt (lava bantal), batuan sedimen
yang terdiri dari Rijang, Gamping Merah, dan Lempung Bersisik, serta batuan
metamorf yang terdiri dari Serpentinit, Sekis Mika dan Filit.
Page 23
DAFTAR PUSTAKA
[1] Wibowo, Pradana Adi. Laporan Observasi Geologi Karangsambung Kebumen. 2013.
[2] Mulyaningsih, Eris. Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Stratigrafi dan Litologi serta
Pengukuran Strike dan Dip di Sebagian Daerah di Karangsambung.2013.
[3]Nurulhakim, Alma Arif Iqbal. Kumpulan KKL Karangsambung.2011.
(http://kumpulankkl.blogspot.com/ diakses pada 11 Januari 2014 pukul 14.30 WIB)
Page 24